Você está na página 1de 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN AUTISME


DI POLIKLINIK TUMBUH KEMBANG
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 2 – 7 April 2018

Oleh:
Eka Setiawati, S.Kep
NIM. 1730913320043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Eka Setiawati, S.Kep.

NIM : 1730913320043

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Autis di Poliklinik


Tumbuh Kembang RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 2 April 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S. Kep., Ns., M. Kep. Wiwik Winarsih, S.Kep, Ns


NIP. 197080615 200812 2 001 NIP. 19600228 198911 2 001
Laporan Pendahulan autis

Definisi Etiologi Tanda dan Gejala


Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang 1. Faktor neurobilogis: gangguan ini terjadi dalam 1. Gangguan dalam komunikasi: kesulitan dengan
kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam tiga bulan pertama masa kehamilan, jika kemampuan komunikasi secara verbal dan non verbal,
interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas. pertumbuhan sel-sel otak dibeberapa tempat sebagai contoh tidak mengetahui arti gerak isyarat,
Autisme adalah suatu keadaan dimana seorang anak tidak sempurna ekspresi wajah ataupun penekanan suara.
berbuat semaunya sendiri baik cara berpikir maupun 2. Masalah genetik: manusia mengalami mutasi 2. Gangguan dalam interaksi sosial: menghindari atau
perilaku (Muhdar munawar, 2011) . genetik yang bisa terjadi karena cara hidup yang menolak kontak mata - tidak mau menengok bila
semakin modern (penggunaan zat kimia dalam dipanggil - lebih asik main sendiri - bila diajak main
kehidupan sehari-hari) malah menjauh - tidak dapat merasakan empati.
3. Masalah selama kehamilan dan kelahiran: ibu 3. Gangguan dalam perilaku: dapat berperilaku hiperaktif
Klasifikasi yang mengonsumsi alkohol, terkena virus dan berperilaku hipoaktif, lari atau berjalan dengan bolak
1. Autisme infantil: anak autis yang kelainanya rubella, menderita infeksi kronis atau – balik, dan melakukan gerakan yang diulang – ulang,
sudah nampak sejak lahir mengonsumsi obat-obatan terlarang diduga tidak suka terhadap perubahan, duduk bengong dengan
2. Autisme fiksasi: anak autis yangpada waktu mempertinggi resiko autisme. Bayi yang lahir tatapan kosong.
lahir kondisinya normal, tanda-tanda autisnya prematurdan mempunyai berat badan dibawah 4. Gangguan dalam emosi: rasa takut terhadap objek yang
muncul kemudian setelah berumur 2 atau 3 normal lebih besar kemungkinannya untuk sebenarnya tidak menakutkan, tertawa, menangis, marah-
tahun (Jennifer, 2008). mengalami gangguan pada otak marah sendiri tanpa sebab, tidak dapat mengendalikan
4. Keracunan logam berat: penelitian terhadap emosi.
sejumlah anak autis menunjukan bahwa kadar 5. Gangguan dalam sensoris atau penginderaan:
Pemeriksaan Penunjang logam berat (merkuri, timbal, timah) dalam darah menjilat-jilat benda, mencium benda-benda atau
1. Pemeriksaan neurologis mereka lebih tinggi makanan, menutup telinga bila mendengar suara keras
2. Tes neuropsikologi 5. Terinveksi virus: toxoplasmosis, herpes, jamur, dengan nada tertentu, tidak suka memakai baju dengan
3. Tes pendengaran dan keracunan makanan menghambat bahan yang kasar.
4. Tes ketajaman penglihatan pertumbuhan sel otak yang menyebabkan funsgsi
5. MRI (Magnetic Resonance Imaging) otak bayi yang dikandung terganggu.
6. EEG (Electro Encephalogram)
7. Pemeriksaan sitogenetik untuk abnormalitas
kromosom
Penatalaksanaan
8. Pemeriksaan darah
1. Terapi: terapi wicara, terapi okupasi, applied Behavioral Analysis (ABA), terapi fisik,
9. Pemeriksaan air seni
terapi sosial, terapi bermain, terapi perilaku, terapi perkembangan, terapi visual, dan terapi
biomedik.
2. Edukasi kepada keluarga
3. Penggunaan obat-obatan
ASUHAN KEPERAWATAN AUTIS

PENGKAJIAN

Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai:


1. Gangguan interaksi sosial. Contoh: suka menyendiri
2. Gangguan komunikasi verbal dan non verbal. Contoh: sulitbicara atau bicara berulang-ulang
3. Gangguan respon emosi. Contoh: sering marah-marah dantertawa tanpa alasan
4. Ganguan sensori, seperti tidak sensitif terhadap rasasakit/takut
5. Gangguan pola bermain. Contoh: tidak suka bermain denganteman sebaya
6. Gangguan tingkah laku
Untuk membantu mengobservasi tingkah laku anak antara lain:
a. Apakah penampilan anak tenang, cemas, tegang, sesukahati, marah, pemalu, banyak bicara, agresif, lebih memikirkan diri sendiri (egois), stabil,
atau murung
b. Apakah anak aktif, diam di tempat, gelisah atau tidak dalam diam
c. Apakah mudah atau susah untuk memperhatikan sesuatu
d. Apakah anak diam duduk, memanjat, lari, buka pintu, ingintahu sesuatu di lingkungannya
e. Apakah ada reaksi terhadap perintah dengan perasaantakut dan senang
f. Kemampuan mengikuti perintah, dapat mengikuti 2 atau 3perintah dengan baik tanpa diulangi.

7. Kaji riwayat kehamilan ibu, nutrisi saat hamil dan terjadi gangguan pada saat hamil atau tidak: misal nutrisi ibu pada saat hamil tidak terpenuhi
8. Kaji riwayat partum dan post partum: misal terkaji komplikasi seperti bayi meminum air ketuban yang bercampur dengan feses
9. Uji perkembangan seperti Denver II: suspect
Diagnosa Keperawatan yang muncul:
1. Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan persepsi
2. Hambatan interaksi sosial b.d ketiadaan orang terdekat
3. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua
4. Resiko keterlambatan perkembangan

Hambatan komunikasi verbal Hambatan interaksi sosial b.d ketiadaan Resiko ketidakmampuan menjadi Resiko keterlambatan
b.d gangguan persepsi orang terdekat orang tua perkembangan

NOC : komunikasi NOC: Partisipasi bermain NOC: fungsi keluarga NOC: kontrol resiko
kriteria hasil: Kriteria Hasil: Kriteria Hasil: Kriteria Hasil:
1. Mapu menggunakan bahasa 1. Mampu berpartisipasi dalam aktivitas- 1. Merawat anggota keluarga yang 1. Mengenali kemampuan untuk
lisan aktivitas bermain memiliki ketergantungan merubah perilaku
2. Mampu mengenali pesan 2. Menikmati aktivitas-aktivitas bermain 2. Anggota kelurga bisa saling 2. Monitor faktor resiko di
yang diterima 3. Mampu menggunakan keterampilan mendukung lingkungan
3. Mampu mengarahkan pesan sosial selama aktivitas bermain 3. Anggota keluarga bisa saling 3. Mengembangkan strategi yang
pada penerima yang tepat NIC: Bermain terapeutik membantu satu sama lain yang efektif dalam mengontrl
NIC : peningkatan 1. Berikan lingkungan yang tenang dan NIC: peningkatan integritas resiko
komunikasi: kurang biacara bebas dari gangguan keluarga 4.
1. Monitor kecepatan bicara, 2. Sesi bermain didesain terstruktur 1. Bantu keluarga mengatasi NIC: manajemen perilaku
tekanan, kecepatan, untuk memfasilitasi hasil yang perasaan bersalah dan tangung 1. Komunikasi harapan bahwa
kuantitas, volume, dan diksi diinginkan jawab yang tidak relistis pasien dapat tetap mengontrol
2. Kenali emosi dan perilaku 3. Sediakan peralatan bermain sesuai 2. Identifikasi mekanisme koping perilakunya
fisik sebagai bentuk dengan tahapan perkembangan keluarga 2. Konsultasikan dengan keluarga
komunikasi pasien 4. Sediakan peralatan bermain yang 3. Fasilitasi kebersamaan diantara dalam rangka mendapatkan
3. Intruksikan pasien untuk merangsang kreatifitas dan bermain anggota keluarga informasi mengenai kondisi
berbicara pelan dengan ekspresif 4. Sediakan informasi kepada kognisi dasar pasien
4. Ungkapkan pertanyaan 5. Dorong anak untuk berbagi perasaan, keluarga mengenai kondisi 3. Gunakan bicara yang lembut
dimana pasien dapat pengetahuan, dan persepsi pasien secara teratur dan rendah
menjawab dengan 6. Monitor reaksi anak dan tingkat 5. Sediakan perawatan bagi pasien 4. Hindari proyeksi dari gambaran
menggunakan jawaban kecemasan sepanjang sesi bermain yang bisa dilakukan oleh yang dirasakan mengancam
sederhana ya atau tidak 7. Lanjutkan sesi bermain secara teratur keluarga pasien
5. Kolaborasi bersama keluarga untuk membangun kepercayaan dan 6. Dukung keluarga meningkatkan 5. Berikan penghargaan apabila
dan ahli/terapis bahasa mengurangi rasa takut mengenai hubungan yang positif pasien dapat mengontrol diri
patologis. peralatan maupun perawatan yang
asing dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amanda C. Gulsrud, Connie Kasari, Stephanny Freeman and Tanya
Paparella (2007). Children with autism’s response to novel stimuli while
participating in interventions targeting joint attention or symbolic play
skillsThe National Autistic Society 10.1177/1362361307083255.
2. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002).
Pedoman Pelayanan bagi Anak Autistik. DEPDIKNAS: Jakarta
3. Jennifer Stephenson and Mark Carter (2008). The Use of Weighted Vests
with Children with Autism Spectrum Disorders and Other Disabilities.
Journal of Autism and Developmental Disorders. 10.1007/s10803-008-0605-
3
4. Muhdar Munawar, Wawan, Nur Aziza Alfian, 2011. Model Pendidikan
Inklusif Untuk Anak Autis. Bandung: Dinas Pendidikan Prop. Jabar Bidang
PLB.
5. Sander Begeer, Mark Meerum Terwogt, Carolien Rieffe, Hedy Stegge and
Hans M. Koot (2007). Do children with autism acknowledge the influence
of mood on behavior ? The National Autistic Society
10.1177/1362361307083262
Pathway autis

Genetik keracunan logam berat terinveksi virus & jamur


> Neutropin dan neuropeptida kebocoran usus
Gangguan pada otak kerusakan pada sel dan tidak sempurna
Purkinye dan hippocampus penyerapan
abnormalitas pertumbuhan kasein & lutein
sel saraf gangguan keseimbangan
serotonin dan dopamin
peningkatan neurokimia protein terpecah
secara abnormal gangguan otak sampai polipeptida

growth without giudance reaksi atensi lebih kasein & gluten


lembut terserap kedalam darah

menimbulkan efek
morfin pada otak
AUTIS

gangguan gangguan gangguan gangguan persepsi


komunikasi interaksi sosial perilaku sensori

keterlambatan mengabaikan & hiperaktif penglihatan


dalam berbahasa menghindari oranglain & pendengaran
dan bicara monoton serta acuh tak acuh terhadap
serta tidak mengertilingkungan sekitar agresif kepada
yang dikatakan oranglain & sensitif
oranglain asyik dengan dunianya dirinya terhadap
sendiri cahaya &
menutup telinga
jika mendengar
Hambatan Hambatan interaksi suara keras
komunikasi verbal sosial

Resiko keterlambatan
perkembangan
Resiko ketidakmampuan menjadi
orang tua

Você também pode gostar