Você está na página 1de 2

Pengembangan Laboratorium Virtual Menggunakan

ICT untuk Fisika di Sekolah Menengah Atas


Salah satu tujuan desain laboratorium virtual adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan pembelajaran fisika di sekolah menengah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengembangan metode penelitian empat model D dengan
fase definisi, fase desain, fase pengembangan, dan fase diseminasi. Penelitian telah
mencapai tahap pengembangan dan telah diuji spesialis yang valid. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari: 1) substansi material;
2) Tampilan komunikasi visual; 3) desain instruksional; 4) penggunaan perangkat
lunak; dan 5) Linguistik. Hasil penelitian adalah validitas secara umum telah menjadi
kategori sangat baik (85,6)
Dalam mempelajari fisika ada dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, yaitu fisika
sebagai produk (pengetahuan fisika yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori) dan fisika sebagai proses (aktivitas ilmiah). Salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan adalah pendekatan keterampilan proses sains, salah satunya
merencanakan pelaksanaan eksperimen. laboratorium dibutuhkan dalam pelaksanaan
eksperimen. Kegiatan di kelas hanya dapat menilai kompetensi kognitif sedangkan
pelaksanaan praktikum dapat mencakup penilaian dalam kompetensi afektif dan
psikomotor siswa.
Kegiatan praktikum dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yang didukung oleh penggunaan
komputer sebagai perangkat TIK misalnya percobaan laboratorium virtual (virtual lab).
Visualisasi fenomena fisika dan konsep-konsepnya yang berkaitan dengan animasi pada
tingkat mikroskopis, serta simulasi yang terkait dengan contoh harian pembelajar dapat
meningkatkan pengetahuan pembelajar secara visual dan merangsang lebih banyak peserta
didik untuk mencapai tingkat pemahaman konsep yang tinggi di fisika.
Laboratorium virtual dikembangkan secara luas, seperti yang dikembangkan oleh
University of Colorado, Teknologi Pendidikan Fisika (PhET). Dalam PhET ada teori dan
simulasi eksperimental yang melibatkan pengguna secara aktif. PhET juga dapat digunakan
untuk memunculkan keterampilan proses sains.
Definisikan Pada tahap ini, kurikulum dianalisis dengan menganalisis kompetensi utama
dalam silabus fisika dan daftar praktikum yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Desain Pada tahap ini, model laboratorium virtual dirancang. Model ini disusun dalam
urutan kompetensi utama dalam silabus. Setiap kegiatan praktikum dilengkapi dengan lembar
kerja siswa, semua terintegrasi dengan ICT.
Pengembangan Pada tahap ini, model laboratorium virtual divalidasi dan direvisi
berdasarkan saran evaluator dan praktisi (pengguna), dan uji coba terbatas. Kemudian analisis
dan revisi kedua dilakukan berdasarkan analisis percobaan terbatas. Pelaksanaan tes terbatas,
menggunakan alat pembelajaran seperti rencana pelajaran dan lembar kerja siswa. . Selama
tahun pertama, itu adalah valid, praktis dan efektif untuk belajar di sekolah.
Diseminasi Tahun kedua penelitian adalah diseminasi produk pada siswa SMA di Kota
Padang. Sekolah sampel dipilih dengan sampel terstratifikasi
Instrumen yang digunakan untuk uji validitas menggunakan kuesioner yang terdiri dari lima
indikator: kelayakan konten, penggunaan bahasa, presentasi, grafiti, dan produk laboratorium
virtual yang dikembangkan. Teknik analisis data dilakukan menggunakan analisis kualitatif
dengan menggunakan grafik ..
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan: Pertama, Hasil uji validitas laboratorium virtual termasuk kategori tinggi dengan
nilai validasi 85,6 sedangkan tes praktik 87,09. Kedua, Virtual lab yang dirancang ini dapat
digunakan untuk pembelajaran fisika kurikulum terbaru di sekolah menengah.

Você também pode gostar