Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran-aliranpendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia
selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih
baik dari orang tuanya.Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran – aliran pendidikan, pemikiran
– pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani Kuno sampai kini. Meskipun
paparan ini terbatas hanya beberapa pada aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi
maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga pendidik.
B. Perumusan Masalah
1
BABII
PEMBAHASAN
Aliran – aliran pendidikan telah dimulai sejak hidup manusia, karena setiap kelompok
manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan
yang lebih baik dari orang tuanya.Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran –aliran
pendidikan, pemikiran – pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno
sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas hanya pada aliran penting, namun diharapkan tidak
akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap
Calontenaga pendidikan.
Alira –aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi.Sampai saat ini aliran - aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan
pengembangan – pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
a) Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal
dalamperkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari – hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan – stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan.Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b)Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leinnitzian Tradition yang menekankan kemampuan
2
dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak kelahiran.Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.
c) Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rosseau.Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan
mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi
lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.
d) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi dipelopori oleh William Stern, ia berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan
di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama – sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat
yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan
sesuai untuk perkembangan anak itu.
1. Aliran Fungsionaris
Tokoh aliran ini adalah Durkheim dan Parsons. Aliran fungsionalisme berpendapat fungsi
pendidikan masa kini adalah transmisi kebudayaan dan mempertahankan tatanan sosial yang
ada.Masa depannya mempersiapkan dengan mendengarkan fungsi-fungsi dalam masyarakat
3
masa depan
2. Aliran Kulturalisme
Tokoh aliran ini adalah Brameld dan Ki Hajar Dewantara.Aliran ini melihat fungsi pendidikan
masa kini sebagai upaya untuk merekontruksi masyarakat.Masyarakat mempunayi masalah –
masalah yang dihadapi dan upaya pendidikan adalah untuk mengatasi masalah – masalah
tersebut seperti identitas bangsa, benturan kebudayaan, preservasi dan pengembangan budaya.
Fungsi pendidikan adalah menata masyarakat berdasarkan budaya yang universal dengan
berdasarkan budaya lokal yang berkembang ke arah kebudayaan nasional dan kebudayaan
global seperti Trikon dari Ki Hajar Dewantara.
3.Aliran Kritikal
Freire menggaris bawahi dalam pendidikan terdapat tiga unsur fundamental yakni : pengajar,
peserta didik dan realitas dunia (Mansour Faqih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo : 2001 :
40). Hubungan antara unsur pertama dengan unsur kedua seperti halnya teman yang saling
melengkapi dalam proses pembelajaran. Keduanya tidak berfungsi secara struktural formal yang
nantinya akan memisahkan keduanya. Bahkan Freire mengarai bahwa hubungan antara pengajar
dan peserta didik yang bersifat struktural formal hanya akan melahirkan “pendidikan gaya bank”
(banking consept of education).Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan
sebagai subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama – sama berfungsi sebagai
subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya mewakili dari seorang teman (partnership)
yang baik bagi muridnya.Adapun posisi realitas dunia menjadi medium atau obyek “yang
disadari” (cognizable).Disinilah manusia itu belajar dari hidupnya.Dengan begitu manusia dalam
konsep pendidikan Freire mendapati posisi sebagai subyek aktif. Manusia kemudian
belajar dari raelitas sebagai medium pembelajaran.
4. Aliran Interpelatif
Tokoh aliran ini Bernstein.Menurut aliran ini tugas pendidikan adalah mengajarkan berbagai
peran dalam masyarakat melalui program - program dalam kurikulum. Sedangkan untuk masa
4
depan pendidikan berfungsi menghilangkan berbagai bias budaya dan kelas – kelas sosial yang
membedakan antar kelompok elit dan rakyat jelata yang miskin.
5. Aliran Modern
Tokoh aliran ini adalah Derrida, Foucalt, Gramsci. Bagi mereka fungsi pendidikan masa kini
adalah transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan masyarakat masa depan perlu
menghargai kebhinekaan dan keberagaman pendapat. Fungsi pendidikan adalah membina pribadi
– pribadi yang bebas merumuskan pendapat dan menyatakan pendapatnya sendiri dalam
berbagai perspektif. Individu yang diinginkan adalah individu yang kreatif dan berfikir bebas
termasuk berfikir produktif.
c. Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan – pandangan yang
mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.J.A. Comenius menekankan agar
pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.J.H. Pestalozzi mengajarkan
bermacam – macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
5
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara
lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan
bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan
persoalan secara komprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju.
Kajian tentang pemikiran – pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaaat untuk
memperluas pemahaman tentang bentuk pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap
tenaga kependidikan. Kedua hal itu sangat penting karena setiap keputusan dan tindakan di
bidang pendidikan, termasuk bidang pembelajaran, akan membawa dampak bukan hanya pada
masa kini tetapi juga masa depan.
Dua aliran pokok di Indonesia itu di Indonesia dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai
tonggakpemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
Didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta oleh Ki Hajar Dewantara (Suwardi
Suryaningrat) dalam bentuk yayasan, mulai didirikan Taman Indria, Kursus Guru, Taman
Muda (SD), Taman Dewasa Merangkap Taman Guru (Mulo Kweekschool), taman
Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.
6
a). Asas dan Tujuan Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri, dengan terbitnya
persatuan dalam peri kehidupan umum.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekakan diri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau seluruh rakyat
.
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin
hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan dari siapapun yang
mengikat, baik lahir maupun batin.
6. Bahwa setiap konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7. Bahwa dengan mendidik anak – anak perlu ada keikhlasan lahir dan batin
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak –
anak.
Panca Dharma Taman Siswa.Tahun 1947 Taman Siswa melengkapi asas 1977, yaitu dari
wawasan guru yang dikenal dengan Panca Dharma, yaitu:
1. Arti kemerdekaan harus diartikan disiplin terhadap diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar
nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu atau anggota masyarakat.
7
Kemerdekaan menjati alat pengembang pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu
pertimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai di tempat
keanggotaannya.
2. Asas kodrat alam pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk adalah satu dengan
kodrat alam. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalami bahagia jika
bisa menyatukan diri dengan kodrat alam
3. . Asas kebudayaan
4. Asas kebangsaan, tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus menjadi
bentuk dan fil kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti
permusuhan dengan bangsa lain
5. Asas kemanusiaan
1. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
2. Tujuan pendidikan Taman Siswa adalah membangun anak didik menjadi manusia yang
merdeka lahir dan batin, luhur budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa tanah air serta
manusia pada umumnya.
8
Taman Siswa telah berhasil mengemukakan tentang pendidikan nasional, lembaga –
lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah
melahirkan alumni - alumni besar di Indonesia
Ruang pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei
pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatera Barat).
Dasar – dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti :
syarat – syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah :
o Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
o Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
o Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
o Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab
o Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
9
c. Hasil – hasil yang dicapai ruang pendidik INS Kayu Tanam
Ruang pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan - gagasan tentang pendidikan
nasional (utamanya pendidikan keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan
(jenjang persekolah), dan sejumlah alumni.
Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran pendidikan modern di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Progresivisme
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja
secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan
minat setiap anak.
Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-
pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik
(experience curriculum).
Metode pendidikan Progresivisme antara lain:
10
Pendidikan berpusat pada anak.
2. Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan
progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut
esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan
yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama
beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam
perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di
kelas.
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang
waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat,
membentuk unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan
untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
Metode pendidikan:
11
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik
yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar
dalam membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah
menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta
bahasa dan sastra.
3. Rekonstruksionalisme
Tujuan pendidikan
4. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-
kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat
yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi
dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai
12
prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan
kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal
dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan
penyelesaian masalahnya.
Tujuan pendidikan
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi
landasan pengembangan disiplin mental.Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada
masa lampau.Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti
bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-
lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra,
matematika, bahasa dan sejarah.
5. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.Menurutnya, cita
adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli
(cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera.Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea.Aliran ini memandang serta menganggap bahwa
yang nyata hanyalah idea.Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi
pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga
dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu
yang dialami sehari-hari.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya
diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus.
Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti
hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah
lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau
13
perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali
spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme.Pengajaran tidak
sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan
berpusat pada idealisme.Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga
hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Tujuan Pendidikan
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan
hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang
kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia
yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh
pengertian dan rasa saling menyayangi.
Kurikulum
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif.Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook.Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
14
BAB IV
PENUTUP
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang.
Aliran / gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di
Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan – gagasan tentang pendidikan, yang
dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni taman siswa dan INS kayu tanam. Setiap
tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang
dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari –
hari.Dari aliran – aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah
yang paling baik.Sebab penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan
kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar – dasar pemikiran sendiri.Aliran –
aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat aliran
– aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme, (2) Nativisme, (3) aliran naturalisme, dan (4)
aliran konvergensi.Pada dasarnya aliran – aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan
ialah pemberdayaan individu.Inilah inti dari masyarakat pedagogik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Joseph Mbulu, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Malang: Laboratorium Teknologi Pendidikan.
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/20/bab-vi-aliran-aliran-pendidikan/
16
1.contoh aliran klasik
17