Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu penelitian, untuk mengukur suatu variabel diperlukan alat ukur
yang biasa disebut instrumen. Instrumen adalah suatu alat yang karena
memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian haruslah valid dan reliabel. Alat
pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur secara tepat. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi
dan stabilitas data atau temuan.
Dalam hal validitas dan reliabilitas, tentunya dipengaruhi oleh (1)instrumen,
(2) subjek yang diukur, dan (3) petugas yang melakukan pengukuran. Dalam hal
pengukuran, khususnya dalam pendidikan tentunya yang terpenting adalah
informasi hasil ukur yang benar. Sebab dengan hasil ukur yang tidak atau
kurang tepat maka akan memberikan informasi yang tidak benar, sehingga
kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan validitas?
2. Apakah yang dimaksud dengan reabilitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu validitas
2. Untuk mengetahui apa itu reabilitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Validitas
1. Pengertian
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada
sejauh mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument
dikatakan valid jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur (Menurut Sugiyono (2007:363). Sebagai contoh,
ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian
diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit
sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat
menjawab, akibat tidak memahami pertanyaannya. Contoh lain, peneliti
ingin mengukur kemampuan berbicara, tapi ditanya mengenai tata bahasa
atau kesusastraan seperti puisi atau sajak pengukur tersebut tidak tepat
(valid). Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi
dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.

2. Macam-Macam Validitas
Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam penyusunan
instrumen, yaitu:
a) Validitas Isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi
yang harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi
suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil
belajar bidang studi IPS, harus bisa mengungkap isi bidang studi
tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang
bersumber dari kurikulum bidang studi yang hendak diukur. Di
samping kurikulum dapat juga diperkaya dengan melihat/mengkaji
buku sumber. Sehingga tes hasil belajar tidak mungkin dapat
mengungkap semua materi yang ada dalam bidang studi tertentu
sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu harus diambil
sebagian dari materi dalam bentuk sampel tes. Sebagai sampel maka
harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari seluruh materi
bidang studi. Cara Yang ditempuh dalam menetapkan sampel tes
adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di
dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah konsep dari setiap
pokok
bahasan yang ada. Dari setiap konsep dikembangkan beberapa pertanyaan
tes (lihat bagan). Di sinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk
memenuhi validitas isi.
TES HASIL BELAJAR
Bidang studi : ....................
Semester : ....................
Kelas : ....................

Pokok bahasan Konsep atau Jumlah abilitas


untuk satu materi perta- Jenis tes yang
semester sesuai esensial nyaan diakui
Pokok bahasan 1 1.1 3 soal pilihan Aplikasi dan
dengan kurikulum
……………… ganda seterusnya

Pokok bahasan 1.2 2 soal Aplikasi


2 ……………… dan
seterusnya
Pokok bahasan 2.1 2 soal
2 ………………
2.2 3 soal
………………
Pokok bahasan 3.1 3 soal
3 ………………
3.2 2 soal
………………
dan seterusnya

Dalam hal tertentu tes yang telah disusun sesuai dengan kurikulum
(materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi, peneliti atau pemakai
tes dapat meminta bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah
konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak, sebagai sampel
tes. Dengan demikian validitas isi tidak memerlukan uji coba dan analisis
statistik atau dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

b) Validitas bangun pengertian (Construct validity)


Validitas bangun pengertian (Construct validity) berkenaan dengan
kesanggupan alat ukur mengukur pengertian-pengertian yang terkandung
dalam materi yang diukurnya. Pengertian-pengertian yang terkandung
dalam konsep kemampuan, minat, sebagai variabel penelitian dalam
berbagai bidang kajian harus jelas apa yang hendak diukurnya. Konsep-
konsep tersebut masih abstrak, memerlukan penjabaran yang
4
lebih spesifik, sehingga mudah diukur. Ini berarti setiap konsep harus
dikembangkan indikator-indikatomya. Dengan adanya indikator dari
setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dan memudahkan
dalam menetapkan cara pengukuran. Untuk variabel tertentu,
dimungkinkan penggunaan alat ukur yang beraneka ragam dengan cara
mengukurnya yang berlainan.
Menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara,
yakni (a) menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar teori
pengetahuan ilmiah dan (b) menggunakan pengalaman empiris, yakni apa
yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Contoh: Konsep mengenai “Hubungan Sosial”, dilihat dari
pengalaman, indikatornya empiris adalah keterkaitan dari
1) Bisa bergaul dengan orang lain
2) Disenangi atau banyak teman-temannya
3) Menerima pendapat orang lain
4) Tidak memaksakan pendapatnya
5) Bisa bekerja sama dengan siapa pun
Mengukur indikator-indikator tersebut, berarti mengukur bangun
pengertian yang terdapat dalam konsep hubungan sosial. Contoh lain:
Konsep sikap dapat dilihat dari indikatornya secara teoretik (deduksi teori)
antara lain keterkaitan dari
1) Kesediaan menerima stimulus objek sikap
2) Kemauan mereaksi stimulus objek sikap
3) Menilai stimulus objek sikap
4) Menyusun/mengorganisasi objek sikap
5) Internalisasi nilai yang ada dalam objek sikap.
Apabila hasil tes menunjukkan indikator-indikator tes yang tidak
berhubungan secara positif satu sama lain, berarti ukuran tersebut tidak
memiliki validitas bangun pengertian. Atas dasar itu indikatornya perlu
ditinjau atau diperbaiki kembali. Cara lain untuk menetapkan validitas
bangun pengertian suatu alat ukur adalah menghubungkan (korelasi)
antara alat ukur yang dibuat dengan alat ukur yang sudah
baku/standardized, seandainya telah ada yang baku. Bila menunjukkan
koefisien korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut memenuhi
validitasnya.

5
c) Validitas ramalan (predictive validity)
Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria tertentu. Dalam
validitas ini yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya, apakah alat
ukur tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku
tertentu atau kriteria tertentu yang diinginkan. Misalnya alat ukur motivasi
belajar, apakah dapat digunakan untuk meramal prestasi belajar yang
dicapai. Artinya terdapat hubungan yang positif antara motivasi dengan
prestasi. Dengan kata lain dalam validitas ini mengandung ciri adanya
relevansi dan keajegan atau ketetapan (reliability). Motivasi dapat
digunakan meramal prestasi bila skor-skor yang diperoleh dari ukuran
motivasi berkorelasi positif dengan skor prestasi. Validitas ramalan ini
mengandung dua makna. Pertama validitas jangka pendek dan kedua
jangka panjang. Validitas jangka pendek, artinya daya ramal alat ukur
tersebut hanya untuk masa yang tidak lama. Artinya, skor tersebut
berkorelasi pada waktu yang sama. Misalnya, ketetapan (reliability) terjadi
pada semester dua artinya daya ramal berlaku pada semester dua, dan
belum tentu terjadi pada semester berikutnya. Sedangkan validitas jangka
panjang mengandung makna skor tersebut akan berkorelasi juga di
kemudian hari. Mengingat validitas ini lebih menekankan pada adanya
korelasi, maka faktor yang berkenaan dongan persyaratan terjadinya
korelasi harus dipenuhi. Faktor tersebut antara lain hubungan dari konsep
dan variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengetahuan ilmiah, minimal
masuk akal sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang
dikorelasikan memenuhi linieritas. Ketiga validitas yang dijelaskan di atas
idealnya dapat digunakan dalam menyusun instrumen penelitian, minimal
dua validitas, yakni validitas isi dan validitas bangun pengertian. Validitas
isi dan bangun pengertian mutlak diperlukan dan bisa diupayakan tanpa
melakukan pengujian secara statistika.

3. Cara Menentukan Validitas


a) Cara Menentukan Validitas dengan Menggunakan Rumus
Perhitungan validitas dari sebuah instrumen dapat menggunakan rumus
korelasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
rxy = { ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

6
(Suharsimi Arikunto, 1991:29)

rxy = koefisien korelasi


N = jumlah responden uji coba
X = skor tiap item
Y = skor seluruh item responden uji coba
Untuk menginterpretasikan tingkat validitas, maka koefisien
korelasi dikategorikan pada criteria sebagai berikut:
Kriteria Validitas Instrumen Tes
Nilai r Interpretasi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Suharsimi Arikunto, 1991:29
Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, kemudian hasil diatas
dibandingkan dengan nilai r dari tabel pada taraf signifikansi 5% dan taraf
signifikansi 1% dengan df= N-2. Jika rhitung □ rtabel maka koefisien validitas
butir soal pada taraf signifikansi yang dipakai.
Contoh soal:
Diketahui data hasil angket motivasi belajar sebagai berikut:
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sd Negeri X Salatiga Tahun
Ajaran 2010/2011
No. Item No. Item Jumlah Skor (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 2 3 2 4 4 3 3 30
2 2 2 1 3 3 1 1 1 4 3 21
3 4 2 1 4 3 4 3 1 3 3 28
4 3 3 3 4 2 3 4 1 4 3 30
5 4 3 1 3 1 2 2 2 1 2 21
6 1 2 1 2 2 4 3 1 3 2 21
7 4 3 1 2 1 4 3 1 4 3 26
8 2 4 3 4 4 2 4 1 2 3 29
9 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 29
10 4 1 4 4 4 1 3 1 1 3 26
∑X 30 26 21 31 25 26 30 17 28 27
∑Y 261

7
Tabel Penolong untuk Mengetahui Validitas Kuesioner Item No 1

N X Y X2 Y2 XY
1 2 30 4 900 60
2 2 21 4 441 42
3 4 28 16 784 112
4 3 30 9 900 90
5 4 21 16 441 84
6 1 21 1 441 21
7 4 26 16 676 104
8 2 29 4 841 58
9 4 29 16 841 116
10 4 26 16 676 104
∑ 30 261 102 6941 791

Langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut:


Maing-masing soal item 1-10 yang akan diuji validitas dimasukan pada
rumus dibawah ini:
Uji validitas untuk item no 1:

∑ (∑ )(∑ )
rxy = { ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( )
rxy = { ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }

rxy =
{ }{ }

rxy =
( )( )

rxy =

8
rxy =
rxy = 0,203
Dari perhitungan diatas, diperoleh hasil r hitung = 0,203.
Selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan dengan r tabel
product moment pada taraf significant dengan df = 8, taraf
signifikansi 5% = 0,632 dan taraf signifikansi 1% = 0,765.
Jika r hitung > r tabel taraf sig 1% > r tabel taraf sig 5%
maka dapat dinyatakan valid dan sebaliknya, maka pada
perhitungan item no 1 dinyatakan tidak valid r hitung < r
tabel (0,203<0,632<0,765). Catatan: untuk perhitungan
item no 2-10 caranya sama seperti diatas
b) Cara Menentukan Validitas dengan Menggunakan Software MS Exel
Langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut
:
1. Input data hasil angket instrumen dalam worksheet
(lembar kerja)
2. Pada kolom paling kanan, jumlahkan skor setiap
responden dengan menggunakan fungsi yang ada di
excel, menggunakan syntax/perintah [=sum(range
cell)].
Range cell diisi dengan rentang sel mulai dari item
soal pertama sampai dengan item soal terakhir
instrumen angket.
3. Pada baris paling bawah, untuk setiap kolom item butir
soal kita hitung nilai korelasi pearson dengan fungsi
excel yang memiliki syntax [=pearson(array cell1;
array cell2)].
Array cell1 berisikan rentang sel item soal yang akan
dihitung dan array cell2 berisikan rentang sel jumlah
skor sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya.
4. Pada baris setelah korelasi pearson, cari nilai t-hitung
dengan mendefinisikan sebuah fungsi di excel hasil
interpretasi terhadap rumus t, syntax-nya dapat
dituliskan sebagai [=SQRT(n- 2)*rxy/SQRT(1-rxy^2)].
nilai n diisi dengan jumlah responden instrumen
angket dan nilai rxy diisi dengan nilai korelasi yang
telah dihitung pada baris sebelumnya.
5. Nilai t-tabel dapat kita hitung menggunakan fungsi

9
excel dengan menuliskan syntax
[=tinv(probability;degree of freedom)]. Probability
diisi dengan taraf signifikansi yang kita inginkan,
misalnya jika kita menggunakan alpha=0,05 dengan
dua arah, dan degree of freedom diisi dengan derajat
kebebasan yang nilainya = n-2.
6. Penentuan signifikansi validitas dapat menggunakan
perintah yang kita tulis pada baris dibawah
perhitungan t-hitung yaitu [=IF(p>q;"valid";"tdk
valid")].
p berisikan nilai t-hitung dan q nilai t-tabel.
7. Hasilnya adalah sebagai berikut:
No. Item ∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urut No
1 2 3 4 2 3 2 4 4 3 3 30
2 2 2 1 3 3 1 1 1 4 3 21
3 4 2 1 4 3 4 3 1 3 3 28
4 3 3 3 4 2 3 4 1 4 3 30
5 4 3 1 3 1 2 2 2 1 2 21
6 1 2 1 2 2 4 3 1 3 2 21
7 4 3 1 2 1 4 3 1 4 3 26
8 2 4 3 4 4 2 4 1 2 3 29
9 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 29
10 4 1 4 4 4 1 3 1 1 3 26
Rxy 0.20 0.40 0.64 0.33 0.31 0.14 0.81 0.36 0.16 0.44
T 0.59 1.22 2.33 1.00 0.9 0.39 3.90 1.09 0.46 1.40
t tabel 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22
Ket Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk

Kelebihan dari metode perhitungan validitas dengan excel ini adalah


kepraktisannya dalam melakukan perubahan data item instrumen angket dan
kita dapat menghitungnya dan mendapatkan hasil dengan cepat.
c) Cara Menentukan Validitas dengan Menggunakan SPSS
Contoh: Suatu variabel penelitian terdiri dari 10 butir pertanyaan yang disusun
dalam angket, seperti pada data dibawah ini:
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sd Negeri X Salatiga Tahun
Ajaran 2010/2011
No Nama No. Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 Ahmad Fauzi 2 3 4 2 3 2 4 4 3 3 30
2 Andi Wicahyanto 2 2 1 3 3 1 1 1 4 3 21
3 Irma Trisna Wati 4 2 1 4 3 4 3 1 3 3 28
4 Lugas Agita Apik 3 3 3 4 2 3 4 1 4 3 30
5 Muhamad Alit Setiaji 4 3 1 3 1 2 2 2 1 2 21
6 M. Ginanjar Fauzi 1 2 1 2 2 4 3 1 3 2 21
10
7 M. Ivan Alma'nawi 4 3 1 2 1 4 3 1 4 3 26
8 M. Miftach M 2 4 3 4 4 2 4 1 2 3 29
9 M. Zidninur 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 29
10 Nurma Saniatul 4 1 4 4 4 1 3 1 1 3 26

Langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut:


1. Memasukkan data ke spss
a) Klik file - New – Data
b) Klik Variabel View (Kanan bawah)
c) Ketikkan nama b1,b2, dst pada kolom NAME, serta
No.1, No.2, dst. pada kolom LABEL

d) Klik DATA VIEW pada sudut kiri bawah di lembar kerja SPSS
e) Ketikkan nilai-nilai jawaban pertanyaan angket
dan nilai totalnya seperti dalam gambar berikut
ini

2. Menyimpan data
Klik file - save kemudian berikan nama orientasi

11
kognitif pada data tersebut.
3. Pengolahan data
Dalam melakukan analisis data akan sangat lebih
baik jika kita melakukan analisis data pada tiap
faktor. Dalam contoh ini akan kita lakukan analisis
terhadap faktor 1 (Orientasi kognitif), dalam mana
datanya adalah nomor item 1 - 10.
a) Klik menu ANALYZE Correllate Bivariat

b) Blok seluruh nomor item dan totalnya, kemudian


klik , lalu pada bagian Corelation Coefficient klik
PEARSON atau SPEARMAN, lalu klik OK untuk
memperoleh hasil/output

12
c) Outputnya adalah sebagai berikut:
Correlations

13
4. Menentukan Item-item yang Valid
Untuk menentukan item-tem mana yang valid dapat dilakukan dengan
beberapa langkah:
a) Tentukan df, df=N-2. Karena dalam contoh ini N=10, maka df=8.
b) Cari nilai r dengan taraf signifikansi 5% dengan df 8 pada
tabel Nilai r Product Moment. Dengan df 8 dan taraf
signifikansi 5% diperoleh nilai r= 0.632 dengan taraf
signifikansi 1% diperoleh nilai r=0,765
c) Lihat nilai Significant (2-tailed) pada hasil diatas. Jika nilai hitung
> Nilai r sig 1% > nilai r sig 5% (nilai hitung > 0,765 >
0,632) maka item valid dan sebaliknya.
d) Sehingga dalam contoh kasus diatas tidak ada item yang valid
5. Kegunaan Validitas
a) Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas
b) Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata
yang menimbulkan kecurigaan
c) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
d) Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item
yang dianggap tidak relevan
e) Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut

B. Reliabilitas
1. Pengertian
Menurut Mehrens & Lehmann (1973) dalam Retnawati (2016) reliabilitas
merupakan derajat kekonsistensian di antara dua skor hasil pengukuran pada
objek yang sama, meskipun menggunakan alat pengukur yang berbeda dan
skala yang berbeda.
Menurut Frenkel & Wallen (2007) reliabel merujuk pada konsistensi skor
atau jawaban dari suatu instrumen ke instrumen yang lain, dan dari suatu item
ke item yang lain.
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan
akan memberikan hasil ukur yang sama. Contoh paling nyata adalah timbangan
atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku,
ciri atau sifat individu dan lain-lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti
tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain-lain, hendaknya meneliti
sifat keajegan tersebut.
Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini
14
menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya, terhadap
siswa yang sama. Misalnya siswa kelas V pada hari ini di tes kemampuan
matematik. Minggu berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil dari kedua
tes relatif sama. Sehingga masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk hal-
hal tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu, terjadinya perubahan
pandangan siswa terhadap soal yang sama. Jika ini terjadi, kelemahan terletak
dalam alat ukur itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban atau meragukan
siswa. Dengan kata lain derajat reliabilitasnya masih rendah. Di lain pihak
perbedaan hasil pengukuran bukan disebabkan oleh alat ukurnya, melainkan
kondisi yang terjadi pada diri siswa. Misalnya fisik siswa dalam keadaan sakit
pada waktu tes yang pertama, motivasi pada waktu tes pertama berbeda dengan
motivasi tes pada berikutnya.
2. Cara Menentukan Reliabilitas
a) Cara Menentukan Reliabilitas dengan Menggunakan Rumus Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrument dengan teknik tertentu. Adapun tolak ukur untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument yang diperoleh
sesuai dengan tabel berikut:

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas


0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 < r ≤ 0,60 Cukup
0,21 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,21 Sangat Rendah
Arikuntoro, 2008:75

1) Test-retest
Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali
pada responden. Jadi dalam hal ini instrumenya sama,
respondenya sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan
yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan

15
maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian
cara ini sering juga disebut stability.
Contoh soal:
Akan dilakukan penelitian tentang kemampuan kerja pegawai
di PT X. untuk pengukuran kemampuan kerja pegawai akan
digunakan instrument dengan skala Likert. Sebelumnya
instrument tersebut digunakan untuk pengukuran yang
sebenarnya, akan diuji reliabilitasnya terlebih dahulu. Untuk
keperluan tersebut peneliti melakukan uji coba instrument yang
sama sebanyak dua kali. Hasil yang diperoleh dari dua kali uji
coba tersebut sebagai berikut:

Tabel Data Percobaan 1 Untuk 20 0rang Responden


No. No Item Total
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
1 1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 33
2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 32
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31
5 2 4 4 2 3 4 4 3 4 3 33
6 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
7 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 31
8 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 35
9 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 37
10 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 31
11 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 33
12 4 4 3 3 4 3 3 4 2 2 33
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
14 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 33
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 33
17 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 33
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
19 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 32
20 2 4 3 3 2 4 4 4 3 2 31

16
Tabel Data Percobaan II Untuk 20 Orang Responden
NO. No. Item Total Y
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 35
2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 31
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31
5 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 35
6 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27
7 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 34
8 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 36
9 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 35
10 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 31
11 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 34
12 4 4 3 2 4 4 3 4 2 2 32
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
14 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 34
15 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38
16 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 34
17 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 35
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 33
20 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 33
Selanjutnya harga skor total dari kedua uji coba dimasukan ke dalam tabel
penolong, agar perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan dengan mudah
Tabel Penolong Untuk Menghitung Koefisien Korelasi
NO X Y X2 Y2 XY
1 33 35 1.089 1.225 1.155
2 32 31 1.024 961 992
3 30 31 900 961 930
4 31 31 961 961 961
5 33 35 1.089 1.225 1.155
6 26 27 676 729 702
7 31 34 961 1.156 1.054
8 35 36 1.225 1.296 1.260
9 37 35 1.369 1.225 1.295
10 31 31 961 961 961
11 33 34 1.089 1.156 1.122
12 33 32 1.089 1.024 1.056
13 31 30 961 900 930
14 33 34 1.089 1.156 1.122
15 40 38 1.6 1.444 1.520
16 33 34 1.089 1.158 1.122
17 33 35 1.089 1.225 1.155
18 39 40 1.521 1.6 1.560
19 32 33 1.024 1.089 1.056
20 31 33 961 1.089 1.023
∑ 657 669 21.767 22.539 22.131
17
Berdasarkan tabel penolong di atas maka dengan teknik korelasi Product
Moment dapat dihitung harga rxy sebagai harga untuk mengukur reliabilitas
instrument kemampuan kerja pegawai tersebut.
∑ (∑ )(∑ )
rxy = { ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( . ) ( )( )
rxy =
{ ( . ) ( ) }{ ( . ) ( ) }

. .
rxy =
. – . . – .
.

rxy =
( . )( . )
.
rxy =


.
rxy =
,
rxy = 0,8056

Setelah diperoleh harga rxy hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrumen
tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel.
Dengan N = 20 taraf kesalahan 5% diperoleh 0,444 dan taraf kesalahan 1% =
0,561. Karena rxy hitung □ r tabel untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%
(0,8056□0,561□0,444) maka dapat disimpulkan instrumen kemampuan kerja
tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian.
Tabel Nilai-Nilai R Product Moment
N Taraf Signifiicant N Taraf Significant N Taraf Significant
1% 5% 1% 5% 1% 5%
3 0,999 0,997 26 0,496 0,388 50 0,361 0,279
4 0,990 0,950 27 0,487 0,381 55 0,345 0,266
5 0,959 0,878 28 0,478 0,374 60 0,330 0,254

18
6 0,917 0,811 29 0,470 0,367 65 0,317 0,244
7 0,874 0,754 30 0,463 0,361 70 0,306 0,235
8 0,834 0,707 31 0,456 0,355 75 0,296 0,227
9 0,798 0,666 32 0,449 0,349 80 0,286 0,220
10 0,765 0,632 33 0,442 0,344 85 0,278 0,213
11 0,735 0,602 34 0,436 0,339 90 0,270 0,207
12 0,708 0,576 35 0,430 0,334 95 0,263 0,202
13 0,684 0,553 36 0,424 0,329 100 0,256 0,195
14 0,661 0,532 37 0,418 0,325 125 0,230 0,176
15 0,641 0,514 38 0,413 0,320 150 0,210 0,159
16 0,623 0,497 39 0,408 0,316 175 0,194 0,148
17 0,606 0,482 40 0,403 0,312 200 0,181 0,138
18 0,590 0,468 41 0,398 0,308 300 0,148 0,113
19 0,575 0,456 42 0,393 0,304 400 0,128 0,098
20 0,561 0,444 44 0,384 0,301 500 0,115 0,088
21 0,549 0,433 45 0,380 0,297 600 0,105 0,080
22 0,537 0,423 46 0,376 0,294 700 0,097 0,074
23 0,526 0,413 47 0,372 0,291 800 0,091 0,070
24 0,515 0,404 48 0,368 0,288 900 0,086 0,065
25 0,505 0,396 49 0,364 0,284 1000 0,081 0,062

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbedaan validitas dan reliabilitas pada penelitian kuantitatif dan kualitatif, penelitian
kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, yang diuji
validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitian. Sedangkan dalam penelitian
kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, kuantitatif lebih menekankan
pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.

B. Saran
Sekian makalah yang dapat kami paparkan, semoga dapat berguna bagi pembaca. Apabila ada
kesalahan dalam pemaparan makalah ini, kami mohon maaf, mohon kritik dan saran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, Supramono, 2008, Statistika, Jakarta: Andi Offset


Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
http://asri17.multiply.com/journal/item/6

21

Você também pode gostar