Você está na página 1de 2

Mitos di pain management

Ada beberapa jenis mitos di pikiran pasien yang menderita nyeri kronik. Kebanyakan mitos itu lazim di
media dan orang biasa. mereka tidak hanya membuat mereka menderita tetapi juga memainkan peran
penting dalam mengubah sikap mereka terhadap modalitas pengobatan tertentu. bab ini telah ditulis
untuk memberikan beberapa pencerahan terhadap yang mana mitos yang mana fakta.

Mitos: NSAIDs (non steriudal anti infalamatory drug) adalah drug of choic dari segala macam nyeri
termasuk nyeri kronik

Fakta: kebanyakan obat nsaid di resepkan untuk semua jenis nyeri, karena mereka paling sering di
resepkan. Sebelum meresepkan obat itu kita harus mengetahui tipe nyeri dan karakteristik nyeri. NSAIDs
harus di resepkan untuk tipe nyeri nociceptive terutama jika ada komponen inflamasi. Sering kali,
sensisitasi berkembang di dalam nyeri kronik dan NSAID memiliki peran yang terbatas. Dari pada itu.
NSAIDs seharusnya tidak diresepkan untuk nyeri kronik oleh karena efek sampingnya. Paracetamol,
opioid dan co-analgesic seperti antidepressant dan anticonvulsants mempunyai peran lebih besar untuk
nyeri kronik.1,2,3.

Mitos: jika pasien menggunakan opioid untuk jangka waktu panjang, maka pasien akan kecanduan.

Fakta: kecanduan di tandai dengan perilaku mencari obat secara berlebihan dan penggunaan obat
secara berlebihan, meskipun ada konsekuensi yang berbahaya. Namun, ketergantungan di tandai
dengan kebutuhan obat oleh seseorang untuk hidup normal. Dan jika tiba tiba di hentikan akan
menyebabkan withdrawal symptomps. Opioid merupakan bagian dari pengobatan untuk nyeri kronik.
Jika itu di resepkan untuk durasi yang singkat, sehingga resiko untuk berkembang menjadi kecanduan
menjadi minimal. Obat opioid lain seperti tramadol, fentanyl dan lain lain. Jarang menyebabkan
kecanduan.

Mitos: jika kita tidak bisa mendiagnosa penyebab dari nyeri dengan bermacam macam metode modern
imaging. Maka itu merupakan nyeri Psikologis.

Fakta: gambar bisa menunjukan kita kelainan struktur. Tapi beberapa kelainan struktur mungkin tidak
menyebabkan nyeri. Dan di sebagian jenis nyeri tidak terdapat kelainan struktur yang terlihat.

Pendapat WHO nyeri yang lebih dari 3 bulan adalah penyakit itu sendiri dan harus di obati. Nyeri jika
muncul di waktu yang lama, komponen aktif akan muncul dalam bentuk kecemasan, depresi, kesedihan,
gangguan mood, irritability, penurunan konsentrasi, kehilangan selera makan, dan lain lain. Kita harus
dilatih secara khusus untuk membedakan 2 hal. Apakah rasa nyeri kronis adalah manifestasi dari depresi
atau depresi adalah manifestasi dari nyeri kronis kondisi tertentu seperti fibromyalgia semua test
mungkin normal 7-9.
Mitos: obat nyeri hanya dipakai jika nyeri ini berat dan tidak tertahan

Fakta kita harus memakai obat nyeri pada saat nyeri ringan, jangan sampai menununggu hingga menjadi
nyeri sedang ataupun nyeri berat.ini untuk mempertahankan konsentrasi konstan obat di dalam tubuh
kita. Untuk memutuskan dari lingkaran nyeri dan mencegah perkembangan kepekaan terhadap nyeri.
Beberapa obat seperti co-analgesic duloxetine lambat dan efektin hanya setelah 5-9 minggu 4,10

Miyos : investigasi seperti x-ray dan mri adalah wajib untuk mendiagnosa nyeri kronik

Fakta: setelah mengesampingkan bendera merah dimana inve stigasi extensif dan terapi sesegera
mungkin, di kebanyakan pasien nyeri kronik terdapat riwayat yang relevant terhadap pemerikan klinis
yang semuanya dibutuhkan untuk diagnosis klinis. Sebagai conth, di kasus facet joint dan sacroiliac joint
arthropathy. Sebuah blok diagnosis dengan lokal anestesi dibutuhkan untuk mendiagnosa itu sebagai
sumber nyeri dari pada pemeriksaan yang mahal seperti MRI atau CT Scan.

Investigasi harus ada untuk membantu diagnosis klinis kita, kita tidak seharusnya memperlakukan
laporan tapi kita harus melatih diri kita sendiri untuk mengobati penyakit yang menimbulan gejala.
Sebagai contoh, seorang pasien asymptomatic disc prolaps tidak perlu di obati jika pasien tidak memiliki
gejala 10-15

Referensi

Yakash TL. Central pharmacology of nociceptive transmission. In: McMahon SB, Koltzenburg M editors.
Wall and melzack’s textbook of pain. 5th edition. Elsevier Churchill Livingstone; 2006 p.371-414+

Você também pode gostar