Alamsyah Firdaus W / F34150056 Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat
kapilaritas air yang lebih tinggi daripada minyak, misal
EMULSI CoCl2. Benda dengan permukaan licin dapat digunakan dengan mengamati kecepatan alir emulsinya. Jika tetesan Emulsi merupakan sistem heterogen yang terdiri emulsi ini tersebar berarti emulsi ini bertipe o/w dan jika atas dua fase cairan yang tidak tercampur tetapi tidak tersebar merata berarti emulsinya bertipe w/o. cairan yang satu terdispersi dengan baik dalam cairan yang lain dalam bentuk butiran 5. Metode konduktivitas (droplet/globula) dengan diameter biasanya lebih Pengujian ini menggunakan sepasang elektroda yang dihubungkan dengan suatu sumber listrik luar dan dari 0,1 µm atau 0,1-50 μm. Fase yang berbentuk dicelupkan dalam emulsi. Lampu akan menyala bila butiran disebut fase terdispersi atau fase internal atau elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi bila tipenya disebut juga fase diskontinyu, sedangkan fase cairan m/a dan lampu akan mati bila emulsi tipenya a/m. tempat butiran terdispersi disebut fase pendispersi atau fase eksternal atau fase kontinyu (deMan 1997 6. Metode fluoresensi cahaya dalam Rita I. 2011). Minyak dapat berfluoresensi di bawah sinar UV, Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil emulsi m/a menunjukkan pola titik-titik, sedangkan secara termodinamika yang mengandung paling emulsi a/m berfluoresensi seluruhnya (Lachman et al. sedikit dua fase cair yang tidak tercampur, satu 1994). diantaranya didispersikan sebagai globul dalam fase Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam cair lain. Sistem ini dibuat stabil dengan bantuan memfluoresensi cahaya. Minyak mampu memfluoresensi cahaya lebih baik dibandingkan dengan suatu zat pengemulsi atau emulsigator. Pada emulsi air sehingga emulsi w/o ditujukan apabila cahaya yang farmasetik, fasa yang digunakan biasanya air dan dilalui pada emulsi dapat terfluoresensi dengan jelas. fasa lainnya adalah minyak, lemak, atau zat-zat Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapat seperti lilin (Lund 1994). terfluoresensi dengan jelas. Emulsifier memiliki kemampuan menyatukan jenis bahan yang tidak saling melarut karena molekulnya terdiri atas gugus hidrofilik (berikatan JENIS EMULSI dengan air atau bahan lain yang bersifat polar) dan lipofilik (berikatan dengan minyak atau bahan lain Salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama yang bersifat nonpolar). bersifat polar (contoh: air), sedangkan lainnya relatif nonpolar (contoh: minyak). Emulsi obat untuk pemberian oral biasanya dari tipe emulsi minyak METODA PEMBEDAAN EMULSI (Krismiyaningsih dalam air (m/a) dan membutuhkan penggunaan suatu 2014) zat pengemulsi m/a. Tetapi tidak semua emulsi yang dipergunakan termasuk tipe m/a (konduktivitas). 1. Penampakan visual Makanan tertentu seperti mentega dan beberapa saus Emulsi o/w biasanya berwarna putih dan agak salad merupakan emulsi tipe air dalam minyak(a/m) creamy sedangkan emulsi w/o berwarna lebih gelap dan (Martin et al. 1993). menunjukkan tekstur minyak. Berdasarkan jenisnya, emulsi dibagi dalam empat golongan, yaitu emulsi minyak dalam air (m/a), emulsi air 2. Metode dilusi dalam minyak(a/m), emulsi minyak dalam air dalam Caranya dengan meneteskan dalam permukaan air minyak(m/a/m), dan emulsi air dalam minyak air(a/m/a). dan minyak. Emulsi o/w jika penyebarannya sempurna. a. Emulsi jenis minyak dalam air (m/a) Emulsi w/o jika tidak terjadi perubahan dan tetesan Bila fase minyak didispersikan sebagai bola-bola ke emulsi tadi mengapung di permukaan air. seluruh fase kontinu air, sistem tersebut dikenal sebagai suatu emulsi minyak dalam air (m/a). 3. Metode pewarnaan b. Emulsi jenis air dalam minyak (a/m) Sejumlah kecil zat warna yang larut dalam air, Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu, seperti metilen biru atau briliant blue FCF bisa ditaburkan emulsi tersebut dikenal sebagai produk air dalam minyak pada permukaan suspensi. Jika air merupakan fase luar, (a/m). yakni jika emulsi tersebut bertipe m/a, zat warna tersebut c. Emulsi jenis minyak dalam air dalam minyak akan melarut didalamnya dan berdifusi merata ke seluruh (m/a/m) bagian dari air tersebut. Jika emulsi tersebut bertipe a/m, Emulsi minyak dalam air dalam minyak (m/a/m), juga partikel-partikel zat warna akan tinggal bergerombol pada dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuat dengan permukaan. mencampurkan suatu pengemulsi m/a dengan suatu fase air dalam suatu mikser dan perlahan-lahan menambahkan 4. Metode kapilaritas fase minyak untuk membentuk suatu emulsi minyak dalam d. Emulsi jenis air dalam minyak dalam air(a/m/a) Emulsi a/m/a juga dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuat dengan mencampurkan suatu pengemulsi a/m dengan suatu fase minyak dalam suatu mikser dan perlahan-lahan menambahkan fase air untuk membentuk suatu emulsi air dalam minyak. Emulsi a/m tersebut kemudian didispersikan dalam suatu larutan air dari suatu zat pengemulsi m/a, seperti polisorbat 80 (Twen 80) sehingga membentuk emulsi air dalam minyak dalam air. Pembuatan emulsi a/m/a ini untuk obat yang ditempatkan dalam tubuh serta untuk memperpanjang kerja obat, untuk makanan-makanan serta untuk kosmetik.
CONTOH MASING-MASING EMULSI
(Krismiyaningsih 2014)
1. TIPE OIL IN WATER (M/A)
Banyak diaplikasikan dalam pembuatan sediaan
perentral, oral, dan topikal seperti lotion, krim, salep, dan gel. Jenis ini mudah dicuci dan tidak terasa lengket saat digunakan di kulit sehingga memberikan kesan ringan. Sifatnya mudah tercuci, tidak tahan lama di kulit. Contohnya susu, santan, lateks, lotion, mayonaise, salad dressing, es krim, dan cat.
2. TIPE WATER IN OIL (A/M)
Memberikan kesan berat jika digunakan sebagai
kosmetik, sediaan tidak mudah tercuci artinya waktu kontak sediaan dengan kulit akan relatif lebih lama. Contohnya mentega, margarin, shortening, lipstik, cream, coklat batangan, selai kacang, sabun padat, dan semir.