Você está na página 1de 3

1.

Apa yang dimaksud warga negara, kewarganegaraan, dan Pendidikan


kewarganegaraan itu?
 Warga Negara
Dalam pengertian negara modern, “istilah warga negara” dapat berarti warga, anggota
(member) dari sebuah negara. Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia
yang hidup atau tinggal di wilayah hokum tertentu yang memiliki hak dan kewajiban di
Indonesia. “Warga negara” adalah terjemahan dari istilah Bahasa Belanda dikenal pula
istilah onderdaan. Menurut Soetaprawiro (1996), Istilah onderdaan tidak sama dengan
warga negara melainkan bersifat semi warga negara atau kawula negara. Menurut UU
No. 12 Tahun 2006, warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
 Kewarganegaraan
Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara. Istilah
kewarganegaraan ini tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara. Ia juga berkaitan
dengan istilah Pendidikan kewarganegaraan. Dalam literatur Inggris ketiganya dinyatakan
dengan istilah atizen, atizenship, dan atizenship education.
 Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi
politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya. Pengaruh pengaruh
positif dari Pendidikan sekolah, masyarakat, dan orangtua, yang kesemuanya diproses
guna melatih siswa untuk berpikir kritis, analistis, bersikap dan bertindak demokratis
dalam mempersiapkan hidup demokratis dalam yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.

2. Karakteristik apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat disebut sebagai
WNI itu?
 Telah berusia 18 tahun atau sudah menikah.
 Sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun
berturut-turut atau 10 tahun tidak berutut-turut.
 Sehat jasmani dan rohani.
 Dapat berbahasa Indonesia dan menguasai dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Tidak pernah dijatuhi hokum pidana.
 Jika dengan memperoleh kewarganeraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
 Mempunyai pekerjaan dan atau penghasilan tetap.
 Membayar uang kewarganegaraan ke kas Negara.
Menurut UU No. 18 Tahun 2006 :

1. Setiap orang yang sebelumnya berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.


2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan ibu warga negara asing,
atau sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI yang tidak memiliki
kewarganegaraan atau hokum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan
pada anak tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya seorang WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh sang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
tahun atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah
dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaanya.
11. Anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dan ayah dan ibunya WNI, yang
karena ketentuan di negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonanya atas
kewarganegaraan Indonesia, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

3. Apa hakikat Pendidikan kewarganegaraan itu?


A. Secara etimologis. Pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “Pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang berhubungan
dengan warga negara.
B. Secara yuridis, Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rata kebangsaan dan cinta tanah air.
C. Secara terminologis, Pendidikan kewarganegaraan adalah program Pendidikan yang
berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya :
pengaruh-pengaruh positif dari Pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua.
Kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap,
dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
D. Negara perlu menyelenggarakan Pendidikan kewarganegaraan karena setiap generasi
adalah orang baru yang harus mendapatkan pengetahuan, sikap atau nilai dan
keterampilan agar mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau
karakter yang baik dan cerdas untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.
E. Secara historis, PKN di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan
yang bertujuan membangun rasa kebangsaan dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara
sosiologis, PKN Indonesia dilakukan pada tatanan social kultural oleh para pemimpin di
masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Secara
politis, PKN Indonesia terlahir karena tuntutan konstitusi dan UUD 1945 dan sejumlah
kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.
F. Pendidikan kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
G. PKN Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia.
Eksistensi konstitusi negara dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa.

4. Rumusan PKN pengertiannya menurut anda?


PKN adalah Pendidikan yang mengkaji dan membahas rule of law, HAM, politik, dan
demokrasi dengan harapan peserta didik mampu berpikir kritis serta dapat berpartisipasi
dalam berpolitik secara dewasa dan demokrasi yang bertanggung jawab.

Você também pode gostar