Você está na página 1de 10

‫‪Khutbah Idul Fitri 1430 : Apakah Kita Masih Bertemu‬‬

‫?‪Bulan Ramadhan Kembali‬‬

‫?‪Khutbah Idul Fitri 1430 : Apakah Kita Masih Bertemu Bulan Ramadhan Kembali‬‬

‫‪Oleh :Muhammad Syamlan,Lc ; Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu‬‬

‫ا أكبر كبيرا واملدحممدد لِِِِِِِِِ كثيرا وسبحان ا بكرة ا وأصييل إنن الحمدد لِِِِِِِِِ ندمحدمهدهه دوندمستدعمينههه دوندمستدمغف ه ررهه دوندتهمو ه‬
‫ب إلدميه‪ِ،‬‬
‫ي لدهه‪ ِ،‬دوأدمشهدهد أدمن لد إلدهد‬ ‫ضُلمل فدلد دهاد د‬ ‫دوندهعوهذ بالِِِِِِِِِ ممن هشهرور أدمنفهسدنا دوممن دسييدئات أدمعدمالندا‪ ِ،‬دممن يدمهده اه فدلد همضُنل لدهه‪ ِ،‬دودممن يه م‬
‫م‬
‫صيل دودسليمم دعدلىَ هددذا الننبيي الدكرميم دودعدلىَ اله‬ ‫ك لدهه دوأدمشهدهد أدنن همدحنمداا دعمبهدهه دودرهسمولههه لد ندبدي بدمعددهه‪ ِ،‬اللههنم د‬ ‫إلن ا دومحددهه لد دشرمي د‬
‫ي بتدمقدوا ا فدقدمد دفادز املهمتنقهمودن‪ َ.‬وقال تعالىَ‬ ‫يا‬
‫ن‬
‫م د د‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬
‫ك‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ص‬ ‫ه‬
‫أو‬ ‫ا‪ِ،‬‬ ‫د‬ ‫با‬‫ع‬
‫د د د‬ ‫يا‬‫د‬ ‫ف‬ ‫ه‬
‫د‪:‬‬ ‫م‬
‫ع‬ ‫ب‬ ‫ما‬
‫ر ن د‬‫أ‬ ‫ن‪ِ،‬‬ ‫م‬
‫ي‬ ‫ي‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬
‫دم‬ ‫ي‬ ‫د‬
‫لىَ‬ ‫إ‬ ‫ن‬ ‫سا‬
‫د ر‬ ‫ح‬‫م‬ ‫إ‬ ‫ب‬ ‫صمحبه دوأدمتدباعه‬‫‪:‬دو د‬

‫طمعدنا النرهسودل ﴿‪ ﴾٦٦‬دودقاهلوا دربندنا إننا أد د‬


‫طمعدنا دساددتددنا دوهكبددراءدنا‬ ‫اد دوأد د‬ ‫ب هوهجوههههمم في الننار يدهقوهلودن ديا لدميتددنا أد د‬
‫طمعدنا ن‬ ‫يدمودم تهقدلن ه‬
‫ن‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ضللودنا النسبيدل ﴿‪ ﴾٦٧‬دربندنا آتهمم ضمعفدمين مدن الدعدذاب دوالدعنههمم لدمعانا دكبيارا ﴿‪ ﴾٦٨‬ديا أليدها الذيدن آدمهنوا دل تدهكوهنوا دكالذيدن آدذموا‬
‫م‬ ‫فدأ د د‬
‫اد دوهقوهلوا قدموال دسديادا ﴿‪] ﴾٧٠‬الحزاب‪:‬‬ ‫ا دوجياها ﴿‪ ﴾٦٩‬ديا أدليدها النذيدن آدمهنوا اتنهقوا ن‬ ‫اه منما دقاهلوا دودكادن عندد ن‬‫همودسىَ فدبدنرأدهه ن‬
‫‪[70-66‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di pagi hari yang manandai datangnya hari‬‬


‫‪pertama bulan Syawal ini, yang juga kita kenal dengan Hari Raya Iedul Fitri, kita berada‬‬
‫‪dalam suasana gembira tapi juga sedihَ. Gembira karena kita telah berhasil kembali dari‬‬
‫‪medan juang sebulan penuh dengan kemenangan yang gilang gemilangَ. Tapi juga sedih,‬‬
‫‪karena telah ditinggal pergi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan penuh kenanganَ.‬‬

‫‪Ya Allah, apakah kami masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di tahun‬‬
‫?‪yang akan datang‬‬
Ya, apakah kita kira-kira masih bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun yang akan
datang? Ramadhan dipastikan insya Allah tetap akan datangَ. Tapi ketika Ramadhan itu
datang apakah kita masih hidup? Adalah sesuatu yang semua kita tak tahuَ.

‫ي أدمر ر‬
‫ض‬ ‫س بأ د ي‬
ْ‫ب دغادا دودما تدمدري ندمف س‬ ْ‫ث دويدمعلدهم دما في املدمردحام دودما تدمدري ندمف س‬
‫س نمادذا تدمكس ه‬ ‫اد عنددهه عملهم النسادعة دويهنديزهل املدغمي د‬
‫إنن ن‬
‫ن‬ ‫ن‬ ‫ه‬
٣٤﴿ ‫﴾تدهموت إن اد دعليسْم دخبيسْر‬

Sesungguhnya hanya Allah yang pengetahui tentang hari kiamat; dan Dia-lah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan bisa diusahakannya besok. Dan
tiada seorang pun yang dapat mengetahui (kapan dan) di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenalَ. (Lukman: 34)

Peringatan soal kematian ini, adalah merupakan keniscayaan hidupَ. Bukan hanya relevan
untuk yang telah berusia lanjutَ. Bukan hanya untuk yang sekarang sedang sakitَ. Bukan
hanya untuk rakyat yang kesulitan mencari sesuap nasihَ. Bukan hanya untuk kaum jelataَ.
Tapi kematian itu adalah keniscayaan untuk semua manusia dari semua kalanganَ. Untuk
para pemudaَ. Untuk orang yang sekarang dalam kondisi sehat wal afiatَ. Untuk yang
memiliki harta melimpahَ. Untuk para pejabatَ.

‫س دذائقدةه املدمموت ثهنم إلدميدنا تهمردجهعودن‬


‫هكلل ندمف ر‬

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.(Al-Ankabut: 57)

Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tibaَ. Ya Allah, tapi kami masih menginginkan
bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagiَ. Ya Allah, bulan Ramadhan cepat sekali
berlaluَ. Kami merasakan seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang, tapi kini ia
telah pergiَ. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang terakhir dengan
bulan Ramadhanَ. Kami masih menginginkan berjumpa dengan bulan Ramadhan, yang
penuh berkah ini ya Allahَ.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Sholat ‘Iedul Fithri rahimakumullah, Memang kita semua
masih mengingingkan bertemu kembali dengan bulan Ramadhanَ. Tapi rasanya tak
mungkin kita semuanya bisa bertemu lagiَ. Pasti di antara kita ada yang segera dipanggil
oleh Allah, sebelum bulan Ramadhan datang lagiَ. Mungkin anak kitaَ. Mungkin orang tua
kitaَ. Mungkin Isteri kitaَ. Mungkin suami kitaَ. Mungkin sahabat kitaَ. Bahkan, mungkin
diri kita sendiriَ.

‫دولهكيل أهنمرة أددجسْل فدإدذا دجاء أددجلهههمم لد يدمستدأمخهرودن دسادعةا دولد يدمستدمقدهمودن‬

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
(Al-A’raf: 34)
Bukan kami mengajak kita semua meratapَ. Meratapi kepergian Ramadhan dan meratapi
kematian yang pasti datangَ.Tapi itulah kenyataan, bahwa setiap ada pertemuan pasti ada
perpisahanَ. Hidup ini ternyata tidak lamaَ. Bisa seakan-akan hanya sekejapَ. Maka,
sudahkah kita siap berpisah dengan dunia iniَ. Sudahkah kita siap meninggalkan harta
benda yang kita kumpulkanَ. Sudahkah kita siap meningglkan rumah yang kita bina setiap
hariَ. Wahai kaum wanita sudahkah anda siap ditinggalkan suami? Wahai kaum laki laki
sudahkah kita siap ditinggalkan isteri? Wahai para orang tua sudahkah kita siap
ditinggalkan anak-anak kita? Wahai para pemuda, para remaja dan anak-anak apakah
kalian telah siap ditinggalkan orang tua?

Dan yang lebih penting lagi, sudahkah sewaktu-waktu kita siap mati
mempertanggungjawabkan apa saja yang kita lakukan di dunia ini di hadapan Allah? Di
hadapan Allah secara langsung; tak ada yang bisa kita rekayasa dan tak ada yang bisa kita
sembunyikanَ.

‫ب دمن يددشاء‬ ‫ينلِِِِِِِِِ ما في النسدماوات دودما في الدمرض دوإن تهمبهدوما دما في دأنفهسهكمم أدمو تهمخهفوهه يهدحاسمبهكم به ا‬
‫اه فديدمغفهر لدمن يددشاء دويهدعيذ ه‬
‫د‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫د‬
‫دواه دعلىَ كيل شميرء قديسْر‬ ‫ا‬

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya,
niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka
Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-
Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah: 284)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sekali lagi kami tidak megajak kita meratapَ. Tapi
kami mengajak kita semua menyadari kenyataan iniَ. Bahwa bulan Ramadhan telah pergi,
dan kita belum tentu bisa bertemu kembaliَ.

Allahu akbar 3x walillahilhamdَ. Allah berfirman:

٨﴿ ‫ب‬ ‫﴾ دوإدلىَ دربي د‬٧﴿ ‫ب‬


‫ك دفامردغ م‬ ‫﴾ فدإدذا فددرمغ د‬٦﴿ ‫﴾إنن دمدع املهعمسر يهمسارا‬
‫ت دفان د‬
‫ص م‬

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(An-Nasyrah: 7-8)

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita telah lakukan ibadah di bulan
Ramadhanَ. Meskipun kita belum tentu bertemu lagi dengan bulan Ramadhan, yang pasti
sekarang masih ada waktuَ. Allah mengarahkan, ketika kita sudah menyelesaikan suatu
urusan maka kita harus segera mengerjakan urusan yang lainَ. Apalagi memang bulan
Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, maka aplikasinya itulah
yang harus kita wujudkan dalam sebelas bulan ke depanَ.

Dan sesungguhnya inilah, yaitu pasca Ramadhan, yang menentukan ibadah kita di bulan
Ramadhan itu berhasil atau tidakَ. Apakah puasa yang kita lakukan ada pengaruhnya
dalam kehidupan kita setelah Ramadhan? Apakah shalat tarawih yang kita laknasanakan
ada dampaknya? Bacaan Al-Qur’an yang kita lakukan di bulan Ramadhan apakah ada
bekasnya? Atau semuanya itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan? Kalau
semua itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan, maka itulah yang disinyalir
oleh Nabi Muhammad Saw:

‫س لدهه ممن قديامه إلن النسهدهر‬ ‫س لدهه ممن صديامه إلن املهجو ه‬
‫ع دودكمم ممن دقائرم لدمي د‬ ‫صائرم لدمي د‬
‫دكمم ممن د‬

“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan
dahaga. Dan banyak yang melakukan shalat tarawih, juga tak dapat apa-apa kecuali
hanya begadang saja.” (Hrَ. Ahmad)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di bulan Ramadhan, dengan puasa, kita telah


dilatih untuk hidup dengan sangat berhati-hatiَ. Bukan saja dalam persoalan yang makruh
dan yang haram, tapi sampai dalam persoalan yang mubah dan halalَ. Kita tidak saja
menjauhi makanan yang haram dan perzinaan dengan perempuan atau laki-laki lainَ. Tapi
kita dilatih mengendalikan diri untuk makan makanan yang halal yang telah menjadi
milik kita dan juga berhubungan dengan isteri atau suami yang sahَ. Silakan dibayangkan
betapa sangat hebat pendidikan puasa iniَ. Kalau kita telah mampu mengendalikan diri
dari hal-hal yang halal, maka tentu saja seharusnya lebih mampu untuk mengendalikan
diri dari hal-hal yang jelas-jelas haramَ. Inilah jalan menuju ketakwaanَ.

Rasulullah bersabda:

ْ‫ِ دحدذراا منما به دبأ س‬،‫س به‬


‫س( رواه الترمذي‬ ‫)لد يدمبلههغ املدعبهد أمن يدهكودن مدن الهمتنقيدن دحنتىَ يددد د‬
‫ع دما لد دبأ د‬

“Tidaklah seseorang bisa mencapai derajad takwa, sehingga ia mampu menggalkan


sesuatu yang tidak apa-apa karena takut terjerumus kepada sesuatu yang berhaya.”(Hrَ.
Tirmidzi)

Puasa juga mengajarkan kita untuk tidak menyepelekan sesuatu yang dilarang meskipun
itu sangat kecil atau sedikitَ. Selama kita berpuasa, kita betul-betul menjaga agar mulut
kita tidak sampai kemasukan air meski hanya setetesَ. Subhanallah, bayangkan dengan
puasa, sampai sekecil ini kita jagaَ.

Dan yang sangat hebat lagi, dan ini tidak ada kecuali dalam ajaran iman, segala aturan
puasa itu kita lakukan semata-mata karena Allahَ. Kita tak mau pura-pura berpuasa,
padahal kita kalau mau tentu sangat mudahَ. Mengapa? Karena kita merasa Allah melihat
kita di mana pun kita beradaَ. Kita tak bisa dusta di hadapan Allahَ. Kita tak bisa
bersandiwara di hadapan Allahَ.

Jadi puasa, mengantarkan kita sampai pada derajat ihsanَ. Yaitu, beribadah kepada Allah
seakan-akan melihat-Nya, atau paling tidak merasa dilihat oleh Allahَ.

Tentu saja kondisi yang sedemian amat positif dari ajaran puasa, tak boleh sirna
bersamaan dengan perginya bulan Ramadhanَ. Allah ingin agar kita tetap berhati-hati
seperti itu di bulan-bulan-Nya yang lainَ. Marilah kita bayangkan, prilaku kehati-hatian
yang sedemikian sangat hebat itu andaikata benar-benar mewarnai kehidupan kita secara
umumَ. Masya Allah maka betapa indahnya kehidupan iniَ.

Marilah kita bayangkan di daerah dan di negeri kita ini, apa yang tejadi bila kita
mengejahwantahkan ajaran puasa iniَ. Sehingga, kita tidak ada yang berbuat mubazir,
tidak makan yang haram, tak ada perzinaan dan perselingkuhan, tak ada judi, tak ada
minum-minuman keras, tak ada korupsi atau kolusi meski Rp 100, sebagaimana kita tak
mau minum air meski hanya setetes karena takut puasa menjadi batalَ. Dan itu kita
lakukan dengan penuh kesadaran, bukan karena ada polisi, bukan karena ada jaksa, bukan
karena ada KPK, pendek kata bukan semata-mata karena adanya penglihatan manusia,
tapi karena kita merasa di awasi oleh Allah yang Mahamelihat, maka betapa kira-kira adil
dan makmurnya daerah dan negeri kita iniَ. Pastilah benar-benar terwujud kemanan,
kesejahteraan dan kedamaianَ. Tampil menjadi daerah dan bangsa yang sangat maju dan
terdepanَ.

Kalau itu terjadi, dan memang harus kita upayakan agar bisa terwujud, maka persoalan
ekonomi, persoalan kekayaan alam, persolan lapangan kerja, dengan sendirinya tak akan
ada masalahَ. Semua masalah terjadi sesungguhnya adalah karena tak terkendalikannya
hawa nafsuَ.

‫ت يمدن النسدماء دوالدمرض دولدكن دكنذهبوما فدأ ددخمذدناههم بدما دكاهنوما يدمكسهبودن‬
‫دولدمو أدنن أدمهدل املقهدرىَ آدمهنوما دواتندقوما لدفدتدمحدنا دعلدميهم بددردكا ر‬

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, (mereka durhaka dengan banyak berbuat dosa), maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96)َ.

Maka lewat mimbar yang mulia di hari raya Idul Fitri ini kami ingin mengumandangkan,
telah tiba saatnya kita bangun momumen pembanguan yang benarَ. Yaitu pembangunan
jiwa atas dasar takwaَ. Kami ingin serukan, tak perlu lagi kita terlalu menggembar-
gemborkan pembanguan fisik, tapi kita perlu membangun rohaniَ. Tak perlu kita memuja
ilmu pengetahuan dan tehnologi, tapi kita perlu moralَ. Tak perlu kita hanya membangun
sesuatu yang bisa dilihat, tapi kita perlu mendidik manusia agar bisa melihatَ.

Allahu akbar 3x walillahilhamdَ. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Telah sangat


nyata, bahwa kesulitan dan bahaya yang kita hadapi di daerah kita ini dan juga di negara
kita bahkan dunia, adalah krisis moral, krisis hati dan krsisis imanَ. Kita tidak menderita
krisis ekonomi sebenarnya, tapi kita menderita krisi hatiَ. Kita pun tak terbelakang karena
ilmu pengetahuan dan intelektualَ. Bukan karena kita tak cerdasَ. Bukan karena mata
kepala kita butaَ. Tapi semua terjadi karena hati yang ada dalam dada itulah yang butaَ.

‫ب‬‫صاهر دولدكن تدمعدمىَ املقههلو ه‬


‫ب يدمعقهلودن بدها أدمو آدذاسْن يدمسدمهعودن بدها فدإنندها دل تدمعدمىَ املدمب د‬
ْ‫أدفدلدمم يدسيهروا في املدمرض فدتدهكودن لدههمم قههلو س‬
‫النتي في ال ل‬
‫صهدور‬

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang ada di dalam dada. (Al-Haj: 46)

Dengan puasa semoga membuat mata hati kita terangَ. Sebagaimana ketika kita berbuasa,
sedikit ada yang mengajak berbuat dosa kita katakan saya sedang puasaَ.

Allahu akbar 3x walillahilhamdَ. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di samping itu,


Ramadhan telah mendidik kebersamaan kita semuaَ. Betapa dengan semangat
kebersamaan semuanya menjadi ringan dan penuh berkahَ. Puasa mudah kita lakukan
karena kita lakukan bersama-samaَ. Shalat tarawih pun mudah kita laksanakan, karena
kita lakukan dengan berjama’ahَ. Zakat, infaq dan sedekah serta pelbagai amal kebajikan
pun kita lakukan dengan semangat kebersamaan iniَ.

Semangat kebersaan ini tak boleh berakhir dengan berakhirnya Ramadhanَ. Shalat lima
waktu harus tetap kita lakukan dengan berjamaahَ. Adalah sangat aneh bila kita telah
berhasil melakukan shalat terawih dengan berjama’ah di masjid, yang itu hukumnya
sunnah, lalu setelah itu untuk shalat wajib khususnya isya’ dan shubuh tak kita tunaikan
berjama’ah di masjidَ.

Ramadhan telah menjadi momentum untuk memakmurkan masjidَ. Maka salah satu dari
hasil pendidikan Ramadhan adalah tetap makmurnya masjid-masjid kitaَ. Kalau masjid-
masjid kita kembali sunyi dan sepi, maka berarti tak ada bekas yang tinggal dalam
kehidupan kita iniَ. Masjid yang sepi pertanda masyarakat itu hati-hatinya terkunciَ. Dan
bila masjid sepi dan hati terkunci, maka jangan salahkan bila kita menderita kesulitan
ekonomiَ. Bukan karena sumber ekomoni itu yang sedikit, tapi karena hati kita yang keras
dan tandus, maka tanah yang subur tiadalah berartiَ. Percayalah, bahwa masyarakat yang
memakmurkan masjid niscaya dimakmurkan Allahَ. Tapi masyarakat yang berani
menelantarkan masjid dan menolak Undangan Allah, menolak seruan Allah, maka sudah
sepantasnya bila mendapatkan teguran dari Allahَ.
‫ه‬ ‫ه‬
‫ديا‬ ‫ن‬ ‫حو ن‬
‫ل ب هي ا ه‬ ‫ه يه ن‬ ‫ن الل ل ه‬
‫موا ا أ ل‬ ‫م هواع ال ه ن‬ ‫حذييك ن ا‬
‫ما ي ن ا‬ ‫عا ن‬
‫كم ل ذ ه‬ ‫ل إذ ه‬
‫ذا د ه ه‬ ‫جينبوا ا ل ذل لهذ وهذلللر ن‬
‫سو ذ‬ ‫مننوا ا ا ا‬
‫ست ه ذ‬ ‫نآ ه‬ ‫أي يهها ال ل ذ‬
‫ذي ه‬
‫ه‬
‫ن‬
‫شنرو ه‬ ‫ح ه‬ ‫ه إ ذل هي اهذ ت ن ا‬
‫مارذء وهقهل اب ذهذ وهأن ل ن‬ ‫ال ا ه‬

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah menguasai antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya
kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.(Al-Anfal: 24)

Di samping shalat lima waktu kita lakukan berjama’ah, kami menyerukan zakat pun
seharusnya kita lakukan secara berjama’ahَ. Salurkan zakat lewat lembaga resmi yang
adaَ. Kalau ini kita lakukan maka akan terkumpul dana zakat yang sangat besar, yang
pada gilirannya akan banyak bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan dengan
signifikanَ. Ibarat seperti sapuَ. Ketika lidi-lidi itu diikat menjadi sebuah sapu, maka sapu
itu bisa digunakan untuk membersihkan lantai yang sangat luas dan jalan amat
panjangَ.Tapi bayangkan apa artinya sebuah lidi atau lidi-lidi yang berserakan tak diikat
rapi, tentu tak ada gunanyaَ. Bahkan bisa hanya manambah sampahَ.
Itulah maka jangan ada lagi yang merasa puas dengan menyalurkan zakat secara
individualَ. Sebagaimana, sangat keliru kalau ada seorang lelaki yang mengatakan saya
tidak ke masjid karena saya bisa shalat lebih khusyu’ di rumahَ. Ini adalah bisikan syetanَ.
Imam Ali mengatakan: “Al-Haqqu bilaa nidhaamil yaghlibuhul baathil
binidham.”(Kebenaran yang tak ditata rapi bisa dikalahkan dengan kebatilan yang diatur
rapi)َ.

Allahu akbar 3x walillahilhamdَ. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Ramadhan juga


telah memberikan pembekalan yang sangat baik bagi kita semua, yaitu pembekalan Al-
Qur’anَ. Kita rata-rata telah khatam membaca Al-Qur’anَ. Al-Qur’an adalah kalamullah
yang diturunkan oleh Allah untuk kita agar kita jadikan sebagai pedoman hidupَ. Bukan
sekedar sebagai bacaan hidupَ. Maka berikutnya tak cukup bagi kita membaca dan
khatamَ. Al-Qur’an harus kita pahami, kita hayati dan kita amalkan sebagai petunjuk
dalam keseluruhan detail prikehidupan kitaَ. Tak boleh Alqur’an itu hanya kita baca
ketika keluarga kita meninggal duniaَ. Al-Qur’an pedoman bagi manusia yang masih
hidupَ. Al-Qur’an juga tak boleh hanya kita buka ketika kita mencari tahu tentang
kehidupan akhiratَ.

Justru Al-Qur’an harus kita buka ketika kita ingin tahu bagaimana seharusnya kita hidup
di dunia iniَ. Berkaitan dalam aspek-aspek kehidupan ini, kita harus membuka Al-Qur’anَ.
Soal ekonomi kita harus membuka Al-Qur’anَ. Soal hukum kita harus membuka Al-
Qur’anَ. Soal pemerintahan kita harus membuka Al-Qur’anَ. Soal politik kita harus
membuka Al-Qur’anَ. Soal pendidikan kita harus membuka Al-Qur’anَ. Soal berkuarga
kita harus membuka Al-Qur’anَ. Dan seterusnya dalam semua halَ. Karena, dari
bagaimana kita masuk WC hingga mengurus negara, Al-Qur’an telah memberikan
petunjuk yang sangat jelas dan sempurnaَ.

Al-Qur’an adalah surat dari Allah untuk kitaَ. Maka marilah seterusnya kita baca Al-
Qur’an sebagaimana layaknya kita membaca suratَ.
‫شر ال امؤ امذنين ال لذين يعمنلون الصال ذحات أ هن ل هه ه‬ ‫قرآن يهدي ل ذل لذتي ه ه‬
‫جررا‬ ‫مأ ا‬‫ل ه ذ ل ن ا‬ ‫ه‬ ‫ي أقاوه ن‬
‫م وهي نب ه ش ن ن ذ ه ذ ه ه ا ه‬ ‫ذ ه‬ ‫ذا ال ا ن ا ه ذ ا ذ‬
‫ن هه ه‬
‫إذ ل‬
‫ه‬
‫كذبيرر‬

Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besarَ. (Al-Isra’: 9)

Allahu akbar 3x walillahilhamdَ. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Secara khusus kita harus mengatakan kepada kaum wanita bahwa selama bulan
Ramadhan kaum wanita telah banyak yang menyesuai diri secara fitrahَ. Yang biasa
memamerkan aurat dan buka-bukaan, di bulan Ramadhan sadar bahwa itu adalah tak
baikَ. Maka ini hendaklah terus dipertahankanَ. Kita harus sadar bahwa pornografi dan
porno aksi itulah biang dari pergaulan bebas, penghinaan terhadap martabat wanita dan
kehancuran akhlakَ.
Wahai kaum wanita anda semua adalah benteng dan tiang negaraَ. Di tangan andalah
harkat dan martabat bangsaَ. Anda adalah guru pertama bagi setiap anak manusiaَ. Dan,
oleh karena itu, surga adalah di bawah telapak kaki kaum ibuَ. Tapi tentu saja kaum
wanita yang berakhlakَ. Bukan kaum wanita pengumbar syahwatَ. Bukan kaum wanita
yang selalu tampil pamer auratَ.

Kami menyerukan, janganlah hari yang suci ini segera kita nodai dengan acara-cara yang
mengumbar syahwatَ. Marilah kita jaga kesucian ini sampai matiَ.

Ketahuilah, bahwa kini kebudayaan materi dan syahwat itu telah di ambang kehancuranَ.
Sudah banyak perempuan-perempuan yang sadar tak mau lagi diperalat dan
diperjualbelikan kehormatannya oleh kaum lelaki yang binalَ. Orang-orang Barat telah
banyak yang insyaf bahwa materi ternyata tak membawa kebahagiaanَ.

Maka marilah kita bangun daerah kita ini dengan akhlak yang muliaَ. Moral yang tinggiَ.
Sopan santun yang luhurَ. Budi pekerti yang yang terpujiَ. Insya Allah dengan demikian
daerah dan bangsa kita bisa tampil maju memimpin peradaban dunia dengan cahaya ilahiَ.
‫﴾ يصل ذح ل هك ن ه‬٧٠﴿ ‫قوا الل له ونقونلوا قهورل سديدا‬ ‫ه‬
‫فار ل هك ن ا‬
‫م ذ نننوب هك ن ا‬
‫م‬ ‫مال هك ن ا‬
‫م وهي هغا ذ‬ ‫م أع ا ه‬‫ا‬ ‫ن ا ا‬ ‫ه ذ ر‬ ‫ا‬ ‫ه ه‬ ‫مننوا ات ل ن‬
‫نآ ه‬ ‫هيا أي يهها ال ل ذ‬
‫ذي ه‬
٧١﴿ ‫ما‬ ‫ظي ر‬ ‫قد ا هفاهز فهوارزا ع ه ذ‬ ‫ه فه ه‬‫سول ه ن‬ ‫من ي نط ذعا الل ل ه‬
‫ه وههر ن‬ ‫﴾وه ه‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.(Al-Ahzab: 70-71)

Mari kita berharap semoga Allah berkenan menerima ibadah-ibadah yang telah kita
lakukanَ. Dan marilah kita mohon ampun atas kekurangan-kekurangannyaَ. Kita juga mari
saling maaf-memaafkanَ. Kami pun mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahanَ.
Kami tak ingin, kecuali terus melakukan kebaikan sepanjang kami masih memiliki
kemampuanَ. Maka marilah kita terus bekerjasama dalam kebajikan dan takwa, dan kita
jauhi bersekongkol dalam dosa dan permusuhanَ. Mari kita songsong masa depan yang
lebih baikَ.

Selamat jalan Ramadhanَ.َ.َ., dan semoga kita masih bisa bertemu kembaliَ.َ.َ.

Semuanya, mari kita bersimpuh mohon ampun serta berdo’a kepada Allahَ.

Al-Faatihahَ.َ.َ.!

‫قوهنا‬ ‫سب ه ن‬ ‫ن ه‬‫ذي ه‬ ‫وان ذهنا ال ل ذ‬


‫خ ه‬‫ن وهذل ذ ا‬ ‫وال ذد ذي ا ه‬‫فار ل ههنا وهل ذ ه‬
‫م اغ ا ذ‬ ‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد … الللهه ل‬
‫ هرب لهنا هل ت نزذغ ا قننلوب ههنا ب هعاد ه إ ذذ ا‬،‫م‬ ‫حي ف‬ ‫ف هر ذ‬ ‫ك هرنءو ف‬ ‫مننوا هرب لهنا إ ذن ل ه‬
‫ن هءا ه‬ ‫ل ذفي قننلوب ذهنا ذغلل ل ذل ل ذ‬
‫ذي ه‬ ‫ن وههل ت ه ا‬
‫جع ه ا‬ ‫ما ذ‬ ‫ذبا ا ذ‬
‫لي ه‬
‫ب‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫ها ن‬ ‫ت ا لو ه ل‬ ‫ة إ ذن لك أن ا ه‬ ‫م ر‬‫ح ه‬‫ن لد نن اك هر ا‬ ‫م ا‬ ‫ب لهنا ذ‬ ‫ههد هي ات ههنا وههه ا‬

Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami dan saudara-
saudara kami kaum muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafatَ.
Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami sholat dan sujud,
hanya kepada-Mu kami menuju dan tundukَ. Kami mengharapkan rahmat dan kasih
sayang-Muَ. Kami takut akan azab-Mu kerena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiqَ.

Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiriَ. Ya Allah jagalah kami
dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidurَ.
Jangan jayakan orang-orang kafir atas kamiَ.

Ya Allah Yang menyelamatkan Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan
dunia, Yang menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api menyala, Yang menyelamatkan Isa
dari salib kaum durjana, Yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Yang
menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik
pengkhianat, pasukan ahzab angkara murka… Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa
kunnaa minadhdhaalimiinَ.َ.َ.3X

Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosaَ. Ya Allah lindungi
kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosaَ. Jangan segera Engkau
lenyapkan hari yang suci iniَ. Berikanlah waktu kepada kamiَ. Kami masih ingin bertemu
dengan dengan bulan Ramadhan lagiَ. Kami masih ingin shalat idul fitri seperti ini lagiَ.

Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedihَ. Sedih jangan-jangan kami
tak bertemu Ramdhan lagiَ. Sedih jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi
kamiَ. Kami khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagiَ.

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai awal
kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi
penuh harapanَ. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan, dan
padamkan bara jiwa dengan air keimananَ. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar
yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah
kebenaranَ. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya
Allahَ.

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami
semuaَ. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang menderaَ. Hanya kepada-
Mu kami bersandar dan bertawakkalَ. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-
Mu-lah semua pertolonganَ. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah
sebaik-baik pelindung dan penolongَ. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang
sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah
dan para fakir-miskinَ. Anugerahkan kebahagian kepada merekaَ. Siramilah dengan rezeki
yang melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkahَ. Kami lemah tak begitu berdaya
membantu dan meyantuni merekaَ. Ampuni kami, ya Allahَ.

Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah


pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu dan ikatlah di atas janji
setia demi membela syari’at-Muَ. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-
hamba-Mu yang berimanَ.
Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa yang dholim, fasiq
dan kafirَ. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa,
yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau merapkan
syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoiَ.

Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba-hamba-
Mu yang mendirikan Shalatَ.َ.َ.َ.َ.

Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami
dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakanَ.

Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan
tetapkankan hati kami atas agama-Muَ.

Ya Allah jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu,
jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami
sebagai akhir ajal kamiَ. Ya Allah limpahkanlah rahmat, ampunan dan hidayah-Mu kepada
Kami semuanyaَ. Aamiinَ.َ.aamiin ya Rabbal ‘alaminَ.َ.

‫ب ال اعذشزةذ ع ه ل‬
‫ما‬ ‫ن هرب ش ه‬
‫ك هر ش‬ ‫حا ه‬‫سب ا ه‬‫ ن‬،‫ب اللناذر‬ ‫ة وهقذهنا ع ه ه‬
‫ذا ه‬ ‫سن ه ر‬
‫ح ه‬‫خهرةذ ه‬ ‫ة وهذفي اال ذ‬
‫سن ه ر‬
‫ح ه‬
‫هرب لهنا ات ذهنا ذفي الد ين اهيا ه‬
‫ماين‬ ‫ه‬ ‫ا‬
‫ب الهعال ذ‬ ‫مد ن ذللهذ هر ش‬‫ح ا‬ ‫ا‬
‫ن هوال ه‬ ‫سل ذي ا ه‬
‫مار ه‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫م ع هلى ال ن‬ ‫سل ه ف‬
‫ن وه ه‬ ‫فو ا ه‬
‫ص ن‬
‫يه ذ‬

Você também pode gostar