Você está na página 1de 4

Artikel

Kesehatan merupakan isu penting yang tidak pernah ada habisnya. Banyak kasus
kesehatan yang ditangani dengan tindak medis dengan tahapan didalamnya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tahapan ini lebih berfokus pada kasus-kasus
kesehatan ringan yang bisa disembuhkan, namun belum menyentuh ranah orang-
orang dengan penyakit berat atau terminal illness contohnya kanker.

Dalam acara peringatan Hari Kanker Dunia di MRCCC Siloam Hospital, dr. Monika
Joy Reverger, SpKJ menjelaskan mengenai satu perawatan kanker yang disebut
perawatan paliatif. Perawatan paliatif merupakan suatu cara pendekatan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah
yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam kehidupan melalui pencegahan
yang benar, pengobatan rasa sakit dan masalah lain seperti fisik, psikososial, spiritual
dan psikologis. Perawatan jenis ini tidak hanya mengenai kematian saja, namun
bagaimana pasien bisa hidup dengan baik di sisa hidupnya. Lebih jelasnya, perawatan
paliatif merupakan perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh,
yang dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, terintegrasi antara dokter, dokter
spesialis, perawat, terapis, petugas sosial medis, psikolog, rohaniawan, relawan dan
profesional lain yang diperlukan.

Kubler-Ross dalam Indonesian Journal of Cancer (2008)beberapa fase psikologis pada


pasien pada umumnya pasien kanker akan mengalami beberapa fase psikologis,
seperti di bawah ini:

· Penyangkalan.Biasanya seseorang yang telah divonis kanker, awalnya merasa tidak


terima. Berusaha menyangkal dengan vonis yang diberikan oleh dokter, bahkan
pasien akan mendatangi beberapa dokter sampai ada yang mengatakan bahwa dirinya
bebas dari kanker.

· Kemarahan.Setelah melalui tahap pertama, pasien mulai masuk pada tahap marah
terhadap kondisi yang saat ini terjadi pada dirinya.

· Tawar-menawar.Pada fase ini pasien sudah mulai menerima dengan kondisi


kanker yang tumbuh di dalam tubuhnya, namun pasien tetap mencoba tawar-menawar
dengan keadaan. Misalnya, pasien berdoa dan meminta kepada Tuhan, jika memang
dirinya mengidap kanker jangan sampai kanker tersebut membunuhnya.

· Depresi.Jika pada tahap tawar menawar tidak bisa membuat si pasien puas
dengan kenyataan, pasien mulai depresi dengan keadaan yang dialaminya karena
merasa sudah tidak ada lagi yang bisa ia perbuat untuk menghilangkan kanker dari
tubuhnya.

· Penerimaan.Fase terakhir yang terjadi adalah berusaha menerima vonis kanker


yang dideritanya.

Sebenarnya tidak hanya pasien kanker saja yang mendapatkan perawatan paliatif.
Beberapa penyakit seperti stroke, diabetes mellitus, gagal ginjal kronis, gangguan
jantung kronis dan beberapa penyit kronis lainnya juga perlu untuk mendapatkan
perawatan ini. Perawatan paliatif meliputi perawatan secara fisik, emosi dan adaptasi
si pasien, masalah praktis dan masalah spiritual.

Tujuan perawatan paliatif bukan bertujuan mencegah atau memperlambat kematian,


namun lebih kepada:

· Supaya pasien dapat menghargai kehidupan dan menggap kematian sebagai proses
yang normal dalam kehidupan

· Meningkatkan kualitas hidup

· Menghilangkan nyeri, gangguan pernafasan, mual, dan gejala lain yang


mengganggu

· Mempersatukan aspek psikologis dan spiritual pada perawatan pasien

· Menawarkan sistem dukungan untuk mendukung pasien

· Menggunakan pendekatan tim untuk mengetahui kebutuhan dan keluarganya


· Diberikan dari awal perjalanan penyakit, bersama dengan terapi lainnya yang
diberikan seperti kemoterapi, radiasi, terapi hormon maupun operasi

Beberapa keuntungan juga bisa pasien dapatkan dengan perawatan ini. Beberapa
keuntungan perawatan paliatif diantaranya:

· Membantu beradaptasi lebih mudah dengan terapi yang diterima

· Membantu melewati nyeri dan gejala yang dialami

· Penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan perawatan paliatif lebih cenderung


mengikuti kemoterapi dengan lengkap dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan
perawatan paliatif

· Perawatan paliatif membantu mencapai kualitas hidup yang ditentukan pasien

· Menyediakan dukungan dan sumber daya spiritual dan emosional

· Lebih memperhatikan pasien secara ‘utuh’, bukan hanya pada penyakitnya

Apapun jenis perawatan yang diterima oleh pasien terminal illness, dukungan dari
keluarga dan orang-orang terdekat akan lebih membantu meningkatkan kualitas hidup
pasien.
Komentar

Tim perawatan paliatif harus mempunyai keahlian yang cukup sebagai dokter,
perawat, pekerja sosial atau pemuka agama, minimal ketrampilan dalam memberikan
pelayanan yang meliputi pemeriksaan fisik maka dokter dan perawat harus
mendukung dan selalu siap untuk pasien dan keluarga selama 24 jam dalam sehari
serta 365 hari dalam setahun, menjamin perawatan berdasarkan pedoman yang
kontinyu untuk perawatan di rumah, rumah sakit dan hospice serta merencanakan
strategi secara objektif, serta memberikan dukungan dan pengawasan langsung pada
caregiver.dokter harus cepat dan tanggap kepada pasien yang harus mendapatkan
perawatan paliatif agar tidak perawatan palatif dapat tercapai dalam pelaksanaanya,
hal ini juga harus melibatkan salah satu keluarga pasien yang dapat menerima
informasi dengan cepat seperti anggota keluarga yang berpendidikan ataupun ada
salah satu keluarga pasien yang keahliannya berada dijalur kesehatan. Pendekatan
emosional sangat dibutuhkan disini menurut saya pendekatan itu hanya bisa dilakukan
oleh psikolog dan pemuka agama,karna merekalah yang bisa mengetahui dan
mengarahkan pola fikir dari pasien maupun keluarga pasien.

Você também pode gostar