Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien yang mengalami gangguan musculoskeletal, menurut
LeMone.et.all. 2018:
1. Identitas Klien
2. Pengkajian riwayat kesehatan
a. Pengkajian riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kejadian traumatis /cidera.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Adakah riwayat pernah mengalami cidera sebelumnya
c. Riwayat pengobatan yang pernah dilakukan
Adakah medikasi yang sedang dijalani (antikoagulan atau suplemen
kalsium )
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi : nyeri saat bergerak, nadi, edema, warna kulit
dan suhu, deformitas, rentang gerak, sentuhan.
b. Pengkajian Neuromuskuler 5 P
1) Pain (Nyeri)
Kaji adanya nyeri di ektermitas yang cedera dengan meminta
pasien membuat tingkatan pada skala 0 hingga 10 sebagai nyeri
yang sangat hebat.
2) Pulse (Nadi)
Pengkajian nadi distal dimulai dengan ekstermitas yang tidak
terkena. Di bandingkan kualitas nadi di ekstermitas yang terkena
dengan ekstermitas yang tidak terkena.
3) Palor (Kepucatan)
Observasi kepucatan dan warna kulit di ekstermitas yang cedera.
Pucat dan dingin dapat mengindikasikan penurunan arteri,
sedangkan hangat dan warna kebiruan dapat mengindikasikan
genangan darah vena. Kaji capillary refill, bandingkan
ekstermitas yang terkena dan yang tidak terkena.
4) Paresis (Paralisis)
Kaji kemampuan untuk memindahkan bagian tubuh distal ke
tempat fraktur. Ketidakmampuan untuk berpindah
mengidikasikan paralisis. Kehilangan kekuatan otot (kelemahan)
ketika bergerak adalah paresis. Temuan keterbatasan rentang
gerak dapat mengarah ke pengenalan dini masalah seperti
kerusakan saraf dan paralisis.
5) Parestesia
Tanyakan pasien ada atau tidak adanya perubahan dalam hal
sensasi, seperti terbakar, baal, perasaan berduri, atau menyengat.
Kaji sensasi distal terhadap cidera, termasuk kemampuan untuk
membedakan sentuhan tajam dan tumpulserta membedakan dua
titik.
c. Pola kesehatan fungsional
1) Persepsi kesehatan
Apakah pernah mengalami cidera yang sama, pengobatan dan
tindakan apa yang pernah diterima, terapi yang dijalani
2) Nutrisi-metabolik
Diet yang sedang dijalani, ataupun konsumsi vitamin atau
suplemen kalsium tambahan
3) Eliminasi
Apakah masalah musculoskeletal menghambat untuk ke kamar
mandi.
4) Aktifitas-Latihan
Aktifitas yang biasa dilakukan, adakah hambatan dalam ADL.
5) Istirahat tidur
Apakah memiliki masalah system musculoskeletal, mengganggu
kemampuan untuk istirahat tidur.
6) Kognitif-Persepsi
Apa yang membuat nyeri merea atau memburuk.
7) Persepsi Diri-Konsep Diri
Apa yang dirasakan dengan kondisi yang dirasakan saat ini.
8) Hubungan Peran
Apakah kondisi ini mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
9) Seksualitas-Reproduksi
Apakah kondisi ini mempengaruhi/ mengganggu aktivitas
seksual.
10) Toleransi Koping Stress
Apakah kondisi seperti ini memicu stress, dan apa yang
dilakukan.
11) Nilai-Keyakinan
Adakah sesuatu yang mengganggu dengan keyakinan, kebutuhan,
atau praktik spiritual.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis yang kemungkinan muncul menurut Wahid 2013:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens fisik, gerakan fragmen tulang
2. Risiko disfungsi neurovaskuler perifir berhubungan dengan fraktur
3. Hambatan mobilita fisik berhubungan dengan kehilangan integritas
struktur tulang.
4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanis
fraktur.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko trauma jaringan.
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber
informasi.
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme oto,gerakan fragmen
tulang,edema, cidera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan menunjukan:
- Tindakan santai.
- Mampu berpartisipasi dalam beraktifitas
- Tidur, istirahat dengan tepat
- Menunjukan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas
terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individu.
D. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Selama kegiatan pelaksanaan dapat bersifat
mendiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan
dimonitor kemajuan kesehatan klien.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data
subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah pelayanan
keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini
merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.
Dalam kasus ini evaluasi dilakukan mengacu respon klien dan sesuai dengan
tujuan dalam perencanaan keperawatan :
1. Nyeri berkurang atau hilang.
2. Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifir.
3. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
4. Infeksi tidak terjadi.
5. Meningkatkan pemahaman klien terhadap penyakit yang dialami.
D. LEGAL ETIK
1. Otonomi
Prinsip bahwa individu mempunyai hak menentukan diri sendiri,
memperoleh kebebasan dan kemandirian.
2. Non Maleficience
Prinsip menghindari tindakan yang membahayakan, atau meugikan orang
lain
3. Beneficience
Prinsip bahwa seseorang harus melakukan kebaikan
4. Justice
Prinsip bahwa individu berhak diperlakukan setara.
5. Fidelity
Prinsip bahwa individu wajib setia, terhadap komitmen dan tanggung
jawabnya.
6. Veracity
Kewajiban untuk menyampaikan sesuatu dengan benar dan tidak
berbohong.
DAFTAR PUSTAKA