Você está na página 1de 43

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Tn.K KHUSUSNYA PADA An.T


DENGAN TIPUS ABDOMINALIS (TYPOID)
DI PUSKESMAS GRIBIG

Disusun Oleh :
1. Imam Mustakim [ 250607 ]
2. Kholilur Rohman [ 250608 ]
3. Meysari Dwi I. [ 250612 ]
4. Munjarotun [ 250614 ]
5. Nana Lustiana [ 250615 ]

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus

i
2007 / 2008
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA PADA Tn.K KHUSUSNYA PADA An.T DENGAN TIPUS
ABDOMINALIS (TYPOID) DI PUSKESMAS GRIBIG” disahkan :

Hari :
Tanggal :

Kepala UPTD PD 1 AKPER


Puskesmas Gribig Krida Husada Kudus

________________________ ________________________
NIP : NIP :

Pembimbing Mahasiswa
Puskesmas Gribig

________________________
NIP :

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
PENDAHULUAN..................................................................................................iv
BAB I KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Keluarga.......................................................................1
1. Definisi..........................................................................................1
2. Struktur Keluarga..........................................................................2
3. Tipe atau Bentuk ..........................................................................2
4. Fungsi............................................................................................2
5. Tugas Kesehatan Menurut Friedman............................................3
6. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi...............................................4
7. Peran Perawat Memberikan Askep Keluarga................................5
8. Prinsip-Prinsip Keperawatan Keluarga.........................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian............................................................................................7
B. Etiologi................................................................................................7
C. Manifestasi Klinis...............................................................................7
D. Patofisiologi........................................................................................9
E. Komplikasi..........................................................................................9
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................9
G. Penatalaksanaan................................................................................10
H. Pathway ............................................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................36
B. Saran .................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA

iii
PENDAHULUAN

Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat


pada saluran pencernaan tepatnya pada usus halus dengan gejala demam lebih dari
1 minggu dan bisa menyebabkan gangguan kesadaran.
Penyakit Typus Abdominalis disebabkan oleh salmonela typosa yaitu basil
gram negatif yang terdapat antigen O, antigen II, dan antigen VI.

iv
BAB I
KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam peranannya masing-masing. Menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
(Salvician G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari


kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Depkes RI, 1988)

2.Struktur Keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.

v
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar sebagai
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau istri.
(Nasrul Effendy, 1998)

3.Tipe/ Bentuk Keluarga


a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara.
Misal : nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dsb.
c. Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali, merupakan suatu keluarga inti
d. Keluarga duda/ janda (Single Family)
Adalah keluarga yang perkawinan berpoligami dan hidup bersama.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinan berpoligami dan hidup bersama-
sama.

4.Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

vi
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma, tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang.

e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang di milikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
adalah memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak-anak sesuai dengan tingkat perkembangan.

5.Tugas Kesehatan Menurut Fridman (1986) yaitu


a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
(Nasrul Effendy,1995)

vii
6.Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
yang menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko
tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut :
1) Tingkat sosial ekonomi yang rendah
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan.
b. Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena
1) Lahir prematur (BBLR)
2) Berat badan sukar naik
3) Lahir dengan cacat bawaan
4) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
c. Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil
1) Umur ibu 16 th/ lebih dari 35 th
2) Menderita kekurangan gizi (anemia)
3) Menderita hipertensi
4) Primipara dan multipara
5) Riwayat persalinan atau komplikasi.
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
1) Anak yang tidak pernah di kehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbu cek cok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, dan
meninggalkan rumah. (Nasrul Effendy, 1998)

viii
7.Peran perawat memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada beberapa
peranan yang dapat di lakukan oleh perawat antara lain :
a. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga
b. Pengenal/ pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan
untuk merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan
petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap kelaurga di
samping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah
perawatan keluarga.

8.Prinsip-prinsip perawatan keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memasang asuhan keperawatan keluarga adalah
a. Keluarga sehingga unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat
melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga-
keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin
untuk kepentingan kesehatan keluarga.

ix
g. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
seara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan di rumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
(Nasrul Effendy, 1998)

x
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Tifus Abdominalis (typoid) adalah penyakit infeksi pada saluran
pencernaan tepatnya pada usus halus.
(Ilyas, 1993 : 106)
Tifus Abdominalis (demam typoid enterie fever) ialah penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala
demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran.
(Hasan, 1985 : 593)
Tifus Abdominalis (typoid) ialah penyakit infeksi yang terjadi pada
usus halus yang disebabkan oleh salmonella typi.
(Hidayat, 2006 : 126)

B. Etiologi
Salmonela typosa, basil gram negatif bergerak dengan rambut getar,
tidak berspora mempunyai sekurang-kurangnya dan macam antigen yaitu
antigen O (somatik, terdiri dari zat kompleks lipopilisakarida). Antigen II
(flagela) dan antiogen VI. Dalam serum penderita terdapat zat anti
(Aglutinin terhadap ke-3 macam antigen tersebut).
(Hasan, 1985 : 593)

C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam typoid pada anak biasanya lebih ringan jika di
bandingkan dengan penderita dewasa, masa tunas rata-rata 10-20 hari yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang
berlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi
mungkin di temukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala
klinis yang biasa di temukan yaitu :

xi
1. Demam
Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 2 minggu,
bersifat fehris remiten dan suhatgak berapa tinggi.
Selama minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat
setiap hari, biasanya menurun pagi hari dan meningkat lagi pada sore
dan malam hari. Dalam minggu ke dua, penderita terus berada dalam
keadaan demam. Dalam minggu ke tiga, suhu badan berangsur-angsur
turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

2. Gangguan pada Saluran Pencernaan


Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
pecah (ragaden) lidah tertutupi selaput putih kotor (coated taque) ujung
dan tepinya kemerahan, jarang di sertai tremor, pada abdomen mungkin
di temukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan limfa
membesar.

3. Gangguan Rasa Kesadaran


Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa
dalam yaitu apatis sampai samnolea jarang sampai terjadi sopor, koma,
gelisah pada punggung dan anggota gerak dapat di temukan roseola
yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli. Basil dalam kapiler kulit
biasanya ditemukan bradikardi pada anak besar dan mungkin pula di
temukan epistaksis.
(Hasan, 1985 : 593 – 594)
Gejala umum : lemah, lesu, anoreksia, gejala klinis :
a. Demam : disebabkan endotaksin yang di keluarkan oleh kuman
Minggu I : Febris remitten (pagi hari suhu turun, sore dan malam
meningkat)
Minggu II : Demam terus
Minggu III : Suhu mulai turun secara berangsur-angsur
b. Gangguan pada saluran pencernaan terutama pada ileum bagian
distal.
(Ilyas, 1993 : 106)

xii
D. Patofisiologi
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil di serap diusus halus
melalui pembuluh limfe hasul masuk ke dalam peredaran darah sampai di
organ-organ terutama hati dan limfa. Basil yang tidak dihancurkan
berkembangbiak dalam hati dan limfa sehingga organ-organ tersebut akan
membesar di sertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke
dalam darah (Bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama dalam
kelenjar limfoid, susu halus, minimbulkan tukak berbentuk lonjong pada
mukosa di atas plat penyeri, tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan
dan perforasi usus halus. Gejala demam di sebabkan oleh endotoksin
sedangkan gejala pada saluran pencernaan di sebabkan oleh kelainan usus.
(Hassan, 1985 : 394)

E. Komplikasi
Dapat terjadi pada usus halus
Umumnya jarang terjadi akan tetapi sering fatal yaitu :
1. Perdarahan usus
2. Perforasi usus
3. Peritonitis
(Hassan, 1985 : 596)

F. Pemeriksaan Laboratorium
1. Biakan empedu
2. Pemeriksaan widal
Dasar pemeriksaan ialah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum
penderita dicampur dengan suspensi antigen salmonela typhosa
pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi rekasi aglutinasi.
(Hassan, 1985 : 596)

xiii
G. Penatalaksanaan
1. Bila suhu badan tinggi
2. Berikan anak makanan lunak (bila mungkin diit terhadap diri cair
kelunak kemudian biasa)
3. Anjurkan anak untuk istirahat total di tempat tidur (bed rest) minimal 7
hari setelah bebas demam
4. Berikan tala/ minyak pada punggung pasien untuk mencegah dekubitus
5. Bawa anak kerumah sakit untuk mendapatkan program pengobatan
(Ilyas, 1993 : 108)

H. Penatalaksanaan
1. Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi mengingat sakit
yang lama, lemah dan anoreksia, dll
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali yaitu
istirahat mutlak. Berbaring terus di tempat tidur seminggu kembali boleh
duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan berjalan.
4. Diit, makanan harus cukup cairan, kalori dan tinggi protein bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serta tidak boleh merangsang
dan tidak menimbulkan banyak gas.
5. Obat pilihan adalah cloram fenikol kecuali bila penderita tidak dapat
diberikan obat lain misalnya ampisilin kobrimokazat, dll dianjurkan
penderita, cloram fenikol dengan dosis yang tinggi yaitu 1cc mg/kg
BB/hr. Diberikan 4x/hr peroral intramuskular/ IV bila perlu.
6. Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai misal :
pemberian cairan IV untuk penderita dengan dehidrasi dan asidosis. Bila
terdapat bronkopnemonia harus ditambah penisilin, dll.
(Hasan, 1985 : 591)

xiv
I. Pathways

Salmonella typosa

Melalui pembuluh limfe halus

Disrap usus halus

Tipus Abdominalis Kurang pengetahuan

Masuk ke dalam
Kurang informasi
peredaran darah

Immobilisasi fisik
Salmonella typosa Basil tidak di Menyebar ke
hancurkan kelenjar limfoid
Gangguan
usus halus
Reaksi bakteri integritas kulit
Berkembang
biak di dalam Menimbulkan Penurunan peristaltik
Gangguan rasa hati dan limfe
nyaman panas tukak mukosa
berbentuk lonjong Gangguan
Hepatomegali eliminasi BAB
(konstipasi)
Perdarahan
Gangguan rasa
nyaman nyeri Melena

Sumber :
Hassan, 1985 : 594 - 595

xv
BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 Februari 2007 jam 15.00 WIB


A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. K
2. Usia : 32 tahun
3. Pendidikan KK : SD
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Alamat : Ngaringan Rt. 3/6 Klumpit
6. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
Hub dg Pendi
No Nama L/P Polio Dpt Hepatitis Cam Ket
KK dikan BCG
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
1 Tn.K L(32) KK SD Lengkap
2 Ny.S P(30) Isteri SD Lengkap
3 An.E P(18) Anak SLTP Lengkap
4 An.S P(15) Anak SLTP Lengkap
5 An.T P(12) Anak SD V V V V V V V V V V V V Lengkap
6 An.A P(7) Anak SD Lengkap

7. Genogram

Keterangan :

xvi
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
An.T : Pasien
: Tinggal dalam satu rumah
: Meninggal
: Mempunyai anak

8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.K termasuk keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga
yang terdiri atas Ayah, Ibu dan anak-anak.

9. Suku Bangsa
Keluarga Tn.K merupakan suku Jawa asli bangsa Indonesia. Bahasa
yang digunakan bahasa Jawa. tn.K mengatakan tidak ada pantangan
dalam keluarga misalnya menyapu pada malam hari.

10. Agama
Keluarga Tn.K beragama Islam
a. Kegiatan beragama (ibadah) rutin di rumah : sholat waktu.
b. Kegiatan keagamaan rutin di masyarakat : pengajian misalnya
yasinan setiap Jum’at dan seninan.
c. Menurut keluarga kesehatan adalah anugerah dari Tuhan YME.

11. Status sosial Ekonomi keluarga


a. Pendidikan : SD
b. Pekerjaan anggota keluarga : Tn.K buruh, dengan penghasilan sehari
Rp. 32.000,- (30 x 32.000,-) = 900.000,-/bulan) dan Ny.S sebagai
pekerja Djarum (200.000 x 4 minggu) = 800.000,-/bulan dan Nn.E
sebagai pekerja konveksi (10.000 x 30 hari) = 300.000,-/ bulan.

xvii
c. Perpenuhan kebutuhan sehari-hari : Ny.S mengatakan kebutuhan
hidup tiap hari untuk belanja Rp. 15.000,-, SPP anaknya Rp. 4000 /
bulan, untuk jajan/saku Rp. 2.000,- untuk bensin Rp. 10.000
kebutuhan lain-lain Rp. 30.000,-
d. Pasien mengatakan menabung jika ada kelebihan (kira-kira 25.000,-
dan kadang tidak menabung)

12. Aktifitas rekreasi keluarga


a. Rekreasi yang dilakukan keluarga di luar rumah adalah ke pantai
dalam 1 tahun 1 kali pas waktu syawalan.
b. Rekreasi yang dilakukan keluarga di dalam rumah : Nonton TV.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan


13. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga Tn.K mempunyai 4 orang anak anak 1 bekerja di konveksi dan
yang kedua membantu kakaknya dan 3,4 masih duduk di bangku
sekolah.

14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Tn.K dan Ny. S menyadari bahwa tugas keluarga menghadapi anak usia
dewasa kurang belum terpenuhi semua. Ny.S belum bisa menyiapkan
kedua anaknya AN.T dan An.A untuk mandiri dan bertanggung jawab.

15. Riwayat keluarga inti (dengan anak sekolah)


Tn.K dan Ny.S berasal dari wilayah yang berbeda. Ny.S berasal dari
Demak (kotak an) dan suaminya berasal dari Klumpit, mereka lalu
berumah tangga dan memiliki 4 orang anak yang saling menyayangi,
tidak ada anggota keluarga yang dirawat di RS, hanya dirawat di
Puskesmas.

16. Riwayat keluarga sebelumnya.


Ny.S dan Tn.K mengatakan dalam riwayat keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menular/keturunan.

xviii
C. Lingkungan
17. Karakteristik rumah
a. Status rumah : milik sendiri, luas rumah sekitar 5 x 7 m 2, type rumah
permanen, jumlah ruangan 4 yaitu 2 kamar tidur, dan 1 kamar mandi,
ruang makan dan TV jadi satu dengan ruang, dapur berada di dekat
kamar mandi, tidak terdapat genteng kaca pada kamar tidur dan
kamar mandi, tempat sholat berada di kamar masing-masing.
b. Keadaan rumah bersih dan kurang rapi dalam penataannya.
c. Penggunaan jamban jenis dan jarak dengan sumber air : jenisnya
septitank dan jarak dengan sumber air kurang dari 10 m2, penerangan
rumah cukup.
d. Kondisi air : bersih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa, air
yang digunakan air sumur.
e. Sistem pembuangan sampah.
Sampah dibungkus dengan plastik dan dibuang di sungai.
Denah rumah

4
U 3
Sumur

2 1

Keterangan :
1. Kamar tidur
2. Ruang tamu
3. Kamar tidur
4. Kamar mandi

18. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Adat dan kebiasaan komunitas sekitar : mengadakan “selamatan”
untuk bayi baru lahir, ketika ada orang meninggal atau sedang ada
hajatan dan juga diadakan pengajaran sperti tahlil dan yasinan pada
malam-malam tertentu (Senin, Jumat)

xix
b. Pola pergaulan dalam keluarga
Tn.K mengatakan masyarakat lingkungan sini akrab dengan tetangga
sekitarnya.
c. Persepsi keluarga terhadap komunitas
Tn.K mengatakan masyarakat menurut dia sangat perlu dan besar
pengaruhnya, terutama bila ada yang mengetahui sesuatu mereka
saling memberi informasi. Apabila ada yang sakit baik di rumah
maupun di rumah sakit tetangga saling menjenguk.
d. Pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan yang berkaitan
dengan komunitas.
Tn.K mengatakan tidak ada masalah kesehatan berarti, yang
berhubungan dengan masyarakat sekitar.
e. Karakteristik masyarakatnya termasuk masyarakat dengan hubungan
sosial yang erat dan menjunjung tinggi kegiatan gotong royong
dalam suasana kekeluargaan yang kental.
f. Fasilitas kesehatan terdekat adalah puskesmas, yang dapat dijangkau
dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

19. Mobilitas geografis keluarga


a. TnK dan Ny.S berasal dari daerah yang berbeda, yaitu Ny.S dari
Demak dan Tn.N dari klumpit.
b. Alat transportasi di daerah : Ny.S dan Tn.K mengatakan alat
transportasi di sini dengan angkutan umum.
c. Alat transportasi yang biasa digunakan oleh keluarga Tn.K adalah
sepeda motor dan kadang pakai sepeda biasa.

20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.


a. Peran serta keluarga dalam perkumpulan di masyarakat, Tn.K
mengatakan tidak mengikuti IRMAS di wilayahNya, dan Ny.S
mengatakan dengan mengikuti perkumpulan.
b. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat Tn.K dan
Ny.S mengatakan dengan mengikut perkumpulan di masyarakat

xx
sangat menguntungkan karena melalui perkumpulan di masyarakat
keakraban dan kerukunan antara anggota masyarakat dapat terjalin
sehingga informasi mudah di dapat. Oleh karena itu keluarga kami
merasa perlu untuk mengikuti perkumpulan di daerah kami.
c. Persepsi keluarga mengenaipentingnya sistem pendukung keluarga
mempersiapkan positif terhadap kedua sistem pendukung di atas baik
sistem pendukung dalam keluarga maupun yang terdapat dalam
komunitas

D. Struktur Keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
a. Pengambilan keputusan dalam keluarga.
Ny.S mengatakan dalam mengambil keputusan di lakukan dengan
diskusi dan Tn.K selaku KK mempunyai peranan yang besar dalam
proses diskusi.
b. Masalah komunikasi yang dihadapi keluarga saat ini, Ny.S
mengatakan selama ini hubungan keluarga kami baik-baik saja dan
saya rasa kami tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi.

22. Struktur kekuatan keluarga


a. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ny.S mengatakan dalam mengambilan keputusan dilakukan dengan
diskusi dan Tn.K selaku KK mempunyai peran yang besar dalam
proses diskusi.
b. Masalah komunikasi yang dihadapi keluarga saat ini, Ny.S
mengatakan selama ini hubungan keluarga kami baik-baik saja dan
saya rasa kami tidak mengalami hambatan dalam berkomunikasi.

23. Struktur peran


a. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Ny.S mengatakan dalam
pengambilan keputusan dengan diskusi/musyawarah, dan Tn.K
selaku KK mempunyai peran yang besar dalam proses diskusi.

xxi
b. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan :
Ny.S mengatakan dalam pengambilan keputusan semua anggota
keluarga ikut berperan. Tapi Tn.K sebagai kepala keluarga memiliki
peran paling utama dalam mengambil suatu keputusan.

24. Struktur peran


Tn.K sebagai KK dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga An.E, An.S
bekerja dan An.T dan AN.A masih sekolah di SD.

25. Nilai dan norma keluarga


Nilai budaya yang dianut keluarga : Ny.S mengatakan keluarga
menganut budaya Jawa Tengah, kebiasaan keluarga masih mengantu
budaya Jawa Tengah, hal ini bisa dicontohkan dengan hal sebagai berikut
:
- Makan 3x sehari, saat makan dilarang bicara.
- Gak boleh makan sambil berdiri.

E. Fungsi Keluarga
26. Fungsi afektif
Ny.S mengatakan keluarganya sangat rukun, anggota keluarga saling
memiliki, saling membantu dan saling mendukung dalam segala hal
yang positif. Masing-masing merasa bahwa anggota keluarga adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan masing-masing merasa sangat akrab,
dan sangat dekat dan merasa saling membutuhkan dan aman serta
nyaman bagi anggota keluarga yang tinggal bersama.

27. Fungsi sosial


Ny.S mengatakan keluarga kami akrab satu sama lain. Keluarga kami
menjalankan kewajiban sesuai dengan peranannya masing-masing
kecuali anak no 3 dan 4 yang masih bermanja-manjaan dan belum bisa
melakukan segalanya secara mandiri.

xxii
28. Fungsi perawatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
5. Masalah typoid/bifus abdominalis
Ny.S mengatakan saya sering mendengar istilah typus tetapi
saya tidak tahu bagaimana cara kuman itu masuk ke usus dan
saya tidak tahu tanda dan gejalanya, yang saya ketahui Cuma
panas tinggi dan sakit pada perutnya.

6. Hipertermi
Ny.S mengatakan saya tidak mengerti kalau anak saya
mengalami panas tinggi karena typus. Saya kira anak saya hanya
demam biasa setelah beli obat di toko bisa hilang/turun. Setelah
mendapat hasil lab dari perawat ternyata anak saya terkena typus.

7. Kemampuan keluarga mengambil keputusan masalah typus.


Ny.S mengatakan “Karena anak saya sakit, yang saya
lakukan membawa anak ke mantri, tetapi setelah saya lakukan
membawa anak ke mantri, tetapi setelahminum obat dan tidak
ada perubahan, maka saya bahwa ke puskesmas Gribig.”
Ny.S mengatakan “Kadang anak saya demam tapi saya
tidak pernah menyangka kalau anak saya terkena typus”.
Ny.S mengatakan “Saya melakukan anjuran-anjuran dari
perawat”

8. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


Ny.S mengatakan dalam merawat anaknya kalau anaknya
sakit adalah memeriksakan ke puskesmas, kemudian obat
diberikan sesuai dengan advice dokter. Sedangkan untuk masalah
demam tinggi, saya berikan obat dari toko dan kadang saya
kompres, karena saya beranggapan anak saya hanya demam
biasa, jika tidak saya bawa langsung ke Puskesmas.

xxiii
9. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Ny.S mengatakan untuk merawat kesehatan kebersihan dan
kerapian lingkungan, kadang saya agak cuek. Tapi untuk
menguras bak mandi dilakukan seminggu sekali, Cuma untuk
urusan baju anak memang saya suka menggantung baju di kamar
tidur.

10. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan


Ny. S mengatakan jika anak saya sakit, biasanya saya
periksakan ke puskesmas Gribig.

29. Fungsi Reproduksi


Ny.S mengatakan kami dikarunia 4 orang anak perempuan. Sejak lahir
anak pertama dan kedua saya belum mengikuti program KB karena saya
menyangka mungkin anak ketiga saya nanti laki-laki, mala perempuan
lagi, akhirnya saya KB setelah anak ketiga dan keempat dengan KB
suntik.

30. Fungsi ekonomi


Ny.S mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, sandang pangan
disesuaikan dengan penghasilan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan berobat ke
puskesmas jika ada anggota keluarga yang sakit.

F. Stress dan Koping Keluarga


31. Stressor jangka pendek
Ny.S mengatakan tidak ada stres yang berarti dalam keluarga jika terjadi
konflik dalam keluarga dapat kami selesaikan dengan baik
(diskusi/musyawarah)

32. Kemampuan keluarga merespon terhadap situasi/stressor


Ny.S mengatakan tidak terganggu dengan masalah yang kadang timbul
pada keuarganya.

xxiv
33. Strategi koping yang digunakan
Ny.S mengatakan dengan masalah kesehatan yang terjadi pada anaknya,
strategi kasus yang digunakan dengan memeriksakan anaknya ke
Puskesmas Gribig.

34. Harapan keluarga pada perawat


Ny.S mengatakan dengan kedatangan perawat di wilayah kami, semoga
anak-anak kami menjadi sehat dan banyak memberikan informasi pada
kami tentang lingkungan dan tentang kesehatan anak kami.

35. Persepsi keluarga terhadap perawat


Ny.S mengatakan perawat adalah orang yang menjaga dan merawat
pasien.

36. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang


dihadapi
Ny.S mengatakan saya ingin diberi penjelasan lebih rinci tentang DBD
dan tentang hipertemi.

xxv
PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

xxvi
Px Tn.K Ny.S An.E An.S An.T An.A
Sist. Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan
P 18x/mn 18x/mn 18x/mn 20x/mn 24x/mn 20x/mn
u ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada
l seimbang seimbang seimbang seimbang seimbang seimbang tidak
m tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri ada nyeri dada,
o dada, bunyi dada, bunyi dada, bunyi dada, bunyi dada, bunyi bunyi nafas
n nafas nafas nafas nafas nafas fesikulerdi
a fesikulerdi fesikulerdi fesikulerdi fesikulerdi fesikulerdi seluruh
seluruh seluruh seluruh seluruh seluruh lapangan paru
lapangan paru lapangan paru lapangan paru lapangan paru lapangan paru
Sistem TD : 120/80 TD : 110/80 TD : 110/70 TD : 110/70 TD : 90/60 TD : 80/60
Kardio mmHg N : mmHg N : mmHg N : mmHg N : mmHg N : mmHg N :
Vaskular
80x/mn S : 80x/mn S : 82x/mn S : 80x/mn S : 84x/mn S : 96x/mn S :
36 C tidak ada 36 C tidak ada 36 C tidak ada 36 C tidak ada 36 C tidak ada 363C tidak ada
3 3 3 3 3

nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung
murni tak ada murni tak ada murni tak ada murni tak ada murni tak ada murni tak ada
suara suara suara suara suara suara
tambahan, tambahan, tambahan, tambahan, tambahan, tambahan,
CRT < 2 detik CRT < 2 detik CRT < 2 detik CRT < 2 detik CRT < 2 detik CRT < 2 detik
Sistem Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada
n kelumpuhan kelumpuhan kelumpuhan kelumpuhan kelumpuhan kelumpuhan
e
u
r
o
l
o
g
i
Sistem Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada
e pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
n kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
d tidak tidak tidak tidak tidak tidak

xxvii
o ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
l tanda penyakit tanda penyakit tanda penyakit tanda penyakit tanda penyakit tanda penyakit
a DM DM DM DM DM DM
i
n

Px Tn.K Ny.S An.E An.S An.T An.A


Sistem Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada Tak ada
m kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
u gerak, tidak gerak, tidak gerak, tidak gerak, tidak gerak, tidak gerak, tidak
s ada putih ada putih ada putih ada putih ada putih ada putih
k tulang, tidak tulang, tidak tulang, tidak tulang, tidak tulang, tidak tulang, tidak
ul ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
u sendi, sendi, sendi, sendi, sendi, sendi,
s rommaxsimal rommaxsimal rommaxsimal rommaxsimal rommaxsimal rommaxsimal
s
k
el
et
al
Sistem Tak ada nyeri Tak ada nyeri Tak ada nyeri Tak ada nyeri Tak ada nyeri Tak ada nyeri
urinaria pinggang, pinggang, pinggang, pinggang, pinggang, pinggang,
tidak ada nyeri tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pada saat nyeri pada nyeri pada nyeri pada nyeri pada nyeri pada
BAK, warna saat BAK, saat BAK, saat BAK, saat BAK, saat BAK,
urin kuning warna urin warna urin warna urin warna urin warna urin
jernih BAK > kuning jernih kuning jernih kuning jernih kuning jernih kuning jernih
4x/hari BAB BAK > BAK > BAK > BAK > BAK >
tak ada 4x/hari BAB 4x/hari BAB 4x/hari BAB 4x/hari BAB 4x/hari BAB
keluhannya tak ada tak ada tak ada tak ada tak ada
tak berdiri tak keluhannya keluhannya keluhannya keluhannya keluhannya
ada hemoroid tak berdiri tak tak berdiri tak tak berdiri tak tak berdiri tak tak berdiri tak
BAB 1x/hari ada hemoroid ada hemoroid ada hemoroid ada hemoroid ada hemoroid
BAB 1x/hari BAB 1x/hari BAB 1x/hari BAB 1x/hari BAB 1x/hari

xxviii
Sistem Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih, Kulit bersih,
in warna kuning warna kuning warna kuning warna kuning warna kuning warna kuning
te langsat, tidak langsat, tidak langsat, tidak langsat, tidak langsat, tidak langsat, tidak
g ada tato, tidak ada tato, tidak ada tato, tidak ada tato, tidak ada tato, tidak ada tato, tidak
u ada penyakit ada penyakit ada penyakit ada penyakit ada penyakit ada penyakit
m kulit kulit kulit kulit kulit kulit
e
n
Sistem Laki-laki tidak
re ditemukan
p penyakit
dr kelamin, tidak
o ada
d pembengkakan
u ingunal
k
si

xxix
Px Tn.K Ny.S An.E An.S An.T An.A
Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tak ada
p kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
si kejiwaan, kejiwaan, kejiwaan, kejiwaan, kejiwaan, kejiwaab,
ki masih dapat masih dapat masih dapat masih dapat masih dapat dalam
at memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan
ri masalah masalah masalah masalah masalah masalah di
dengan benar, dengan benar, dengan benar, dengan benar, dengan benar, bantu oleh
koping koping koping koping koping keluarga
mekanisme mekanisme mekanisme mekanisme mekanisme
adaptif adaptif adaptif adaptif adaptif
Sistem BB sesuai BB sesuai BB sesuai BB sesuai BB sesuai BB sesuai
pencernaan dengan tinggi dengan tinggi dengan tinggi dengan tinggi dengan tinggi dengan tinggi
badan, tidak badan, tidak badan, tidak badan, tidak badan, tidak badan, tidak
ada keluhan ada keluhan ada keluhan ada keluhan ada keluhan ada keluhan
muntah, tidak muntah, tidak muntah, tidak muntah, tidak muntah, tidak muntah, tidak
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
lambung, tidak lambung, lambung, lambung, lambung, lambung,
ada tidak ada tidak ada tidak ada tetapi kadang tetapi kadang
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran ulu hati sklera ulu hati sklera
hepar, sklera hepar, sklera hepar, sklera hepar, sklera tidak ikterik tidak ikterik
tidak ikterik tidak ikterik tidak ikterik tidak ikterik

xxx
RIWAYAT KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

37. Riwayat kesehatan keluarga dahulu


Ny.S mengatakan keluarganya baik dari pihak Ny.S maupun dari pihak
Tn.K tidak ada yang menderita hipertensi, DM, stroke, penyakit menular
lainnya, maupun penyakit keturunan.

38. Riwayat kesehatan keluarga sekarang


Ny.S mengatakan sekarang masalah yang sedang dihadapi AN.T adalah
panas tinggi, mual pusing.

G. Aktifitas Sehari-hari Anggota Keluarga


39. Nutrisi
Ny.S mengatakan keluarganya makan sehari 3x, komposisi nasi, lauk
pauk (biasanya tahu tempe kadang ikan) dan sayur (sayur yang disukai
keluarganya adalah tanpa santan)

40. Intake Cairan


Ny.S mengatakan keluarganya tidak ada masalah untuk cairan yang
harus diminum,, jumlah air untuk diminum lebih dari 8 gelas seharusnya,
yang diminum air putih, tapi untuk pahi hari keluarga kami kadang
minum teh dan kopi.

41. Eliminasi
Ny.S mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan
dalam BAK maupun BAB yaitu BAK 24 x sehari dan BAB 1x sehari.

42. Mobilisasi
Ny.S mengatakan tidak ada yang bermasalah dalam mobilisasi, tidak ada
yang mengalami gangguan gerak nyeri sendi, kaku sendi kecuali AN.T
yang beberapa hari ini mengeluh kadang sendinya sakit pegal-pegal.

43. Personal Hygiene


Ny.S mengatakan keluarganya mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari dan
mencuci rambut seminggu 2 kali. Masing-masing anggota keluarga
memiliki sikat gigi sendiri.

xxxi
ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH


1. DS : - Ny.S mengatakan anak saya panas Gangguan rasa nyaman
lebih dari 3 hari. (hipertermi) pada keluarga
- Ny.S mengatakan anak saya karena Tn.K khususnya An.T
panas, saya berikan obat di toko berhubungan dengan ketidak
(PMH), saya kompres dan saya mampuan keluarga merawat
berobatkan langsung ke puskesmas. anggota yang sakit typus.
- Suhu tubuh An.T 380C pernafasan
DO : 24xmenit
N : 89/menit
TD : 90/60 mmHg

2. DS : - Ny.S mengatakan perlu dalam hal Resiko tinggi terjadinya


merawat kesehatan, kebersihan dan kembali penyakit typus
kerapian lingkungan tetapi abdomunalis pada keluarga
berhubungan rumahnya sempit jadi Tn.K berhubungan dengan
banyak baju. Alat-alat dapur yang ketidakmampuan keluarga
tidak tertata ditempat semestinya memodifikasi lingkungan
dan kotor. sehat.
DO : - Kebersihan dan kerapian rumah
tampak kurang.
- Di kamar banyak pakaian yang
digantung
- Dapur tampak gelap dan gelap
- Dapur terdapat banyak lalat, lembab
- Peralatan masak kotor
- Tidak tersedia gendeng kaca

NO DATA FOKUS MASALAH

xxxii
3. DS : - Ny.S mengatakan tidak tahu Kurang pengetahuan tentang
makanan apa yang sebaiknya penatalaksanaan typus
diberikan. abdominalis pada keluarga
DO : - Ny.S bertanya pada Tn.K b/d kurang
pegawai/perawat tentang makanan mengenalnya informasi.
yang dimakan di rumah Keluarga Tn,K terhadap
- Ny.S tampak bingung dan bertanya- penyakit typus Abdominalis
tanya

xxxiii
Masalah I
Gangguan rasa nyaman (hipertermi) pada keluarga Tn.K khususnya An.T
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit

No Kriteria Bobot Skore Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3x1 1 Masalah ini sifatnya indah nyata
tidak/kurang sehat jadi harus segera diberi intervensi
keperawatan supaya tidak
menimbulkan bahaya lebih lanjut

2. Kemungkinan 2/2x2 2 Sumber daya pada keluarga yang


dirubah mudah cukup tersedia fasilitas untuk
pelayanan kesehatan yaitu
puskesmas, keinginan keluarga
tinggi

3. Potensi masalah 3/3x1 1 Masalah hipertermi dapat diatasi


untuk dicegah dengan keingin tahuan keluarga
tinggi 2/2x1 mengenai informasi yang
berkaitan dengan typus

4. Menonjolnya 1 Keluarga menganggap masalah


masalah berat harus tersebut adalah masalah serius dan
segera di tangani harus segera ditangani.

Total 5

xxxiv
Masalah II
Resiko tinggi terjangkitnya kembali penyakit typus abdominalis pada
keluarga Tn.K berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
memodifikasi lingkungan sehat.

No Kriteria Bobot Skore Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3x1 2/3 Masalah ini dapat mengancam
ancaman kesehatan kesehatan keluarga

2. Kemungkinan 2/2x2 2 Keinginan keluarga untuk sembuh


dirubah mudah dan tidak terjangkit kembali tinggi
dan sumber daya keluarga yaitu
tenaga

3. Potensi dicegah 3/3x1 2/3 Masalah ketidak mampuan


cukup keluarga memodifikasi
lingkungan sehat telah
menyebabkan An.T terkena typus
yang sebelumnya pernah diderita
oleh kakaknya Nn.S kemungkinan
keluarga yang lain dapat terjangkit
juga.

4. Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga mengetahui bahwa


masalah harus lingkungan yang tidak sehat dapat
segera di tangani beresiko keluarga terjangkit
kembali penyakit typus sehingga
harus segera ditangani
Total 3 4/3

xxxv
Masalah III
Kurang pengetahuan (mengenal) tentang penatalaksanaan typus abdominalis
(pencegahan typus) pada keluarga Tn.K b/d kurang mengenalnya informasi
keluarga Tn.K terhadap penyakit typus abdominalis.

No Kriteria Bobot Skore Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3x1 1 Keinginan keluarga untuk
tidak/kurang sehat mengetahui pencegahannya sangat
tinggi untuk memperoleh
kesehatan yang tinggi
2/2x
2. Kemungkinan 2 2 Keinginan untuk tahu sangat
diubah mudah tinggi supaya keluarganya tidak
sakit lagi dengan cara pencegahan
yang tepat.

3. Potensi masalah 3/3x1 1 Masalah pencegahan tapat teratasi


untuk dicegah 2/2x1 dan dengan keinginan untuk
tinggi mengetahui keluarga sangat
tinggi.

4. Menonjolnya 1 Keluarga menganggap ini sangat


masalah berat harus penting supaya tidak menjangkit
segera di tangani anggota keluarga yang lainnya

Total 5

xxxvi
NURSING CARE PLAN

Tujuan Kriteria
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan rasa nyaman Setelah Setelah dilakukan 1. Cara merawat pasien typus. 1. Diskusikan dengan
(hipertermi) pada keluarga diberikan 1 x 10 diharapkan - Penderita diberi minum keluarga tentang
Tn.K khususnya An.T b/d tindakan keluarga mampu banyak the/sirup/susu penatalaksanaan pasien
ketidak mampuan keluarga keperawatan mengenal masalah Respon verbal - Membersihkan typus, pengertian typus
merawat anggota yang 2x24 jam typus dan Kognitif kompres mandi hangat dan tanda-tanda gejala
sakit typus hipertermi pada perawatannya : - Berikan obat anti typus.
An.T dapat 1. Menyebutkan practik sesuai resep 2. Beri kesempatan keluarga
diatasi cara merawat 2. Typus adalah penyakit untuk bertanya hal yang
pasien typus infeksi yang disebabkan kurang jelas
oleh salmonellk typosa 3. tanyakan kembali hal yang
3. Menyebutkan 3 gejala typus tidak didiskusikan
- Demam tinggi 4. beri reinforcement positif
2. Menyebutkan - Manifestasi nyeri ulu atas jawaban keluarga
pengertian hati/tekan pada abdomen yang benar.
typus - Malaise

3. Menyebutkan
tanda-tanda
gejala typus
No Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi

37
Umum Khusus Kriteria Standar
2 Resiko tinggi terjangkitnya Setelah Setelah 1x20 Respon verbal 1. Menyebutkan cara 1. Diskusikan dengan
kembali penyakit typus diberikan menit pertemuan, kognitif penularannya salmonella keluarga tentang cara
pada keluarga Tn.K b/d tindakan selama keluarga mampu typosa yaitu: penularan typus dan
ketidak mampuan keluarga 3 hari keluarga mengambil - Makanan komplikasi apa yang
merawat lingkungan yang Tn.K dapat keputusan untuk - Minuman terjadi bila segera tidak
sehat memodifikasi mengatasi dan ada yang langsung dapat mendapat perawatan
lingkungan ancaman salmonella masuk melalui dan obat dari dokter
sehat dan kesehatan yang pembuluh limfe dan ikut 2. Beri kesempatan keluarga
ancaman ada dengan peredaran getah bening untuk bertanya hal yang
kesehatan tidak mampu : kurang jelas.
terjadi 1. Menyebutkan 2. Menyebutkan komplikasi 3. Tanyakan kembali hal-hal
cara typus yaitu : yang telah didiskusikan
penularannya - Perdarahan usus 4. Beri reinforcement positif
salmonella - Perforasi usus atas jawaban yang benar
typosa - peritonisits 5. Meminta keluarga untuk
2. Menyebutkan menjelaskan komplikasi
komplikasi bila tidak segera mendapat
bila tidak perawatan
segera
mendapat
perawatan
Tujuan Kriteria
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar

38
3 Kurang pengetahuan Setelah Setelah 1x20mnt Respon verbal - Menyebutkan tatalaksanaan 1. Mendiskusikan dengan
tentang penatalaksanaan dilakukan pertemuan, kognitif yang tepat pada typus yaitu keluarga tentang
typus pada keluarga Tn.K tindakan keluarga mampu berikan diit yang tepat penatalaksanaan typus
b.d kurang mengenalnya keperawatan 3 mengambil banyak istirahat. Bila panas 2. Memberi kesempatan
informasi keluarga tn.K hari keluarga keputusan untuk di kompres dengan air keluarga untuk bertanya
terhadap penyakit typus Tn.K dapat mengatasi hangat dan diberi jika kurang jelas
mengetahuai ancaman paracetamol 3. Memberikan
penatalaksanaan kesehatan dengan reinforcement
pada typus mengetahui 4. Beri penghargaan atas
penatalaksanaan demonstrasi yang telah
yang baik/tepat dilakukan
selama di rumah

39
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

No Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Formatif TTD


1. 22-2-08 Gangguan rasa nyaman 1. Mendiskusikan keluarga Tn.K S: Keluarga mengatakan sudah tahu cara
(hipertensi) pada tentang cara merawat pasien typus perawatan typus
keluarga Tn.K, 2. Mendiskusikan pengertian typus O: 1. Keluarga memeriksakan segera jika ada
khususnya An.T b.d 3. Mendiskusikan dengan keluarga keluarga yang panas tinggi dan di
ketidakmampuan Tn.K tentang tanda gejala typus khawatirkan typus dan jika di periksakan
keluarga yang sakit typus di beri obat sesuai ajuran dokter
2. Keluarga menjelaskan tentang pengertian
typus yaitu penyakit infeksi dengan tanda
infeksi dengan tanda dan gejala
panastinggi dan disertai nyeri tekan pada
lambung/ nyeri ulu hati.
2. 24-2-08 Resti terjangkitnya 1. Mendiskusikan dengan keluarga S: Keluarga sudah tahu cara memodifikasi
kembali penyakit typus Tn.K cara penularannya salmonella rumah/ lingkungan yang sehat
keluarga Tn.K b.d typosa baik melalui makanan, O: - Keluarga mau menata rumahnya dengan
ketidakmampuan minuman dan dari lingkungan baik misalnya pemberian genting kaca pada
memodifikasi lingkungan 2. Mendiskusikan komplikasi typus kamar tidur, kamar mandi dan dapur supaya
yang sehat yaitu perforasi, perdarahan sampai pencahayaan dapat masuk
peritonitis - Keluarga dapat menyebutkan komplikasi
yang dapat ditimbulkan oleh penyakit typus

40
No Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Formatif TTD
3. 25-2-08 Kurang pengetahuan 1. Mendiskusikan tentang S: Keluarga Tn. K paham tentang tatalaksana
(mengenal) tentang penatalaksanaan penyakit typus
penatalaksanaan typus O: Kelurga dapat menjelaskan yaitu memberikan
b.d kurangnya mengenal banyak minum air putih/ the/ susu, banyak
informasi keluarga Tn.K istirahat, makan lunak dulu baru nasi
tentang typus

41
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga penulis
menyimpulkan bahwa untuk mencegah terjadinya kekambuhan adalah
dengan makanan-makanan bergizi seperti jerohan, daging, sayur, kangkung,
nasi, tempe, tahu dan memperhatikan rumah, terutama lantai, ventilasi/
jendela serta pencahayaan yang masuk kerumah, tidak merokok, tidak
bekerja terlalu capek.
Adapun tindakan yang dilakukan secara langsung pada keluarga
dengan cara penyuluhan pendidikan kesehatan, serta mengajurkan
mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi untuk mencegah terjadinya
kekambuhan.

B. SARAN
1. Untuk Pasien
Mencegah terjadinya kekambuhan adalah, makan-makanan yang bergizi,
memperhatikan lingkungan rumah seperti membuka jendela setiap hari,
mengusahakan sinar matahari masuk, lantai tetap kering dan cukup
istirahat.
2. Untuk Keluarga
Keluarga selalu menjaga kondisi tubuh dengan makan-makanan yang
bergizi, cukup istirahat dan menjaga keadaan keluarga serta lingkungan
sehat.
3. Petugas Kesehatan
Hendaknya harus aktif dan bekerja sama dengan petugas kesehatan
lingkungan untuk memonitor rumah penderita Typus Abdominalis.
4. Masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk ikut dalam penyuluhan pendidikan
kesehatan oleh petugas kesehatan untuk membantu proses
penanggulangan penyakit Typus Abdominalis.

42
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long. Perawatan Medikal bedah 2. Bandung. 1996

Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa, Yasmin
Asih. Jakarta : EGC. 1997

Doengoes, Marilynn E, Mary Frances M, Alice C. Geissler. Rencana Asuhan


Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Alih Bahasa. I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati,
Edisi III. Jakarta : EGC. 1999

Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Fakultas Kedokteran UI.
Media Aescullapus. Jakarta

Price, Sylvia A, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Edisi 6. Jilid 2. 2005

Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis Cetakan ke-8. Dep.Kes. RI.


Jakarta. 2002

43

Você também pode gostar