Você está na página 1de 3

PENGOLAHAN LIMBAH YANG MENGANDUNG BESI (Fe)

DENGAN PENAMBAHAN KAPUR

Tujuan :
- Mempelajari proses pengurangan (removal) kadar besi (Fe) dalam sampel limbah
cair dengan penambahan kapur
- Membandingkan kadar besi dalam sampel sebelum dan sesudah proses pengolahan

Perincian Kerja :
- Penambahan serbuk kapur ke dalam air yang mengandung besi ke dalam reactor
mixing
- Pengukuran absorbansi sampel awal (S0) dan sampel – sampel S1, S2, S3, S4, dan S5
dengan sprektofotometer UV/VIS
- Pembuatan larutan standar
- Penentuan λ max dari larutan standar

Dasar Teori
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemukan pada setiap tempat di bumi, pada
setiap lapisan geologis dan semua badan air. Pada umunya, besi yang terdapat di dalam air
bersifat :
1. Terlarut sebagai Fe+2 (Fero) atau Fe+3(Feri)

2. Tersuspensi sebagai butir koloid (diameter < mm) atau lebih besar . Seperti Fe 2O3,
FeO, FeOOH, (Fe(OH)3 dan sebagainya

3. Tergantung dengan zat organik atau zat padat yang morganik (seperti tanah liat)

Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut
menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas, Air tidak dapat di gunakan untuk keperluan
rumah tangga dan industri. Konsentrasi Fe yang tinggi pada air ini dapat menyebabkan bau
dan rasa yang kurang enak, air berwarna kuning/kecoklatan serta menodai pakaian dan
peralatan dapur.

Pada beberapa pabrik tertentu, misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, dan besi baja, air
digunkan pada dapur pengecoran dan pendingian mesin. Air ini dapat di pompa dari
sumbernya lalu di lewatkan pada bagian – bagian yang membutuhkn air tersebut, kemudian
dibuang. Air buangan atau limbah cair seperti ini umumnya mengandung besi yang cukup
tinggi.
Pada air alami, besi berasal dari berbagai batuan yang besi seperti pyrit, kematit, dan lain-
lain. Pada air yang tidak mengandung oksigen (O2), seperti kebanyakan air tanah, besi berada
sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut. Sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi
aerasi Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit larut pada pH6-8 (kelarutannya di bawah
beberapa ug/liter) bahan dapat menjadi ferihidroksida Fe(OH) 3, atau salah satu jenis oksidan
yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. Demikian juga dalam air sungai, besi
berada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut dan Fe3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloid.

Alat
- Gelas kimia 250 ml
- Gelas kimia 5 L
- Labu takar 100 ml
- Erlenmeyer 100 ml 7 bh
- Pipet (5, 10, dan 25 ml)
- Bola isap
- Pemanas listrik
- Kertas saring dan tissu
- Corong kaca
- Stop watch
- Neraca analitik
- Spatula
- Spektrofotometer UV/VIS
- Kuvet
- Selang

Bahan
- Larutan Hidroxylamine (NH2OH HCL)
- Larutan HCL pekat
- Larutan Amonium Acetat buffer (NH2C2H3O2)
- Larutan Phenantroline Monohydrate
- FeCl3
- Kapur bubuk
- Aquadest

Prosedur Kerja

A. Proses penambahan kapur untuk mengurangi kandungan besi pada sampel


air
1. Isi reaktor mixing dengan 10 liter air

2. Tambahkan 0,5 gram FeCl3 dan aduk hingga homogen

3. Ambil 100 ml sampel air dari reaktor untuk diperiksa kadar besi awalnya (C 0)

4. Masukkan 200 gram kapur bubuk dalam reaktor tersebut

5. Aduk selama ± 1 jam

6. Ambil sampel 100 ml setiap selang waktu pengadukan 10 menit

B. Penyiapan Larutan Standar dan Pembuatan Kurva Standar


1. Buat larutan standar sebanyak 5 kali

2. Perlakukan masing- masing larutan standar mengikuti prosedur bagian C no s.d. no 6

3. Kalibrasi spektrofotometer dengan aquadest

4. Gunakan salah satu larutan standar untuk menentukan panjang gelombang maksimum
dengan cara mengukur serapan (ABS) larutan standar tersebut pada berbagai panjang
gelombang dan membuat kurva

5. Ukur serapan (ABS) masing- masing larutan standar pada panjang gelombang maksimum
dan buatlah kurva larutan standar

C. Analisa Fe dengan metode Spektrofotometer UV/VIS


1. Siapkan 5 erlenmeyer 250 ml, masing- masing diisi dengan 25ml air sampel dan air
aquadest (sebagai blanko)

2. Tambahkan masing- masing 1 ml HCl pekat

3. Tambahkan masing- masing 5 ml Hidroxylamine

4. Tambahkan masing masing 2 ml larutan Amonium Acetate Buffer dan 4 ml larutan


Phenantroline

5. Ukur serapan (ABS) masing masing sampel pada panjang gelombang maksimum

Você também pode gostar