Você está na página 1de 24

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan medikal bedah

Dosen Pembimbing:

Ns. Angga Wilandika, S.Kep., M.Kep.

Resi Roswulan, S.Kep., Ners

Disusun Oleh:
Anisa Habsara 012016061
Fanny Rachmasari Permana 012016051
Rima Aryanti 012016066

STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG PRODI D3 KEPERAWATAN

JL. KH. Ahmad Dahlan (Banteng Dalam) No. 6 Bandung

Phone 022 7312423/fax 022 7305269

2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS CORONARY
ARTERIAL DISEASE” penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah keperawatan medikal medah (KMB).

Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan, maupun pada materi.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan agar penyusunan makalah selanjutnya jauh lebih baik.

Dalam penulisan laporan ini kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen
yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami untuk
menyelesaikan laporan ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bandung, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Definisi ........................................................................................................................ 3
B. Etiologi ........................................................................................................................ 3
C. Factor Resiko Terjadinya CAD ..................................................................................... 3
E. Manifestasi Klinis ........................................................................................................ 4
F. Penatalaksaan Klinik .................................................................................................... 6
KASUS .............................................................................................................................. 8
A. PENGKAJIAN ............................................................................................................ 9
B. ANALISA DATA....................................................................................................... 15
C. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas.......................................................... 16
BAB III ................................................................................................................................ 20
PENUTUP ........................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 20
B. Saran ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu sistem tubuh yang terpenting adalah sistem
kardiovaskuler.Sistem kardiovaskuler disini mencangkup jantung peredaran
darah, dan keadaan darah yang merupakan pengaturan penyaluran O₂ serta nutrisi
keseluruh tubuh. Bila sistem ini terganggu, maka akan terganggu sistem tubuh
yang lainnya. Gangguan pada sistem kardiovaskuler sering kali menimbulkan
kematian mendadak, dan hanya sedikit menampakan tanda-tanda awal pada
sebagian penderita.

Penyakit kardiovaskuler atau penyakit CAD (coronary arterial disease)


merupakan salah satu penyebab utama kematian di Negara maju dan
berkembang. Termasuk di Indonesia, diperkirakan bahwa tahun 2020 diseluruh
dunia penyakit CAD (coronary arterial disease) menjadi pembunuh pertama dan
tersering yakni 35 dari seluruh kematian. Pasien CAD (coronary arterial disease)
akan mengalami suatu perubahan bio, psiko, sosial dan spiritual. Yang akan
menimbulkan dampak akibat proses penyakit atau pengobatan dari perawatan.

Asuhan keperawatan pada CAD (coronary arterial disease) merupakan


salah satu upaya yang penting dalam peningkatan usaha promotif atau preventif
dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dan juga
menekankan pada keterlibatan pasien dan keluarga untuk dapat melaksanakan
program pengobatan dan perawatan sebagaimana mestinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan coronary arterial diseas?


2. Bagaimana pengkajian pada kasus coronary arterial disease?
3. Bagaimana analisa data pada kasus coronary arterial disease?
4. Bagaimana diagnosa prioritas pada kasus coronary arterial disease?
5. Bagaimana rencana asuhan keperawatan pada kasus coronary arterial
disease?

1
2

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari coronary arterial disease.
2. Membuat pengkajian pada kasus coronary arterial disease.
3. Membuat analisa data pada kasus coronary arterial disease.
4. Membuat diagnosa prioritas pada kasus coronary arterial disease.
5. Membuat rencana asuhan keperawatan pada kasus coronary arterial disease.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Coronary Arteri Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang meliputi
berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai
jantung, biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang menyebabkan insufisiensi suplai
darah ke miokard (Long, 1996)

Coronary Arteri Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai akumulasi dari


plak yang semakin lama semakin besar, menebal dan mengeras didalam pembuluh darah
arteri (Naettina, 2005).

Gangguan vascular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh darah


coronary arteri dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan suplai oksigen ke otot
jantung disebut sebagai cad (mccance & huether, 2005)

B. Etiologi
Penyebab tersering adalah :

1. Penyempitan lumen progresip akibat pembesaran plak

2. Perdarahan pada plak arteroma

3. Pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit

4. Embolisasi thrombus/fragmen plak

5. Spasme arteria koronaria

C. Factor Resiko Terjadinya CAD


1. Factor yang tidak dapat dimodifikasi

a. Usia 30-50 tahun

b. Jenis kelamin

c. Suku bangsa, penduduk amerika kulit hitam lebih tinggi daripada yang berkulit putih

d. Riwayat penyakit jantung keluarga

3
4

2. Factor yang dapat dimodifikasi

a. Merokok, lebih dari 20 batang/hari

b. Hiperkoleterolemia, lebih dari 275 mg/dl

c. obesitas, lebih dari 20% dari berat badab ideal

d. Hipertensi, lebih dari 160/mmhg

e. Diabetes militus, testoleransi gula abnormal

f. Inaktifitas fisik

g. Stress

h. Penggunaan kontrasepsi oral

i. Menopause

j. Kepribadian seperti kompetitip, agresip, ambisius

k. Geografi, insidensi lebih tinggi pada daerah industry

E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri

Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus, terletak dibagian


bawah sternum, dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan
terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasanya
menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini
muncul secara spontan dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak
akan hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa
menjalar ke dagu dan leher.

Pasien dengan dm mungkin tidak merasa nyeri berat bila menderita infark
miokardium, karena neutropati yang menyertai diabetes mempengaruhi mioroseptor,
sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.

2. Mual dan muntah


5

a. Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah

b. Area infark merangsang reflleks vasopagal

3. Diaphoresis

Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan
stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit
akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.

4. Demam

Temperature mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan berlangsung


paling selama 1 minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang
menyebabkan respon inflamasi.

5. Perubahan pola EKG

a. Normal pada saat istirajat, tetapi bisa depresi pada segmen st. Gelombang t
inverted menunjukan iskemia, gelombang q menunjukan nekrosis.

b. Distrimia dan blok jantung, disebabkan kondisi yang mempengaruhi


sensitifitas sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia, ketidak seimbangan
elektrolit dan stimulus saraf simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature,
ventrikel, contrektion (ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan ventrikel
fibrilasi.

6. Perubahan enzim jantung, isoenzim dan troponin T

a. CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-


6 jam, memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-72 jam

b. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari

c. Troponin T, merupakan pertanda baru untuk acute miocard infarctin,


meningkat sampai hari ke-7
6

7. Pemeriksaan jantung

Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat terdengar


redup. Bunyi jantung s4 sering terdegar pada daerah apeks dan parastenal kiri. Bunyi
jantung s3 dapat timbul bila terjadi kerusakan miokard yang luas. Kelainan paru
bergantung pada beratnya ami, yang diklasifikasikan menurut killip i-iv.

Killip I : penderita ami tanpa S3 dan ronkhi basah

Killip II : ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru, dengan atau
tanpa S3

KillipIII: ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan oedema
paru

KillipIV: penderita dengan syok kardiogenetik

F. Penatalaksaan Klinik
1) Istirahat total dalam waktu 24 jam pertama atau masih ada keluhan nyeri atau
keluhan lainnya. Hal ini berguna untuk mengurangi beban kerja jantung dan
membantu membatasi luas permukaan infark

2) Oksigen 2-4 liter/menit, untuk meningkatkan oksigenisasi darah sehingga beban


kerja jantung berkurang dan perfusi sistemik meningkat

3) IVFD dextrose 5% atau nacl 0,9% untuk persiapan pemberian obat intravena

4) Pemberian morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg iv, untuk menghilangkan


rasa nyeri. Bila dengan pemberian isdn nyeri tidak berkurang atau tidak hilang

5) Sedative seperti diazepam 3-4x, 2 mg PO

6) Diet, yang diberikan adalah diet jantung I-IV sesuai dengan keadaan klien

Diet Jantung I : Makanan Saring

Diet Jantung II : Bubur

Diet Jantung III : Nasi Tim

Diet Jantung IV : Nasi


7

7) Antikoagulan seperti heparin, sebelum pemberian heparin harus diperiksa aptt


sebagai base line, dosis heparin pertama diberikan secara bolus dengan dosis 60
u/kgbb, dilanjutkan dengan heparin drip 121 u/kgbb/jam. Hasil heparin yang
diberikan dievaluasi dengan pemeriksaan aptt tiap 12 jam, target pencapaian aptt
yaitu 1,5-2x aptt base line.
8

KASUS
Seorang perempuan usia 53 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan utama
nyeri dada sebelah kiri. Pasien berkata sejak 6 bulan yang lalu tidak hilang dengan
istirahat dan muncul tiba-tiba, nyeri dirasakan seperti ditekan benda berat skala nyeri 8.

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan TD 110/80 mmHg, nadi 88x/menit, RR


24x/menit, suhu 36,7°C, penampilan pucat, keringat, gelisah, kardiomegali, terdengar
S3-S4, nafsu makan menurun, mukosa kering, terpasang kateter.

Pemeriksaan laboratorium: ureum 166 mg/dl, kreatinin 2,76 mg/dl, kolesterol


total 196 mg/dl, HDL 28 mg/dl, LDL 118 mg/dl, trigliserida 263 mg/dl. Hasil
pemeriksaan EKG 1 mg yang lalu: stemi anterior luas. Foto rontgent: kardiomegali tanpa
bendungan paru.

Pasien mendapat terapi:

 Aptor 1 x 100 mg
 Clopidogreal 1 x 75 mg PO
 Furosemide 1 x 40 mg IV
 Bisoprolol 1 x 2,5 mg PO
 ISDN PRN
 Simvastatin 0-0-20 mg PO
 Laxadine 0-0-15 PO
 Diazepam 0-0-5 mg PO
 Carbamazepime 2 x 100 mg PO
9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CORONARY ARTERIAL DISEASE

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Data Biografi
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 53 Tahun
Tanggal lahir : 6 September 1963
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Status Marital : Menikah
Alamat : jln. Antanan no. 18
Tgl. Masuk : 14 Mei 2016
Tgl. Pengkajian : 15 Mei 2016
No. medrec : 000236765
Diagnosis Medis : CAD (Coronary Arterial Disease)

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. G
Umur : 55 Tahun
Alamat : jln. Antanan no. 18
Hub. Dengan Pasien : Suami

b. Keluhan Utama
Nyeri dada sebelah kiri.

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
P (Provocate/penyebab) : kardiomegali
10

Q (Quality/kualitas) : nyeri dirasakan seperti ditekan benda


berat
R (Region/area) : dada sebelah kiri
S (Scale/skala) : skala nyeri 8
T (Time/waktu : sesak sejak 6 bulan lalu seperti
ditekan benda berat & tidak hilang dengan istirahat dan muncul tiba-
tiba
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya riwayat penyakit turunan, dan tanyakan apakah keluarga
ada yang meninggal dengan penyakit yang sama.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Compos metis (GCS15 = E4M5V6)
b. Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi :88x/menit
RR :24x/menit
Suhu : 36,7°C

2) Antropometri
a. Berat badan dahulu :-
b. Berat badan sekarang :-
c. Tinggi badan :-
d. IMT : BB / TB 2

Kategori Indeks Masa Tubuh


1. Berat Badan Kurang =IMT/BMI Kurang Dari 18,5
2. Berat Badan Normal = IMT/BMI 18,5 - 22,9
3. Berat Badan Lebih = IMT/BMI Lebih Dari 23
4. Berat Badan PraObesitas = IMT/BMI 23 - 24,9
5. Berat Badan Obesitas I = IMT/BMI 25 - 29,9
6. Berat Badan Obesitas II = IMT/BMI Lebih Dari 30
11

3) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Tidak ada cuping hidung, kebersihan hidung, bibir sianosis,
kesimetrisan dada dan punggung saat nafas, perkusi paru, ada
nyeri tekan didada, masa, tekstur,ada krepitasi, suara napas
normal, napas ireguler.

b. Sistem Kardiovaskuler
Setelah dilakukan pengkajian, bunyi jantung terdengar S3-S4,
terdapat kardiomegali.

c. Sistem Integumen
Setelah dilakukan pengkajian, keadaan rambut bersih, tidak ada
nyeri tekan, tidak terdapat lesi, warna kulit sawo matang, turgor
kulit elastis, suhu tubuh: 36,7°C, pasien berkeringat.

d. Sistem Muskuloskeletal
Setelah dilakukan pengkajian,
Ekstremitas atas:
Bentuk simetris, tidak terdapat edema, tidak terdapat lesi,
refleksbisep(+/+) relfeks trisep(+/+), ROM (+), kekuatan
otot(5/5).
Ekstremitas bawah:
Bentuk simetris, tidak terdapat edeman tidak terdapat lesi,
reflekspatella(+/+), ROM(+), kekuatan otot(5/5).

e. Sistem Perkemihan
Saat dipalpasi tidak teraba pembengkakan pada ginjal kiri dan
kanan, tidak ada nyeri tekan pada kedua ginjal.Blas teraba
penuh,terpasang keteter.

f. Sistem Pencernaan
Setelah dilakukan pengkajian, mukosa bibir kering, tidak ada
lesi, warna gigi kuning gading, ada caries, mukosa mulut lembab,
12

bentuk abdomen simetris, asites(-), tidak teraba pembesaran


hepar dan lien, bising usus 16x/menit. Saat dipalpasi abdomen
tidak teraba distensi.Pasien mengalami penurunan nafsu makan.

g. Sistem Persyarafan
1) Kesadaran
Compos mentis nilai GCS 15, E 4, M 6, V 5, orientasi
terhadap tempat, orang dan waktu sangat baik.
2) Memori
Memori pasien tidak terganggu, pasien dapat mengingat
tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya.

c. Pola Aktivitas
No Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. PolaNutrisi
a. Makan
Frekuensi

Jenis
Keluhan - Nafsu makan
menurun
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
Terpasang kateter
Warna
Bau
13

Keluhan -

b. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Bau
Warna
Keluhan
3. Istirahat Tidur
a. Siang
b. Malam - -
c. Keluhan
4. Personal Hygene
a. Mandi
b. Gosok Gigi
c. Keramas - -
d. Gunting
Kuku
5. Aktivitas - -

d. Data Psikologis
Pasien gelisah
e. Data Sosial
Berisi hubungan pasien terhadap keluarga, perawat, dokter, dan
tenaga medis lainnya, dan terhadap lingkungan.

f. Data spiritual
Berisi data spiritual pasien, tanyakan bagaimana presepsi pasien
tentang ibadah saat sakit dan sebelum sakit.
14

g. Data Penunjang
1) Hasil Labolatorium
Ukuran Hasil Lab Nilai Rujukan Interpretasi
Ureum 166 mg/dl 15 – 40mg/dl Lebih dari nilai
normal

Kreatinin 2.76 mg/dl 0.5 – 1.5 mg/dl Lebih dari nilai


normal
Kolesterol Total 196 mg/dl 150 - 200 mg/dl Normal
Kolesterol HDL 28 mg/dl Pria : >55 mg/dl Kurang dari nilai
Wanita : >65 mg/dl normal

Kolesterol LDL 118 mg/dl Pria : <150 mg/dl Normal


Wanita : <150 mg/dl
Trigliserida 263 mg/dl < 150mg/dl Lebih dari nilai
normal

2) Foto Rontgent:
Kardiomegali tanpa bendungan paru

3) Program Terapi
Nama obat Golongan Dosis Rute Kegunaan
Aptor Analgetik 1 x 100 mg PO Untuk mengurangi nyeri
Clopidogreal Antikoagulan 1 x 75 mg PO Mencegah mengetalan
darah, terapi trombolitik
Furosemide Diuretik 1 x 40 mg IV Untuk menurunkan
kadar ureum dan
kreatinin yang tinggi
Bisoprolol Beta blocker 1 x 2,5 mg PO Untuk antihipertensi
ISDN Nitrat PRN PO Sebagai vasodilator,
agar mampu memompa
cukup darah untuk
memenuhi kebutuhan
tubuh
15

Simvastatin Penurun 0-0-20 mg PO Untuk menurunkan


kolesterol kolesterol
Laxadine Laksatif 0-0-15 PO Pencahar, untuk
mengatasi konstipasi
Diazepam Analgetik 0-0-5 mg PO Untuk mengurangi nyeri
bila sudah mengenai
syaraf
Carbamazepime Antiepilepsi 2 x 100 mg PO Untuk mengatasi kejang

B. ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Problem
DS : Aterosklerosis, lemak, Nyeri Akut
- Nyeri dirasakan tromboembolik
seperti benda berat
- Nyeri dada sebelah Penyembuhan pembuluh darah
kiri koroner
DO :
- Skala 8 Suplai darah ke arteri koroner
- Nafsu makan menurun
- Gelisah O2 dalam arteri koroner
- Keringat
Hipoksia otot jantung koroner

Asam laktat meningkat

Reseptor saraf nyerti terangsang

Nyeri daerah dada

Nyeri Akut
16

DS : Hipoksia otot jantung koroner Penurunan Curah


- Sesak sejak 6 bulan Jantung
yang lalu Merangsang kerja jantung
DO :
- EKG = stemi anterior Jantung memaksakan kerjanya
luas
- Pucat Adaptasi sel jantung
- Bunyi S3-S4
- Gelisah Pembesaran ventrikel kiri

Kardiomegali

Kontraktilitas jantung

COP

Penurunan curah jantung


DS: - Nyeri dada Ansietas
DO:
- Berkeringat Pasien merasakan sakit
- Gelisah
- Mukosa kering Gelisah
- Nafsu makan menurun
Ansietas

C. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas

No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
17

D. Rencana Asuhan Keperawatan

DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1. Nyeri berat dapat
asuhan keperawatan tiap 2 jam menyebabkan
selama 3 x 24 jam 2. Anjurkan pasien syok kardiogenik
tingkat nyeri berkurang istirahat dan tidur yang berdampak
dengan kriteria hasil : (6-7 jam) kematian mati
1. Nyeri berkurang 3. Kolaborasikan mendadak.
skala 5 (0-10) pemberian obat 2. Istirahat akan
2. Perasaan tentang analgetik menurunkan
nyeri pasien hilang (Bisoprolol, ISDN kebutuhan O₂
3. Tidak berkeringat PRN) jaringan perifer
4. Nafsu makan 4. Lakukan teknik sehingga akan
bertambah Non- menurunkan
Farmakologi(tekni kebutuhan
k miokardium dan
relaksasi/distraksi) akan
meningkatkan
suplai darah dan
O₂ke miokardium
yang akan
membutuhkan O₂
untuk
menurunkan
iskemia
3. Obat-obatan
analgetik akan
memblok reseptor
nyeri sehingga
nyeri tidak dapat
dipersepsikan.
4. Teknik relaksasi
18

dapat membuat
pasien merasa
sedikit nyaman
dan distraksi
dapat
mengalihkan
perhatian pasien
terhadap nyeri
sehingga dapat
membantu
mengurangi nyeri
yang dirasakan.
2 Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Monitor adanya 1. Monitor pola
jantung
tindakan keperawatan dyspnea, fatique, penafasan
selama 2x24 jam tidak takipnea, dan menentukan
terjadi penurunan curah ortopnea. penilaian jika
jantung, dengan kriteria 2. Catat adanya terjadi apnea.
hasil: distrimia jantung. 2. Distrimia jantung
1. TTV dalam batas 3. Evaluasi adanya menggambarkan
normal (TD: 120/80 nyeri dada. kelainan denyut
mmHg, Nadi: 60- 4. Monitor TTV: TD, jantung yang
100x/menit, RR: 16- nadi, suhu, dan dapat
24x/menit, Suhu RR. menyebabkan
36,5 – 37,5°C). 5. Posisikan pasien gagal jantung.
2. Tidak Terdengar semi fowler. 3. Evaluasi nyeri
suara S3 S4. menentukan
3. Sesak menjadi penilaian terhadap
berkurang. nyeri pada pasien.
4. Menilai TTV
menentukan
keadaan yang
berhubungan
dengan kesehatan
19

pasien.
5. Posisi semi fowler
membantu
meringankan
gejala kesulitan
bernapas dan
memperbaiki
ekspansi paru

3 Ansietas Setelah dilakukan 1. Gunakan 1. Untuk membuat


asuhan keperawatan pendekatan yang pasien merasa lebih
selama 3x24 jam menyenangkan tenang
ansietas dapat teratasi, 2. Jelaskan semua 2. Untuk
dengan kriteria hasil: prosedur dan apa mengedukasikan
1. Klien mampu yang dirasakan dan mengkaji
mengidentifikasi selama prosedur respon pasien
dan 3. Pahami prespektif 3. Untuk bisa
mengungkapkan pasien terhadap mengajarkan
gejala cemas situasi stres manajemen stress
2. Mengidentifikasi, 4. Instruksikan 4. Mengurangi rasa
mengungkapkan pasien cemas secara
dan menunjukan menggunakan sistemi
tehnik untuk teknik relaksasi 5. Untuk menentukan
mengontrol cemas 5. Identifikasi tingkat tindakan
3. Postur tubuh, kecemasan keperawatan yang
ekspresi wajah, 6. Temani pasien untuk akan dilakukan
memberikan keamanan
bahasa tubuh dan 6. Meningkatkan rasa
dan menguragi takut
nyaman pasien
tingkat aktivitas
menunjukan
kurangnya
kecemasan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat setelah meganalisa kasus pada Ny. A dengan
diagnosa medis coronary arterial disease menghasilkan masalah keperawatan nyeri
akut berhubangan dengan agens cedera biologis, penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan irama jantung, ansietas berhungan dengan perubahan
status kesehatan.
Perencanaan disesuaikan dengan NANDA, NOC dan NIC.Sudah sesuai dengan
kebutuhan pasien, perencanaan diprioritaskan kepada diagnosa penurunan curah
jantung.

B. Saran
Kami berharap setelah apa yang kami kemukakan dapat diambil manfaatnya oleh
semua yang membacanya, khususnya kepada para mahasiswa dan mahasiswi STIKes
Aisyiyah Bandung.

20
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal-


Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8. Volume 2.Jakarta: ECG.
Hardhi, Amin.2005.Aplikasi Askep Berdasarkan diagnosa medis dan nanda nic
noc.edisi revisi jilid 1.Jogjakarta:MediAction

Você também pode gostar