Você está na página 1de 127

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI GUNA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III-A MI. Al Hidayah Depok)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Riana Ulfa
NIM 109018300111

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Riana Ulfa (NIM: 109018300111). Pemanfaatan Media Gambar Berseri


Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas III di MI. Al Hidayah
Depok.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan


sederhana pada siswa kelas III di MI. Al Hidayah dalam proses kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap siklusnya
terdiri dari dua kali pertemuan pembelajaran dan satu kali pertemuan tes akhir siklus.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIIA MI Al Hidayah Tahun Ajaran
2013/2014 yang terdiri dari 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tes
kemampuan menulis, pedoman wawancara siswa dan dokumentasi.
Hasil penelitian ditunjukkan dengan kemampuan-kemampuan siswa dalam
menulis karangan sederhana pada aspek kesesuaian gambar, ketepatan urutan cerita,
ketepatan makna, ketepatan kata, kalimat dan kebenaran ejaan melalui soal tes yang
diberikan. Dari hasil pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan selama proses
penelitian, pada siklus I pembelajaran bahasa Indonesia siswa kurang mampu
memanfaatkan media gambar berseri serta kemampuan menulis karangan sederhana
masih terdapat ejaan yang kurang tepat. Pada siklus II sebagian besar siswa sudah
mampu menyusun kalimat menjadi paragraf dengan baik serta dapat mengembangkan
ide-ide kreatifitasnya dalam menulis karangan. Dari hasil tes akhir siklus I, diperoleh
nilai rata-rata sebesar 67,37, pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata
menjadi 75,97.
Kata Kunci: Media gambar berseri, Kemampuan menulis.

i
ABSTRACT

Riana Ulfa (NIM: 109 018 300 111). Utilization of Radiant Image Media to
Improve Student Writing Ability Class III in MI. Al Hidayah Depok.

This research is proposed to increase the students skill in writing simple essays
on the third grade of MI. Al Hidayah in teaching learning activities in learning
Indonesian language.This research in classroom action research which is done in two
cycles. Each cycle consists of two teaching learning activities and one meeting for
final test of cycle. The subject in this research is the third grade students of MI. Al
Hidayah Academic Year 2013/2014 which consists of 35 students. The instrument
used in this research is the observation sheet of the students activity in the class,
writing test, students interview guide and documentation.
The results shown by the students ability in writing simple essays on the aspect
of picture appropriateness, the accuracy of story sequence, meaning accuracy, word
accuracy, sentence and accuracy of spelling through the test given. From the result of
students activity observation which is done during the research process, the students
are less to beable to utilize the picture and there is also still incorrect spelling in
writing simple essay. In second cycle, must students have been able to arrange the
sentence into paragraph well, and also been able to develop their creative ideas in
writing the essay. From the final test of the cycle, it is obtained the average 67.37, and
it has increased in the second cycle, that is 75.97.
Keywords: Media images glow, writeability.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya dalam memberikan kesempatan, bimbingan, dan petunjuk sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul “Pemanfaatan Media Gambar Berseri Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis
Siswa Kelas III di MI. Al Hidayah“.
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun kita dari
jalan penuh kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam mengesahkan
skripsi ini.
2. Bapak Fauzan, MA., ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) dan penasihat akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat,
serta mempermudah penulis secara administrasi akademik sehingga skripsi ini
dapat diajukan dan diujikan.
3. Bapak Mu’arif SAM, M.Pd., dan Ibu Siti Khadijah, M.A., selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah begitu sabar dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan nasihat serta dukungan moril selama penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membagi ilmunya kepada
penulis selama penulis menjadi mahasiswi PGMI.

iii
5. Bapak Ikhwan S.Phil.i kepala Sekolah MI. Al Hidayah, dewan guru khususnya
Ibu Amenah, S.Pd., wali kelas III-A, dan seluruh karyawan yang telah
memberikan kesempatan dan membantu agar penulis dapat melakukan penelitian.
6. Ummi-Abi yang telah jauh disana, kakak-kakakku yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materi, terima kasih untuk segalanya. Semoga Allah
selalu melimpahkan rahmat-Nya.
7. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Angkatan
2009-2010, terutama untuk Nurhayati, Ade Kulsumawati, Nurnajmi Laila, Naila
Rizkiyah, Sita Dwi Jayanti, Anggi Palupi dan Anggi Handini terima kasih atas
kebersamaan, kekompakkan, dan persahabatan yang sudah terjalin. Semoga akan
terus terjalin sampai nanti.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak keterbatasan dalam hal kemampuan,
pengetahuan, dan pengalaman sehingga dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Depok, 14 April 2014


Penulis

Riana Ulfa

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT …………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................... 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................. 4
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................... 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN 6
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti …………………... 6
1. Kemampuan Menulis …………………………………........ 6
a. Pengertian Kemampuan Menulis ……………………… 6
b. Fungsi dan Tujuan Menulis ………………………….... 8
c. Langkah-langkah Menulis …………………………….. 9
d. Indikator dalam Kemampuan Menulis ………………… 10
e. Upaya-upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis …... 12
2. Media Pembelajaran ……………………………………….. 12
a. Pengertian Media Pembelajaran ………………………. 12
b. Macam-macam Media Pembelajaran …………………. 15
c. Fungsi Peranan Media dalam PBM …………………… 16

v
d. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran …………………. 17
e. Gambar Berseri sebagai Media Pembelajaran ………… 18
f. Syarat-syarat Gambar ….….…………………………… 19
g. Memilih Gambar yang Baik …………………………… 20
h. Manfaat Gambar ……………………………...……….. 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………..…. 23
C. Hipotesis Tindakan ………........................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Tindakan ................ 25
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 27
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................... 28
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................ 31
G. Data dan Sumber Data ............................................................... 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 31
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ……………………….. 33
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .......................................... 33
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35
A. Gambaran Umum Sekolah ……………………......................... 35
1. Sejarah Berdirinya MI. Al Hidayah ………………………. 35
2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI. Al Hidayah …… 36
B. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan ……........................ 38
1. Pra Penelitian ……………………………………………... 38
2. Tindakan Siklus I …………………………………………. 40
3. Tindakan Siklus II ………………………………………... 45

vi
C. Analisis Data …………............................................................. 51
D. Pembahasan ………................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 58
A. Kesimpulan ................................................................................ 58
B. Implikasi ………………………………………………… 58
C. Saran .......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah ………..................... 36


Tabel 4.2 Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah................. 37
Tabel 4.3 Tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah …… 37
Tabel 4.4 Hasil Tes Kemampuan Menulis (Pra Tindakan) .................... 38
Tabel 4.5 Kesalahan Penggunaan Ejaan, Huruf Kapital dan Tanda Baca
pada Pemanfaatan Media Gambar Berseri dalam Menulis
Karangan ……………………………………………………. 52
Tabel 4.6 Rekapitulasi Tingkat Hasil Tes Bahasa Indonesia Siswa ....... 53

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Gambar Berseri ……………………………………. 19


Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas …..……………………… 27
Gambar 4.1 Kegiatan Menulis Siswa ……................................................ 43
Gambar 4.2 Kegiatan Siswa Akhir Siklus I …………………………….. 45
Gambar 4.3 Aktivitas Tanya-Jawab dalam Penjelasan Materi …………. 48
Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Akhir Siklus II ……….……………………49

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I dan Siklus II


Lampiran 2 Lembar Panduan Observasi Siswa
Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus I
Lampiran 4 Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pertanyaan Wawancara Pada Siswa
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 7 Kutipan Wawancara Wali Kelas III-A
Lampiran 8 Daftar Nilai Tes Siswa
Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian

X
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan


emosional peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain
mengembangkan gagasan juga perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

“Kurikulum Bahasa Indonesia umumnya bertujuan supaya siswa sekolah


dasar telah mempunyai kemampuan dasar dalam menggunakan bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi, alat mengembangkan ilmu pengetahuan, mempertinggi
kemampuan berbahasa dan menimbulkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia,
sebagai alat pemersatu dari beragam suku yang ada di Indonesia”.1

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan


peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesastraan manusia Indonesia. Keberadaan pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia di sekolah memiliki kedudukan penting dalam hal membekali
kemampuan berkomunikasi siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No: 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu:
“berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulisan”.2 Berdasarkan tujuan kurikulum Bahasa Indonesia di

1
Ngalim Purwanto, dan Djeniah Alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia Di SD,
(Jakarta: PT. Rosda Jayaputra, 1997), h. 3
2
Abdul Razak, dkk., Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,
(Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 317

1
2

atas guru harus memiliki pengetahuan, wawasan dan kreatifitas yang tinggi untuk
menciptakan suasana kondusif bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.

Tarigan mengatakan “keterampilan berbahasa mempunyai empat


komponen yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keempat keterampilan berbahasa itu saling menunjang dan tidak dapat berdiri
sendiri, satu kesatuan atau merupakan catur tunggal”.3

Dari keempat keterampilan berbahasa, salah satu diantaranya adalah


kemampuan menulis. Menulis merupakan aktivitas penuangan ide- ide pikiran
manusia ke dalam bentuk rangkaian kata-kata dan kalimat secara tertulis.
Kemampuan menulis merupakan jembatan seseorang dalam berkomunikasi dengan
sesama atau dengan dunia sekitarnya. “Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung secara
tatap muka dengan orang lain”.4

Menulis tampaknya sederhana, namun menjadikan makna yang sangat


mendasar, maksudnya menulis sangat diperlukan untuk membangun kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dan mengeluarkan pendapat. Berdasarkan pengetahuan
penulis dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah
umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata sehingga keterampilan
berbahasa khususnya kemampuan menulis kurang dapat perhatian. Ide, gagasan,
pikiran, dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya
dalam bentuk tulisan.

“Graves mengatakan seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa
dia menulis, merasa tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaimana harus
menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan

3
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1981), h. 1
4
Ibid., h. 3.
3

masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di


sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat”.5

Permasalahan ini sangat penting untuk segera dicari jalan pemecahannya,


karena jika dibiarkan standar kompetensi kemampuan menulis tidak akan tercapai.
Guru merupakan ujung tombak dalam pencapaian sasaran pendidikan. Untuk
memenuhi hal tersebut guru harus memilih dan menggunakan bahan ajar yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, serta menerapkan berbagai teknik
pengajaran menulis dengan berbagai media pembelajaran sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan sekaligus dapat mencapai tujuan yang diharapkan
sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.


Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Aspek
penting penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran.
Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya
oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi, maka
media berperan sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan penyampaian materi
pembelajaran.

Dalam menentukan media pembelajaran guru harus cermat


mempertimbangkan berbagai hal penting yaitu aspek psikologi siswa, kemampuan
guru dan kondisi kelas. Bagi siswa sekolah dasar kelas rendah media pembelajaran
yang mengandung unsur permainan dan gambar merupakan media yang relatif
tepat untuk diterapkan. Kondisi psikologis siswa pada masa ini sangat antusias
untuk terlibat dalam situasi pembelajaran yang santai dan menyenangkan.

Dari berbagai penggunaan media pembelajaran, maka muncul ide untuk


mencoba menerapkan penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan
keterampilan menulis, karena media gambar berseri merupakan salah satu media
yang dapat menyalurkan imajinasi siswa untuk menerapkan gagasan-gagasannya.

5
Suparno, dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2011), h. 1.4
4

Selain itu gambar akan memberikan inspirasi dan panduan tentang isi cerita yang
harus dituangkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Media gambar
berseri memiliki beberapa kelebihan diantaranya sifatnya konkret, lebih realistis,
menunjukkan pokok permasalahan tertentu serta dapat memperjelas suatu masalah
atau membetulkan kesalahpahaman. Dengan pemanfaatan media gambar seri
tersebut diharapkan kemampuan menulis akan lebih meningkat. Atas dasar uraian
di atas, penulis dapat meneliti Pemanfaatan Media Gambar Berseri Guna
Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Siswa Kelas III MI. Al Hidayah Depok.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Kreatifitas guru kurang pada pembelajaran Bahasa Indonesia.


2. Kurang memanfaatkan media pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Kemampuan menulis siswa rendah.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana telah diketahui beberapa
varibel yang menentukan keberhasilan kemampuan siswa dalam menulis. Namun
mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, biaya dan kemampuan
akademik, maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah pemanfaatan media
gambar berseri guna meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas III MI Al-
Hidayah Depok.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana telah dipaparkan, maka
masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah dengan menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan
kemampuan menulis pada siswa kelas III MI. Al- Hidayah Depok?”
5

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis pada
siswa kelas III MI Al- Hidayah Depok dengan menggunakan media gambar
berseri.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajarkan kemampuan menulis.
2. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Meningkatkan kemampuan menulis siswa.
BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI


TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


1. Kemampuan Menulis
a. Pengertian Kemampuan Menulis
Kemampuan dapat dipahami sebagai kesanggupan seseorang atau sesuatu
untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional “Kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan,
atau kekuatan”. Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto “Kemampuan diartikan
kesanggupan, kecakapan atau kekuatan”.1 Pengertian tersebut memberi makna
bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu
yang sedang dihadapi. Jadi kemampuan merupakan segala usaha agar sanggup
melakukan kegiatan.
Menulis dipergunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan orang
lain. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa selain
tiga keterampilan berbahasa lainnya. Dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menyatakan “aktivitas menulis merupakan
suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir
dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
membaca”.2

1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.
742
2
Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Rosdakarya, 2011), h. 248

6
7

Menulis merupakan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)


dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.3 Sebagai salah satu
keterampilan, menulis dipengaruhi oleh sejumlah faktor kebahasaan, yaitu (1)
kondisi penulisan, (2) pesan yang dikomunikasikan, (3) kondisi pembaca, dan (4)
media atau bentuk tulisan”.4
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan pesan dalam tulisan
(produktif) dan mengungkapkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan
(ekspresif).5 Beberapa pendapat di atas mengandung pengertian bahwa menulis
merupakan sebuah alat komunikasi atau penyampaian pesan secara tidak langsung
dengan lawan bicara dan kegiatan ini dapat mengembangkan imajinasi seseorang
serta mengasah kreatifitas.
Menurut Alek, menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu
catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa
dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada
awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya
tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman mesir kuno.6 Pendapat di atas
mengandung makna bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang memiliki hasil yang
dapat dinilai dan diapresiasikan, sebab sebuah tulisan memiliki sebuah makna
pelajaran untuk si pembaca, contohnya: puisi dan cerita di dalam novel.
Menurut Lerner, menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk
visual. Soemarmo Markam menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapkan

3
Suparno, dan Mohamad Yunus, Ketermpilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2011), h. 1.3
4
Isah Cahyani, dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press,
2007), h. 127
5
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
1981), h. 3
6
Alek A., dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana,
2010), h. 106
8

bahasa dalam bentuk simbol gambar. Sedangkan menurut Tarigan mendefinisikan


menulis sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami
oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa yang sama
dengan penulis tersebut. Menurut Poteet seperti dikutip oleh Mulyono
Abdurrahman, menulis merupakan upaya menggambarkan visual pikiran, perasaan
dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisannya untuk
keperluan komunikasi atau mencatat.7 Kemampuan menulis adalah terampil
membuat huruf-huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau meniru
tulisan-tulisan dalam struktur kalimat.8
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis merupakan kecakapan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang
menjadi satu kesatuan kata dan kalimat yang dimengerti oleh penulis dan orang lain
yang membacanya dengan menggunakan bahasa tulisan.

b. Fungsi dan Tujuan Menulis


Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Seperti juga yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penulis pasti memiliki
tujuan tertentu dengan tulisannya. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena
dapat memudahkan para pelajar berfikir, dapat menolong berpikir secara kritis.
Menulis bukan kegiatan yang sekali jadi, menulis merupakan serangkaian kegiatan
yang bertahap dan berlanjut ulang. Dengan menulis, dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun
urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran- pikiran
kita.

7
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1999), h. 224
8
A.S. Broto, “Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di SD Berdasarkan
Pendekatan Linguistik Kontrastif”, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 143
9

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Tetapi karena tujuan itu
sangat beraneka ragam, yang harus diperhatikan bagi penulis di antaranya:
1. Memberitahukan atau mengajar;
2. Meyakinkan atau mendesak;
3. Menghibur atau menyenangkan;
4. Mengutarakan/ mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi- api.9

Budinuryanta dan kawan-kawan, mengemukakan beberapa tujuan menulis


antara lain “memberitahukan atau menginstruksikan, meyakinkan atau
mempersuasikan, menghibur atau menyenangkan, dan mencurahkan perasaan.
Tujuan-tujuan tersebut lebih singkat dn lebih lazim disebut dengan tujuan informatif,
tujuan persuasif, tujuan literer, dan tujuan ekspresif diri”.10 Berdasarkan tujuan-
tujuan tersebut Budinuryanta, dkk., juga menyebutkan beberapa keuntungan/
manfaat dari keterampilan menulis, yaitu (1) dapat mengenali kemampuan dan
potensi diri sendiri; (2) dapat mengembangkan berbagai gagasan; (3) dapat
memperluas wawasan teoritis dan praktis; (4) dapat memperjelas permasalahan yang
samar-samar; (5) dapat menilai gagasan sendiri secara objektif; (6) dapat
memecahkan masalah; (7) dapat mendorong belajar secara aktif; dan (8)
membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib”.11 Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa menulis itu memiliki fungsi dan tujuan menulis, yaitu
memberitahukan atau menginformasikan kepada pembaca, meyakinkan, menghibur,
mengajak, dan melarang atau memerintah pembaca, serta mengekspresikan
perasaan.

c. Langkah- langkah Menulis


Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan
dengan proses berpikir dan keterampilan ekspresi dalam bentuk tertulis.

9
Tarigan, op. cit., h. 24
10
Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), h. 12.2.
11
Suparno, op. cit., h. 12.4
10

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks. Kekompleksitas


tulisan itu disebabkan oleh faktor- faktor yang harus terwujud di dalam tulisan,
yakni sistematika tulisannya, ejaan, diksi, dan lain- lain, bahkan kemampuan
menulis atau mengarang itu dapat merangkum ketiga keterampilan berbahasa
lainnya.
Suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan terbentuk secara sistematis antara
lain apabila:
1. Terdapat relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahuluan, bagian
isi, dan bagian penutup tulisan;
2. Terdapat relevansi yang baik antara bagian awal/ pendahuluan dengan bagian isi,
dengan bagian akhir/ penutup tulisan, atau sebaliknya;
3. Terdapat relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat/ klausa yang
lain dalam tiap alinea; dan
4. Terdapat relevansi yang pas antara isi dan tulisan dengan tujuannya.12

d. Indikator dalam Kemampuan Menulis


Nurgiyantoro berpendapat bahwa penilaian yang dilakukan terhadap karangan
siswa biasanya bersifat menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca
karangan secara selintas. Dalam kaitan dengan penilaian karangan, berikut ini
beberapa kriterianya:
1. Kualitas dan ruang lingkup isi
2. Organisasi dan penyajian isi
3. Komposisi
4. Kohesi dan koherensi
5. Gaya dan bentuk bahasa
6. Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca
7. Kerapian tulisan dan kebersihan

12
Daeng Nurjamal, dkk., Terampil Berbahasa, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 72-73
11

8. Respons afektif pengajar terhadap karya tulis.13

Dalam buku Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas III SMP


Negeri Jawa Barat: Membaca dan Menulis dinyatakan bahwa kemampuan
mengemukakan gagasan dalam bentuk tulisan yang dapat dilihat dalam hal:
1. Kemampuan menggunakan perbendaharaan kata;
2. Kemampuan menyusun kalimat;
3. Kemampuan membentuk kata dengan imbuhan secara tepat;
4. Kemampuan menata paragraf;
5. Kemampuan menyusun karangan; dan
6. Kemampuan menggunakan/ menerapkan kaidah-kaidah penulisan.”14
Adapun untuk menilai tugas menulis dapat menggunakan rubrik penilaian
yang berdasarkan rangsang gambar. Indikator pencapaian dalam tugas menulis
berdasarkan rangsang gambar adalah sebagai berikut:15
Tingkat capaian kinerja
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kebenaran ejaan dan tata tulis

13
Iskandarwassid, op.cit., h. 250
14
Sulaiman B. Adiwidjaja, dkk, “Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas III
SMP Negeri Jawa Barat: Membaca dan Menulis”, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981), h. 7
15
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:
BPFE, 2012), cet. Ke- 3, h. 430.
12

Jumlah

e. Upaya-upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis


Ada sejumlah teknik-teknik pengajaran menulis yang dapat dipilih dan
digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran menulis adalah:
1. Menyusun kalimat
11. Reka cerita gambar
2. Memperkenalkan karangan
12. Memerikan
3. Meniru model
13. Mengembangkan kata kunci
4. Karangan bersama
14. Mengembangkan kalimat topik
5. Mengisi
15. Mengembangkan judul
6. Menyusun kembali
16. Mengembangkan peribahasa
7. Menyelesaikan cerita
17. Menulis surat
8. Menjawab pertanyaan
18. Menyusun dialog
9. Meringkas isi bacaan
19. Menyusun wacana
16
10. Parafrase

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
“Pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan untuk belajar. Setiap
usaha membelajarkan peserta didik sudah pasti membutuhkan persiapan, waktu,
biaya, sarana prasarana untuk mengupayakan pembelajaran yang efektif dan
efisien.17 Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa di dalam pembelajaran
terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik, melibatkan unsur-unsur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.

16
Djago Tarigan, dan H.G. Tarigan, “Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa”,
(Bandung: Angkasa, 1986), h. 187.
17
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), h.87
13

Dengan demikian pembelajaran dapat digambarkan kegiatan guru, siswa dan unsur-
unsur penting yang saling berpengaruh.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab adalah (Wasalaalama)
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.18 Dapat disimpulkan dari pendapat
di atas bahwa sebuah media bukan hanya dalam bentuk benda atau barang. Suatu
kejadian juga bisa disebut media dikarenakan dapat membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan.
Atwi Suparman mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam
aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
pendidik dengan peserta didik.19 Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan.
Menurut Oemar Hamalik, media pendidikan sebagai suatu bagian integral dari
proses pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai
oleh setiap guru professional.20 Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa
media merupakan berbagai komponen dalam lingkungan sekolah maupun di luar

18
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 3
19
Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2007), h. 65
20
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 1
14

lingkungan sekolah adalah alat yang dapat merangsang siswa untuk menerima
informasi.
Kata media barasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya
berarti „tengah‟, „pengantar‟ atau „perantara‟. Kata „tengah‟ itu sendiri itu berarti
berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ atau yang
mengantarai kedua sisi tersebut. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang
disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan
secara terencana oleh para guru atau pendidik. Komponen-komponen komunikasi
pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan dan media.21
Dalam proses belajar mengajar penggunaan media mempunyai arti yang
cukup penting. Media pembelajaran sesungguhnya merupakan bagian dari sumber
pengajaran yang di dalamnya pengajaran disampaikan. Dengan kehadiran media,
siswa akan lebih mudah menerima bahan atau materi dari pada tanpa bantuan media.
Abuddin Nata menyatakan “terdapat dua unsur yang terkandung dalam media
pengajaran, yaitu (1) pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan yang
selanjutnya disebut sebagai perangkat lunak (software); dan (2) alat penampil atau
perangkat keras (hardware).”22
Berdasarkan pendapat di atas tentang media dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan
minat serta perhatian siswa sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Dengan demikian media pembelajaran merupakan unsur-unsur penting yang
membantu proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan tujuan
pengajaran dapat tercapai.

21
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), h. 5-6
22
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), h. 299
15

b. Macam-macam Media Pembelajaran


Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari
yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada
secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, visual dan media
audiovisual. Media auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio¸ cassette recorder, piring hitam. Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar
atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau
lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol
yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audiovisual
merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan yang kedua.
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides),film
rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audiovisual
murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film
audio-cassete. Sedangkan audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape
recorder.23 Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa macam-macam media ini
dapat digunakan untuk pembelajaran. Akan tetapi menjadi perhatian dan
pertimbangan agar dapat memilih media yang dianggap tepat untuk menunjang
pencapaian tujuan pengajaran.

23
Fathurrohman, op. cit., h. 67
16

Selain itu terdapat sejumlah nilai praktis dari media pendidikan sebagai
berikut:
1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa
2. Media pendidikan melampaui batas-batas ruangan kelas
3. Media pendidikan memugkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa
dan lingkungan
4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan
5. Media pendidikan akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya
secara realistis dan teliti
6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru
7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar
8. Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh24

c. Fungsi Peranan Media dalam Proses Belajar Mengajar


Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, menurut Arief, dkk merumuskan
fungsi media sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau tulis belaka)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan biaya indra
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bila mana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila
latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. masalah ini dapat
diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuannya dalam:

24
Hamalik, op. cit., h. 16
17

- Memberikan perangsang yang sama


- Mempersamakan pengalaman
- Menimbulkan persepsi yang sama25
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses
belajar mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut:
1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang akan guru sampaikan.
2. Media dapat memunculkan permasalah untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
3. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.26

d. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran


Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada beberapa kriteria dalam memilih
media pelajaran, sebagai berikut:
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih
mudah dipahami siswa
3. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis
penggunaannya
4. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa27

25
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 17
26
Fathurrohman, op. cit., h. 66
27
Ibid., h. 71
18

e. Gambar Berseri sebagai Media Pembelajaran


Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus
sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis
karangan di Madrasah Ibtidaiyah. Penggunaan media gambar berseri dirasakan
sangat tepat untuk membantu siswa dalam kemampuan mengarang. Dengan melihat
gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat
menguraikan dalam bentuk tulisan.
Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran
yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. Mengarang melalui media gambar
berseri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Dari uraian di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa gambar berseri adalah cara atau daya upaya dalam
menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan
visual (gambar berseri) ke dalam bentuk tulisan.
Arief S. Sadiman dkk., mengemukakan bahwa gambar adalah media yang
paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan
dinikmati di mana-mana serta gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.28
Menurut Azhar Arsyad “gambar garis dapat pula digunakan untuk mendorong dan
menstimulasi pengungkapan gagasan siswa, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita disajikan secara berurutan.
Siswa berlatih mengungkapkan adegan dan kegiatan-kegiatan tersebut yang apabila
dirangkaikan akan menjadi suatu cerita.”29

28
Arief Sadiman, dkk., op. cit., h. 29
29
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 119
19

Gambar 2.1
Contoh media gambar berseri:

f. Syarat-syarat Gambar
Agar tujuan penggunaan media gambar dapat tercapai, gambar harus memenuhi
syarat-syarat:
1. Bagus, jelas, menarik, dan mudah dipahami,
2. Cocok dengan materi pembelajaran,
3. Benar dan otentik, artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya,
4. Sesuai dengan tingkat umur/ kemampuan siswa,
5. Walaupun tidak mutlak sebaiknya gambar menggunakan warna yang menarik
sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk
mengamatinya,
6. Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran objek yang
sebenarnya,
7. Agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukkan hal
yang sedang melakukan perbuatan,
8. Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam
kehidupan sosial.30

30
Subana M., dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, 2000), h. 322-323
20

g. Memilih Gambar yang Baik


Dalam memilih gambar-gambar yang baik dibawah ini dapat kita pergunakan
antara lain:
1. Keaslian gambar
Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau
benda sesungguhnya.
2. Kesederhanaan
Gambar itu sedehana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai
nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.
3. Bentuk item
Hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tepat tentang
objek-objek dalam gambar.
4. Perbuatan
Gambar hendaknya menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan.
5. Fotografi
Gambar-gambar yang nilai fotografinya rendah, misalnya tidak terlalu terang
dan terlalu gelap.
6. Artistik
Segi artistik pada umumnya turut mempengaruhi nilai-nilai gambar tersebut.
Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan ysng hendak
dicapai.31
Dari uraian di atas hendaknya guru harus mempertimbangkan penggunaan
media gambar berseri di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam
pengajaran menulis karangan karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi
dan diharapkan mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan
kejadiannya.

31
Hamalik, op. cit., h. 67
21

Menurut Wina Sanjaya yang telah mengutip dari kerucut pengalaman Edgar
Dale “pengalaman melalui lambang-lambang visual, seperti grafik, gambar dan
bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami berbagai perkembangan
atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya.”32
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat
berbagai komponen pengajaran yang saling terintegrasi dalam mencapai tujuan.
Sehubungan dengan itu peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggaraan
proses belajar mengajar tersebut. Guna mencapai hasil belajar yang optimal, semua
komponen didalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh diabaikan. Salah
satu komponen tersebut adalah penggunaan media pengajaran. Proses belajar
mengajar yang kompleks itu melibatkan sejumlah komponen yang terdiri atas: guru,
tujuan pelajaran, materi pelajaran, media, sistem pengajaran, sumber pelajaran,
management interaksi, evaluasi dan siswa.
Salah satu komponen pengajaran adalah pemanfaatan media pengajaran
dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang optimal dapat dicapai
dengan berbagai cara salah satunya adalah pemanfaatan media pengajaran.
Penggunaan media pengajaran yang diintegrasikan dengan tujuan dan isi pelajaran
dimaksudkan untuk memperkaya mutu belajar mengajar.
Media sebagai sarana yang efektif dalam menyampaikan pelajaran. Walaupun
itu hanya media yang sederhana, tetapi sangat membantu komunikasi menjadi
efektif. Seperti dikemukakan bahwa media audio-visual membuat komunikasi
menjadi efektif. Media visual yang sering digunakan dalam penyampaian materi
pelajaran adalah gambar. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti,
terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas tentang sesuatu.
Disamping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik siswa,
sehingga dengan demikian dapat memberikan siswa lebih senang dalam belajar.

32
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), h.
202
22

Pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan media
gambar dalam proses belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila
digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung.

h. Manfaat Gambar
Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah:
1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa,
2. Mempermudah pengertian/pemahaman siswa,
3. Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah
memahami apa yang dimaksud,
4. Memperjelas bagian-bagian penting. Melalui gambar, kita dapat memperbesar
bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil sehingga dapat diamati,
5. Menyingkat suatu uraian. Informasi yang dijelaskan dengan kata-kata mungkin
membutuhkan uraian panjang. Uraian tersebut dapat ditunjukkan pada
gambar.33
Ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yang
perlu diikuti yaitu:
1) Persiapan
Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik yaitu:
1. Pelajari petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, kemudian
diikuti didalamnya
2. Siapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media
3. Tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau
kelompok
4. Atur tatanannya, agar peserta dapat melihat, mendengar pesan-pesan
pengajarannya dengan baik

33
Subana M., dan Sunarti. loc. cit.
23

2) Pelaksanaan (penyajian)
Satu hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan media pengajaran
yaitu hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian dan
konsentrasi siswa.
3) Tindak lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap
pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui
media tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses pengajaran diwujudkan
dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan
kemampuan menulis kualitas gagasan, penggunaan ejaan dan tanda baca. Kegiatan
diawali dengan apersepsi dengan pusat perhatian ditujukan gambar berseri,
menginterpretasikan setiap urutan gambar, kemudian mengarahkan topik karangan
yang sesuai dengan gambar seri lalu menentukan atau memilih salah satu topik
karangan yang sesuai dengan gambar seri.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan saya lakukan oleh Neni
Oktaviani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta Tahun 2012 dalam jurnalnya yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Penggunaan Media
Lagu Pada Siswa Kelas X MA Nurul Falah Pagedangan Tangerang”. Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
keterampilan menulis narasi siswa pada awalnya cukup baik. Namun masih ada
beberapa siswa yang mendapatkan nilai kurang dari SKBM Bahasa Indonesia.34
Perbedaannya adalah penelitian tersebut menggunakan media lagu yang

34
Neni Oktaviani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Penggunaan Media
Lagu Pada Siswa Kelas X MA Nurul Falah Pagedangan Tangerang” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta:
2012)
24

diperdengarkan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi sedangkan penulis


menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis
siswa.
Dalam penelitian lain dilakukan oleh Didah Nurhamidah Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Jakarta Tahun 2011 jurnalnya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Cerpen”. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan penerapan media cerpen dalam dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.35 Perbedaannya dengan penelitian penulis
adalah penelitian tersebut menggunakan media cerpen dan mengetahui hasil belajar
siswa dalam menulis naskah drama sedangkan penulis menggunakan media gambar
berseri dan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Dan penelitian yang dilakukan juga oleh Isroyati Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Jakarta Tahun 2010 dalam jurnalnya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Narasi Dengan Penggunaan Metode Field Trip Siswa Kelas IX
di SMP Dwiguna Depok”. Penelitian tersebut menggunakan metode field trip
sebagai metode pembelajaran menulis narasi. Sedangkan penulis menggunakan
media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.36

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretis di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu
“melalui pemanfaatan media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan menulis siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Al- Hidayah Depok”.

35
Didah Nurhamidah, “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan
Menggunakan Media Cerpen”, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta: 2011)
36
Isroyati, “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Dengan Penggunaan Metode Field Trip
Siswa Kelas IX di SMP Dwiguna Depok” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta: 2010)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Hidayah Depok, yang
berlokasi di Jl. Raya Keadilan No. 10 Kelurahan Rangkepan Jaya Baru
Kecamatan Pancoranmas Depok. Adapun waktu penelitian dilaksanakan
dari bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Januari 2014.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
atau yang lebih dikenal dengan classroom action research. Penelitian ini
berlangsung secara siklus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua
siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:
1. Perencanaan
Kegiatan ini meliputi:
a. Menyusun perencanaan pengajaran;
b. Mempersiapkan gambar berseri;
c. Menyusun lembar observasi;
d. Mendesain alat evaluasi.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah
melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan. Proses pembelajaran terbagi menjadi beberapa siklus
disesuaikan dengan besarnya permasalahan yang harus dipecahkan.
Pada siklus pertama, pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media gambar berseri. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan
cara pengamatan langsung. Hasil pengamatan dijadikan refleksi untuk
rencana tindakan pada siklus kedua yang dilakukan oleh kolaborator

25
26

atau peneliti yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan.
Pada siklus kedua proses pembelajaran tetap menggunakan media
gambar berseri. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan observasi
kembali. Hasil pengamatan dianalisis sebagai bahan refleksi untuk
rencana tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan.
3. Pengamatan
Tahap ketiga yaitu selama tahap pelaksanaan pengamatan
mengobservasi keaktifan dan respon siswa terhadap rencana
pembelajaran yang telah di buat oleh peneliti. Dengan menggunakan
lembar observasi peneliti mengamati peristiwa yang terjadi di kelas
penelitian.
4. Refleksi
Pada tahap ini adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti
yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.
Refleksi ini dilakukan dengan cara kolabratif yaitu adanya diskusi
terhadap berbagai masalah yang terjadi dalam kelas penelitian. Dengan
demikian, refleksi dapat dilakukan sesudah adanya implementasi
tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan hasil yang di dapat dari tahap
observasi, dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan
observer. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus selanjutnya.
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat
digambarkan sebagai berikut:
27

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK1

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus I
Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus II Pengamatan

Refleksi

C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Hidayah Depok semester
genap tahun ajaran 2013/2014. Adapun jumlah siswa dalam penelitian ini
adalah 35 orang, yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 21 orang laki-
laki.

1
M. Mega N., dan Kurnia Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: CV. Regina,
2009), h. 38
28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Peneliti bertindak sebagai perencana dan pengamat kegiatan selama
penelitian. Peneliti melakukan pengamatan, merencanakan tindakan,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian.
Selama penelitian, peneliti dibantu oleh guru. Guru tersebut adalah guru
kelas yang memegang kelas penelitian, ia akan bertindak sebagai observer
(pengamat).

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Tahap ini dimulai dari siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi
pada siklus I penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Adapun tahapan
tindakan pada setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:
Tahapan siklus I adalah:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan KD: Menulis karangan
sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital, dan tanda titik.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Menyusun lembar obsevasi.
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.

2. Tahap Tindakan
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan media gambar berseri. Guru membagikan gambar
berseri kepada masing-masing siswa di kelas III MI.
29

b. Secara individu siswa menulis dengan bantuan media gambar


berseri.

3. Tahap Observasi
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok;
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan;
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)


Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran pada kegiatan 1, 2, 3.
b. Sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika
pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
menulis pada siswa kelas III MI Al-Hidayah, maka perlu
dilanjutkan dengan siklus II.

Adapun tahapan siklus II adalah:


1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan KD: Menulis karangan
sederhana berdasarkan gambar berseri menggunakan pilihan kata
dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan,
huruf kapital, dan tanda titik.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan;
c. Menyusun lembar obsevasi;
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.
30

2. Tahap Tindakan
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
media gambar berseri, kemudian dengan arahan dan bimbingan
guru siswa diminta untuk menulis dengan menggunakan media
gambar berseri tersebut;
b. Dan guru mengarahkan siswa agar dapat memahami gambar
tersebut. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan isi dari gambar
berseri.
c. Setelah siswa menuliskan kemudian mempresentasikan tulisan
mereka.

3. Tahap Observasi
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok;
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan;
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, guru bertindak:
a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran dari kegiatan 1, 2,
3.
b. Membuat kesimpulan perlu atau tidak melaksanakan siklus ketiga.
Jika pada siklus II belum menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan menulis pada siswa, maka perlu dilanjutkan dengan
siklus III.
31

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Siklus penelitian yang dilakukan ini, diharapkan adanya perubahan
pada siswa dalam kemampuan menulis. Materi yang dipelajari siswa dapat
dipahami dengan jelas, bukan hanya sekedar melihat, melainkan mampu
memahami gambar. Dari tindakan yang dilakukan diharapkan adanya
peningkatan terhadap kemampuan menulis dan mampu mencapai skor
belajar di atas rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 75,00)
Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

G. Data dan Sumber Data


Data yang diperoleh berupa:
1) Hasil tes akhir siklus
2) Hasil observasi kegiatan pembelajaran saat pembelajaran berlangsung
3) Hasil wawancara
4) Hasil dokumentasi kegiatan pembelajaran.
Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
dari siswa kelas III MI Al-hidayah Rawadenok, Depok.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Untuk instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Pedoman wawancara
Peneliti melakukan wawancara tehadap guru kelas dan juga siswa di
MI Al-hidayah Rawadenok, Depok.

2. Soal Tes
Tes yang digunakan adalah tes soal latihan. Siswa harus mempraktikan
sesuai indikator dalam mengukur kemampuan menulis siswa. Untuk
menilai tugas menulis dapat menggunakan rubrik penilaian yang
32

berdasarkan rangsangan gambar. Indikator pencapaian dalam tugas


menulis berdasarkan rangsang gambar adalah sebagai berikut:2
Tingkat capaian kinerja
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kebenaran ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
3. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis
siswa di MI Al-Hidayah Rawadenok Depok.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran pada saat
pembelajaran berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi dan
kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini ialah: memberikan soal tes Bahasa Indonesia siswa
pada saat penelitian, melakukan observasi pada proses pembelajaran,

2
Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE,
2012), cet. Ke- 3, h. 430.
33

mewawancarai guru dan siswa, serta mendokumentasikan selama proses


pembelajaran berlangsung peneliti mencatat kejadian-kejadian penting
yang berkaitan dengan tindakan penelitian.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan


Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang valid, yaitu
memeriksa kebenaran hipotesis dan analisis penelitian. Tindakan yang akan
dilakukan yaitu:
1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti dan siswa;
2. Penggunaan berbagai alat instrument agar data yang terkumpul lebih
akurat. Langkah yang ditempuh yaitu mengisi lembar observasi dan
menilai hasil kerja siswa;
3. Penggunaan berbagai metode sehingga data yang terkumpul dapat
dipercaya. Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan dan pengambilan
gambar dalam bentuk foto;
4. Meneliti dan memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik
tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian atau kelengkapan;
5. Mengulang pengolahan dan analisis data yang telah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data


Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi
dan mengelompokkan data. Dari hasil penelitian ini, diperoleh data yang
terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa
dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Langkah-langkah
pada setiap siklus yang terkumpul pengolahan datanya adalah:
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan teknik analisis deskriptif, yaitu analisis data ini berupa
34

informasi berbentuk kalimat-kalimat yang berupa gambaran proses


penelitian;
2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes penskoran
terhadap siswa ketika menangkap ide pokok dengan benar.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah perencanaan penilaian dilakukan, maka untuk pengembangan
tindak selanjutnya dilakukan evaluasi yaitu evaluasi secara keseluruhan
setelah pelaksanaan semua siklus dilakukan apakah tujuan yang diharapkan
dari penellitian ini sudah tercapai atau belum. Kemudian jika hasilnya
belum memuaskan ataupun belum tercapai, maka evaluasi ini digunakan
untuk melakukan refleksi kembali.
Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu evaluasi terhadap apa yang telah
dilakukan. Hasil observasi dalam monitoring dianlisis secara deskriptif
untuk menggambarkan hasil observasi yang berupa proses dan hasil
tindakan. Apakah hasilnya sudah memuaskan ataukah belum, maka
dilakukan rancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi dan jika perlu
disusun RPP baru. RPP yang telah diperbaiki digunakan untuk melakukan
siklus yang berikutnya untuk mencapai hasil yang optimal.
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah
Al Hidayah Depok berdiri pada tanggal 05 Oktober 1949 yang
dipelopori oleh KH. Muhammad bin Yahya (alm.) bersama para alim
ulama yang ada di Rawadenok Depok, MI. Al Hidayah adalah lembaga
pendidikan formal pertama yang didirikan di bawah naungan Yayasan Al
Hidayah dan merupakan lembaga pendidikan tertua di Depok. MI. Al
Hidayah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sebagai
perkembangan awal kurikulum yang digunakan hanya pelajaran- pelajaran
agama. Dengan siswa yang berasal dari wilayah sekitar. Madrasah ini
memiliki luas tanah 2259 m² dengan 6 ruang belajar dan 1 ruang kantor.
Pada sekitar tahun 1980-an Madrasah ini baru menggunakan kurikulum
perpaduan antara departemen agama dan pendidikan nasional. Jumlah
siswa terus bertambah dari tahun ke tahun yang berasal dari berbagai
wilayah di Depok dan sekitarnya dengan jumlah rombongan belajar
sebanyak 12 rombel. Pada tahun 2014 ini MI. Al Hidayah memiliki jumlah
siswa lebih dari 620 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 18
rombel dan jumlah tenaga pengajar sebanyak 26 orang. Sampai saat ini MI.
Al Hidayah telah melahirkan lulusan-lulusan yang melanjutkan pada
berbagai sekolah lanjutan baik madrasah tsanawiyah, pondok pesantren dan
sekolah-sekolah lanjutan umum.

35
36

1. Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

Tabel 4.1
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

Keadaan Siswa
Jumlah Siswa Rombel
Kelas Jenis Kelamin

1 L 64
3
P 52
L 53
2 3
P 49

3 L 46
3
P 61
4 L 48
3
P 53
L 50
5 3
P 40

6 L 51
3
P 54
Jumlah 621 18

Data ini menunjukkan bahwa MI. Al Hidayah menjadi lembaga pendidikan


yang dipercaya dan menjadi pilihan pertama masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dari minat masyarakat terhadap program pendidikan yang dilaksanakan di MI.
Al Hidayah, walaupun letak MI. Al Hidayah berdekatan dengan beberapa
Sekolah Dasar Negeri dan Swasta yang ada disekitarnya.

2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah


a. Tenaga Pendidik
37

Tabel 4.2
Keadaan Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

No. Pendidikan Jumlah


1. Sarjana (S1) 23
2. Pascasarjana (S2) 3
3. S3 -
Jumlah 26

Dari data ini dapat dilihat bahwa 88% tingkat pendidikan tenaga pendidik
di MI. Al Hidayah adalah sarjana pendidikan dan 12% lulusan pascasarjana,
baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal ini menunjukan bahwa
tenaga pendidik di MI. Al Hidayah adalah tenaga-tenaga yang berkompeten
sesuai dengan bidang pendidikan.

b. Tenaga Kependidikan

Tabel 4.3
Keadaan tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

No. Pendidikan Jumlah Keterangan

1. Sarjana (S1) 2 Staff TU


2. SLTA 3 Staff TU dan penjaga sekolah
3. SLTP 2 Keamanan
Jumlah 7

Tenaga kependidikan merupakan tenaga penunjang terlaksananya program


pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan. Tingkat pendidikan karyawan
MI Al Hidayah yang sesuai dengan posisi dan pekerjaan masing-masing. Hal
38

ini sangat dibutuhkan untuk menangani pelayanan-pelayanan administratif,


keamanan lingkungan dan kebutuhan lainnya.1

B. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan


1. Pra Penelitian
Peneliti memberikan soal tes awal bertujuan untuk mengukur dan
mendapatkan skor awal siswa yang akan dibandingkan dengan skor hasil tes
tentang menulis karangan pada setiap akhir siklus penelitian. Dalam soal tes
awal, peneliti mengambil materi menulis karangan sesuai dengan materi yang
akan dibahas dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran.
Tabel 4.4
Hasil Tes Kemampuan Menulis

SKOR HASIL TES


Nama Sesua Tepat Tep Bena Ke
No. Tepat Jml Nilai
Siswa i uruta at Tepat r t.
Kalim
Gamb n Ma Kata Ejaa
at
ar Cerita kna n
1. AAA 3 3 3 3 3 3 18 60
2. ASP 3 3 4 3 3 3 19 63
3. AFR 3 3 3 4 3 2 18 60
4. AAP 4 4 3 4 3 2 19 63
5. ASB 3 2 3 3 3 4 18 60
6. ASA 3 3 3 4 3 4 20 67
7. AIH 3 3 3 3 3 3 18 60
8. BDA 3 3 3 3 3 2 17 57
9. BAK 4 3 3 3 3 3 19 63
10. DF 3 3 2 3 3 3 17 57

1
Hasil data dokumentasi sekolah MI Al Hidayah
39

11. DHK 3 3 3 4 3 3 20 67
12. FAF 4 3 3 3 3 4 20 67
13. GNU 4 4 4 3 3 4 22 73
14. IEP 3 3 3 4 3 3 19 63
15. MSS 3 3 3 4 4 3 20 67
16. MAS 3 3 3 3 3 3 18 60
17. MRS 3 2 3 4 3 2 17 57
18. MS 4 3 3 4 4 2 20 67
19. MAA 3 3 3 4 3 2 18 60
20. MAF 3 3 3 3 4 3 19 63
21. MNR 3 3 3 3 3 3 18 60
22. MR 4 3 4 3 3 4 21 70
23. NPR 4 4 4 3 3 3 21 70
24. NAR 3 3 3 4 3 3 19 63
25. Rd 3 3 3 3 3 3 18 60
26. RP - - - - - - - - s
27. RAA 4 3 3 4 4 3 22 73
28. RR 3 4 3 3 3 4 20 67
29. RK 3 3 3 3 3 3 18 60
30. SAF 4 4 4 3 3 3 21 70
31. SDH 4 3 4 3 3 3 20 67
32. SA 4 4 3 3 3 3 20 67
33. SN 2 3 4 3 3 3 18 60
34. Sy - - - - - - - - s
35. Wl 4 3 3 3 3 4 20 67
Jumlah 2108
40

Dari hasil tes awal kemampuan menulis karangan diperoleh skor rata-rata
kelas 60.22 dengan nilai terendah 57 dan nilai tertinggi 73. Berdasarkan skor
tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan menulis karangan siswa
berada dibawah batas minimal (KKM) yang ditargetkan yaitu 75. Hal ini
mendorong peneliti melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan
kemampuan menulis karangan dengan penggunaan media gambar berseri.
Kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah didiskusikan bersama dengan guru kelas agar dapat
disesuaikan dengan kondisi kelas. Sehingga peneliti dapat melaksanakan
tindakan pembelajaran sebagaiman mestinya. Sebelum melaksanakan kegiatan
inti pembelajaran, peneliti mensosialisasikan kepada siswa tentang
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan dengan
pemanfaatan media gambar berseri dengan materi pokok menulis karangan.
Dengan indikator keberhasilan siswa mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I


Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat
penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan
dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran
selanjutnya, adapun tahapan pada siklus I adalah:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan
Kompetensi Dasar (KD) menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama dengan kolaborator agar
41

rencana pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di


Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah.
Instrumen pembelajaran terdiri dari lembar observasi, lembar wawancara
dan lembar penilaian. Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media
pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran
yaitu media gambar berseri yang diberikan kepada setiap siswa. Tugas akhir
siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis karangan
siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas yang
terjadi di kelas, untuk melihat tingkat keefektifan proses pembelajaran.
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan siswa. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu
siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan
pilihan kata dan kalimat yang jelas.

b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan
alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Rencana pelaksanaan
pembelajaran siklus I:
1) Pertemuan pertama
Kegiatan ini diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi tentang
karangan. Pada pertemuan pertama ini siswa yang hadir 33 orang, 2 orang
karena sakit. Guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan
memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan melakukan penilaian pada
proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada
pertemuan selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penggunaan media gambar
42

berseri, peneliti memberikan media sesuai dengan topik pembelajaran.


Kemudian siswa diminta untuk membuat kerangka karangan sesuai gambar
berseri yang diberikan kepada masing-masing siswa. Selama siswa
mengerjakan tugas mengarang, peneliti bersama observer berkeliling
memantau aktivitas siswa untuk memberikan pengarahan bila siswa
mengalami kesulitan atau ada yang hendak ditanyakan, siswa langsung
bertanya kepada peneliti. Lebih kurang 5 menit setelah jam pelajaran selesai
siswa telah mengumpulkan tugas mengarangnya.
Pada akhir proses pembelajaraan peneliti memberikan refleksi dan
penguatan kepada siswa tentang hasil pada pertemuan pertama. Hal yang perlu
disampaikan dalam refleksi diantaranya memberi up plus kepada seluruh siswa
dan diminta untuk lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran serta
menyampaikan informasi untuk pertemuan selanjutnya.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus I berlangsung selama 2x35 menit (2 jam
pelajaran). Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 11.00 WIB sampai
dengan 12.15 WIB. Kegiatan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran
adalah melanjutkan kegiatan individu pada pertemuan pertama.
Pertemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan menulis
karangan, siswa terlihat serius dalam mengerjakan tugas. Kegiatan individu
yang dilakukan yaitu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar berseri
secara runtut. Pada kegiatan pendahuluan, seperti biasa peneliti membuka
kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam, kemudian menyapa siswa dan
menanyakan tentang siswa-siswa yang tidak hadir, memberikan apersepsi dan
menyampaikan informasi tentang kegiatan pada pertemuan kedua siklus I.
Pada kegiatan inti, peneliti memulai pembelajaran dengan menyampaikan
instruksi dan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya tahap eksplorasi, peneliti meminta kepada salah satu siswa untuk
membacakan hasil tulisan pada pertemuan pertama. Kemudian tahap elaborasi
43

peneliti memberikan lembar yang berisi tugas untuk membuat karangan sesuai
dengan kerangka karangan yang telah dibuat. Pada kegiatan ini terlihat bahwa
siswa mulai kreatif dalam mengungkapkan ide-ide dalam bentuk karangan.
Sementara itu, peneliti dalam kegiatan ini hanya memberikan penguatan-
penguatan kepada siswa agar apa yang disampaikan lebih dapat dipahami.

Gambar 4.1
Kegiatan Menulis Siswa

Pada tahap konfirmasi, bagi siswa yang telah selesai mengerjakan tugas
ada proses perbaikan dalam penulisan, misalnya tulisan yang tidak memakai
huruf kapital dan tanda baca maka diberikan pengarahan untuk diperbaiki pada
pertemuan selanjutnya. Di akhir proses pembelajaran seperti biasa peneliti
melakukan refleksi dan penguatan kembali terhadap kegiatan pembelajaran
pada pertemuan kedua.
c. Tahap Observasi (pengamatan)
Observaasi dilakukan bersamaan dengan tindakan pembelajaran.
Observasi/pengamatan dilakukan oleh guru kelas III sebagai guru kolaborator
yang tugasnya mengamati proses pembelajaran dan mencatat seluruh aktifitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan bersamaan
tindakan pembelajaran diperoleh catatan-catatan sebagai berikut:
44

a) Dalam proses pembelajaran hanya beberapa siswa mengeluarkan


pendapatnya.
b) Upaya dalam kemampuan menulis siswa berdasarkan gambar sudah
terlihat cukup baik. walaupun masih ada beberapa siswa yang belum
aktif dalam mengerjakan tugas.
c) Pada tugas menulis karangan sederhana masih terdapat ejaan dan tanda
baca yang kurang tepat.

d. Refleksi
Setelah peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran yang diikuti dengan
pengamatan oleh guru kelas (observer), selanjutnya peneliti melakukan analisis
dan refleksi terhadap hasil tindakan pembelajaran bersama-sama dengan
observer.
Dari hasil refleksi, dapat diidentifikasi beberapa hal diantarannya:
1. Beberapa siswa sudah mulai berani mengajukan pendapat dan
pertanyaan.
2. Kemampuan menulis siswa pada aspek kesesuaian gambar sudah cukup
baik.
3. Siswa memberikan respon postif terhadap pemanfaatan media gambar.
Namun demikian masih ada beberapa masalah yang harus diperbaiki pada
tindakan pembelajaran siklus selanjutnya, diantaranya:
a) Secara umum keberanian bertanya kepada guru dan kedisiplinan dalam
mengerjakan tugas masih rendah.
b) Alokasi waktu untuk kegiatan eksplorasi kurang.
c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa masih berada dibawah 75.
Tindakan yang dilakukan:
a) Pada tindakan pembelajaran siklus II, peneliti memberikan reword
kepada siswa yang aktif bertanya dan disiplin dalam mengerjakan
45

tugas, misalnya dengan pujian, memberi tambahan nilai atau dengan


hadiah yang lebih kongkrit.
b) Memperhatikan penyesuaian alokasi waktu dengan kebutuhan kegiatan
pembelajaran pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
c) Memberikan motivasi, memperbanyak latihan-latihan dan tugas, serta
pengarahan.
Dari hasil analisis tindakan pada siklus I seperti yang telah dikemukakan di
atas, terlihat masih banyak kekurangan dan kendala yang harus dicarikan
solusinya pada siklus II. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus II akan dilakukan
usaha perbaikan semaksimal mungkin yang diawali dengan tahap perencanaan
tindakan siklus II.

Gambar 4.2
Kegiatan Siswa Akhir Siklus I

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II


Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan setelah
dilakukan refleksi dari hasil tindakan siklus I. Analisis dari hasil tindakan
pembelajaran pada siklus II ini akan dijadikan sebagai refleksi untuk
menentukan perlu atau tidaknya tindakan pembelajaran siklus III. Pada
pembelajaran siklus II, materi pelajaran yang dibahas masih pada materi
menulis karangan dengan menggunakan metode ceramah dan resitasi.
46

a. Tahap Perencanaan
Seperti siklus I kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II
adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar tes,
lembar observasi siswa dan lembar wawancara. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran disusun bersama guru kelas agar rencana pembelajaran berjalan
sesuai situasi dan kondisi kelas penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga siklus II, tindakan pembelajaran berlangsung
selama 2x35 menit (2 jam pelajaran). Materi pelajaran yang dibahas adalah
mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk karangan
sederhana. Guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan membuat
catatan-catatan penting terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Pada pertemuan kedua siswa yang hadir 30 orang dan terdapat 5
siswa tidak hadir, yaitu 2 diantaranya karena sakit dan 3 siswa lainnya tanpa
keterangan.
Dalam kegiatan pendahuluan, peneliti menyampaikan kepada siswa tentang
apa yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan kegiatan
apa yang harus dilakukan oleh siswa. Selanjutnya berdasarkan refleksi hasil
tindakan siklus I, pada siklus II ini peneliti berusaha meningkatkan beberapa
poin aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa cara yang
digunakan diantaranya ialah dengan memberikan reward kepada siswa,
misalnya dengan hadiah, nilai tambahan atau dengan sekedar pujian bagi siswa
yang telah menyelesaikan tugas dengan baik dan hasil menulis karangan
berdasarkan media gambar berseri sesuai dengan indikator penilaian yang
sudah ditentukan. Sebelum kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan, siswa
diminta untuk melakukan ice breaking yang dimaksudkan untuk memicu
semangat belajar siswa. Ice breaking dilakukan di awal pembelajaran dan di
47

tengah pembelajaran, ice breaking berupa ungkapan dan gerakan sebagai


berikut:

Ungkapan

Peneliti: Aku siap! (tepuk tangan)

Siswa : Kami siap, siap…siap… hap (tepuk tangan)

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah kegiatan inti. Peneliti


membacakan contoh kerangka karangan kemudian menuliskan di papan tulis.
Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan tentang contoh menyusun
kerangkan karangan yang telah diberikan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kreativitas siswa dan agar siswa merasa lebih percaya diri.
Kegiatan selanjutnya, peneliti menempelkan beberapa gambar dipapan
tulis secara acak dan siswa diminta secara berkelompok untuk menyusun
gambar berdasarkan urutan cerita. Pada latihan selanjutnya siswa secara
individu diberikan beberapa gambar yang berbeda, siswa diminta menyusun
gambar dan menuliskan kerangka cerita berdasarkan gambar yang telah
disajikan.
Tahap selanjutnya peneliti memberikan lembar soal dan jawaban. Situasi
kelas cukup tenang, berlangsung tanpa kendala. Siswa sudah mulai terbiasa
dengan kegiatan menulis, sehingga mereka terlihat nyaman dan penuh
semangat dalam kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya peneliti menyediakan waktu kepada siswa untuk menyerahkan
kerangka karangan yang telah dibuat untuk diberikan tanggapan terhadap
tulisan siswa dan memberi pengarahan kembali serta penguatan kepada seluruh
siswa tentang menulis dengan media gambar berseri.
Pada kegiatan penutup, peneliti bersama siswa melakukan refleksi
berdasarkan yang sudah dilakukan dalam pembelajaran dan membuat
kesimpulan bahwa mereka telah mampu membuat kerangka karangan
48

berdasarkan gambar berseri. Sebelum pembelajaran di akhiri, guru


memberikan PR kepada seluruh siswa mengenai materi yang diajarkan.
2) Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat siklus II, tindakan pembelajaran berlangsung
2x35 menit (2 jam pelajaran). Materi pelajaran yang dibahas tentang menulis
karangan sederhana berdasarkan media gambar berseri. Guru kelas hadir
sebagai observer untuk mengamati dan membuat catatan-catatan penting
terhadap aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan ini
seluruh siswa hadir.

Gambar 4.3
Aktifitas Tanya-Jawab dalam Penjelasan Materi

Sebagai kegiatan pendahuluan, peneliti mengawali pembelajaran dengan


ucapan salam, menyapa siswa dengan menanyakan kabar dan semangat siswa,
menyampaikan kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari, menyampaikan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Pada kegiatan inti, peneliti
memberikan contoh dalam mengembangkan karangan sesuai kerangka
karangan, kemudian memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jawab
tentang karangan sesuai dengan urutan gambar berseri dan mengingatkan siswa
untuk menggunakan kata penghubung dengan tepat.
49

Tahap selanjutnya, peneliti memberikan lembar soal dan jawaban serta


media gambar berseri untuk melakukan tugas secara individu. Isi dari tugas
tersebut adalah mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan dengan
memperhatikan kesesuaian gambar, penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda
baca. Selanjutnya peneliti menyediakan waktu kepada siswa untuk
membacakan karangan yang telah dibuat kurang lebih 10 menit. Setelah
karangan tersebut dibacakan peneliti memberikan tanggapan tulisan siswa,
menjelaskan kembali untuk memberi penguatan pemahaman kepada siswa.
Pada akhir kegiatan peneliti bersama siswa melakukan refleksi dan membuat
kesimpulan.

Gambar 4.4
Aktivitas Siswa Akhir Siklus II

Proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri berjalan


dengan baik. Hasil kemampuan menulis siswa pada siklus II sudah
menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai menulis
karangan siswa yang mengalami peningkatan.
50

c. Tahap observasi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas (observer)
terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II, tingkat
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yang
cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan beberapa aspek
dalam kondisi atau kesiapan belajar siswa, siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan lebih serius dan terlihat antusias untuk menerima
pelajaran, upaya mendeskripsikan gambar kedalam bentuk tulisan sudah lebih
baik dan adanya keberanian siswa untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapat serta respon positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menggunakan media gambar berseri.

d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan observer pada
siklus II yang dilanjutkan dengan melakukan analisis. Berdasarkan data yang
didapatkan setelah dua siklus, dengan menggunakan media gambar berseri
pada proses pembelajaran, menunjukkan adanya perubahan yang lebih baik.
Dari data-data yang tercatat melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan
selama tindakan pembelajaran siklus II, pada semua aspek kegiatan
pembelajaran dan aspek kemampuan menulis karangan mengalami
peningkatan yang cukup baik.
Data lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil tes yang
dilakukan pada akhir siklus II. Dari hasil tes akhir siklus II diperoleh nilai rata-
rata sebesar 75,97. Sedangkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar
67,37. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 8,6.
51

C. Analisis Data
Tahap analisis data dimulai dengan membaca seluruh data yang didapat dari
berbagai sumber dan tercatat pada masing-masing instrumen data. Adapun
data-data yang diperoleh:
1. Hasil Wawancara
Sebagai data awal yang diperoleh peneliti adalah informasi yang didapat
melalui wawancara dengan guru kelas III sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Selanjutnya untuk mendapatkan tanggapan tentang pelaksanaan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri, peneliti
melakukan wawancara lanjutan setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran.
Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias siswa
dalam menulis karangan sehingga siswa dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
b. Siswa lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
mereka lebih berani menyampaikan pendapatnya.
d. Pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar
berseri dapat membuat siswa merasa senang dan meningkatkan
motivasi belajar siswa.
e. Dengan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan siswa.2
Selain kepada guru kelas, wawancara juga dilakukan kepada beberapa
orang siswa. Hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa:
 Sebagian besar siswa menyukai menulis karangan dengan
menggunakan media gambar berseri.

2
Hasil wawancara dengan guru bidang study dapat dilihat pada lampiran 6
3
Hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 5
52

 Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri


cukup menyenangkan.
 Siswa pada umumnya merasa termotivasi untuk memperoleh hasil
yang lebih baik.
 Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek
menulis lebih menyenangkan dengan menggunakan media gambar
berseri.3
2. Hasil Observasi
Pada hasil observasi penulis akan menguraikan tentang frekuensi kesalahan
penggunaan ejaan, tanda baca dan huruf kapital dalam penggunaan media
gambar berseri pada karangan masing-masing siswa pada tiap-tiap paragraf.
Setelah diketahui frekuensi kesalahan ejaan, data-data tersebut kemudian
dianalisis, hasil analisis disajikan dalam bentuk karangan. Untuk lebih jelas
mengenai analisis data hasil pekerjaan siswa dimaksud, dapat diuraikan
sebagai berikut dibawah ini:

Tabel 4.5
Kesalahan Penggunaan Ejaan, Huruf Kapital dan Tanda Baca pada
Pemanfaatan Media Gambar Berseri dalam Menulis Karangan
No. Kalimat Karangan Siswa
1. Pada Hari minggu pagi-pagi bintang ingin bermain sepak bola di
Lapangan. Bintang memang menyukai olah Raga sepak bola dan
teman-temanya juga menyukai
53

2. Rio menyundul bola dan membagi temanya, dan temanya


membagi temanya lagi. Dan dia mengambil bolanya dan
menyundulnya ketemanya
3. Rudi terjatuh karena merebut bola yang di ambil oleh lawan
menendang sampai mau masuk kegawang.
4. Kemudian permainan selesai, Ziad pulang ke rumah. Sesampainya
dirumah, ia langsung membuka baju dan langsung mencuci baju
dengan bersih dan wangi.

Berdasarkan analisis data di atas, kemudian data-data tersebut


diklasifikasikan sesuai dengan media gambar berseri. Data yang mempunyai
frekuensi kesalahan ejaan pada setiap paragraf tersebut meliputi:

1. Paragraf pertama: kata “Hari” H tidak dengan huruf kapital; sedangkan


“nama hari dan nama orang” menggunakan huruf kapital; kata “di
Lapangan” huruf L tidak kapital; kata “olah Raga” tidak menggunakan
spasi melainkan digabung. Di akhir kalimat menggunakan tanda baca (.)
Kalimat “dan teman-temanya juga menyukai” diganti menjadi “begitu
juga teman-temannya”.
2. Paragaraf kedua: penggunaan kata tidak tepat seperti kalimat “membagi
temanya” diganti dengan “mengoper bola ke teman”; kemudian jika kata
penghubung “dan” tidak menggunakan tanda koma (,), kalimat
“ketemanya” tidak ada penggabungan diganti menjadi “ke temannya”.
3. Paragraf ketiga: kata “sampai mau” diganti dengan “hingga hampir”.
4. Paragraf keempat: kata “dirumah” harus dipisah. Karena merupakan
kata tempat.
54

3. Nilai Hasil Tes Akhir Siklus


Hasil tes Bahasa Indonesia siswa adalah salah satu variabel dari penelitian
ini. Oleh karena itu data hasil tes pada setiap akhir siklus merupakan data yang
sangat penting untuk dianalisa. Data tentang nilai tes hasil kemampuan menulis
karangan siswa dapat dilihat dalam rangkuman pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Rekapitulasi Tingkat Hasil Tes Bahasa Indonesia Siswa
Tingkat Hasil Hasil Tes Kemampuan Menulis
Belajar B.I Tes Awal Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 73.00 80.00 93.00
Nilai Terendah 57.00 60.00 63.00
Nilai Rata-rata 60.22 67.37 75.97

Tingkat hasil tes kemampuan menulis karangan siswa dari nilai rata-rata
tes awal ke nilai tes siklus I mengalami peningkatan 7.15, dari siklus I ke
siklus II sebesar 8.6 . Jika dilihat dari data nilai hasil tes siklus II yaitu 75.97,
maka penelitian ini dianggap cukup dan dihentikan.

D. Pembahasan
Tindakan pembelajaran yang merupakan tahapan kedua dalam Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahapan ketiga
yaitu pengamatan (observing). Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran
didampingi oleh guru kelas sebagai observer. Pada pelaksanaan tindakan
pembelajaran ini beberapa metode yang bisa digunakan dalam penggunaan
media gambar berseri diantaranya adalah metode resitasi dan pendekatan
kontekstual.
55

1. Intepretasi Hasil Analisis


Berdasarkan hasil wawancara siswa sebelum tindakan pembelajaran
dilakukan, diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa belum
memahami media gambar berseri dan kurang mendapat respon. Setelah
dilakukan tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II dilakukan
wawancara kembali terhadap siswa, dari hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa sudah memahami media gambar berseri dan
menyukai pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar
berseri dan memberi respon yang sangat baik. Dari data pengamatan
melalui lembar observasi pada siklus I diketahui bahwa siswa terlihat
cukup tertib dan serius dalam mengerjakan tugas. Kemudian upaya
kemampuan menulis berdasarkan gambar terlihat bahwa siswa mulai
kreatif dalam mengungkapkan ide-ide dalam bentuk karangan, sedangkan
pada siklus II penggunaan media gambar berseri memiliki dampak positif
terhadap proses belajar siswa. Penerapan penggunaan media gambar
berseri dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap motivasi dan
kemampuan menulis siswa.
Insturmen data yang kedua adalah nilai hasil tes pada akhir siklus
tindakan pembelajaran. Pada penelitian pendahuluan, nilai rata-rata hasil
tes awal yang diperoleh yaitu 60,22. Setelah dilakukan tindakan
pembelajaran siklus I, nilai rata-rata hasil tes siklus I mencapai 67,28. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan sebelum dilaksanakan
tindakan pembelajaran siklus I. Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan
pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil tes 75,97 berarti terjadi
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,69. Dari data tersebut dapat
diartikan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan
hasil kemampuan menulis siswa.
56

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan hasil tes kemampuan


menulis karangan siswa pada setiap siklus terlihat bahwa pembelajaran
menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa di kelas III.

2. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari hasil observasi sebelum penelitian, ditemukan banyak kendala
yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia. Kendala tersebut diantarnya adalah motivasi dan antusias siswa
dalam belajar masih rendah, kurangnya penggunaan media pembelajaran
oleh guru dan nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM yang ditentukan.
berdasarkan hal-hal tersebut di atas peneliti melaksanakan tindakan kelas
untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil interpretasi data diperoleh beberapa temuan dari
penggunaan media gambar berseri.
a. Penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penggunaan media gambar
berseri dapat berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja siswa
melalui tugas akhir siklus yaitu:

No. Kalimat Karangan Siswa


1. Pada Hari minggu pagi-pagi bintang ingin bermain sepak bola di
Lapangan. Bintang memang menyukai olah Raga sepak bola dan
teman-temanya juga menyukai
2. Rio menyundul bola dan membagi temanya, dan temanya
membagi temanya lagi. Dan dia mengambil bolanya dan
menyundulnya ketemanya
3. Rudi terjatuh karena merebut bola yang di ambil oleh lawan
menendang sampai mau masuk kegawang.
57

4. Kemudian permainan selesai, Ziad pulang ke rumah. Sesampainya


di rumah, ia langsung membuka baju dan langsung mencuci baju
dengan bersih dan wangi.

b. Penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran dapat


meningkatkan hasil tes kemampuan menulis karangan siswa. Hasil tes
kompetensi bahasa Indonesia sebelum tindakan pembelajaran diperoleh
nilai rata-rata keseluruhan siswa 60.22. setelah dilakukan tindakan
pemebelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 67.37 dan meningkat
pada tes akhir siklus II menjadi 75.97. Data ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan
kemampuan menulis siswa.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MI. Al
Hidayah Rawadenok Depok, penulis mengemukakan kesimpulan bahwa
pemanfaatan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam penulisan karangan sederhana. Hal itu terbukti adanya peningkatan dari
nilai rata-rata siklus I sebesar 67,37 menjadi 75,97 pada siklus II. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mampu memanfaatkan
media gambar berseri dalam menulis karangan secara tepat.

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teoritis maka implikasi
penelitiannya sebagai berikut:
1. Peneliti dapat menerapkan media gambar berseri yang menarik agar dapat
memotivasi dan merangsang minat siswa dalam kemampuan menulis.
2. Melalui media gambar berseri dapat tercipta suasana belajar yang
komunikatif baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan peneliti.
3. Memanfaatkan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan hasil kegiatan pembelajaran yang
terjadi selam proses penelitian, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. Diharapkan agar lebih kreatif dalam memberikan penjelasan materi tentang
media gambar berseri.

58
59

2. Dengan mempertimbangkan berbagai kelebihan dan kekurangan pada hasil


penelitian ini, maka media gambar berseri bisa diterapkan sebagai salah
satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan khususnya materi yang cocok.
3. Supaya lebih menyempurnakan hasil penelitian berikutnya, alokasi waktu
perlu diperhatikan agar semua tahap pada pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

A., Alek, dan P., Achmad H., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana, 2010.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
Adiwidjaja, Sulaiman B., dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas
III SMP Negeri Jawa Barat: Membaca dan Menulis. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.
Arief, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Arsyad, Azhar, Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
-------------------, Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010
Aqib, Zainal, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Jakarta: Insan Cendikia,
2002.
Broto, A. S., Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di SD
Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008.
Cahyani, Isah, dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI
Press, 2007.
Dawud, Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri
Malang (UM PRESS), 2008.
Fathurrohman, Pupuh, dan Sutikno, Sobry, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Refika Aditama, 2007.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994.
Iskandarwassid, dan Sunendar, Dadang, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Rosdakarya, 2011.
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung:
Pustaka Setia, 2000.
Nata, Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Grop, 2009.
N. M. Mega, dan Dewi Kurnia Islami, Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: CV. Regina,
2009.
Nurjamal, Daeng, dkk., Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta, 2011.
Nurgiyantoro, Burhan, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE, 2012.
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1985.
Purwanto, Ngalim, dan Djeniah, Alim , Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di
SD. Jakarta: PT. Rosda Jayaputra, 1997.
Razak, Abdul, dkk., Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan.
Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2010.
Suparno, dan Yunus, Mohamad, Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2011.
Tarigan, Djago, dan Tarigan, H. G., Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angaksa, 1986.
Tarigan, Henry Guntur, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 1981.
Lampiran 1
Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : III/ II
Pertemuan Ke- :1 (satu)
Alokasi Waktu : 2x 35Menit
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam
karangan sederhana dan puisi

I. Kompetensi Dasar
Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda
titik

II. Indikator Pencapai Kompetensi Pembelajaran


Menyusun kerangka karangan sederhana berdasarkan gambar secara runtut dan padu.

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan menggunakan media
gambar berseri siswa dapat:
Menyusun kerangka karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan
pilihan kata dan kalimat yang jelas.
IV. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok
Menulis pengalaman berdasarkan gambar
B. Uraian Materi
Menulis:
Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri
Menulis karangan bisa dilakukan berdasarkan apa saja. Misalnya berdasarkan
peristiwa sehari-hari, cerita teman, melihat pemandangan atau melalui gambar
seri. Saat ini, kamu akan belajar membuat karangan berdasarkan gambar seri.
Perhatikan contoh berikut!
Caranya sebagai berikut!
a. Tentukan pikiran utama
b. Kembangkan ke dalam kalimat utama
c. Tentukan pikiran penjelas, kembangkan menjadi kalimat penjelas.

1. Membuang sampah di sungai.


2. Membuang sampah di sungai mencemari air.
3. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.
1) Hujan turun lebat sekali.
2) Terjadilah peristiwa banjir.
3) Banjir itu meluap menggenangi pemukiman penduduk.
Dua paragraf di atas dapat digabung menjadi sebuah karangan. Misalnya
sebagai berikut.
Membuang sampah di sungai sangat berbahaya. Sampah di sungai
dapat mencemari air. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.
Jika hujan turun dapat menyebabkan banjir. Banjir sangat
merugikan. Barang-barang bisa hanyut dan rumah-rumah bisa tergenang
air.

V. Metode Pembelajaran
- Pendekatan kontekstual
- Tanya jawab
- Penugasan

VI. Langkah-langkah Pembelajaran


A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucap salam Menjawab salam Religius
- Meminta ketua Berdoa bersama
kelas untuk
memimpin doa Menjawab kehadiran Disiplin
- Mengabsen siswa Memperhatikan guru Perhatian
- Menuliskan judul
mata pelajaran Menjawab pertanyaan guru Rasa ingin tahu
- Appersepsi:
menanyakan
tentang karangan
B. Kegiatan Inti
B.1. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Guru menunjukkan Memperhatikan guru Perhatian
gambar berseri
- Kemudian bertanya- Menjawab pertanyaan Berani, percaya diri
jawab kepada salah satu guru Komunikatif,
siswa tentang gambar
yang pertama

B.2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Selanjutnya guru Menerima gambar
memberikan gambar ke berseri
setiap baris tempat duduk
siswa Menghargai,
- Dan masing-masing Rasa ingin tahu,
siswa diminta untuk Tanggung jawab,
membuat kerangka Membuat kerangka Teliti,
karangan sesuai urutan karangan
gambar dengan
menggunakan pilihan
kata dan kalimat yang
jelas
- Dan bagi yang telah
selesai diminta untuk
dikumpulkan. Mengumpulkan tugas
B.3. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan umpan Menanggapi umpan balik Komunikatif
balik positif secara
lisan
- Memberikan Bertanya tentang materi
kesempatan kepada yang belum dipahami Percaya diri
siswa untuk bertanya

C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
- Meminta untuk bersama-sama Menyimpulkan materi yang telah
menyimpulkan materi yang telah disampaikan
disampaikan
- Meminta kepada siswa untuk Berdoa bersama
memimpin doa
- Mengucapkan salam Menjawab salam

VII. Sumber dan Media Belajar


a. Buku BSE Bahasa Indonesia kelas III
b. Gambar Berseri

VIII. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian
Menyusun kerangka Tes tulis Tertulis Soal:
karangan sederhana Buatlah kerangka karangan sesuai dengan

berdasarkan gambar gambar berseri!


Kunci jawaban:
Gambar 1: Riska sedang belajar, ibu
datang membawa makanan.
Gambar 2: Pukul 6 pagi Riska bersama
ibu dan ayahnya sarapan.
Gambar 3: Riska sedang melakukan
ulangan semester.
Gambar 4: pembagian rapor Riska
menjadi juara kelas, Riska anak yang
pandai.

Tingkat capaian kinerja


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kebenaran ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang
Mengetahui
Jakarta, 09 Januari 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti

……….………….. ……….…………..
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : III/ II
Pertemuan Ke- : 1I (dua)
Alokasi Waktu : 2x 35Menit
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam
karangan sederhana dan puisi

I. Kompetensi Dasar
Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda
titik

II. Indikator Pencapai Kompetensi Pembelajaran


Menuliskan karangan sederhana berdasarkan gambar berseri secara runtut dan padu.

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan menggunakan media
gambar berseri siswa dapat:
Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menjadi lebih luas dengan
menggunakan imajinasi.

IV. Materi Pembelajaran


A. Materi Pokok
Menuliskan pengalaman berdasarkan gambar
B. Uraian Materi
Menulis:
Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri
Menulis karangan bisa dilakukan berdasarkan apa saja. Misalnya berdasarkan
peristiwa sehari-hari, cerita teman, melihat pemandangan atau melalui gambar seri.
Saat ini, kamu akan belajar membuat karangan berdasarkan gambar seri.
Perhatikan contoh berikut!
Caranya sebagai berikut!
a. Tentukan pikiran utama
b. Kembangkan ke dalam kalimat utama
c. Tentukan pikiran penjelas, kembangkan menjadi kalimat penjelas.

1. Membuang sampah di sungai.


2. Membuang sampah di sungai mencemari air.
3. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.
1) Hujan turun lebat sekali.
2) Terjadilah peristiwa banjir.
3) Banjir itu meluap menggenangi pemukiman penduduk.
Dua paragraf di atas dapat digabung menjadi sebuah karangan. Misalnya sebagai
berikut.
Membuang sampah di sungai sangat berbahaya. Sampah di sungai
dapat mencemari air. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.

Jika hujan turun dapat menyebabkan banjir. Banjir sangat merugikan.


Barang-barang bisa hanyut dan rumah-rumah bisa tergenang air.

V. Metode Pembelajaran
- Pendekatan kontekstual
- Tanya jawab
- Penugasan

VI. Langkah-langkah Pembelajaran


A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucapkan salam Menjawab salam
- Meminta ketua kelas untuk Berdoa bersama Religius
memimpin doa Disiplin
- Mengabsen siswa Menjawab kehadiran Perhatian
- Appersepsi: menanyakan Memperhatikan guru Rasa ingin tahu
tentang menyusun Menjawab pertanyaan guru
kerangka karangan pada
pertemuan pertama.

B. Kegiatan Inti
B.1. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Guru mengembalikan tugas Menerima lembar tugas
yang diberikan pada
pertemuan pertama Berani, percaya
- Kemudian membacakan Memperhatikan guru diri, Perhatian
kerangka karangan dari
salah satu tugas siswa.

B.2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Selanjutnya guru Menerima gambar berseri
memberikan kembali gambar dan lembar untuk tugas
ke setiap baris tempat duduk berikutnya
siswa serta memberikan
lembar tugas Menghargai,
- Dan secara individu siswa Rasa ingin tahu,
diminta untuk menulis Tanggung jawab,
karangan sesuai urutan Membuat karangan Teliti,
gambar dan kerangka
karangan yang telah dibuat
- Bagi yang telah selesai,
diminta untuk dikumpulkan Mengumpulkan tugas

B.3. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan umpan balik Menanggapi umpan balik Komunikatif
positif secara lisan
- Memberikan kesempatan Bertanya tentang materi Percaya diri
kepada siswa untuk yang belum dipahami
bertanya
C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
- Memberikan penguatan tentang Menyimpulkan materi yang telah
materi yang telah disampaikan disampaikan
- Meminta kepada siswa untuk Berdoa bersama
memimpin doa
- Mengucapkan salam Menjawab salam

VII. Sumber dan Media Belajar


a. Buku BSE Bahasa Indonesia kelas III
b. Gambar Berseri

VIII. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian
- Menuliskan Tes Tertulis Buatlah karangan cerita
dengan gambar berseri
karangan sederhana tulis secara padu!
berdasarkan gambar
secara runtut dan
padu

Tingkat capaian kinerja


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kebenaran ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Mengetahui
Jakarta, Januari 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti

….……………….. ……………………
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : III/ II
Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
Alokasi Waktu : 2x 35Menit
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam
karangan sederhana dan puisi

I. Kompetensi Dasar
Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda
titik

II. Indikator Pencapai Kompetensi Pembelajaran


Menyusun kerangka karangan sederhana berdasarkan gambar berseri secara runtut dan
padu.

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan menggunakan media
gambar berseri siswa dapat:
Menyusun kerangka karangan sederhana berdasarkan gambar berseri dengan
pilihan kata dan kalimat yang jelas serta memperhatikan tanda baca.

IV. Materi Pembelajaran


A. Materi Pokok
Menuliskan pengalaman berdasarkan gambar
B. Uraian Materi
Menulis:
Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri
Menulis karangan bisa dilakukan berdasarkan apa saja. Misalnya berdasarkan
peristiwa sehari-hari, cerita teman, melihat pemandangan atau melalui gambar seri.
Saat ini, kamu akan belajar membuat karangan berdasarkan gambar seri.
Perhatikan contoh berikut!
Caranya sebagai berikut!
a. Tentukan pikiran utama
b. Kembangkan ke dalam kalimat utama
c. Tentukan pikiran penjelas, kembangkan menjadi kalimat penjelas.

1. Membuang sampah di sungai.


2. Membuang sampah di sungai mencemari air.
3. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.
1) Hujan turun lebat sekali.
2) Terjadilah peristiwa banjir.
3) Banjir itu meluap menggenangi pemukiman penduduk.
Dua paragraf di atas dapat digabung menjadi sebuah karangan. Misalnya sebagai
berikut.
Membuang sampah di sungai sangat berbahaya. Sampah di
sungai dapat mencemari air. Sampah itu juga dapat menyumbat arus
sungai.
Jika hujan turun dapat menyebabkan banjir. Banjir sangat
merugikan. Barang-barang bisa hanyut dan rumah-rumah bisa tergenang
air.

V. Metode Pembelajaran
- Contoh
- Tanya jawab
- Metode resitasi
- Pendekatan kontekstual

VI. Langkah-langkah Pembelajaran


A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucapkan salam Menjawab salam
- Meminta ketua kelas Berdoa bersama Religius
untuk memimpin doa Disiplin
- Mengabsen siswa Menjawab kehadiran Perhatian
- Appersepsi: menanyakan Memperhatikan guru Rasa ingin tahu
tentang membuat Menjawab pertanyaan
karangan pada pertemuan guru
pertama.

B. Kegiatan Inti
B.1. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Guru memberikan contoh Memperhatikan
dalam menyusun kerangka penjelasan guru
karangan Perhatian, berani,
- Kemudian tanya jawab percaya diri,
kepada siswa dalam Siswa dan guru komunikatif
menyusun kerangka karangan melakukan tanya jawab
sesuai dengan urutan gambar

B.2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Guru menempelkan beberapa Memperhatikan gambar,
gambar dipapan tulis secara acak berkelompok.
dan siswa diminta secara
berkelompok untuk menyusun
gambar berdasarkan urutan cerita.
- Latihan selanjutnya siswa secara Menerima gambar
individu diberikan beberapa gambar kemudian latihan Menghargai,
yang berbeda, siswa diminta membuat kerangka Rasa ingin tahu,
menyusun gambar dan menuliskan cerita.secara individu Teliti,
kerangka cerita berdasarkan gambar Tanggung jawab,
yang telah disajikan serta Berani
memberikan pengarahan bagi siswa
yang kesulitan
- Bagi yang telah selesai diminta Menyerahkan tugas
untuk menyerahkan tugas untuk yang dibuat
diberikan pengarahan kembali jika
ada kekurangan atau kesalahan.
- Dan dikumpulkan kembali Mengumpulkan tugas
B.3. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan umpan balik Menanggapi umpan balik Komunikatif
positif secara lisan
- Memberikan kesempatan Bertanya tentang materi Percaya diri
kepada siswa untuk yang belum dipahami
bertanya

C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
- Memberikan penguatan dan PR Menyimpulkan materi yang telah
tentang materi yang telah disampaikan
disampaikan Berdoa bersama
- Meminta kepada siswa untuk
memimpin doa Menjawab salam
- Mengucapkan salam

VII. Sumber dan Media Belajar


a. Buku BSE Bahasa Indonesia kelas III
b. Gambar Berseri

VIII. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian
- Menyusun kerangka Tes tulis Tertulis Soal:
karangan sederhana Buatlah kerangka karangan sesuai

berdasarkan gambar dengan gambar berseri!

berseri secara runtut


dan padu

Tingkat capaian kinerja


No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kebenaran ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Mengetahui,
Jakarta, Januari 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti

………………….. ……………………..
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : III/ II
Pertemuan Ke- : 4 (empat)
Alokasi Waktu : 2x 35Menit
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam
karangan sederhana dan puisi

I. Kompetensi Dasar
Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda
titik

II. Indikator Pencapai Kompetensi Pembelajaran


Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang runtut dan padu.

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan menggunakan media
gambar berseri siswa dapat:
Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang runtut dan padu
pilihan kata dan kalimat yang jelas.

IV. Materi Pembelajaran


A. Materi Pokok
Menuliskan pengalaman berdasarkan gambar
B. Uraian Materi
Menulis:
Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri
Menulis karangan bisa dilakukan berdasarkan apa saja. Misalnya berdasarkan
peristiwa sehari-hari, cerita teman, melihat pemandangan atau melalui gambar seri.
Saat ini, kamu akan belajar membuat karangan berdasarkan gambar seri.
Perhatikan contoh berikut!
Caranya sebagai berikut!
a. Tentukan pikiran utama
b. Kembangkan ke dalam kalimat utama
c. Tentukan pikiran penjelas, kembangkan menjadi kalimat penjelas.

1. Membuang sampah di sungai.


2. Membuang sampah di sungai mencemari air.
3. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.
1) Hujan turun lebat sekali.
2) Terjadilah peristiwa banjir.
3) Banjir itu meluap menggenangi pemukiman penduduk.
Dua paragraf di atas dapat digabung menjadi sebuah karangan. Misalnya sebagai
berikut.
Membuang sampah di sungai sangat berbahaya. Sampah di sungai
dapat mencemari air. Sampah itu juga dapat menyumbat arus sungai.
Jika hujan turun dapat menyebabkan banjir. Banjir sangat merugikan.
Barang-barang bisa hanyut dan rumah-rumah bisa tergenang air.

V. Metode Pembelajaran
- Contoh
- Tanya jawab
- Metode resitasi
- Pendekatan kontekstual

VI. Langkah-langkah Pembelajaran


A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucapkan salam Menjawab salam Religius
- Meminta ketua kelas Berdoa bersama Disiplin
untuk memimpin doa Perhatian
- Mengabsen siswa Menjawab kehadiran Rasa ingin tahu

B. Kegiatan Inti
B.1. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Guru memberikan contoh Memperhatikan
dalam mengembangkan penjelasan guru
karangan sesuai kerangka Perhatian, berani,
karangan percaya diri,
- Kemudian tanya jawab Siswa dan guru komunikatif
dalam membuat karangan melakukan tanya
sesuai dengan urutan jawab
gambar dan kerangka
karangan

B.2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Selanjutnya guru
memberikan gambar ke Menerima gambar
masing-masing siswa dan berseri dan lembar
lembar untuk tugas untuk tugas berikutnya
selanjutnya Menghargai,
- Dan secara individu siswa Membuat karangan Rasa ingin tahu,
diminta untuk secara individu Teliti,
mengembangkan karangan Tanggung jawab,
dari kerangka karangan Membacakan kerangka Berani
- Beberapa siswa yang telah karangan yang dibuat
selesai diminta untuk
membacakan karangan yang Mengumpulkan tugas
telah dibuat.
- Dan setelah itu
dikumpulkan

B.3. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan umpan balik Menanggapi umpan Komunikatif
positif secara lisan balik
- Memberikan kesempatan Bertanya tentang
kepada siswa untuk materi yang belum Percaya diri
bertanya dipahami

C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
- Memberikan penguatan Menyimpulkan materi yang telah
tentang materi yang telah disampaikan
disampaikan Berdoa bersama
- Meminta kepada siswa untuk
memimpin doa Menjawab salam
- Mengucapkan salam

VII. Sumber dan Media Belajar


a. Buku BSE Bahasa Indonesia kelas III
b. Gambar Berseri

VIII. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian
- Mengembangkan Tes Tertulis Buatlah karangan cerita dengan
gambar berseri secara padu!
kerangka karangan tulis
menjadi karangan yang
runtut dan padu
No Tingkat capaian kinerja
Aspek yang dinilai
. 1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kebenaran ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor

Keterangan:
5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang
4 = baik 2 = kurang

Mengetahui
Jakarta, Januari 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti

……..…….……….. ……………………..
Lampiran

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MENULIS DI KELAS III

Hari/tanggal : Kamis/ 09,16 Januari 2014

Siklus ke- : I (Satu)

No. Aspek yang diamati Gejala yang muncul


1. Agak gaduh dan ada beberapa siswa yang bercanda
Suasana kelas
dengan teman sebangkunya.
2. Upaya mendeskripsikan Cukup baik dalam upaya mendeskripsikan masing-
cerita dalam gambar berseri masing gambar.
3. Bertanya kepada guru Beberapa siswa malu untuk bertanya dan diam saja.
4. Mencari informasi dari buku Kurang dengan menggunakan atau upaya mencari
lain informasi dari buku lain.
5. Upaya dalam kemampuan Upaya dalam kemampuan menulis cukup baik
menulis berdasarkan dengan berdasarkan gambar. Tetapi, ada pula siswa
gambar yang enggan mengerjakan tugas.
6. Respon siswa terhadap
Siswa memberikan respon cukup baik
pemanfaatan media gambar
terhadappemanfaatan media gambar berseri. Tetapi,
berseri
ada sebagian siswa bingung dengan media tersebut.

Depok, 16 Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MENULIS DI KELAS III

Hari/tanggal : Selasa, Kamis/ 21, 23 Januari 2014

Siklus ke- : II (Dua)

No. Aspek yang diamati Gejala yang muncul


1. Terlihat siswa mulai tenang dalam melaksanakan
Suasana kelas
kegiatan belajar.
2. Upaya mendeskripsikan Mendeskripsikan cerita dalam media gambar dapat
cerita dalam gambar berseri dikerjakan dengan lebih baik.
3. Bertanya kepada guru Beberapa siswa yang malu, mulai memberanikan
diri untuk mengungkapkan ide dan bertanya.
4. Mencari informasi dari buku
Beberapa siswa ada yang mencari dari buku lain.
lain
5. Upaya dalam kemampuan
Kemampuan menulis siswa berdasarkan gambar
menulis berdasarkan
sudah terlihat lebih baik dari kegiatan sebelumnya.
gambar
6. Respon siswa terhadap Disiklus ini, sebagian siswa merespon dengan baik
pemanfaatan media gambar terhadap media gambar berseri yang diberikan
berseri kepada masing-masing siswa.

Depok, 23 Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran
Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (sebelum penelitian)

Nama siswa : Annisa Aulia Putri

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu bisa mengarang? Bisa, tetapi sedikit-sedikit.
2. Apa yang sulit ketika kamu
menulis karangan? Sulit, menulis awalnya.
3. Apakah kamu bisa mengarang
berdasarkan gambar? Bisa, sedikit
4. Apakah kamu pernah menulis
karangan dengan berdasarkan Pernah.
gambar berseri?

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran
Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (sebelum penelitian)

Nama siswa : M. Saiful Suheri

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu bisa mengarang? Bisa sedikit-sedikit.
2. Apa yang sulit ketika kamu
menulis karangan? Awalnya yang susah.
3. Apakah kamu bisa mengarang
berdasarkan gambar? Bisa.
4. Apakah kamu pernah menulis
karangan dengan berdasarkan Belum pernah.
gambar berseri?

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran
Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (sebelum penelitian)

Nama siswa :Azril Ilham

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu bisa mengarang? Tidak bisa.
2. Apa yang sulit ketika kamu
menulis karangan? Sulit
3. Apakah kamu bisa mengarang
berdasarkan gambar? Bisa sedikit
4. Apakah kamu pernah menulis
karangan dengan berdasarkan Belum pernah/ lupa.
gambar berseri?

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran

Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (setelah penelitian)

Nama siswa :Ridha Amelia Azzahra

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu sudah memahami Sudah paham.
tentang gambar berseri?
2. Bagaimana menurut kamu
pembelajaran menulis karangan Menyenangkan, gambarnya bagus.
dengan menggunakan media
gambar berseri?
3. Apakah kamu memilih menulis
dengan media gambar berseri Menggunakan media gambar berseri.
atau tidak menggunakan media?
4. Bagaimana menurut kamu Menyenangkan, menyukainya gambar-
tentang menulis karangan? gambar.

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran

Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (setelah penelitian)

Nama siswa :Nur Ali Ramdan

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu sudah memahami Sudah paham
tentang gambar berseri?
2. Bagaimana menurut kamu
pembelajaran menulis karangan Lebih seru untuk menulis.
dengan menggunakan media
gambar berseri?
3. Apakah kamu memilih menulis
dengan media gambar berseri Menggunakan media gambar berseri.
atau tidak menggunakan media?
4. Bagaimana menurut kamu Menyenangkan
tentang menulis karangan?

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran

Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (setelah penelitian)

Nama siswa :Naila Putri Ramadan

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu sudah memahami Sudah memahami.
tentang gambar berseri?
2. Bagaimana menurut kamu
pembelajaran menulis karangan Jadi suka nulisnya.
dengan menggunakan media
gambar berseri?
3. Apakah kamu memilih menulis Media gambar berseri.
dengan media gambar berseri
atau tidak menggunakan media?
4. Bagaimana menurut kamu Jadi lebih menyenangkan.
tentang menulis karangan?

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
Lampiran

Pedoman Wawancara pada Siswa Kelas III (setelah penelitian)

Nama siswa :

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah kamu sudah memahami
tentang gambar berseri?
2. Bagaimana menurut kamu
pembelajaran menulis karangan
dengan menggunakan media
gambar berseri?
3. Apakah kamu memilih menulis
dengan media gambar berseri
atau tidak menggunakan media?
4. Bagaimana menurut kamu
tentang menulis karangan?

Depok, Januari 2014

Riana Ulfa
SKOR HASIL TES AWAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Nama SKOR HASIL TES


No. S.G T.U.C T.M T.K T.Kal B.E Jumlah Nilai Ket.
Siswa
1. AAA 3 3 3 3 3 3 18 60
2. ASP 3 3 4 3 3 3 19 63
3. AFR 3 3 3 4 3 2 18 60
4. AAP 4 4 3 4 3 2 19 63
5. ASB 3 2 3 3 3 4 18 60
6. ASA 3 3 3 4 3 4 20 67
7. AIH 3 3 3 3 3 3 18 60
8. BDA 3 3 3 3 3 2 17 57
9. BAK 4 3 3 3 3 3 19 63
10. DF 3 3 2 3 3 3 17 57
11. DHK 3 3 3 4 3 3 20 67
12. FAF 4 3 3 3 3 4 20 67
13. GNU 4 4 4 3 3 4 22 73
14. IEP 3 3 3 4 3 3 19 63
15. MSS 3 3 3 4 4 3 20 67
16. MAS 3 3 3 3 3 3 18 60
17. MRS 3 2 3 4 3 2 17 57
18. MS 4 3 3 4 4 2 20 67
19. MAA 3 3 3 4 3 2 18 60
20. MAF 3 3 3 3 4 3 19 63
21. MNR 3 3 3 3 3 3 18 60
22. MR 4 3 4 3 3 4 21 70
23. NPR 4 4 4 3 3 3 21 70
24. NAR 3 3 3 4 3 3 19 63
25. Rd 3 3 3 3 3 3 18 60
26. RP - - - - - - - - s
27. RAA 4 3 3 4 4 3 22 73
28. RR 3 4 3 3 3 4 20 67
29. RK 3 3 3 3 3 3 18 60
30. SAF 4 4 4 3 3 3 21 70
31. SDH 4 3 4 3 3 3 20 67
32. SA 4 4 3 3 3 3 20 67
33. SN 2 3 4 3 3 3 18 60
34. Sy - - - - - - - - s
35. Wl 4 3 3 3 3 4 20 67
Nilai Tertinggi 73.00
Nilai Terendah 57.00
Nilai Rata-rata 60.22

Keterangan:
S.G : Kesesuaian dengan gambar
T.U.C : Ketepatan logika urutan cerita
T.M : Ketepatan makna keseluruhan cerita
T.K : Ketepatan kata
T.Kal : Ketepatan kalimat
B.E : Kebenaran ejaan dan tata tulis
SKOR HASIL SIKLUS I
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Nama SKOR HASIL TES


No. Jumlah Nilai Ket.
Siswa S.G T.U.C T.M T.K T.Kal B.E
1. AAA 4 3 3 3 3 3 19 63
2. ASP 4 3 4 3 3 3 20 67
3. AFR 4 3 3 4 3 3 20 67
4. AAP 4 4 3 4 3 3 21 70
5. ASB 3 3 3 3 3 4 19 63
6. ASA 4 3 3 4 3 4 21 70
7. AIH 4 3 3 3 3 3 19 63
8. BDA 3 3 3 3 3 3 18 60
9. BAK 4 3 3 4 3 3 20 67
10. DF 4 3 3 3 3 3 19 63
11. DHK 4 3 3 4 3 3 21 70
12. FAF 4 3 4 3 3 4 21 70
13. GNU 4 4 4 3 3 4 22 73
14. IEP 3 3 4 4 3 3 20 67
15. MSS 4 3 3 4 4 3 21 70
16. MAS 4 3 3 3 3 3 19 63
17. MRS 3 3 3 4 3 2 18 60
18. MS 4 3 4 4 4 2 21 70
19. MAA 3 3 4 3 3 3 19 63
20. MAF 4 3 3 3 3 4 20 67
21. MNR 4 3 3 3 3 3 19 63
22. MR 4 4 4 3 3 4 22 73
23. NPR 5 4 4 3 3 3 22 73
24. NAR 4 3 3 4 3 3 20 67
25. Rd 3 3 4 3 3 3 19 63
26. RP 4 3 3 3 3 3 19 63
27. RAA 5 4 4 4 4 3 24 80
28. RR 4 3 4 3 3 3 20 70
29. RK 4 3 3 3 3 3 19 63
30. SAF 4 4 4 3 3 4 22 73
31. SDH 4 3 4 4 3 3 21 70
32. SA 4 4 4 3 3 3 20 70
33. SN 4 3 4 3 3 3 20 67
34. Sy 4 3 3 4 3 3 20 67
35. Wl 4 3 4 3 3 4 21 70
Nilai Tertinggi 80.00
Nilai Terendah 60.00
Nilai Rata-rata 67.37

Keterangan:
S.G : Kesesuaian dengan gambar
T.U.C : Ketepatan logika urutan cerita
T.M : Ketepatan makna keseluruhan cerita
T.K : Ketepatan kata
T.Kal : Ketepatan kalimat
B.E : Kebenaran ejaan dan tata tulis
SKOR HASIL SIKLUS II
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Nama SKOR HASIL TES


No. Jumlah Nilai Ket.
Siswa S.G T.U.C T.M T.K T.Kal B.E
1. AAA 4 3 3 4 3 3 20 67
2. ASP 5 4 4 4 4 3 23 80
3. AFR 4 4 3 4 4 3 22 73
4. AAP 4 4 3 4 4 3 22 73
5. ASB 4 3 4 4 4 4 23 77
6. ASA 5 3 3 4 4 4 23 80
7. AIH 4 3 3 4 4 3 21 70
8. BDA 4 3 3 4 3 3 20 67
9. BAK 4 3 3 4 4 3 21 70
10. DF 4 3 4 4 4 3 21 70
11. DHK 5 4 4 4 4 3 24 80
12. FAF 5 3 4 4 4 4 24 80
13. GNU 5 4 4 5 4 4 26 87
14. IEP 4 4 4 4 4 5 25 83
15. MSS 4 4 3 4 4 3 22 73
16. MAS 5 4 3 4 3 4 23 77
17. MRS 3 3 3 4 3 3 19 63
18. MS 4 3 4 4 4 3 22 73
19. MAA 3 3 4 4 3 3 20 67
20. MAF 4 4 3 4 4 4 23 77
21. MNR 4 4 4 4 4 3 23 77
22. MR 4 4 4 4 4 4 24 80
23. NPR 5 5 4 4 4 4 26 87
24. NAR 4 3 3 4 4 4 22 73
25. Rd 3 3 4 4 4 3 21 70
26. RP 5 3 4 4 4 3 23 77
27. RAA 5 5 5 5 4 4 28 93
28. RR 4 3 4 4 4 4 23 77
29. RK 4 4 3 4 4 3 22 73
30. SAF 5 4 4 4 4 3 24 80
31. SDH 5 4 4 5 4 3 25 83
32. SA 5 4 4 3 3 3 22 73
33. SN 4 3 4 4 3 3 21 70
34. Sy 4 5 3 4 4 3 23 80
35. Wl 5 3 4 4 3 4 23 77
Nilai Tertinggi 93.00
Nilai Terendah 63.00
Nilai Rata-rata 75.97

Keterangan:
S.G : Kesesuaian dengan gambar
T.U.C : Ketepatan logika urutan cerita
T.M : Ketepatan makna keseluruhan cerita
T.K : Ketepatan kata
T.Kal : Ketepatan kalimat
B.E : Kebenaran ejaan dan tata tulis

Você também pode gostar