Você está na página 1de 2

Pada praktikum ini menggunakan motor DC yang berfungsi sebagai penggerak rotor

generator sinkron 3 fasa. Dimana ada beberapa parameter yang mempengaruhi tegangan keluar
terminal generator sinkron tersebut. Setelah melakukan praktikum diketahui parameter yang
mempengaruhi tegangan keluaran generator yaitu arus eksitasi generator serta kecepatan putaran
dari motor penggerak.
Pada praktikum juga melakukan percobaan dengan beberapa kondisi yang mempengaruhi
tegangan keluaran, mulai dari tanpa beban sampai dengan memberi beban R, RL seri dan RC seri.
pada analisa ini akan dibahas nilai tegangan keluaran pada berbagai kondisi yang diujikan.

a. Kondisi tidak berbeban


Setelah melakukan praktikum dapat dikethui bahwa pada saat kondisi tak berbeban IL = 0
ini terjadi karena saat kondisi tak berbeban maka tidak ada arus jangkar (Ia) yang mengalir
dan juga tidak terjadi reaksi jangkar, sehingga tegangan dalam tA akan sama dengan tegangan
terminal generator sinkrron (tA= VLL) karena tidak ada arus jangkar yang megalir (Ia = 0) ,
Maka tidak ada pula arus (IL) yang mengalir sehingga (IL=0). Namun pada saat percobaan
diperoleh terdapat perubahan parameter dari motor hingga arus eksitasi. Ketika arus eksitasi
di motor dc dinaikan akan mempengaruhi kecepatan dari motor tersebut. Semakin besar arus
eksitasi di motor semakin meningkat kecepatan pada motor penggerak. Dan semakin tinggi
kecepatan akan meningkatkan tegangan keluaran pada terminal generator sinkron.
Selain eksitasi di sisi motor DC, peningkatan arus eksitasi dalam generator pun
mempengaruhi tegangan keluaran. Ketika arus penguatan dibesarkan maka tegangan terminal
juga akan meningkat. Hal ini disebabkan semakin tinggi arus penguatan maka akan semakin
besar fluks magnet dihasilakan, semakin banyak fluks magnet yang memotong kumparan
berputar dalam generator semakin besar gaya putar yang membangkitkan tegangan generator.
Karena tidak ada beban yang terpasang maka tidak ada factor dari luar yang
mempengaruhi tegangan keluaran generator. Sehingga dapat diketahui bahwa pada kondisi
tak berbeban yang mempengaruhi tegangan keluaran dari generator sinkron yaitu eksitasi
motor penggerak, kecepatan motor serta eksitasi dalam generator sinkron yang dapat diatur
sesuai dengan tegangan keluaran yang diinginkan dan sesuai dengan besarnya eksitasi yang
dapat dibangkitkan.
1. Kondisi berbeban
Beban yang diujikan dalam praktikum ini terdapat 3 macam yaitu beban resistif ,
induktif serta beban kapasitif. Analisa data akan mencangkup masing masing beban seperti
dibawah ini
a) Beban resistif
Pada saat dilakukan pengukuran pada terminal keluaran generator diperoleh besar
tegangan yang sama dengan tegangan pada beban. Hal ini disebabkan sifat beban yang
resistif saja. Karena sifat dari beban resistif murni menghasilakan nilai factor daya
mendekati 1. Sehingga jika ingin menjaga tegangan keluaran pada generator yang
mensuplai beban resistif, cukup dengan menjaga besarnya arus eksitasi (fluks magnet
konstan) dan juga menjaga putaran dari penggerak utama agar tetap. Ketika beban
resistif diperkecil maka akan mengalir kan arus yang semakin besar sesuai dengan I =
V/ R. pada kondisi ini akan menurunkan kecepatan dari penggerak utama ( motor dc)
sehingga menurunkan tegangan keluaran generator.
Untuk mengembalikan tegangan keluaran generator dapat dengan meningkatkan
arus eksitasi motor DC maupun arus medan penguatan generator sinkron sendiri
hingga tegangan keluaran akan lebih besar sesuai dengan yang diinginkan.

b) Beban induktif
Beban induktif yaitu beban yang terdiri dai kumparan kawat yang dililitkan pada
inti seperti pada coil. Beban ini menyebabkan pergeseran fasa pada arus yang
menyebabkan arus bersifat lagging. Hal ini memyebabkan energy tersimpan berupa
medang magnetis yang mengakibatkan arus fasa bergeser menjadi tertinggal terhadap
tegangan. Karena penyimpanan energy ini menyebabkan tegangan pada beban akan
lebih kecil jika dibandingkan dengan beban resistif.
Supaya nilai tegangan yang diinginkan dapat memvariasi arus penguatan yang
mempengaruhi fluks magnet yang dihasilkan, maka tegangan keluaran dari generator
akan meningkat sehingga saat tegangan sampai pada beban induktif dengan tegangan
yang diinginkan.

c) Beban kapasitif
Beban kapasitif yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau
kemampuan menyimpan energy yang berasal dari pengisian elektrik pada suatu
sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan.
Apabila ingin mendapatkan nilai tegangan pada beban kapasitif yang besarnya
sama dengan beban induktif dapat dilakukan dengan mengurangi arus penguatan dari
generator serta menurunkan kecepatan dari penggerak utama (motor DC).

Você também pode gostar