Você está na página 1de 8

Proses Perencanaan dan Pengendalian Laba (PPL)

Gambar dibawah ini memberikan gambaran mengenai proses perencanaan dan pengendalian laba
(PPL) yang umum. Ini diperlukan untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi manajemen : planning,
leading, dan controlling.

Konsisten dengan proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang digambarkan dalam
gambar diatas, komponen khusus program perencanaan dan pengendalian laba untuk tahun
tertentu digambarkan dalam gambar dibawah ini. Perhatikan komponen-komponen utama:
a. Rencana Substantif,
b. Rencana Keuangan,
c. Anggaran Biaya Variabel,
d. Data Pelengkap, dan
e. Laporan Kinerja

Rencana substantif digambarkan oleh tujuan umum, strategi, rencana spesifik, dan program
organisasi, dan dengan komitmen manajemen yang sejalan dengan pencapaian jangka panjang
tujuan dan perencanaan. Sebaliknya, rencana keuangan merupakan angka-angka hasil keuangan
yang direncanakan dengan menerapkan tujuan manajemen, strategi yang direncanakan,
perencanaan, dan kebijakan.

Proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang diberikan dari gambar Proses Perencanaan
dan Pengendalian Laba diulang pada setiap akhir tahun anggaran. Komponen proses perencanaan
dan pengendalian laba (PPL) serupa juga dinyatakan kembali untuk setiap tahun anggaran. Untuk
memvisualisasikan bagaimana pendekatan sistem total yang digarisbesarkan dapat
beroperasi,asumsikan bahwa proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) yang formal diulang
untuk setiap tahun. Jadi, semua langkah dasar dalam tahap perencanaan akan ditinjau kembali dan
dievaluasi tiap tahun. Tujuannya adalah untuk memperbaharui setiap komponen atas dasar
pertimbangan manajerial dan membuat ekspetasi kinerja yang realitis.

Sebelas Langkah Dalam Proses Perencanaan dan


Pengendalian Laba (PPL)
Identifikasi dan Evaluasi Variabel Eksternal
Tahap identifikasi variabel dalam proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) memusatkan
pada (a) identifikasi dan (b) evaluasi efek dari variabel-variabel eksternal. Identifikasi juga
menyangkut pertimbangan yang terpisah dari variabel-variabel yang tidak dapat dikontrol dan dapat
dikontrol. Beberapa perusahaan pasti melakukan langkah dalam mengevaluasi variabel yang relevan.
Variabel relevan adalah variabel yang memberikan pengaruh langsung dan besar bagi perusahaan.
Suatu tahap penting dalam analisis ini meliputi evaluasi dari kekuatan dan kelemahan perusahaan
saat ini. Perencanaan harus dimulai dengan tujuan dan pengertian yang realistis dari status yang
berlaku dari variabel eksternal.

Pengembangan Tujuan Umum Perusahaan


Pengembangan tujuan umum perusahaan adalah tanggung jawab manajemen eksekutif.
Berdasarkan evaluasi yang realistis dari variabel yang relevan dan penilaian tentang kekuatan dan
kelemahan organisasi, manajemen eksekutif dapat menspesifikasi atau mengulangi tahap dalam
proses perencanaan dan pengendalian laba (PPL) ini. Pernyataaan tujuan umum harus
mengemukakan misi, pandangan, dan karakter etis perusahaan. Tujuannya memberikan
identitas,tujuan yang berkesinambungan, dan definisi bagi perusahaan tersebut. Satu penelitian
menyatakan pentingnya tujuan-tujuan dari pernyataan tersebut menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mendefinisikan tujuan perusahaan.


2. Untuk menjelaskan karakter filosofi perusahaan.
3. Untuk menciptakan “iklim” khusus dalam usaha.
4. Untuk meletakan pedoman bagi manajer sehingga keputusan yang merekan ambil akan
mencerminkan hal terbaik bagi perusahaan dengan kewajaran dan keadilan bagi yang
berkepentingan. Pernyataan tujuan umum biasanya tidak menspesifikasi sasaran kuantitatif.
Pernyataan tujuan umum adalah bagian pertama dari rencana substantif dari sebuah
organisasi.
Pengembangan Sasaran Khusus bagi Perusahaan
(dikerjakan Rifqi)

Pengembangan dan Evaluasi Strategi Perusahaan


(dikerjakan Rifqi)

Instruksi Perencanaan Manajemen Eksekutif


(dikerjakan Rifqi)

Persiapan dan Evaluasi Perencanaan Proyek


(dikerjakan Rifqi)

Pengembangan dan Persetujuan Rencana Laba yang Strategis dan Taktis


(dikerjakan Antonius Arya)

Pelaksanaan Rencana Laba


(dikerjakan Antonius Arya)

Penggunaan Laporan Kinerja Periodik


(dikerjakan Antonius Arya)

Penggunaan Anggaran Biaya Fleksibel


(dikerjakan Antonius Arya)

Penerapan Tindakan Lanjutan


(dikerjakan Antonius Arya)

Pemilihan Waktu Proses Perencanaan Kesinambungan


Perencanaan Laba
(dikerjakan Firly)
Tanggung Jawab Lini dan Staf yang Berhubungan Dengan
Perencanaan dan Pengendalian Laba
(dikerjakan Firly)

Pedoman Kebijakan Proses Perencanaan dan Pengendalian


Laba
(dikerjakan Firly)

Perspektif Perencanaan
Satu masalah dalam perencanaan jangka panjang, menurut kami, adalah kebingungan mengenai
sifat dan kecenderungannya untuk mengejar perencanaan jangka panjang atas dasar informal atau
khusus. Masalah lain adalah kegagalan untuk membedakan antara perencanaan jangka panjang yang
strategis dan ramalan. Peramalan adalah aktifitas teknis, dan tujuannya untuk memprediksi hasil
yang mungkin dari asumsi-asumsi khusus yang dibuat oleh peramal. Masalah lain yang umum adalah
perencanaan sebagian. Memperhatikan perencanaan strategis untuk hanya satu atau beberapa
daerah kunci, cenderung mempersempit jangkauan dari aktifitas manajemen. Jenis masalah yang
ketiga berhubungan dengan definisi istilah jangka panjang. Beberapa perusahaan menganggap
rencana laba tahunan mereka sebagai perencanaan jangka panjang. Dalam hal ini, rencana
substantif dan keuangan dalam perspektif yang sesuai.

Beberapa Implikasi Perilaku Program Perencanaan dan


Pengendalian Laba
Tujuan dasar dari implikasi perilaku program perencanaan dan pengendalian laba (PPL) adalah
mencapai kesamaan tujuan antara sasaran tenaga kerja individu dan sasaran perusahaan. Program
perencanaan dan pengendalian laba (PPL) dapat memperbaiki masalah perilaku sebuah perusahaan.
Program perencanaan dan pengendalian laba (PPL) efektif dalam beberapa perusahaan dan hal
sebaliknya terjadi dalam perusahaan lain. Kunci keefektifitan adalah cara perusahaan menggunakan
program perencanaan dan pengendalian laba (PPL).

Implikasi perilaku program perencanaan dan pengendalian laba (PPL) menawarkan kesempatan dan
masalah. Dalam mendesain dan mengatur program perencanaan dan pengendalian laba (PPL), harus
ditekankan pada maksimalisasi dorongan yang positif pada semua tingkatan manajemen. Dalam
mempertimbangkan pengaruh perilaku, akan membantu dari waktu ke waktu dengan membedakan
antara sudut pandang manajer individu dan sudut pandang perusahaan.
Manajemen adalah pemimpin yang menentukan tujuan dan sasaran dan mengevaluasi kinerja.
Program perencanaan dan pengendalian laba (PPL) adalah sistem yang didesain untuk membantu
manajemen menjalankan tanggungjawabnya. Manajer individu dengan cepat mengidentifikasi
pendekatan manajemen yang digunakan perusahaan. Sistem tersebut, akan mempengaruhi mereka
secara positif atau negatif.

Konflik perilaku yang ada antara manajer lini dan staf dapat meluas. Kontroler dan direktur anggran
adalah staf personel, dan mereka hanya peduli dengan jasa. Staf personel seharusnya tidak boleh
merbut kekuasaan lini, atau memberikan tanda-tanda untuk itu. Kontroler dan direktur anggran juga
tidak boleh menegur personil operasi atas hasil yang tidak menyenangkan yang terlihat pada laporan
kinerja. Pada dasarnya, direktur anggaran harus mendesain dan mengarahkan program anggaran
tetapi tidak boleh memberikan masukan atau mempunyai tanggung jawab untuk memaksakan
anggaran. Adalah penting untuk membuat perbedaan yang jelas antara (1) pemaksaan anggaran dan
(2) pelaporan hasil aktual dibadingkan dengan sasaran anggaran. Tanggung jawab untuk
perencanaan dan pengendalian harus dispesifikasi secara cermat dalam instruksi tertulis yang
didistribusikan kepada semua manajer. Pedoman anggran yang penting untuk menyebarkan
tanggung jawab dan kebijaksanaan anggaran yang umum.

Pembuatan Anggaran yang Partisipatif


Partisipasi manajer tingkat menengah dan tingkat bawah dalam proses pembuatan anggaran
mempunyai dampak yang bermanfaat paling tidak dalam dua cara yaitu :

1. Proses partisipasi mengurangi asimetri informasi dalam organisasi, dengan demikian


memungkinkan manajemen tingkat atas mendapatkan pengertian mengenai masalah lingkungan
dan teknologi, mengenai manajer tingkat bahwa yang mempunyai pengetahuan yang khusus.
2. Proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang lebih besar dari manajemen tingkat
bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran.

Penyusunan Anggaran dan Motivasi: Perspektif Teori Harapan

Para pembuat teori akuntansi telah menggunakan teori harapan motivasi untuk menguji pengaruh
perilaku anggaran. Menggunakan teori motivasi ini, orang memilih tindakan berdasarkan atas (1)
harapan bahwa tindakan tersebut akan memberi hasil yang khusus dan (2) kepuasan pribadi yang
berhubungan dengan hasil tersebut. Model harapan dari motivasi dapat di tulis sebagai berikut :
n

M = IVb + P1 (IVa + ∑ P2i 1EVi )


i=1

Dimana :

M = Motivasi untuk berusaha

IVa = Valensi instrinsik sebagai suatu hasil dari suksesnya tugas yang dilaksanakan.

IVb = Valensi instrinsik yang berasal dari perilaku terhadap pencapaian tujuan.

EVi = Valensi ekstrinsik dari imbalan ekstrinsik ke-i, tergantung tugas


P1 = Harapan bahwa perilaku yang diarahkan akan berakhir dengan selesainya tugas.

P2 = Harapan bahwa penyelesaian tugas akan membawa pada imbalan ektrinsik ke-i

Seorang atasan dapat mempengaruhi variabel-variabel dalam model harapan tenaga kerja bawahan
dengan :

1. Menspesifikasi imbalan ekstrinsik,


2. Mengubah harapan individu yang akan diarahkan mencapai sasarn kerja ke arah imbalan itu,
3. Memodifikasi harapan tenaga kerja bawahan bahwa usaha akan berakhir dengan pencapaian
tugas,
4. Mengubah nilai instrinsik tenaga kerja bawahan dari pencapaian sasaran dengan memaksa
tenaga kerja bawahan untuk memperdalam sasaran organisasi, dan
5. Memodifikasi valensi tenaga kerja bawahan untuk usaha langsung ke sasaran.

Beberapa pendapat yang umum mengenai akuntansi pertanggungjawaban dan penyusunan


anggaran dapat diinterpretasikan dalam model harapan.

1. Merupakan hal umum bahwa anggaran disusun pada tingkat yang dapat dicapai.
2. Partisipasi bawahan dalam proses penyusunan anggaran dianggap oleh banyak orang, paling
tidak dibeberapa tempat, mempunyai dampak yang menguntungkan dalam pencapaian tujuan.
3. Manajemen menurut perkecualian adalah konsep manajerial yang sering digunakan dalam
sistem penyusunan anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban.
4. Merupakan pendapat umum mengenai akuntansi pertanggungjawaban bahwa kinerja tenaga
kerja bawahan harus dinilai atas dasar faktor-faktor yang berada dalam kontrol tenaga kerja
tersebut.
ANALISIS KEUANGAN DAN PENGANGGARAN
RESUME BAB 3 “PROSES PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN LABA”

Disusun Oleh :

Firly Baihaqi H. (041311333047)

Intan Maharani P. (041311333132)

Azalea Wibisono (041311333177)

Muhammad Ivani (041311333189)

Vina Auditia (041311333191)

Zanbella Myzania (041311333202)

Farandi Angesti O. (041311333212)

Muhammad Rifqi (041311333223)

Antonius Arya H. (041311333296)

Você também pode gostar