Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Audit Operasional
Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektifitas pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit konvensional (conventional audit) yang
meliputi audit ketaatan dan audit keuangan. Salah satu hal yang membedakan audit
kinerja dan audit konvensional adalah dalam hal laporan audit.
Dalam audit konvensional, hasil audit adalah berupa pendapat (opini) auditor
secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.
Sedangkan dalam audit kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai atau
berdasarkan tahapan audit yang telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi dengan
rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang. Audit terhadap kinerja manajemen
dan mengomentari mengenai bagaimana mereka melaksanakan kewajiban mereka
secara ekonomis, efisien dan efektif bukanlah merupakan topik yang baru sekarang
ini, namun sampai sekarang hasil dari audit kinerja ini selalu disimpan dan dianggap
hanya sebagai dalam pertimbangan organisasi saja.
Tumbuhnya rasa tidak puas dan adanya tuntutan yang meningkat terhadap
akuntabilitas manajemen dari perusahaan publik mengakibatkan perlunya
mempertimbangkan kemungkinan audit kinerja sebagai sebuah mandatori.
Secara tradisional audit kinerja telah dilakukan melalui audit internal suatu
departemen dari suatu entitas. Hasil audit ini hanya disimpan oleh entitas tersebut
tanpa ada tindakan lebih lanjut. Auditor internal diminta untuk mereview sebuah area
dari suatu entitas dan melaporkannya kembali pada manajemen mengenai seberapa
ekonomis, efisien dan efektif wilayah tersebut dikelola selama periode yang
diperiksa. Manajemen sepertinya enggan untuk mengungkapkan hasil tersebut pada
anggota dari entitas tersebut atau pada masyarakat umum. Hal ini menjadi
pertanyaan besar, seharusnya hasil atau kesimpulan yang diperoleh dari audit ini
disampaikan atau diungkapkan pada orang-orang yang berkepentingan dan juga pada
2
masyarakat umum, sehingga mereka dapat menilai bagaimana kinerja dari
manajemen tersebut.
3
1. Proses yang sistematis
Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional menyangkut
serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisasi.
Aspek ini meliputi perencanaan yang baik, serta perolehan dan evaluasi secara
objektif bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.
2. Mengevaluasi operasi organisasi
Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada beberapa kriteria yang ditetapkan
dan disepakati. Dalam auditing operasional, kriteria seringkali dinyatakan dalam
bentuk standar kinerja yang ditetapkan oleh manajemen. Namun, dalam
beberapa kasus, standar itu mungkin ditetapkan oleh suatu badan pemerintahan
atau oleh industri. Kriteria ini seringkali didefinisikan kurang jelas bila
dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dalam audit atas laporan
keuangan. Audit operasional mengukur derajat kesesuaian antara kinerja aktual
dan kriterianya.
3. Efisiensi, efektivitas, dan ekonomis
Efisiensi digunakan untuk menilai sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu
organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan-
kebijakan organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas
merupakan dua hal yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya, bisa saja
suatu kebijakan organisasi itu sangat efisien akan tetapi tidak efektif begitupun
sebaliknya. Ekonomis maksudnya memperoleh kualitas dan kuantitas sumber
daya fisik dan manusia yang layak pada waktu yang layak dan biaya yang
rendah.
4. Melaporkan kepada orang-orang yang tepat
Auditor internal biasanya melapor ke manajemen atau individu atau badan yang
meminta audit tentang seberapa efisien, efektif atau ekonomis suatu bagian atau
program kerja yang telah dilaksanakan. Hasil temuan dari audit kinerja ini
sangat jarang sekali diungkapkan ke seluruh bagian organisasi apa lagi ke
masyarakat umum. Padahal hasil audit ini bisa jadi sangat dibutuhkan oleh
pihak-pihak selain manajemen, misalnya masyarakat luas yang langsung atau
tidak langsung berhubungan dengan perusahaan tersebut. Sedangkan dewan
4
komisaris atau komite audit adalah pihak yang menerima salinan laporan audit
operasional.
5
Kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan para auditor operasional karea tidak
mungkin bagi seorang auditor mengetahui dan menguasai berbagai disiplin
bisnis. Auditor operational hanya lebih ahli dalam bidang audit daripada dalam
bidang bisnis.
3. Biaya
Biaya juga merupakan salah satu factor pembatas, karena itu tentu saja biaya
audit harus lebih kecil dari jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena itu, auditor
harus mengabaikan masalah kecil yang mungkin dapat memakan biaya jika
diselidiki lebih lanjut.
6
d. mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang
permasalahan tertentu (sering kali disebut entry interview)
e. menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi trend atau hubungan
yang tidak biasa
f. melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau
menjernihkan pemahaman auditor tentang masalah yang potensial
Pemahaman auditor mengenai setiap auditee harus didokumentasikan melalui
kuesioner yang sudah diisi dengan lengkap, bagan arus, dan catatan naratif.
Berdasarkan pemahaman ini, auditor menyiapkan suatu laporan atau
memorandum studi pendahuluan, yang mengikhtisarkan semua temuan dan
mencantumkan rekomendasi mengenai auditee yang harus diaudit. Laporan ini
hanya digunakan oleh departemen auditing internal dan tidak ditujukan untuk
manajemen.
2. Merencanakan audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun
efisiensi audit operasional. Perencanaan terutama penting dalam jenis audit ini
karena sangat beragamnya audit operasional. Landasan utama dari perencanaan audit
adalah pengembangan program audit, yang harus dibuat sesuai dengan keadaan
auditee yang ditemui pada tahap studi pendahuluan audit. Seperti dalam audit
laporan keuangan, program audit berisi seperangkat prosedur yang dirancang untuk
memperoleh bukti yang berkaitan dengan satu atau lebih tujuan. Bukti yang diperiksa
biasanya didasarkan pada sampel data. Jadi, dalam perencanaan audit gharus
dipertimbangkan penggunaan teknik-teknik sampling statistik. Disamping itu, auditor
juga harus mengetahui apakah teknik-teknik berbantuan komputer (computer assisted
techniques) akan efisien dari segi biaya.
Perencanaan audit juga mencakup pemilihan tim audit dan penjadwalan
pekerjaan. Tim audit ini harus terdiri dari auditor yang memiliki kemampuan teknis
yang diperlukan untuk memenuhi tujuan audit. Pekerjaan harus dijadwalkan melalui
konsultasi dengan auditee agar ada kerja sama maksimum dari personil auditee
selama audit.
7
3. Melaksanakan audit
Selama melaksanakan audit, auditor secara ekstensif mencari fakta-fakta yang
berhubungan dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee selama studi
pendahuluan. Pelaksanaan audit adalah tahap audit yang paling memakan waktu
dalam audit operasional. Tahap ini sering kali disebut sebagai melakukan audi yang
mendalam (in-depth audit).
Dalam suatu audit operasional, auditor sangat mengandalkan pada pengajuan
pertanyaan dan pengamatan. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah
mengembangkan kuesioner untuk auditee dan menggunakannya sebagai dasar untuk
mewawancarai personil auditee. Dari pengajuan pertanyaan, auditor berharap akan
memperoleh pendapat, komentar, dan usulan tentang pemecahan masalah.
Wawancara yang efektif sangat penting dalam audit operasional. Melalui
pengamatan terhadap personil auditee, auditor akan mendeteksi inefisiensi dan
kondisi lainnya yang ikut menyebabkan masalah ini.
Auditor juga harus menggunakan analisis dalam audit operasional. Untuk
tujuan ini, analisis itu harus melibatkan studi dan pengukuran kinerja akrual dalam
hubungannya dengan kriteria tertentu. Kriteria ini dapat dikembangkan secara
internal oleh entitas seperti sasaran produktivitas dan anggaran yang ditetapkan atau,
kriteria ini dapat berasal dari luar entitas berupa standar industri atau diturunkan oleh
auditor dari audit-audit sebelumnya atas aktivitas yang serupa. Analisis ini dapat
memberikan dasar untuk menentukan sejauh mana auditee memenuhi tujuan yang
ditetapkan.
Pekerjaan yang dilakukan, temuan, dan rekomendasi harus didokumentasikan
dalam kertas kerja. seperti dalam audit laporan keuangan, kertas kerja merupakan
pendukung utama laporan auditor. Auditor menanggung jawab (in-charge) biasanya
bertanggung jawab untuk mereview kertas kerja baik selama maupun pada saat
selesainya pemeriksaan. Review selama audit berguna dalam memantau kemajuan,
sedangkan review pada akhir audit memastikan kualitas pekerjaan secara
keseluruhan.
8
4. Melaporkan temuan kepada manajemen
Auditing operasional serupa dengan jenis-jenis auditing lainnya karena
produk akhir dari audit ini adalah laporan audit. Akan tetapi, ada banyak situasi unik
yang berkaitan dengan pelaporan dalam audit operasional. Misalnya, berlawanan
dengan bahasa standar yang terdapat pada laporan auditor dalam audit atas laporan
keuangan, bahasa laporan dalam audit operasional bervariasi untuk setiap auditee.
Laporan itu harus memuat:
a. suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit
b. uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit
c. ikhtisar temuan-temuan
d. rekomendasi perbaikan
e. komentar auditee
Konsep laporan ini biasanya dibuat oleh auditor penanggung jawab. Konsep tersebut
kemudian dibahas dengan manajer unit yang diaudit. Pembahasan ini memenuhi
beberapa tujuan yang penting: (1) memberi auditor peluang untuk menguji akurasi
temuan serta ketpatan rekomendasi, dan (2) memungkinkan auditor mendapatkan
komentar auditee untuk dimasukkan dalam laporan. Konsep awal ini selanjutnya
direvisi sesuai keperluan, sehingga konsep final dapat disiapkan.
Dalam beberapa kasus, rekomendasi yang diberikan mungkin hanya
menyarankan perlunya studi lebih lanjut atas masalah yang dihadapi. Pencantuman
komentar auditee adalah bersifat opsional. biasanya, komentar itu hanya disertakan
apabila auditee tidak menyetujui temuan dan rekomendasi.
Temuan auditor pada dasarnya menghasilkan kritik yang konstruktif. Pada
saat menulis laporan, auditor harus sensitif terhadap reaksi penerima. Jika bahasanya
tidak terlalu menyerang, maka tanggapan penerima laporan kemungkina besar akan
lebih positif. Biasanya, salinan laporan auditing operasional dikirimkan kepada
manajemen senior dan kepada komite audit. Jika laporannya panjang serta terinci,
maka laporan itu bisa dimulai dengan suatu ikhtisar lengkap (executive summary)
mengenai temuan dan rekomendasi.
9
5. Melakukan tindak lanjut
Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit
operasional adalah tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee
terhadap laporan audit. Idealnya, kebijakan entitas sebaiknya mengharuskan manajer
unit yang diaudit untuk melaporkan secara tertulis selama periode waktu yang
ditetapkan. Akan tetapi, tindak lanjut ini juga harus mencakup penentuan kelayakan
tindakan yang diambil oleh auditee dalam mengimplementasikan rekomendasi.
Standar praktik 440 IIA menyatakan bahwa auditor internal harus menindaklanjuti
untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil berdasarkan temuan
yang dilaporkan. Kegagalan auditor untuk menerima tanggapan yang tepat harus
dikomunikasikan kepada manajemen senior.
10
sedemikian rupa, sehingga pendapat, kesimpulan, pertimbangan atau rekomendasi
dari audit dipandang tidak memihak oleh pihak ketiga yang memiliki pengetahuan
mengenai hal itu.
3. Standar Umum Ketiga (Penggunaan Kemahiran Secara Cermat dan
Seksama)
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama”
11
pekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan tersebut harus
dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai. Bagi staf yang berpengalaman,
supervisor dapat memberikan pokok-pokok mengenai lingkup pekerjaan
pemeriksaan dan menyerahkan rinciannya kepada staf tersebut. Bagi staf yang
kurang berpengalaman, supervisor harus memberikan pengarahan mengenai teknik
menganalisis dan cara mengumpulkan data.
12
Kebutuhan untuk melaksanakan pertanggungjawaban tentang program
pemerintahan menghendaki bahwa laporan audit disajikan dalam bentuk tertulis.
Laporan tertulis berfungsi untuk:
a. mengkomunikasikan hasil audit kepada pejabat pemerintah, yang berwenang
berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku,
b. membuat hasil audit terhindar dari kesalahpahaman,
c. membuat hasl audit sebagai bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi
terkait,
d. memudahkan tindak lanjut untuk menentukan apakah tindakan perbaikan
yang semestinya telah dilakukan
13
H. Hubungan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern
Peranan audit operasional dalam menunjang system pengendalian intern
adalah audit operasional dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi akan suatu
system pengendalian intern pada suatu fungsi (misal fungsi penjualan) dari suatu
perusahaan. Seperti telah dijelaskan diatas, tujuan audit operasional itu sendiri adalah
memberikan penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas serta keekonomisan dari
suatu bagian operasional perusahaan yang merupakan akibat yang diharapkan dari
system pengendalian intern yang baik.
Hubungan ini juga dapat dilihat dari pernyataan Abdul Halim (2003:198)
mengenai beberapa konsep dasar dari Sistem Pengendalian Intern, yaitu :
“Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mencapai tujuan audit, baik audit
keuangan, audit operasional maupun audit kepatuhan serta Sistem Pengendalian
Intern tidak dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang mutlak dimana setiap
Sistem Pengendalian Intern pasti mempunyai kelemahan”.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.spkn.bpk.go.id
Boynton, Raymond N, Johnson and Walter G Kell. 2001. Modern Auditing : 7th
Edition. New York : John Willey and Sons, Inc.
Effendi, Antonius. 2004. Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efektivitas
Penjualan.
Nurbachtiar. 2002. Audit Kinerja : Sebuah Keharusan bagi Perusahaan Publik.
UGM : Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik.
16