Você está na página 1de 5

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol.

1 Nomor 3 Juni Tahun 2016

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR


DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR
PENDINGIN

Eko Surjadi
Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Surakarta (UNSA)
Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta - 57772
E-mail: doel_qellyk@yahoo.com

Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui berapa pengaruh besar laju kenaikan suhu
air pendingin menggunakan radiator dibandingkan dengan sistem pendingin alami pada putaran
mesin 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, dan agar lebih mudah dalam pengoprasian mesin Diesel.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa laju kenaikan suhu sistem
pendingin alami pada putaran 1500 rpm sebesar 0,4916 oC/Menit, pada 2000 rpm dan 2500 rpm
sebesar 0,5 oC/Menit. Sedangkan laju kenaikan suhu sistem pendingin radiator pada putaran 1500
rpm sebesar 0,075 oC/Menit, pada putaran 2000 rpm dan 2500 rpm sebesar 0,1683 oC/Menit.
Laju kenaikan suhu air pendingin menggunakan sistem pendingin radiator lebih rendah jika
dibandingkan dengan menggunakan sistem pendingin alami, sehingga penambahan air pendingin
pada motor Diesel menggunakan sistem pendingin radiator lebih lama jika dibandingkan dengan
sistem pendingin alami.Hal ini dikarenakan laju kenaikan suhunya sangat rendah, berbeda dengan
sistem pendingin alami yang mengalami laju kenaikan suhu yang cepat sehingga titik didih air
lebih cepat tercapai, dan proses penguapan air menjadi lebih cepat.

Kata Kunci : Radiator, Mesin Diesel, Kenaikan Suhu.

I. PENDAHULUAN pendinginan. Pada pengujian ini akan diketahui


Mesin Diesel satu silinder banyak seberapa besar perbandingan laju kenaikan suhu
digunakan dikalangan masyarakat, karena air pendingin pada mesin Diesel stasioner satu
mesin Diesel satu silinder ini dapat digunakan silinder menggunakan radiator dengan
untuk pembangkit listrik dengan menggunakan menggunakan variasi putaran mesin 1500 rpm,
generator, agar dapat menunjang performa 2000 rpm, dan 2500 rpm.
mesin yang maksimal maka perlu adanya Adapun tujuan dari pengujian ini adalah
perawatan. Salah satu yang harus diperhatikan untuk mengetahui berapa besar pengaruh laju
adalah masalah pada sistem pendinginan. Hal kenaikan suhu air pendingin menggunakan
ini sangat penting, karena pada suhu yang radiator dibandingkan dengan sistem pendingin
tinggi, logam dan minyak pelumas akan mudah alami (tipe hopper) pada putaran mesin 1500
rusak, dan beberapa bagian akan berubah rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, dan agar lebih
bentuk akibat pemuaian. mudah dalam pengoprasian mesin Diesel.
Sistem pendinginan berfungsi untuk
menjaga temperatur kerja mesin, agar dapat II. KERANGKA TEORITIS
bekerja secara efisien. Untuk menjaga Suyono (2010) pada penelitiannya yang
temperatur kerja tersebut, maka mesin harus berjudul pengaruh jumlah sirip tabung
cepat mengalami panas pada saat temperatur pendingin terhadap konsumsi bahan bakar pada
mesin masih dingin atau saat mesin mulai hidup motor Diesel stasioner mengemukakan bahwa
dan mesin akan dengan cepat membuang panas penggunaan cooling system lebih baik dari pada
apabila temperatur berlebihan. Sistem tanpa cooling system dimana, semakin banyak
pendingin bekerja dengan mensirkulasikan jumlah sirip tabung akan menyebapkan
cairan pendingin (campuran air dan cairan perubahan temperatur air (selisih) bertambah
kimia pencegah korosi), melalui sirip tabung kecil turun dari temperatur suhu pendingin
pendingin yang berada disamping kepala sampai mencapai 30%.
silinder. Pada motor Diesel stasioner satu
Radiator adalah salah satu sistem silinder, motor didinginkan dengan cara
pendingin yang menggunakan air sebagai media menggunakan air pendingin ditangki yang

1
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016

tersedia diatas kepala silinder. Karena itu air radiator terdiri dari pipa-pipa yang
pendinginya tiap kali berkurang dan permukaan mengalirkan air dari tangki atas ke tangki
tinggi air pendingin ditunjukkan dengan bola bawah dan sirip-sirip pendingin, untuk
yang mengapung. Jika kekurangan air pada membuang panas air dalam pipa-pipa air.
sistem pendingin, maka akan menyebapkan 3. Tangki bawah
kerusakan pada dinding ruang bakar, antara lain Tangki bawah berfungsi untuk
terjadi peregangan, kerusakan katup, macetnya menampung air yang telah didinginkan oleh
cicncin torak dan bagian yang lain, serta mesin tabung radiator, selanjutnya disalurkan
akan mengalami over heating (Suyono, 2010). kemesin melalui pompa.
Menurut Daryanto (2004), bahwa Menurut Daryanto, (2004) ada dua
perpindahan suhu panas dari komponen- macam jenis aliran air dalam radiator yaitu:
komponen mesin kepada udara dilakukan oleh 1. Jenis aliran tegak
cairan pendingin, cairan pendingin beredar a. Air mengalir dari tangki atas melalui
karena cairan yang bersuhu panas akan naik dan badan bagian tengah ketangki bawah.
cairan yang bersuhu dingin akan turun masuk b. Pada umumnya kedalaman core/inti
kembali ke mesin. kurang dari lebarnya, jenis ini dipasang
Menurut Daryanto, (2004) radiator dibawah garis batas dari kendaraan
berfungsi untuk mendinginkan air yang menjadi modern.
panas setelah beredar dalam mantel air c. Pada jenis ini baut pengait/ pemasang
pendinginan pada mesin. Umumnya radiator dihimpitkan ke penompang dalam.
dipasang pada bagian depan kendaraan. 2. Jenis aliran menyilang
Radiator terdiri dari dua buah tabung yang a. Air mengalir dari satu sisi yang lain dari
terletak dibagian atas dan bawah, kedua tabung radiator.
ini dihubungkan oleh kisi-kisi pendingin. Pada b. Baut pengait atas dan bawah terletak
tabung air yang terletak dibagian atas radiator diantara penopang dalam.
terdapat lubang pengisian air, pipa pemasukan Menurut Suyono, (2010) kipas
air dari mantel, dan pipa pembuangan, pendingin berfungsi untuk mengalirkan udara
sedangkan pada lubang lainnya yang terletak pada inti radiator, agar panas pada inti radiator
dibagian bawah terdapat kran pembuangan air dapat dipancarkan keudara dengan mudah.
dan pipa air dan pipa air yang menghubungkan Kipas pendingin berupa kipas pendingin biasa
bagian ini dengan mantel air pada mesin. atau kipas pending listrik. Kipas pendingin
Radiator berfungsi mengumpulkan biasa digerakkan oleh putaran puli poros
panas air dari mesin, panas air akan mengalir engkol, poros kipas bisa sama dengan poros
melalui tabung-tabung dan panasnya dibuang pompa air, sehingga putaran kipas sama dengan
keudara melalui rusuk-rusuk yang ada pada putaran pompa. Pada kipas pendingin listrik
radiator. Sebuah radiator terdiri dari bagian- digerakkan oleh motor listrik akan
bagian berikut: suatu inti atau tabung yang menghasilkan efisiensi pendinginan. Yang lebih
dibuat dari tembaga atau aluminium dibentuk baik dan membantu pemanasan awal air
oleh sejumlah pipa dengan rusuk-rusuk untuk pendingin yang sangat cepat, penggunaan bahan
melewatkan zat pendingin. Umumnya ada dua bakar yang lebih hemat, dan mengurangi suara
jenis tabung yang digunakan, yakni jenis berisik.
radiator aliran vertikal dan radiator aliran
silang. III. METODE PENELITIAN
Memurut Suyono, (2010) kontruksi Pada penelitian ini, metode yang
radiator terdiri dari tiga bagian yaitu : digunakan adalah metode eksperimen.
1. Tangki atas Eksperimen adalah percobaan yang dilakukan
Tangki atas berfungsi untuk dengan mengadakan pengetesan pada obyek
menampung air yang telah panas dari mesin. penelitian, serta dengan adanya kontrol yang
Tangki atas dilengkapai dengan lubang berdasarkan kepentingan dan hasil dari
pengisian, pipa pembuangan dan saluran penelitian tersebut. Pada penelitian ini akan di
masuk kemesin. cari berapa besar pengaruh laju kenaikan suhu
2. Tabung radiator air pendingin mesin Diesel satu silinder dengan
Tabung radiator berfungsi untuk menggunakan sistem pendinginan alami di
membuang panas dari air keudara, agar suhu bandingkan dengan laju kenaikan suhu
air lebih rendah dari sebelumnya. Tabung

2
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016

menggunakan sistem pendingin air radiator


mobil kijang 5 K.
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah kumpulan dari
beberapa gejala yang mempunyai aspek atau
unsur yang dapat mempengaruhi atau
menentukan munculnya variabel lain yang
disebut variabel terikat. Variabel terikat ini Gambar 1. Rancangan pengujian.
tidak mempengaruhi atau tidak ditentukan Pada gambar rancangan pengujian
oleh ada atau tidak adanya variabel lain.
Sehingga jika tidak ada variabel bebas, maka
tidak ada variabel terikat.Dalam penelitian
ini variabel bebasnya adalah :Variasi putaran diatas, dapat dilihat bahwa kipas
motor (1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm) dan pendingin dipasang sejajar dengan pulley,
Sistem pendingin permenit. putaran kipas pendingin sama dengan putaran
b. Variabel terikat mesin, sedangkan radiator dipasang didepan
Variabel teriakat adalah kumpulan kipas pendingin dengan jarak kipas pendingin
beberapa masalah yang memiliki aspek dan ke radiator 13,5 cm. Agar air dapat bersirkulasi
unsur didalamnya, yang berfungsi menerima dengan baik, perlu ditambahkan pemasangan
atau menyesuaikan dengan kondisi lain yang water pump, pemasangan water pump dengan
disebut variabel bebas. Oleh sebap itu ada jarak 45 cm dari pulley dan dihubungkan
atau tidaknya variabel terikat tergantung ada dengan menggunakan sabuk belt.
tidaknya variabel bebas.Dalam penelitian ini
variabel terikatnya adalah : Suhu air
pendingin.
c. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel
yang dapat mempengaruhi suatu hasil dari
penelitian, tetapi tidak termasuk kedalam
pembahasan penelitian. Adapun variabel
kontrolnya adalah alat-alat yang digunakan
untuk mendapatkan hasil dalam proses
penelitian ini, yaitu :
 Mesin Diesel chang shen dalam kondisi
baru dan siap uji.
 Bahan bakar yang digunakan adalah
solar.
 Suhu ruang pengujian 29-31 oC. Gambar 2. Diagram alir penelitian.
 Suhu awal pengujian adalah 40 oC. Skema diagram penelitian diatas
 Alat uji yang digunakan berupa digital menunjukkan bahwa cara penulis meneliti
thermometer. pengujian ini berlangsung, sehingga penulis
dapat mendapatkan hasil data yang akurat
sesuai yang diinginkan. Pengujian ini
menggunakan variasi putaran mesin 1500 rpm,
2000 rpm, dan 2500 rpm. Suhu awal pengujian
adalah 40 oC, apabila setelah melakukan
pengujian dengan menggunakan sistem
pendingin alami selesai, maka sistem pendingin
mesin Diesel akan dilepas dan digantikan
dengan menggunakan sistem pendingin radiator
mobil kijang 5 K. Setiap pengujian akan
dilakukan sebanyak tiga kali guna mendapatkan
hasil yang maksimal.

3
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016

konstannya hanya 50 oC pada putaran 1500 rpm


dan 53 oC pada putaran 2000 rpm dan 2500
rpm.
Tabel 1. Perbandingan laju kenaikan
suhu air pendingin

Putaran Sistem Pendingin


Mesin
Alami Radiator

1500 rpm 0,4916 oC/menit 0,075


o
C/menit
2000 rpm 0,5 oC/menit 0,1683
o
C/menit
2500 rpm 0,5 oC/menit 0,1683
o
C/menit
Gambar 3. Proses pengujian laju kenaikan suhu Dari tabel 1. diatas dapat dilihat bahwa
air pendingin. laju kenaikan suhu air pendingin yang
\ menggunakan sistem pendingin radiator lebih
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN rendah jika dibandingkan dengan sistem
Dari hasil pengujian laju kenaikan suhu pendingin alami. Hal ini dapat terjadi karena
air pendingin pada motor Diesel stasioner satu fungsi dari radiator yaitu mengurangi suhu
silinder yang telah dilakukan di Laboratorium panas air yang terdapat pada mesin. Menurut
dan Bengkel Teknik Mesin Universitas Daryanto, (2004) radiator berfungsi untuk
Surakarta, maka telah didapat data hasil mendinginkan air yang menjadi panas setelah
pengujian tersebut. Untuk mempermudah dalam beredar dalam mantel air pendinginan pada
proses pembacaan hasil, maka hasil dari mesin. Radiator berfungsi mengumpulkan
pengujian akan disajikan dalam bentuk grafik. panas air dari mesin, panas air akan mengalir
melalui tabung-tabung dan panasnya dibuang
keudara melalui rusuk-rusuk yang ada pada
radiator.
Pada sistem pendingin alami, air yang
bersuhu lebih panas akan naik dan air yang
bersuhu lebih rendah akan turun masuk ke
mesin, hal ini terjadi secara terus-menerus
sehingga laju kenaikan suhu pada air pendingin
lebih besar dan titik didih air lebih cepat
tercapai.Menurut Daryanto (2004), bahwa
perpindahan suhu panas dari komponen-
komponen mesin kepada udara dilakukan oleh
cairan pendingin, cairan pendingin beredar
Gambar 4. Grafik laju kenaikan suhu air karena cairan yang bersuhu panas akan naik dan
pendingin. cairan yang bersuhu dingin akan turun masuk
kembali ke mesin.
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat
bahwa laju kenaikan suhu air sistem pendingin V. KESIMPULAN
alami lebih besar jika dibandingkan dengan laju Suhu panas pada mesin dapat
kenaikan suhu air pendingin menggunakan mempengaruhi proses bekerjanya suatu mesin
sistem pendingin radiator. Perbedaan laju bahkan dapat mengakibatkan mesin menjadi
kenaikan suhu air pendingin dapat terlihat jelas over heating. Dari pengujian yang telah
pada grafik tersebut. Di mana suhu konstan dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
sistem pendingin alami mencapai 98 oC pada 1. Laju kenaikan suhu pada setiap putaran
putaran 1500 rpm dan 100 oC pada 2000 rpm motor menunjukkan lebih rendah pada
dan 2500 rpm, sedangkan pada sistem penggunaan radiator dari pada yang
pendingin menggunakan radiator suhu menggunakan sistem pendingin alami.

4
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016

Sebagai contoh pada putaran 2000 rpm


dimana pada sistem pendingin alami DAFTAR PUSTAKA
mengalami laju kenaikan suhu sebesar 0,5 Arismunandar, W.,Tsuda, K. (2002). “Motor
o
C/menit sedangkan pada sistem pendingin Diesel Putaran Tinggi”Bandung, penerbit
radiator hanya 0,1683 oC/menit. ITB.
2. Penambahan air pada motor Diesel dengan Daryanto (2004) “Pemeliharaan sistem
menggunakan sistem pendingin radiator pendingin dan pelumasan
sangat lama, hal ini dikarenakan laju mobil”,Bandung, penerbit CV Yrama
kenaikan suhunya yang rendah, berbeda Widya,.
dengan sistem pendingin alami yang Suyono (2010) “Pengaruh jumlah sirip tabung
mengalami laju kenaikan suhu yang cepat pendingin terhadap konsumsi bahan
sehingga titik didih air lebih cepat tercapai, bakar pada motor diesel stasioner”,
sehingga proses penguapan lebih cepat. Surakarta,Universitas Surakarta.
Jika suhu kerja mesin dapat dikuranggi, http://knowledgemention.blogspot.com/2012/09
maka otomatis mesin akan terhindar dari over /cara-kerja-mesin-diesel.html
heating meski mesin tersebut digunakan dalam http://zallesmana.blogspot.com/p/bahan-bakar-
waktu yang lama. Namun jika suhu mesin solar-dan-pembakaran-motor.html
selalu dingin/tidak terlalu panas, ini akan
berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar,
karena dengan suhu mesin yang dingin, mesin
memerlukan banyak bahan bakar untuk
memanaskan ruang bakar mesin.

Você também pode gostar

  • 3454 8872 1 SM
    3454 8872 1 SM
    Documento6 páginas
    3454 8872 1 SM
    Agustiandadan
    Ainda não há avaliações
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Documento10 páginas
    Naskah Publikasi
    Agustiandadan
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka PDF
    Daftar Pustaka PDF
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka PDF
    Agustiandadan
    Ainda não há avaliações
  • Ele Ktrolisis
    Ele Ktrolisis
    Documento10 páginas
    Ele Ktrolisis
    Vicha Fatanah
    Ainda não há avaliações
  • PDF
    PDF
    Documento143 páginas
    PDF
    riki yakub
    Ainda não há avaliações