Você está na página 1de 8

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN EKG PADA NY. U DENGAN DIAGNOSA MEDIS SVT


(SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA)
DI RUANG ICU RSUD RAA SOEWONDO PATI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Tahap Akademik


Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Dosen Pembimbing: Ns. Yuni Dwi Hastuti, S.Kep.,M.Kep


Pembimbing Klinik: Ns. Krismiati, S.Kep

Disusun oleh :
Melinda Kumala Sari 22020115130082
A.15.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG, 2018
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMASANGAN EKG NY. U DI RUANG ICU RSUD RAA SOEWONDO PATI

Inisial Klien : Ny. U


Diagnose Medis : SVT (Supraventricular Tachicardia)
Tanggal Tindakan : Senin 8 Oktober pukul 06.00 WIB

A. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang diangkat adalah penurunan curah jantung berhubungn
dengan perubahan denyut / irama jantung.
Data subjektif:
a. Klien mengeluh dadanya deg-degan (tratapan)
b. Klien mengatakan tidak bisa tidur

Data objektif:
a. TD : 143/89 mmHg
b. HR : 118 x/menit
c. RR : 13 x/menit
d. Suhu : 36, 6 °C
e. SPO2 : 98 %
f. Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis
2. Dasar pemikiran
SVT (Supraventrikuler takikardi) adalah seluruh bentuk takikardi yang
muncul dari berkas HIS maupun diatas bifuskasi berkas HIS. Biasanya
gejala yang timbul meliputi pusing, palpitasi, nyeri dada, kepala terasa
ringan, dan nafas pendek. Gejala tersebut muncul dan berhenti secara tiba-
tiba (Widjaja, 2016). Supraventrikuler takikardi adalah salah satu jenis
takidisritmia yang ditandai dengan perubahan frekuensi jantung yang
mendadak bertambah cepat dan berkisar antara 150-280 per menit. SVT
merupakan semua aritmia yang berasal dari focus supraventrikel, interval
R-R kurang dari 600 ms, dan memiliki frekuensi eksitasi lebih dari
100/menit (Aulia, 2009). SVT diklasifikasikan menjadi dua yaitu AV
node independent (SVT masih terjadi setelah intervensi memblok AV)
dan AV node dependent (SVT berhenti setelah intervensi memblok AV).
AV node independent dibagi lagi menjadi tiga yaitu sinus takikardi, atrial
fibrilasi dan atrial flutter.
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh
aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi
kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan.
Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter untuk menentukan kondisi
jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat
elektrokardiograf (Raka, 2015).
Elektrokardiogram mempunyai banyak manfaat, baik untuk diagnosis,
manajemen, dan terapi lanjut dari pasien dengan gagal jantung kongestif.
Gambaran EKG pada pasien gagal jantung kongestif dapat menunjukkan
berbagai macam kelainan. Terkadang pasien dengan gagal jantung
kongestif dapat memberikan gambaran EKG normal, atau hanya
menunjukkan sinus takikardi tanpa kelainan lainnya. Secara umum, hasil
EKG pada pasien gagal jantung kongestif memberikan gambaran
hipertrofi ventrikel kiri (LVH), semua jenis aritmia atrium dan ventrikel,
blok konduksi atrio-ventrikular dan intraventrikel, adanya iskemia
dan/atau infark miokard, hipertrofi ventrikel kanan dan kiri, serta kelainan
atrium kanan. Contoh klasik kelainan EKG yang berhubungan dengan
gagal jantung kongestif ialah hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas atrium
kiri, dan fibrilasi atrium (Danes, 2010).
B. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Tujuan dari dilakukannya pemasangan EKG yaitu untuk mengetahui
aktivasi kelistrikan jantung. Perawat langsung menyiapkan alat-alat
untuk pemasangan EKG (mesin EKG, jelly dan tissue). Jika mesin
dalam keadaan low baterai, sakelar dalam mesin EKG dihubungkan
dengan sumber listrik. Perawat melakukan prosedur tindakan
pemasangan EKG mulai dari fase preinteraksi sampai terminasi.
Ketentuan dalam pemasangan EKG pada pasien sebagai berikut:
1. Posisi pasien diatur terlentang di atas tempat tidur. Posisi ini
digunakan untuk mempermudah pemasangan sadapan maupun
elektroda. Pasien ataupun keluarga tidak diperbolehkan
menyentuh besi pada bed maupun benda logam lain karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Termasuk memeriksa apakah
pasien menggunakan jam tangan, gelang dan benda logam lain
agar bisa dilepas terlebih dahulu. Selain itu jika pasien terpasang
alat-alat seperti bedset monitor dilepas agar tidak merusak hasil
EKG.
2. Menjaga privasi pasien lalu membuka dan melonggarkan pakaian
atas pasien agar membebaskan daerah dada, termasuk untuk
pasien perempuan bra dilepas.
3. Menetukan tempat pemasangan elektroda dan sekalian
membersihkan serta memberikan jelly
4. Memasang semua elektroda di tempatnya masing-masing
5. EKG yang digunakan menggunakan mesin yang otomatis,
sehingga penulisan nama dan keterangan lain diketik dalam mesin
EKG
6. Bila rekaman EKG telah lengkap, semua elektoda yang terpasang
dilepaskan kemudian mengambil/ menyobek kertas hasil EKG
dari mesin
7. Membersihkan sisa-sisa jelly yang ada pada tubuh pasien.

C. Prinsip dan prosedur tindakan


Prinsip dari pemasangan EKG menggunakan prinsip bersih karena tidak
tindakan invasif, dan menyiapkan alat-alat sebelum melakukan pemasnagan
EKG serta memposisikan pasien supinasi dan rileks.
Prosedur tindakan pemasangan EKG sebagai berikut:
1. Fase prainteraksi
a. Menyiapkan alat (alat EKG seperti elektroda, jelly, tisu)
2. Fase orientasi
a. Memberi salam/menyapa pasien
b. Memperkenalkan/mengingatkan identitas perawat
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menanyakan kesiapan pasien
3. Fase kerja
a. Mencuci tangan
b. Menjaga privasi pasien
c. Mengatur posisi pasien
d. Membebaskan daerah dada dari pakaian
e. Mengolesi jelly pada tempat-tempat sadapan
f. Memasang AVR di tangan kanan
g. Memasang AVL di tangan kiri
h. Memasang AVF di kaki kiri
i. Memasang groun/netral di kaki kanan
j. Memasang V1 di ICS 4 dextra
k. Memasang V2 di ICS 4 sinistra
l. Memasang V4 di ICS 5 sinistra sejajar garis midclavicula
m. Memasang V3 diantara V2 dan V4
n. Memasang V5 di ICS 5/ sejajar V4 di garis axila anterior
sinistra
o. Memasang V6 di ICS 5/ sejajar V5 di garis mid axila sinistra
p. Menyalakan mesin EKG dan mengeprint kertas EKG
q. Mematikan mesin EKG
r. Melepas sadapan sambil membersihkan jelly dengan tissue
s. Merapihkan pasien dan alat
t. Mencuci tangan
4. Fase terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut

D. Analisa tindakan keperawatan


Tindakan pemasangan EKG yang dilakukan secara garis besar sudah
sesuai prosedur, seperti memposisikan pasien diatur terlentang di atas
tempat tidur. Tidak membolehkan pasien menyentuh besi pada bed
maupun benda logam lain karena akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan dan melepaskan alat-alat yang ada sumber listriknya
terlebih dahulu. Menjaga privasi pasien lalu membuka dan
melonggarkan pakaian atas pasien agar membebaskan daerah dada,
termasuk untuk pasien perempuan bra dilepas, diberikan jelly dan
memasang semua elektroda di tempatnya masing-masing. Saat
meletakkan elektroda di dada pasien masih sedikit kesulitan mencari
interconsta dan costanya karena badan pasien saedikit berisi sehingga
meletakkannya sambil mengira-ngira tempat diletakkanya elektroda.
Pemasangan elektroda tersebut mungkin penerapannya sedikit berbeda
dari yang telah diajarkan di perkuliahan. Selain itu juga harus
diperhatikan setelah melakukan pemasangan EKG, yaitu
membersihkan elektroda dari dari jelly yang menempel, dikarenakan
nanti saat digunakan lagi pada pasien yang lain elektrodanya susah
menempel di tubuh pasien, selain itu juga elektroda dapat kotor dan
menimbulkan kotoran dari jelly.
.
E. Bahaya yang dapat terjadi
Biasanya apabila pemasangan elektroda tidak tepat maka gambaran
EKG tidak dapat terbaca, selain itu juga apabila pasien bergerak maka
gambaran EKGnya pun tidak dapat terbaca. Hal tersebut dapat menimbulkan
kesalahan dalam interpretasi EKG sehingga menghasilkan diagnosa
yang keliru. Untuk menghindarinya, pastikan tidak ada kesalahan
sebelum perekaman jantung dengan melakukan pengecekan ulang pada
elektroda yang terpasang.

F. Hasil yang didapat dan maknanya


Hasil EKG yang dilakukan sudah cukup jelas, karena pasien juga dapat
bekerja sama dalam melakukan EKG.
Subjektif : pasien mengatakan dadanya masih tratapan tapi lebih
mendingan daripada kemarin waktu baru datang
Objektif : pasien terlihat lemas dan terlihat kesakitan karena tangannya
yang terpasang infus bengkak
Actually : penurunan curah jantung belum teratasi
Plan :
- Menganjurkan pasien untuk istirahat
- Melaporkan hasil EKG pada DPJP
- Memonitor ttv pasien

G. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi


diagnosa diatas (mandiri dan kolaboratif)
1. Observasi dan monitor tanda-tanda vital
2. Posisi pasien semifowler
3. Monitor pemberian terapi oksigen dan pantau saturasi oksigen
4. Kolaborasi pemberian obat

H. Evaluasi diri
Pemasangan EKG sudah dapat dilakukan dengan usaha yang maksimal
sesuai dengan SOP yang ada. Namun, dalam menginterpretasikan atau
membaca hasil dari EKG masih belum terlalu paham sehingga perlu belajar
lebih mendalam lagi.

Você também pode gostar