Você está na página 1de 14

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 232

REVIEW: ANALISIS PENENTUAN GLIBENKLAMID DALAM


PHARMACEUTICAL DOSAGE FORMS
Wulan Tresnawati, Febrina Amelia Saputri
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor 45363
Korespondensi : Wulan Tresnawati | wultresnaa@gmail.com

ABSTRAK

Glibenklamid merupakan obat antidiabetes oral yang paling sering digunakan untuk
pengobatan Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2[5]. Penggunaan glibenklamid ini sering
dikombinasikan dengan antidiabetik lain. Dalam review artikel kali ini akan dibahas beberapa
metode yang digunakan untuk analisis glibenklamid beserta kondisi dan metode validasi yang
digunakan serta diskusi dari manfaat yang didapatkan. Metode yang digunakan adalah RP-
HPLC, HPTLC, Spektrofotometri UV dan Spektroflourometri.

Kata kunci : Analisis, glibenklamid, validasi

ABSTRACT

Glibenclamide is an oral antidiabetic drug most commonly used for the treatment of Diabetes
Mellitus (DM) Type 2. Use of glibenclamide is often combined with other antidiabetic. In this
review article, we will discuss some of methods for analysing glibenclamide with conditions
and validation methods that is used also the benefits that is gained. The method used is RP-
HPLC, HPLC, UV spectrophotometry and Spectroflourometry

Keywords: analysis, glibenclamide, validation

PENDAHULUAN Diabetes Federation (IDF) memperkirakan

Diabetes mellitus (DM) masih bahwa sebanyak 183 juta orang tidak

merupakan penyakit yang sangat serius dan menyadari bahwa mereka mengidap DM
[1]
kompleks. Kejadian DM tiap tahun kian .

meningkat. Data yang diperoleh pada DM terbagi menjadi dua macam

tahun 2011 menunjukan sebanyak 366 juta yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. Kasus

orang menderita DM. Peningkatan kasus yang banyak terjadi ialah DM tipe 2. DM

DM diperkirakan akan meningkat tipe 2 merupakan penyakit yang

jumlahnya menjadi 522 juta pada tahun disebabkan oleh ketidaksensitifan insulin

2030. Kematian disebabkan oleh DM terhadap kadar gula darah atau sering juga

mencapai 4,6 juta kematian. International disebut dengan resitensi insulin. Sekresi
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 233

insulin yang abnormal juga dapat mejadi dan campuran Glibenklamid-Metformin

faktor penyebab DM tipe 2. Ketidak (77%) [6].

sensitifan ini disebabkan oleh rusaknya sel Tingginya kasus DM tipe 2 ini
[2-4]
β pankreas . Faktor resiko pada DM mendorong para peneliti untuk melakukan

tipe 2 itu terdiri dari beberapa faktor pengembangan metode analisis yang lebih

diantaranya umur, riwayat DM, aktifitas efektif dan lebih akurat untuk menentukan

fisik, IMT (indeks masa tubuh), tekanan kadar glimeklamid dalam darah maupun

darah, stress, dan kadar kolesterol [5]. dalam sediaan farmasi. Tujuan dari review

Terapi yang digunakan pada DM article ini adalah untuk memberikan

tipe 2 adalah terapi farmakologi dengan gambaran tentang penggunaan dari

antibiabetik oral. Salah satu golongan masing-masing metode analisis. Sehingga

antidiabetik oral yang sering digunakan diharapkan dapat memudahkan pembaca

ialah golongan glibenclamide atau sering dalam memilih metode yang tepat dan

disebut juga gliburide yang termasuk efektif untuk analisis glibenklamid.

kedalam obat golongan sulfonil urea. METODE

Glibenclamide bekerja dengan cara Pencarian dan Strategi Pencarian

menstimulasi pengeluaran insulin dengan Strategi pencarian data yang

cara menghambat penempelan reseptor dijadikan acuan dalam review article ini

sulfonil urea di sel β pulau langhears dan dilakukan dengan melalui penelusuran

akhirnya menyebabkan adanya tegangan melalui internet dengan mesin pencari

pembukaan calsium chanel yang akhirnya google. Pencarian dilakukan dengan

terjadi peningkatan kalsium intra sel β[4]. beberapa Keyword yang dipakai dalam

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya et mesin pencari. Keyword yang biasanya

all, menunjukan bahwa sebagian besar dipakai adalah sebagai berikut ‘Analisis

pengobatan DM di puskesmas penentuan Glibenklamid’, ‘penentuan

menggunakan obat Glibenklamid (19%) Glibenklamid dengan spektometri’,

‘Metode Analisis Kuantitatif


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 234

Glibenklamid’. Artikel-artikel yang dipilih yang campuran dari dua atau lebih api

sebagai data reveiw ini berasal dari antibiabetik oral. Metode analisis yang

pustaka-pustaka primer dan pustaka digunakan dapat berupa metode analisis

sekunder seperti jurnal-jurnal publikasi secara konvensional ataupun metode

ilmiah dan textbook. Jurnal yang analisis yang modern. Sedangkan untuk

digunakan merupakan jurnal yang kriteria ekslusi yaitu jurnal yang di

terpercaya yang dapat di akses di beberapa terbitkan dibawah tahun 2006, dimana

situs seperti Google Scholar, researchgate, artikel-artikel yang digunakan merupakan

ncbi, elshiviere, dan beberapa situs jurnal artikel yang tahun publikasinya setidaknya

lainnya. 10 tahun terakhir.

Kriteria seleksi data (ekslusi dan HASIL

inklusi) Glibenklamid atau sering juga

Dari beberapa jurnal yang telah disebut gliburide merupakan obat diabetik

dicari, dilakukan beberapa skrining dan oral yang biasanya dibuat dalam bentuk

penyeleksian artikel. Penyeleksian tersebut sediaan tablet dengan bahan tunggal

didasarkan pada kriteria inklusi dan maupun bahan campuran. Analisis

eksklusi yang telah ditentukan. Kriteria glibenklamid dalam sediaan farmasi dapat

inklusi yang digunakan ialah artikel-artikel dilakukan dengan beberapa cara

yang didalamnya memuat cara atau metode diantaranya : HPLC (RP-HPLC),

analisis penentuan glibenklamid pada Spektofotometri Uv vis,


[7-14]
sediaan farmasi baik yang tunggal maupun Spektoflourometri, HTPLC.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 235

Tabel 1.1 metode yang digunakan beserta hasil dalam metode analisis glibenklamid

No Metode Sampel Kondisi Standar %


deviasi recovery
1 Spektrofotometri Tablet Λmaks 229,5 nm 1,32 % 99,70-
Uv Vis glibenklamid range konsentrasi 101, 89 %
tunggal 3-15 µg/ml

2. Spektoflorometri Formulasi farmasi Fluoresensi pada 0,614 94-103 %


354 nm dan
eksitasi pada 302
nm
3 HPTLC Tablet metformin- -Silica gel 60 F254 1,38-17,06 81,72-
glibenklamid -Fase gerak 125,48 %
air: metanol:
amonium sulfat
(2:1:0,5) (fase
normal)
-diukur dengan
densitometri 237
nm
-Silica gel 60 F254 1,82 % 99,63-
-fase gerak 100,29 %
Ammonium
sulfate (0.5%): 2-
propanol:
methanol dengan
perbandingan
8.0:1.6:1.6 (v/v/v)
-Dideteksi dnegan
TLC scanner 238
nm

4a RP-HPLC Sediaan farmasi - fase diam <2% 99,2-108


C18 110A %
100×4.60mm 5 µ
- Fase gerak
methanol: 0.2M
phosphate buffer
PH 7.0 (70:30)
- kecepatan aliran
1,0 ml/meit
-detektor PDA
228 nm
- kolom
temperatur 250 C
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 236

No Metode Sampel Kondisi Standar %


deviasi recovery
4b RP-HPLC Sediaan farmasi - Fase diam 0,5 % 98 %
C18 (250 x 4.0
mm 5.0µm)
- fase gerak
buffer pH 5.3:
acetonitrile 60:40
- kecepatan aliran
1,2 ml/menit
Dengan teknik
isokratic

Fase diam 0,08-1,6 % 99,7-100


Kolom C18 150 × %
4.6 mm i.d., 5µm
Fase gerak
0,05 % dietilamin
(pH 3,5) :
metanol :
astetonitril
(55:15:30)
Kecepatan alir 1,0
ml/menit
Detektor SPD 20
pada 229 nm

Fase diam 0,96-1,4 % 99,8-102


Kolom C18 (250 %
× 4.6 mm, 5µm)
Fase gerak
Buffer phospphat
pH 4,8: asetonitril
(40:60)
Konsentrasi
80,100, 120
Kecepatan alir
1,0ml/ menit
Suhu 300 C
Dengan PDA-Uv
pada 230 nm

PEMBAHASAN Diabetes Mellitus (DM) tipe 2. DM tipe 2

Glibenklamid merupakan obat yang merupakan penyakit yang yang serius dan

sering digunakan dalam pengobatan harus dilakukan pemantauan yang teratur.


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 237

Fungsi dari glibenklamid sendiri bekerja HPLC dengan fase terbalik atau RP-HPLC,

dengan cara menstimulasi sel β Pankreas Spektofotometri Uv Visible, HPTLC, dan

untuk mengeluarkan insulin. Dalam Spektoflourometri. Pengembangan-

kenyataannya antidiabetes sering dibuat pengembangan dan proses validasi dari

menjadi sediaan tablet untuk penggunaan metode-metode tersebut telah banyak

oral. Tablet yang dibuat dapat berisi dilakukan untuk mendapatkan hasil yang

glibenklamid tunggal maupun dengan terbaik.

campuran dari beberapa obat antidiabetes Dari hasil penelusuran pustaka

lain seperti campuran antara metformin yang ada dalam review article ini, analisis

dan glibenklamid. Namun, dalam glibenklamid dapat dikatagorikan menjadi

penggunaannya tablet dengan campuran dua macam yaitu analisis glibenklamid

glibenklamid dan metformin lebih disukai tunggal dan analisis glibenklamid

karena mempunyai efek yang sinergis dan campuran. Namun secara garis besar, baik

dapat memperkecil efek samping dari analisis glibenklamid tunggal atau analisis

masing-masing obat, sehingga dapat glibenklamid campuran dapat dikatakan

meminamalisir efek samping obat bila sama, karena pada prakteknya masing-

dibuat tablet dengan bahan aktif tunggal. masing zat dianalisis, dan hasil yang

Oleh karena itu prosedur yang diperoleh menunjukan tidak ada pengaruh

digunakan dalam analisis glibenklamid terhadap zat antara satu sama lain.

dalam beberapa sediaan tentunya akan Dibawah ini akan diuraikan lebih

berbeda-beda. Tergantung apa dan jelas tentang masing-masing instrumen

bagaimana obat tersebut dibuat. Pemilihan yang digunakan untuk analisis penentuan

dari metode analisis yang tepat tentunya glibenklamid dalam sediaan farmasi

dapat mempengaruhi hasil yang  Spektofotometri Uv

didapatkan. Dari keseluruhan metode Spektrofotometri adalah

analisis glibenklamid, metode yang instrumen yang sering digunakan

populer atau sering digunakan adalah dalam menganalisis suatu zat dalam
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 238

berbagai sampel. Spektrofotometer masing konsentrasi dan dipilih

terdiri dari sumber cahaya, panjang gelombang yang memiliki

monokromator, sel absorbsi, serapan yang maksimum. Setelah

detektor dan pencatat. Prinsip dari itu dilakukan pengukuran pada

spektofotometri Uv ini ialah sampel dengan menggunakan

serapan panjang gelombang yang panjang gelombang 229,5 nm

khas yang diberikan oleh suatu (panjang gelombang dengan

senyawa terhadap detektor UV. serapan maksimum). Selanjutnya

Prosedur validasi pada dilakukan proses validasi. Hasil

spektrofotometri sama dengan yang didapatkan ialah sebagai

instrumen lainya seperti akurasi, berikut: Untuk lineritas harga

presisi, lineritas, dan nilai LOD dan koefesien korelasi yang didapatkan

LOQ. Sebelum melakukan analisis sangat baik yaitu sebesar 0,999.

dari suatu zat maka kita harus Sementara untuk nilai akurasi

mengetahui panjang gelombang dilihat dari nilai % recovery,

yang dimiliki zat tersebut untuk %RSD dan %RE. Data untuk nilai

glibenklamid sendiri berada akurasi ini sendiri digunakan

dikisaran 200-400 nm,yang beberapa tingkatan yang berbeda

merupakan panjang gelobang UV. (80%,100% dan 120%).

Setelah itu dilakukan preparasi Didapatkan nilai % recovery

sampel dengan cara membuat sebesar 99,70-100,89 %, sedangkan

larutan stok dengan berbagai untuk nilai RSD adalah 0,86-

konsentrasi. Untuk melihat lineritas 1,59%, sementara nilai RE adalah

dari kurva maka variasi konsentrasi 0,80-2,05%. Parameter selanjutnya

yang dibuat minimal 5 konsentrasi. ialah LOD dan LOQ, hasil yang

Kemudian dicari panjang didapatkan adalah 10 ng/ml untuk

gelombang maksimum dari masing- LOD dan 35 ng/ml untuk LOQ.


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 239

Bila kita kaitakan dengan standar sendiri digunakan metode fase

minimum yang ditentukan ICH terbalik atau disebut juga reversed

(International Conference on phase, atau lebih dikenal dengan

Harmonization) maka analisis sebutan RP-HPLC. Pada penelitian

gibenklamid dengan menggunakan yang dilakukan oleh Shwehta dan


[8]
spektofotometri dapat dikatakan Sunil analisis glibenklamid

baik, sebab parameter untuk dilakukan dengan menggunkan

validasinya berada di dalam range HPLC dengan fase terbalik. Fase

yang ditentukan oleh ICH yaitu gerak yang digunakan adalah


[7]
dibawah 2% colom C18 yang berukuran 25 x 4,6

 HPLC cm dan fase gerak metanol :

Metode HPLC lebih sering potasium dihidrogen phosphat dan

digunakan pada sediaan farmasi buffer dengan perbandingan 78:22.

terutama jika dalam sediaan Kecepatan yang digunakan 1ml

farmasi tersebut merupakan /menit [8]. Sedangkan penelitian lain

campuran dari beberapa kombinasi yang dilakukan oleh Jayanthi dkk


[9]
api (active pharmaceutical analisis glibenklamid dilakukan

ingridiens). Keunggulan HPLC dengan menggunakan fase gerak

dalam identifikasi bahan campuran kolom C18 (150 x 4,6 mm i.d.,

memang tidak diragukan lagi. 5µm) dengan fase gerak 0,05%

Dengan menggunakan HPLC, zat- trietilamin (pH 3,5): acetonitil :

zat yang ada dalam campuran akan etanol dengan perbandingan

dilakukan pemisahan terlebih 55:15:30 dengan kecepatan aliran

dahulu, sehingga analisis dari 1,0 ml/menit pada panjang

masing-masing komponen dalam gelombang 229 nm. Penelitian

campuran dapat dilihat dengan selanjutnya dilakukan oleh


[10]
baik. Untuk analisis glibenklamid Alnukkary dkk menganalisis
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 240

glibenklamid pada oral kurang dari <2% baik untuk inter-

hypoglycemic tablets dengan day dan intra-day. Sementara untuk

menggunakan fase diam berupa nilai LOD dan LOQ yaitu sebesar

kolom C18 dengan ukuran (250 × 0,12 dan 0,43. Hasil ini memenuhi

4.6 mm, 5µm) dan fase gerak standar yang telah ditetapkan oleh

berupa buffer fosfat pH 2,8 : ICH guadlines bahwa nilai RSD

acetonitril dengan perbadingan mempunyai nilai kurang dari 2%.

40:60 pada panjang gelombang 230 Menurut ICH nilai RSD yang

nm dan flow rate 1,0 ml/menit. Dan kurang dari 2% menggambarkan

yang terakhir penelitian yang bahwa sistem analisis yang dipakai


[11]
dilakukan oleh Mohd dkk baik karena kecilnya nilai

menganalisis dengan menggunakan simpangan yang sehingga hasil


[8]
fase diam kolom C18 Gemini5µ analisis pun akan akurat .

C18 110A 100×4.60 mm 5 mikron Sementara itu hasil yang

dan fase gerak berupa methanol: didapatkan dari penelitian Jayanthi

0.2M phosphate buffer PH 7.0 harga koefesien korelasi ialah

dengan perbandingan 70:30 0,999. untuk nilai presisi dilihat

dideteksi pada panjang gelombang dari nilai keterulangan dengan

228 nm dan flow rate sebesar 1,0 %RSD yang didapatkan yaitu 5,607

ml.menit. dan didapatkan nilai intra dan


[9]
Dari hasil penelitian yang interday nya kurang dari 2% .

dilakukan oleh Shwehta dan Sunil Sementara itu hasil dari metode

memperlihatkan bahwa lineritas validasi yang dilakukan oleh

yang diperoleh menghasilkan Alnukkary ialah sebagai berikut.

regresi yang baik dengan nilai r= Untuk nilai akurasi ini, dilihat

0,999. Sedangkan untuk validasi dengan % recovery, dimana %

presisi didapatkan hasil RSD yang recovery ini menggambarkan


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 241

seberapa jauh nilai yang dihasilkan yang dan didapatkan 0,02 untuk

dalam proses analisis dapat nilai LOD dan 0,060 untuk nilai

menyimpang dari nilai yang LOQ akan nilai dari %recovery.

sesungguhya. Kisaran konsentrasi Nilai dari akurasi ini sebenernya

yang digunakan dalam menentukan dapat dilihat dengan beberapa

nilai akurasi ini ialah 80, 100 dan metode salah satunya dengan nilai

120%. Dimana dihasilkan 99,93% % recovery. % Recovery ini dapat

untuk konsentrasi 80. 98,44 % digunakan sebab metode yang

untuk konsentrasi 100 dan 100,2% digunakan adalah metode standar

untuk konsentrasi 120. Untuk nilai adisi, yaitu dengan menambahkan

presisi sendiri dilihat dari nilai standar di dalamnya. Untuk

intra-day dan inter day dan pengujiannya sendiri digunakan

didapatkan hasil dengan range pada 50%, 100% dan 150%.

0,96-1,02% untuk intra day dan Parameter lainnya adalah nilai

1,13-1,28% untuk interday. Bila LOD dan nilai LOQ, Nilai LOD

dilihat maka nilai presisi ini dan LOQ ini diambil dari standar

memasuki kriteria ICH dimana deviasi dari respon dan kemiringan

nilai yang baik adalah kurang dari kurva kalibrasi dan didapatkan nilai
[10]
2% . Begitupun dengan nilai 200 ng/ml untuk LOD dan 800

LOD dan LOQ. Dan yang terakhir ng/ml untuk LOQ. Berbeda dengan

hasil yang didapatkan dari penelitian sebelumnya, sampel

penelitian yang dilakukan oleh penelitian dari Modh ini berbentuk

Modh dkk ialah didapatkan hasil, glibenklamid nanoemulsi, dimana

harga koefesien korelasi yang didalamnya terkandung zat-zat

didapatkan adalah 0,999. yang digunakan sebagai basis

Sementara nilai akurasi yang seperti tween 80, propylenglykol,

didapatkan sebesar 99,2-100,8% dan minyak sebagai fase


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 242

dispersinya. Sehingga pada Hasil dari validasi yang dilakukan

preparasi sampelnya dilakukan adalah sebagai berikut untuk nilai

sonikasi berulang[11]. LOD ialah 0,067 µg.m L-1.

 Spektroflourometri Sementara untuk nilai standar

Spektofloroumetri deviasi adalah sebesar 0,614

merupakan metode analisis yang dengan % recovery 94-103%.

digunakan untuk analisis suatu Namun pada metode

senyawa berdasarkan pengukuran spektofolourometri ini analisis

intensitas cahaya flouresensi yang yang dilakukan kurang sempurna,

didasarkan oleh zat uji. Dalam karena efek dari eksipien belum

sedian farmasi, spektoflourometri bisa dihilangkan secara sempurna.

dapat digunakan untuk macam- Maka dilakukan metode lain untuk

macam bentuk sediaan, baik itu mengecek parameter validasi yang

cair, padat, ataupun semi solid. dilakukan serta untuk

Untuk sediaan tablet, menghilangkan efek dari eksipien.

jumlah dari tablet harus Proses pengecekan ulang yang

representatif yang berkisar 20 tablet dilakukan ialah dengan

atau lebih. Pada penelitian menggunakan metode standar adisi

sebelumnya yang dilakukan oleh sedangkan pada proses yang


[12]
Karim dan Perween , penentuan pertama dilakukan dengan

glibenklamid dengan menggunakan menggunakan eksternal standar.

spektoflourometri dapat dilakukan Hasil yang diperoleh jika

dengan Spektofotometer menggunakan eksternal standar

louminensens Perkim-Elmer LS50. yaitu sebagai berikut. Untuk nilai

Panjang gelombang yang LOD didapatkan nilai 0,204 µg.m

digunakan dalam metode ini adalah L-1 dengan standar deviasi sebesar

emisi 354 nm dan eksitasi 302 nm. 1,977 µg.m L-1 dan koefisien
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 243

korelasi yaitu 0,9998 dan % dilakukan dengan densitometri

recovery sebesar 98-102 %. dengan panjang gelombang 237

Sehingga dapat diambil kesimpulan nm. Hasil yang didapatkan dari

bahwa spektroflourometri dapat metode validasi adalah sebegai

digunakan untuk analisis suatu berikut. Nilai dari LOD yaitu 12,26

sediaan farmasi selain ng spot-1 dan LOQ sebesar 40,86 ng

menggunakan metode yang spot-1. % recovery yaitu 81,72-

lainya[12]. 125,48 %. Sedangkan nilai presisi

 HPTLC 3,13-17,06. Nilai dari presisi pada

HPTLC merupakan metode HPTLC ini cukup besar jika

kromatografi lapis tipis yang di dilakukan pada konsentrasi yang


[13]
telah kembangkan. Sebelumnya kecil . Penelitian lain dilakukan

metode TLC atau kromatografi oleh Havele dan Sunil. Pada

lapis tipis merupakan metode yang penelitian yang mereka lakukan

konvensional dalam analisis digunakan fase diam silika gel 60

kualitatif dan kuantitatif. F254, dan fase gerak berupa

Pengembangan metode HPTLC ini Ammonium sulfate (0.5%): 2-

adalah pada kecepatan fase propanol: methanol dengan rasio

geraknya dengan arus berkecepatan 8.0:1.6:1.6 (v/v/v). Deteksi

tinggi kapiler. Pada penelitian yang dilakukan dengan TLC scanner dan

dilakukan oleh Ghassempour dkk. didapatkan koefesien korelasi

Metode HPTLC ini menggunakan dengan nilai 0,999. Sedangkan

fase diam silika gel 60 F254 dengan untuk nilai presisi ialah 1,82 dan

fase gerak air: metanol dan 1,5. Dengan kata lain untuk nilai

ammonium sulfat dengan presisi yang didapatkan ini

perbandingan 2:1:0,5 b/v. memenuhi syarat dimana syarat

Pengukuran pada HPTLC ini yang ditentukkan adalah kurang


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 244

dari 2%. Nilai dari nilai LOD dan [http://www.idf.org/diabetes-evidence-

LOQ secara berturut-turut adalah demands-realaction-un-summit-non-

95 dan 200 ng/ml . dan nilai akurasi communicable-diseases]

dilihat pada %recovery yaitu [2] Donath MY,Schumann DM,

99,82-100,24 [14]. Faulenbach M, Ellingsgaard H, Perren A,

UCAPAN TERIMAKASIH et al. Islet inflammation in type 2 diabetes:

Rasa syukur penulis panjatkan from metabolic stress to therapy. Diabetes

kepada Allah.SWT karena berkat rahmat Care .2008: 3(2) : S161-164.

dan karunia-Nya penulis dapat [3] Akash MSH, Shen Q, Rehman K, Chen

menyelesaikan review article ini. Dan S . Interleukin-1 receptorantagonist: a new

tidak lupa penulis juga mengucapkan therapy for type 2 diabetes mellitus. J

terimakasih kepada kedua orang tua yang Pharm Sci. 2010: 101(5).

selalu mendoakan dan memotivasi, dan [4] Akash MSH, Rehman K, Chen S. Role

ucapan terimakasih kepada dosen mata of inflammatory Mechanisms

kuliah metodologi penelitian, karena telah Inpathogenesis of Type 2 Diabetes

memberikan ilmu yang begitu bermanfaat Mellitus. J Cell Biochem. 2013:114: 525-

bagi penulis, serta kepada dosen 531.

pembimbing, ibu Febrina Amelia Saputri [5] Trisnawati, Shara.Kurnia dan

yang telah dengan sabar membimbing Sutyorogo, Soedijono. Faktor Risiko

penulis dengan memberikan saran serta Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di

perbaikan-perbaikan dalam penulisan Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta

review article ini. Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA Kesehatan. 2015: 5(1).

[1] International Diabetes Federation. [6]. Serrano-Martín X, Payares G,

2011. Diabetes Evidence Demands Real Mendoza-León A. Glibenclamide,

Action From The Un Summit On Non- ablocker of K+(ATP) channels, shows

Communicable Diseases. antileishmanial activity in


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 245

experimentalmurine cutaneous [10] Alnukkary Yasmin, Haidar Samer,

leishmaniasis. Antimicrob Agents Khayat Ammar.RP-HPLC Method for

Chemother 50: 42144216. Quantification and Invitro Studies of Low

[7] Bilal Abida, Rehman Kanwal, Akash Dose Oral Hypoglycemic Tablets. J.

Muhammad SH, Husaain Khalid, Ibrahim Pharm.Sci.Rev.Res. 2014:25(1).

Muhammad, Hussan Syed Saeedul. [11] Mohd Abdul Bari, Swathhiyamutyam

Development and Validation of Analytical P, Rao Padmanabha, Shastri Nalini, Diwan

Method for Qualitative and Quantitative Prakash V. Journal of Pharmaceutical and

Determination of Glibenclamide in Biomedical Science. 2011:8 (08).

Different Brands of Tablet Dosage form [12] Khalaf KD, Hassen Perween A.

Using UV-Visible Spectroscopy. J. Spektoflourimetric method for determinatn

Mol.Gened Med. 2013:7(3) of glibenclamide in pharmaceutical

Formulations. Baghdad Science Journal.

[8] Havele Shweta S, Dhaneshwar Sunil R. 2012: 9 (2).

Determination of Glibenclamide, [13]. Ghassempour A, Ahmadi M,

Medformin Hydrocholoride and Ebrahimi SN, Aboul-Enein HY.

Rosigilitazone Maleat by Reversed Phase Stimaltaneous Determianation of

Liquid Chromatograhic Techique in Talets Medformin and Glyburide in Tablets by

Dosage Form. Chem. Ind.Chem.Eng.O. HPTLC. Chromatographia 2006,64. No ½

2014:20(1):39-47. [14] Havele Shweta dan Sunil Dhaneswar.

[9] Jayanthi M, Thrinunavukkarasu SV, Estimation of Metformin in Bulk Drug and

Nagarajan Vijaya, Elogavan S, Raja S. in Formulation by HPTLC. Journal of

Development and Validation of RP-HPLC Nanomedicine & Nanotechonology. 2010.

Method for Determination of 1:102.

Glibenclamide in Pharmaceutical Dosage

Forms. Int.J.ChemTech Res. 2014:4(2).

Você também pode gostar