Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MEDAN 2016
DAFTAR ISI
Halaman
E..Tahap-tahap sterilisasi……………………………………….
H. Pengaturan jaga………………………………………………..
A. Monitoring
B. Evaluasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah untuk Pusat Sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply
Departement(CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Procesing
Departement (CPD), namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu
menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di Rumah Sakit.
Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi adalah meneima, memproses, memproduksi,
mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruanagan/unit
lain di Rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien
Rumah Sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit. Salah
satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya infeksi
nasokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan
pencegahan dan pengendalian Infeksi.
Pusat Sterilisasi (CSSD) merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
Pencegahan dan Pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.
Pusat Sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur
pelayanan medis, penunjang medis lainnya seperti IPSRS, laundry, house keeping, sanitasi,
dll. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya akan
mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Mengingat Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI ) semakin meningkat
dan tiap tahun mengalami kenaikan jumlah pasien dan seiring perkembangan Ilmu
pengetahuan dalam dunia Kedokteran maka rumah sakit membuka ruang CSSD sebagai
Pusat sterilisasi tersentralisasi rumah sakit yang mulai di aktifkan tahun 2012 lalu yang
sebelumnya Rumah sakit hanya menempatkan alat sterilisasi di masing-masing unit
pelayanan rawat inap, IGD, ICU, Kamar Bedah saja.
Karena prinsipnya setiap Rumah sakit harus memiliki pusat sterilisasi mandiri yang
mampu memberikan pelayanan sterilisasi di Rumah sakit dengan baik serta memberikan
pelayanan sterilisasi bahan/alat medis untuk kebutuhan unit-unit di Rumah Sakit selama 24
jam.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan pusat sterilisasi rumah sakit
2. Untuk mengadakan pengawasan dan kontrol mutu terhadap hasil sterilisasi
3. Sebagai panduan kerja bagi tenaga pelaksana memberikan pelayanan pusat sterilisasi.
D. Batasan Operasional
1. Linen kotor dari ruangan, kamar bedah yang kotor di rendam, dicuci dan dikeringkan
di bagian laundry RS terlebih dahulu.
2. Alat/instrumen bersih dari ruangan yang mau di sterilkan diterima petugas CSSD.
3. Alat/instrumen kotor dari kamar bedah diterima petugas CSSD
4. Alat/instrumen kotor dari kamar bedah direndam dengan larutan fumigan kemudian
di cuci dan dikeringkan.
5. Alat/instrumen/linen di kemas dan dilakukan pelabelan sebelum proses sterilisasi
6. Proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan mesin autoclave
7. Bahan/alat/linen yang sudah steril disimpan di ruang penyimpanan
8. Bahan/alat/instrumen/linen didistribusikan dan di kirim ke unit yang membutuhkan.
E. Landasan Hukum
1. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit, Depkes, 2002
2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Depkes, 2004.
3. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya, Depkes, 2007
4. SK Menkes No.382/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman PPI di rumah sakit dan
Fas Yankes lainnya.
5. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan,
6. SK Menkes No.1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
BAB II
STANDAR FASILITAS DAN SDM
A. Denah Ruang
Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) memiliki bangunan dengan luas 9.363 m2
di tanah seluas 10.643 m2 dan ruangan CSSD berada berdampingan dengan Instalasi Kamar
Bedah. Ruang CSSD memiliki ruangan Dekontaminasi, ruang Pemilahan, Ruang Pencucian,
Pengemasan alat, Ruang prosesing atau produksi, Ruang sterilisasi, ruang penyimpanan
barang steril, kamar mandi.
B. Standar Fasilitas
2. Peralatan Medis
1. Troli autoclave
2. Mesin sterilisasi/Autoclave
3. Mesin sterilisasi XO
4. Mesin Tuvnawer
5. Trolley pengangkut
6. Lemari penyimpanan barang steril.
3. Bahan/zat Kimia
1. Cairan perendam dan pencuci alat-alat
2. Detergen
3. CairanDesinfeksi
4. Kapas, kasa
5. Bahan monitor
6. Pembersih lantai, dinding/ruang.
D. Alur Kerja
1. Pekerjaan dapat efektif dan efisien
2. Menghindari terjadinya kontaminasi silang sehingga daerah bersih dan kotor
hendaknya terpisah
3. Jarak yang ditempuh petugas tidak memakan waktu lama dan bolak-balik
4. Memudahkan dalam pemantauan
5. Petugas Sterilisasi(CSSD) menerima alat/instrumen/Linen yang akan disterilkan dari
unit-unit lain di RS yang membutuhkan bahan steril menggunakan bon pengiriman
kemudian memeriksa,menghitung,mencatat alat/instrument/linen yang akan
disterilkan dalam buku ekspedisi penyerahan dan pengambilan alat dan petugas
CSSD memberikan bon penerimaan alat/instrument/linen yang akan disterilkan.
6. Setelah proses penerimaan alat selesai, petugas CSSD melakukan poses perendaman
kemudian dilakukan pencucian kemudian di keringkan.Kemudian petugas CSSD
mensortir alat/instrument/linen dengan menggunakan ceklist alat. Setelah disortir alat
layak atau tidak dipakai kemudian dilakukan proses pengemasan (membungkus) dan
pemberian label untuk instrument, selang, linen dan dicatat dalam buku ekspedisi
sterilisasi. Kemudian petugas CSSD melakukan proses pensterillan menggunakan
mesin autoclave.
7. Setelah selesai proses pensterillan petugas mengeluarkan alat/instrument/linen yang
steril ke ruang penyimpanan kemudian mendistribusikan alat/instrument/linen sesuai
permintaaan ke ruangan atau Instalasi kamar Bedah dan melakukan pengiriman
alat/instrumen/linen memakai trolley tertutup menggunakan bon pengiriman dan
mencatatnya dalam buku ekspedisi barang keluar.
Tata laksana pelayanan dijabarkan dalam skema (terlampir)
1. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda-benda yang
mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya. Tujuan dekontaminasi adalah
untuk melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan
yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut.
Kegiatan proses dekontaminasi meliputi penanganan,pengumpulan,dan transportasi
benda-benda kotor,pembuangan limbah,pencucian,penanganan alat-alat yang
terkontaminasi di Point of Use.
2. Pengemasan
Prinsip-prinsip pengemasan antara lain:
Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh permukaan
kemasan dan isinya.
Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka
Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
kontaminasi
Bahan kemasan harus memenuhi syarat diantaranya dapat menahan
mikroorganisme dan bakteri,kuat,dan tahan lama,mudah digunakan,segelnya
baik,serta diketahui masa kadaluarsa.
3. Sterilisasi
Adapun jenis-jenis sterilisasi yang digunakan diantaranya:
Sterilisasi Panas kering
Proses sterilisasi terjadi melalui mekanisme konduksi panas, dimana panas
akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu merambat
ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu sterilisasi tercapai.
Sterilisasi panas kering biasa untuk alat-alat atau bahan dimana steam tidak
dapat berpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca.
Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi mekanisme
oksidasi sampai terjadi koagulasi protein sel. Sterilisasi ini memerlukan waktu
yang lebih lama dengan suhu yang lebih tinggi dan terjadi oven konveksi yang
kering.
Sterilisasi Uap
Uap membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dan koagulasi sel protein
secara reversible. Untuk menghasilkan barang steril diperlukan pre-
sterilisasi(dekontaminasi dan pembersihan yang baik, pengemasan yang baik)
dan pasca sterilisasi(penyimpanan) perlu diperhatikan.
Kualifikasi tenaga yang bekerja di pusat sterilisasi (CSSD) dibedakan sesuai kapasitas tugas dan
tanggung jawabnya yang dibagi atas tenaga administrasi dan teknis pelayanan sterilisasi.
Uraian tugas :
1. Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan supply alat medis steril bagi
perawatan pasien di rumah sakit.
2. Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan alat/bahan steril.
3. Memastikan bahwa teknik aseptic diterapkan pada saat penyiapan dan penanganan alat
steril sekali pakai atau pemakaian ulang.
4. Membuat perencanaan program kerja
5. Membuat laporan kinerja pusat sterilisasi
6. Melakukan seleksi untuk calon tenaga di CSSD serta melakukan evaluasi dengan petugas
CSSD lama.
Kualifikasi tenaga
1. Pendidikan terakhir minimal S1 dibidang kesehatan dengan minimal kurang lebih 5 tahun
bekerja dibidang sterilisasi
2. Telah mendapat pelatihan teknis tentang prosedur pelayanan sterilisasi
3. Telah mendapat pelatihan tentang manajemen.
Uraian Tugas :
Kualifikasi Tenaga:
1. Minimal lulusan SMA/SMU/SMEA atau sekolah pendidikan perawat atau yang setara .
2. Rapi dalam menyusun dokumentasi/pelaporan/pencatatan.
Uraian Tugas :
Kualifikasi :
H. Pengaturan jaga
Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Pengaturan jaga di ruang
Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) menggunakan pembagian shift sebagai berikut:
Shift Pagi : 08.00 -16.00 Wib
Shift Sore : 16.00 - 23.00 Wib
Shift Malam : 23.00 – 08.00 Wib
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
Pengendalian mutu di Ruang CSSD terutama bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan penunjang medis. Sesuai dengan program mutu rumah sakit maka pengukuran
indikator mutu pelayanan di ruang CSSD meliputi: monitoring dan evaluasi proses
sterilisasi antara lain:
a. Kontrol kualitas Sterilisasi
Kontrol ini memberikan jaminan bahwa peralatan medis yang disediakan
adalah benar-benar steril. Caranya dengan melakukan kultur uji sterilitas dari
setiap produk yang disterilkan. Akan tetapi cara ini dinilai kurang praktis dan
mahal untuk dilakukan di Rumah sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan
monitoring proses sterilisasi,yaitu memonitor proses sterilisasi yang dilakukan
untuk member jaminan bahwa parameter-parameter yang ditentukan dalam
proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan baiki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrol kualitas adalah:
Pemberian nomor lot pada setiap kemasan
Data mesin sterilisasi
Waktu kadaluarsa
Jenis-jenis indikator sterilisasi
b. Jenis-jenis indikator sterilisasi
Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi
seperti gauge, table, dan indikator suhu maupun tekanan yang
menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik. Kegunaan
indikator mekanik untuk pengukuran temperatur atau tekanan yang
merupakan fungsi penting dari sistem monitoring sterilisasi.
Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan
sterilisasi misalnya uap panas atau gas etilen oksida pada objek
ditandai dengan adanya perubahan warna.
Indikator biologi adalah sediaan yang berisi populasi mikroorganisme
spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap beberapa
parameter yang terukur dalam proses sterilisasi. Bila selama proses
sterilisasi spora-spora tersebut mati, maka dapat diasumsikan bahwa
mikroorganisme lainnya juga ikut mati dan benda yang kita sterilkan
bisa disebut steril
Indikator manajemen juga perlu dilakukan dimana dilakukan pengukuran terhadap
aktivitas dan efisiensi manajemen di rumah sakit. Efektivitas dan Efisiensi tersebut
meliputi kepemimpinan, pendayagunaan SDM, struktur tugas, peningkatan motivasi
kerja, penyediaan dan pemanfaatan sumber daya baik SDM, Fasilitas maupun Dana.
Di Ruang CSSD pengukuran indikator manajemen adalah pendayagunaan SDM
yakni keseimbangan antara jumlah dan kualitas SDM dan beban kerja yang harus
dilaksanakan di Instalasi Pusat Sterilisasi ( CSSD).
Indikator sasaran keselamatan pasien juga dilakukan guna mengukur hal-hal yang
berkaitan dengan keselamatan pasien dalam mendapatkan pelayanan. Indikator yang di
ukur berdasarkan minimalnya kasus infeksi yang terjadi di Rumah Sakit Umum IPI
Medan.
B. EVALUASI
Evaluasi monitoring dilakukan oleh Kabid Penunjang Medis rumah sakit setiap bulan
mengenai kualitas sterilisasi, Jenis indikator dan interpretasi hasil.
BAB IV
PENUTUP
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS) merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting dan salah satu faktor yang mendukung untuk meningkatkan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit.adalah dengan menekan angka kejadian infeksi dengan cara Pencegahan
Pengendalian infeksi yakni dengan melaksanakan pelayanan Pusat Sterilisasi (Central Sterile
Supply Departemen (CSSD) yang baik.
Penyusunan buku pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi rumah sakit merupakan langkah
awal dari suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama yang baik
dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Saran yang membangun untuk
penyempurnaan pedoman ini sangat diharapkan, dan semoga pedoman ini bermanfaat untuk kita
semua.
RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA
BON AMPRAHAN
TANGGAL :………………………………
`Ruangan ………………..
(…………………………..)