PERAN REMAJA DALAM MENGANTISIPASI BUDAYA, RADIALISME, DAN
TERORISME PADA MASYARAKAT INDONESIA DAN DUNIA
A. Dari Radikalisme ke Terorisme
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya, agama, ras, etis dan lain sebagainya. Tidak jarang Indonesia sering disebut sebagai negara adikarya dengan keberagaman yang ada. Pada artikel kali ini akan membahas mengenai terorisme yang berkembang di Indonesia, Terorisme pada dasarnya bukan persoalan siapa pelaku, dimana pelaku beraksi dan dari golongan mana. Namun lebih dari itu terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan idiologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat. Tumbuh suburnya terorisme yang menyerang negara kita karna ladang Indonesia merupakan tempat yang sangat subur untuk menebar benih- benih terorisme. Hal ini dikarenakan keyakinan masyarakat yang terbilang sangat rendah, sehingga mudah dipengaruhi oleh orang lain. Radikalisme merupakan embrio lahirrnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjugkirbalikkan nilai-nilaiyang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi-aksi yang ekstrem. Adapaun ciri-ciri yang dapat dikenali dari sikap radikal ialah: 1. Intoleran, tidak memiliki nilai toleransi pada sesama, tidak menghargai pendapat dan keyakinan yang dianut oleh orang lain. 2. Fanatik, selalu mmerasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. 3. Eklusif, membedakan diri dari umat islam lainnya. 4. Revolusioner, cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan. Memiliki sikap intoleran, fanantik, eklusif dan revoluioner belum tentu memiliki jiwa terorisme, karena untuk menjadi terorisme ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinga, seperti: 1. Faktor domestik, yakni kondisi dalam negari yang kacau, semisal kemiskinan, ketidakadilan dan rasa diskriminasi. 2. Faktor internasional, yakni pengaruh lingkungan luar negari yang memberikan motivasi untuk timbulnya konflik. 3. Faktor kultural, seperti pemahaman agama. Studi kasus: ISIS : Gerakan Baru, Jaringan Lama ISIS merupakan salah satu kelompok terorisme yang telah mengejutkan dunia dengan aksi-aksi brutalnya diberbagai penjuru dunia dan mampu dengan mudah merekrut jaringan-jaringan di berbagai daerah dan berbagai elemen. Sejarah ISIS berawal dari rasa ketidakpuasan mengenai pemerintahan pasca saddam hussien yang dikuasai oleh kelompok syiah. Adapun pendiri dari ISIS ialah Zarqawi yang telah berbaiat dengan Osma dan meyatakan diri berafiliasi dengan al-Qaeda atau AQI (Al-Qaeda of Iraq) sebelum berakhirnya Islamic Satate Of Iraq ketika kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdady. Perkembangan ISIS di Indonesia memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi, dimana banyak kejadian-kejadian brutal yang tersebar diberbagai daearah di Indonesia. semakin tingginya perkembagan ISIS di Indonesia karena pengawasan Pemerintah internal yang masih sangat rendah, sehingga dengan mudah ISIS terus bergriliya untuk menembangan jaringan-jaringan ISIS untuk kepentingan suatu golongan. B. Peran Remaja Mengantisispasi Munculnya Sikap Radialisme dan Terorisme Pada dasarnya pemuda disuatu negara merupakan aset berharga yang digunakan untuk memajukan bangsa dan negara. Maka dari itu peran pemuda sagat dibutuhkan dan diusahan menjauh dari sikap radikalisme dan terorisme. Adapaun cara yang digunakan ialah: 1. Tanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaan NKRI agar tidak ada perpecahan kebangsaan. 2. Perkaya wawasan keagamaan yang modern, terbuka dan toleran. 3. Membantegi diri dengan keyakinan mengenai kewaspadaan provokasi yang akan menimbulkan rasa radikalisme. 4. Membagun jejaring lingkungan dan komunitas yang baik-baik, baik online maupun offline. 5. Remaja Indonesia harus memiliki nilai toleransi terhadap setiap golongan baik agama, ras, etnis dan lain sebagainya. Karena toleransi merupakan salah satu faktor penting dalam memotivasi untuk memunjulakan sikap radialisme dan akan menjadi terorisme yang sewaktu-waktu akan mengancam ketentaram berbangsa dan bernegara. 6. Remaja Indonesia harus berfikir positif dan memiliki prinsip dalam setiap aktivitas, hal ini untuk menjaga agar tidak dengan mudah terpengaruh untuk bergabung dalam jaringan-jarikan rasis dari suatu golongan. 7. Remaja Indonesia harus ikut andil dalam mengencarkan anti radikalsime dan terorisme pada masyarakat Indonesia agar tidak mudah terpengaruh. Disisni pemuda harus memiliki kopentsi untuk terus meningkatkan SDM nya sendiri dan mamapu membantu masyarakat yang membutuhkan. 8. Belajar memahami keadaan dan berfikir kritis mengenai dampak yang akan timbul mengenai sikap radikalisme dan terorisme. 9. Remaja Indonesia juga harus membantu untuk menanam benih-benih nilai kebaikan kepada masyarakat Indonesia agar serangan radikalisme tidak terus berkembang di Indonesia.