Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan. Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan dokumen pendukung. a) Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian. b) Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi. c) Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan catatan penjualan. d) Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi. B. PENGUJIAN RINCIAN SALDO 1. Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan. SAS 1 (AU 331.09), piutang dan persediaan, menyatakan bahwa dari pengujian substantive ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung mengenai efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan. 2. Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang dianut klien dan efektifitas pengendalian internal. Dalam system persediaan periodic, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan telah ditentukan pada tanggal tertentu yang mendekati tanggal neraca. Dalam system persediaan perpektual dengan pengendalian internal yang efekif, perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal interim. Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode yang diaudit. 3. Rencana Perhitungan Persediaan Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan rencana atau daftar intruksi, yang mencakup hal-hal seperti : 1) Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan persediaan 2) Tanggal perhitungan 3) Lokasi-lokasi yang dihitung 4) Intruksi terinci mengenai perhitungan akan dilakukan 5) Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar 6) Ketentuan mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan perpindahan barang 7) Pemisahan atau identitikasi barang yang bukan milik klien. 4. Melaksanakan Pengujian 1) Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan. 2) Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label. 3) Menentukan label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya. 4) Melakukan pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas. 5) Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada. 6) Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan usang. 7) Menilai kondisi umum persediaan. 8) Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan. 9) Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya. 5. Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas yang diperlukan. 6. Pengamatan Persediaan Awal Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan. 7. Dampak Terhadap Laporan Auditor Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit standar. 8. Aplikabilitas Pada Asersi Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. 9. Pengujian Klien atas Akurasi Daftar Persediaan Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang dihitung. Harga barang – barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada ditangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan penujian klerikal tertentu untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik. 10. Pengujian Penetapan Harga Persediaan Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi. 11. Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi yang dilakukan auditor tergantung pada realibilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya – biaya tersebut. 12. Mengkonfirmasi Persedian Pada Lokasi – Lokasi Di Luar Entitas Apabila persediaan klien disimpan di gudang atau pada jasa penyimpan (custodian) luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proposi yang signifikan dari aktiva lancer atau total aktiva. 13. Memeriksa Perjanjian Dan Kontrak Konsinyasi Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi, maka syarat –syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa. 14. Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. https://www.academia.edu/18828366/AUDIT_SAP_7 (diakses 23 oktober 2018)