Você está na página 1de 3

Analisis data

Perlakuan pertama dilakukan ketika katak telah di singel pitting dan belum di putus medula
spinalisnya. Pertama yaitu rangsangan mekanisnya sebelum saraf diputus pada respon otot
gastroknemius pada saraf kanan dicubit dengan menggunakan pinset, hasilnya adalah otot pada
saraf kanan merespon dengan bergetar dan sebelah kiri tidak merespon, selanjutnya pada
respon otot gastroknemius pada saraf sebelah kiri dicubit dengan pinset, hasilnya adalah otot
gastroknemius pada saraf kiri merespon ditandai dengan adanya getaran dan sebelah kanan
tidak merespon. Sedangkan pada medulla spinalis yang telah di potong sebelah kiri, bagian
saraf dan otot kaki sebelah kiri ketika dicubit tidak merespon. Kemudian pada bagian medula
spinalis yang tidak dipotong, saat di cubit saraf nya, otot kakinya tidak ada respon juga.
Selanjutnya pada medula spinalis sebelah kanan di potong bagian saraf dan otot kaki sebelah
kann ketika dicubit tidak merespon.

Perlakuan kedua menggunakan rangsangan kimia yang ditetesi larutan HCl 1% sebanyak 2
tetes atau lebih. HCl 1% diteteskan sebanyak 2 tetes atau lebih ke saraf dan otot gastroknemius
katak pada bagian kiri dan kanan . Sebelum dipotong medulla spinalis , kedua saraf bagian
kanan maupun bagian kiri ditetesi HCl 1% sebanyak 2 tetes atau lebih, hasilnya otot bagian
kiri dan otot bagian kanan katak tidak merespon. Ketika HCl 1% diteteskan pada otot
gastroknemius katak bagian kanan, tidak terdapat respon pada otot bagian kanan maupun kiri,
ketika HCL 1% diteteskan pada otot gastroknemius bagian kiri tidak terdapat respon baik pada
bagian kiri maupun kanan. Selanjutnya katak yang dipotong medulla spinalis bagian kanan,
ketika ditetesi larutan HCl 1% tidak terjadi adanya respon pada bagian kanan maupun kiri.

Perlakuan ketiga yaitu rangsangan termis menggunakan sebuah batang pengaduk


yang telah dipanasakan dengan api. Batang pengaduk yang telah dipanaskan pada ujung batang
pengaduk, kemudian di sentuhkan ke saraf dan otot gastroknemius bagian kanan dan kiri kaki
katak. Sebelum di potong medula spinalis, saraf bagian kanan dan bagian kiri disentuh dengan
batang pengaduk yang telah dipanaskan, hasilnya otot kaki katak ttifak merespon. Ketika otot
gastroknomius bagian kanan disentuh, otot bagian kaki kanan maupun kiri tidak merespon.
Sedangkan pada bagian saraf katak yang telah dipotong medula spinalisnya, selanjutnya saraf
bagian kanan maupun kiri dan otot gastroknemius kanan saat disentuh dengan menggunakan
batang pengaduk yang telah dipanaskan, otot yang ada dikaki kanan maupun kiri tidak
merespon.
Perlakuan keempat yaitu rangsangan osmotis, pemberian NaCl di saraf maupun otot
gastroknemius. Ketika medula spinalis belum dipotong, saraf bagian kanan yang ditaburi NaCl,
yang merespon hanya otot bagian kanan pada saraf kanan, begitupula dengan otot
gastroknemius bagian kanan sedangkan bagian kiri tidak. Kemdian saraf dan juga otot
gastroknemius bagian kiri ketika ditaburi dengan NaCl, otot yang merespon hanya bagian kiri
namun agak lama respon yang diberikan, bagian kanan tidak merespon. Selanjutnya Ketika
salah satu medula spinalis dipotong, saraf dan otot gastroknemius ditaburi garam untuk
mengetahui reaksi dari otot yang ada di kaki kanan maupun kiri, hasilnya tidak ada respon
dibagian otot kaki bagian kiri maupun.
Perlakuan terakhir yaitu rangsangan listrik, perlakuan ini menggunakan kabel yang
dihubungkan dengan tiga baterai yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Kabel yang
telah dihubungkan dengan baterai, kemudian di sentuhkan ke saraf dan otot gastroknemius
bagian kanan dan kiri kaki. Sebelum di potong medula spinalisnya, saraf bagian kanan maupun
bagian kiri disentuh dengan kabel yang terdapat aliran listrik, hasilnya ketika otot
gastroknemius kanan setelah saraf kanan disentuh dengan kabel terjadi respon hanya pada
bagian kanan, yang kiri tidak. Ketika otot gastroknemius kiri setelah saraf kiri disentuh dengan
kabel terjadi respon hanya pada bagian kiri, bagian kanan tidak. Sedangkan otot gastroknomius
bagian kanan disentuh, yang merespon hanya otot bagian kanan. Sebaliknya ketika otot
gastroknemius bagian kiri disentuh, yang merespon hanya otot bagian kaki kiri. Setelah medula
spinalis dipotong tidak terjadi respon otot gastroknemius bagian kanan maupun kiri.
Pembahasan ransangan termis
Pada hasil analisis data bahwa pada ransangan termis tidak ditemukan adanya respon
saraf dan otot gastroknemius kanan maupun kiri karena masih terdapat otot yang ada di sekitar
saraf dan juga larutan ringer yang masih sedikit ada di bawah saraf kaki katak. Hal tersebut
akan membuat batang pengaduk yang telah dipanaskan cepat mendingin, atau otot-otot yang
masih ada disekitar saraf yang dirangsang akan mengganggu jalanya impuls. Seharusnya jika
saraf tersebut dirangsang, impuls tersebut akan terkirim menuju medulla spinalis dan akan di
kirim kembali ke saraf bagian kaki kanan maupun kaki kiri, sehingga kedua otot kaki dapat
merespon. Sedangkan otot gastroknomius bagian kanan disentuh, yang merespon hanya otot
bagian kaki kanan. Sebaliknya ketika otot gastroknemius bagian kiri disentuh, yang merespon
hanya otot bagian kaki kiri. Sel otot berkontraksi menurut prinsip all or none (ya atau tidak
sama sekali), yang berarti bila suatu sel otot dirangsang, maka ia akan berkontraksi dengan
kapasitas kontraksi penuh, tanpa tergantung pada kekuatan stimulus, asal kekuatan stimulus
lebih besar atau sama dengan stimulus ambang. Stimulus bawah ambang dapat menimbulkan
kontraksi (stimulus subliminal) tidak akan direspon sama sekali, artinya otot tidak
berkontraksi. Stimulus bawah ambang dapat menimbulkan kontraksi apabila diberikan dengan
cara sumasi (penjumlahan), yaitu dua atau lebih stimulus bawah ambang dikenakan pada otot
dengan cepat (Soewolo, 2000).
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah

Você também pode gostar