Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jantung terletak dalam ruang mediatinum dada, yaitu diantara paru. Pericardium yang meliputi
jantung terdiri dari dua lapisan : lapissan dalam (pericardium visceralis) dan lapisan luar
(pericardium parietalis). Kedua lapisan pericardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas,
yang mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung. Pericardium parietalis melekat
kedepan pada sternum, kebelakang pada kolumna vertebralis, dank e bawah pada diaphragma.
Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya. Pericardium visceralis melekat
secara langsung pada permukaan jantung. Pericardium juga melindungi terhadap penyebaran
infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung. Jantung terdiri dari tiga lapisan.
Lapisan terluar (epicardium), lapisan tengah merupakan lapisan otot yang disebut miokardium,
sedangkan lapisan terdalam adalah lapisan endotel yang disebut endokardium. (Sherwood,2005)
Jantung mempunyai empat ruangan. Dua ruangan penerima di bagian superior adalah atrium,
sedangkan dua ruangan pemompa di bagian inferior adalah ventrikel. Atrium kanan membentuk
batas kanan dari jantung (Tortora, 2012) dan menerima darah dari vena kava superior di bagian
posterior atas, vena kava inferior, dan sinus koroner di bagian lebih bawah (Ellis, 2006). Atrium
kanan ini memiliki ketebalan sekitar 2 – 3 mm (0,08 – 0,12 in.). Dinding posterior dan
anteriornya sangat berbeda, dinding posteriornya halus, sedangkan dinding anteriornya kasar
karena adanya bubungan otot yang disebut pectinate muscles. Antara atrium kanan dan kiri ada
sekat tipis yang dinamakan septum interatrial. Darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel
kanan melewati suatu katup yang dinamakan katup trikuspid atau katup atrioventrikular (AV)
kanan.
Ventrikel kanan membentuk pemukaan anterior jantung dengan ketebalan sekitar 4 – 5 mm (0,16
– 0,2 in.) dan bagian dalamnya dijumpai bubungan - bubungan yang dibentuk oleh peninggian
serat otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Ventrikel kanan dan ventrikel kiri dipisahkan
oleh septum interventrikular. Darah mengalir dari ventrikel kanan melewati katup pulmonal ke
arteri besar yang dinamakan trunkus pulmonal. Darah dari trunkus pulmonal kemudian dibawa
ke paru – paru. Atrium kiri memiliki ketebalan yang hampir sama dengan atrium kanan dan
membentuk hampir keseluruhan pangkal dari jantung. Darah dari atrium kiri mengalir ke
ventrikel kiri melewati katup bikuspid (mitral) atau katup AV kiri. Ventrikel kiri merupakan
bagian tertebal dari jantung, ketebalan sekitar 10 – 15 mm (0,4 – 0,6 in.) dan membentuk apeks
dari jantung. Sama dengan ventrikel kanan, ventrikel kiri mempunyai trabeculae carneae dan
chordae tendineae yang menempel pada muskulus papilaris. Darah dari ventrikel kiri ini akan
melewati katup aorta ke ascending aorta. Sebagian darah akan mengalir ke arteri koroner dan
Fisiologi Jantung
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena
kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium
kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik
masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari level
dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh,
dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar,
vena kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke
atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari
level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh,
dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar,
vena kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke
atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari
level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh,
dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar,
vena kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke
atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari
level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh,
dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar,
vena kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke
atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari
level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh,
dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar,
vena kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke
atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari
level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh,
dimana ODarah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena besar,
vena kava, satu mengembalikan darah dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke
atrium kanan telah kembali dari jarinagn tubuh, dimana O2 telah kembali darinya dan CO2
ditambahkan kedalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium kanan
kedalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmunalis yang segera
membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing-masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan
jantug menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya kedalam sirkulasi paru.
Di dalam paru, tetes darah tersebutt kehilangan CO2 ekstra dan menyerap pasokan segar O2
sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang dating dari kedua paru.
Darah kaya O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir kedalam ventrikel kiri,
rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sostem tubuh kecuali paru; jadi, sisi kiri
jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya kedalam sirkulasi sistemik. Satu
arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang-
bercabang menjadi arteri-arteri besar yang mendarahi berbagai organ tubuh. (Sherwood, 2007)
Definisi
Koartasio aorta adalah suatu penyakit jantung bawaan berupa penyempitan pada arkus aorta
distal atau pangkal aorta desendens torakalis, diatas duktus arteriosus (pre-ductal), didepan
duktus arteriosus (juxta ductal) atau dibawah duktus arteriosus (post ductal). Pada neonatus
sering disertai hipoplasi segmen isthmus atau arkus aorta bagian distal, akibat aliran yang kurang
melalui arkus selama masa janin. Pada anak yang lebih besar ditemukan kolateral antara aorta
terletak di distal percabangan a.subclavia sinistra. Lokasi koarktasio aorta hampir selalu ditempat
selalu ditempat masuknya duktus arteriosus tetapi dapat juga di pra- atau pascaductus.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insiden koartasio aorta cukup banyak, yaitu sekitar 6-8% dari seluruh pasien
dengan kelainan jantung congenital. Sekitar 90% kematian akibat koarktasio aorta yang tidak
dikoreksi terjadi pad usia 50 tahun dengan usia rata-rata 35 tahun. Ras tidak berpengaruh
terhadap prevalensi koarktasio aorta. Perbandinagn antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1,
tetapi pada koarktasio aorta abdominal, perempuan memiliki resiko lebih tinggi. Rasio antara
koarktasio aorta toraks da abdominal adalah 1000:1. Dari segi usia, sebagian besar penderita
sudah menunjukkan gejala dan tanda pada tahun-tahun pertama kehidupan akibat gagal jantung
kongestif, atau jika pada usia yang lebih tua karena hipertensi
Etiologi
Seperti pada penyakti jantung bawaan yang lain, etiologi koartasio aorta adalah multifaktorial,
walaupun genetik berperan pada sindrom tertentu9 ¸tetapi diduga etiologi koartasio aorta
berhubungan dengan dua teori yaitu teori jaringan duktus (ductal tissue theory) dan reduced flow
theory.
Jaringan yang berasal dari duktus arteriosus menginvasi aorta desenden hanya distal dari istmus
aorta. Ketika duktus arterious menyempit, maka koartatio terjadi. Hal yang mendukung teori ini
adalah bahwa koarktasio neontus terjadi hanya setelah penutupan duktus (tipe infantil), dan
biasanya memiliki gejala yang lebih berat. Obstruksi terlihat sebagai sebuah lekukan (posterior
shelf) pada sisi postero-lateral aorta descenden pada lokasi yang berlawanan dengan perlekatan
duktus arteriosus. Namun teori ini gagal menerangkan kejadian koarktasio aorta pada beberapa
tempat lainnya.
Teori Reduced-flow
Pada konsep ini, defek terbentuk sekunder terhadap gangguan hemodinamik yaitu aliran yang
berkurang pada lokasi yang terkena. Pada fetus yang normal, ventrikel kiri mengkontraksikan
30% dari kombinasi output ventrikel namun istmus aorta yaitu proksimal aorta descenden antara
LSCA (Left Subclavian artery) dan PDA, hanya menerima 10% menyebabkan diameter yang
lebih kecil daripada aorta descenden. Jika kemudian aliran ventrikel kiri berkurang, maka
penyempitan lebih lanjut dari istmus kembali terjadi. Teori ini menerangkan hubungannya
dengan tipe obstruksi ventrikel kiri lainnya. Penelitian oleh Fishman dkk. mendukung teori ini,
model biri-biri dari sindrom hipoplastik ventrikel kiri (HPLS) dan stenosis aorta kongenital
dilakukan dengan mempengaruhi pre dan after load dari ventrikel kiri. Preload yang normal
menghasilkan dari pertumbuhan ventrikel kiri namun mengikat aorta ascenden menyebabkan
katup aorta stenosis hipoplasia dan sangat tebal menyebabkan ventrikel kiri mengecil. Akhir-
akhir ini Loscalzo memperlihatkan hubungan antara limfedema dan koarktasio aorta pada
sindrom Turner, ketika terjadi obstruksi limfatik jugular pada fetus menekan dan mengurangi
aliran ke aorta ascenden, menyebabkan beberapa lesi obstruksi ventrikel kiri meliputi Koartasio
Efek hemodinamik koartasio aorta bervariasi tergantung derajat obstruksi, lesi jantung dan
mekanisme kompensasi. Koartasio aorta menyebabkan kenaikan afterload pada ventrikel kiri,
menyebabkan tekanan dinding yang meningkat, hipertrofi ventrikel kiri kompensata, disfungsi
Pada fetus, gangguan hemodinamik yang terjadi ringan dikarenakan hanya 10% dari cardiac
output yang melewati istmus. Namun setelah lahir, akibat penutupan duktus menyebabkan
obstruksi aorta hingga terjadi pengurangan output ventrikel kiri, peningkatan tekanan pada
diastolik akhir dari ventrikel kiri, dilatasi miokard, gejala dari gagal jantung. Pada obstruksi berat
akan terjadi disfungsi miokard, pengurangan stroke volume dan terjadi syok kardiogenik.
Mekanisme kompensasi untuk membantu dan memperkuat kontraksi jantung diaktivasi meliputi
mekanisme Frank Starling, sistem renin angiotensin, dan aktivasi sistem simpatis. Namun
mekanisme ini mungkin tidak efektif pada miokard neonatus yang masih imatur, dikarenakan
berkurangnya reseptor saraf β adrenergik dan komplians ventrikel kiri yang lebih rendah
Pada bayi dan anak yang lebih tua dengan adanya obstruksi yang kronis dan berkelanjutan, maka
mekanisme lainnya turut diaktivasi yaitu hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa abnormalitas
vaskular yang terjadi pada ventrikel kiri dengan Koartasio aorta dengan pembuluh darah
proksimal dan distal dari obstruksi. Neonatus dan anak dengan Koartasio aorta juga terjadi
darah proksimal dari letak obstruksi. Aktivitas renin plasma meningkat dan reflek baroreseptor
diatur pada tekanan darah yang lebih tinggi. Kondisi ini akan menetap cukup lama setelah
dilakukan repair operasi dan berkontribusi pada hipertensi sistemik, dan kematian disebabkan
Manifestasi Klinik
Penderita koarktasio aorta tipe penyempitan isthmus aorta pada minggu-minggu awal kehidupan
akan malas minum, takipneu, letargi, dan berkembang progresif kearah gagal jantung kongestif.
Koarktasio aorta tipe diskret pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala karena adanya
pembentukan pembuluh darah kolateral. Dengan bertumbuhnya anak, koarktasio aorta menjadi
relative lebih sempit sehingga anak mengeluh lemah, sakit dada, sakit kepala, dan claudicatio
intemitten.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Gejala meliputi takipnea, dengan retraksi intercostal, bila terdapat kardiakoutput yang rendah,
akan menunjukkan skin mottling, capillary refill time yang memanjang dan sianosis perifer.
Sianosis sentral hanya berhubungan dengan lesi jantung yang sianosis. Adanya pulsasi femoralis
pada hari 1 atau ke dua tidak dapat menyingkirkan adanya k,oartasio aorta, karena duktus
arteriosus yang belum menutup. Jika bayi memiliki kardiak ouput yang sangat rendah dan tidak
terdapat pulsasi, resusitasi dapat mengembalikan pulsasi pada tangan kanan, prekordium
biasanya aktif, kecuali otot jantung telah terdepresi. Pada bayi dengan kardiogenik syok, murmur
bisa saja tidak didapatkan, sekunder dikarenakan kardiak ouput dan aliran yang minimal
melewati terjadinya koarktasio aorta. Bunyi murmur sistolik ejeksi yang lembut yang menyebar
hingga punggung dapat terdengar ketika dimulainya pemberian infus prostaglandin. Selain itu
didapatkan pula tanda dari gagal jantung dan perfusi yang buruk dapat terlihat yang sering kali
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan usia yang lebih tua berdasarkan berkurangnya atau
terlambatnya aliran pulsasi arteri femoral dibandingkan dengan pulsasi daerah lengan. Pulsasi
arteri femoralis secara normal lebih awal dengan radialis dengan karakteristik yang sama, bentuk
dan volumenya. Pemeriksaan fisik yang lebih terpercaya adalah pengukuran tekanan darah pada
keempat tungkai. Tanda yang lainnya adalah tekanan vena jugularis dan ukuran hepar yang
normal. Sering juga ditemukan tanda tidak langsung dari hipertrofi ventrikel kiri yaitu daerah
apek yang bergeser. Pada pemeriksaan aukultasi bunyi jantung ke-satu dan ke-2 biasanya
normal, namun dapat disertai dengan suara jantung ke-4 dari daerah apek jika ventrikel kiri tidak
compliance. Murmur dari Koartasio aorta didengar paling baik pada daerah fossa infraclavikular
kiri yang menyebar ke pungung di daerah scapula kiri. Bersifat kontinyu, puncak pada sistol dan
berlanjut hinggu diastol, murmur kontinyu ini disebabkan oleh arteri kolateral yang besar, yang
dapat menyediakan aliran darah yang cukup ke segmen bawah tubuh, hingga pulsasi femoralis
tetap ada.
Koarktasio aorta sering didiagnosis melalui rontgen toraks. Pada bayi dan anak rontgen toraks
biasanya tampak normal. 2 tanda patognomonis dari rontgen toraks adalah lekukan pada iga (rib
notching) dan gambaran tanda 3 pada aorta descenden proksimal. Rib notching disebabkan
karena aliran kolateral arteri interkostal posterior yang berdilatasi dan berliku-liku menyebabkan
penekanan ekstrinsik pada iga. Biasanya hal ini terjadi pada batas bawah iga ke-3 hingga iga ke-
8. Hal ini secara bervariasi terjadi pada 75% dewasa namun jarang terjadi, pada anak biasanya
pada usia lebih dari 5 tahun. Lekukan dari tanda “3” atas menggambarkan arteri subklavia kiri
atau aorta tepat proksimal dari segmen yang menyempit, sedangkan lekukan yang kedua
Elektrokardiogram
Sebagian besar Koartasio aorta akan menunjukkan dominasi ventrikel kanan yang normal pada
bayi, dengan deviasi aksis kanan yang ekstrim, kemudian terjadi hipertrofi ventrikel kiri, terdapat
dominasi ventrikel kiri dan strain pada beberapa bayi, hal ini disebabkan oleh subendokardial
iskemia. Selain itu dikarenakan Koartasio aorta sering disertai gejala lainnya maka abnormalitas
pada gambaran EKG dapat menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan, kiri, keduanya, atau bahkan
hipertrofi ventrikel kanan, karena ventrikel kanan yang secara dominan memompa darah menuju
ke aorta desending. Terlihat gelombang qR dari kompleks QRS pada V1. Penigkatan tekanan
sistemik pada aorta bagian proksimal akan menyebabkan overload pada ventrikel kiri, yang akan
menimbulkan gambaran hipertrofi ventrikel kiri yang ditandai dengan gelombang R yang tinggi
Ekokardiogram
Ekokardiografi memberikan informasi mengenai lokasi, struktur dan luasnya Koartasio aorta,
fungsi dan hipertrofi ventrikel kiri, hubungannya dengan abnormalitas jantung, diameter
pembuluh darah aorta dan supraaortic. Pada ekokardiogram 2 dimensi akan terlihat arkus aorta
terlihat pada pandangan suprasternal, terdapat penyempitan segmen distal arteri subclavia kiri,
menyebabkan shelf di dinding posterior arkus serta hipoplastik arkus aorta distal9 . Pada
ekokardiogram berwarna dan Doppler menunjukkan gambaran khas: aliran turbulensi sistolik
Walaupun ekokardiografi merupakan modalitas yang lebih superior untuk mendiagnosis kelainan
jantung kongenital pada bayi dan anak, MRI terbatas untuk anak yang lebih kecil karena
perlunya sedasi dan anestesi. Teknik terbaru yang memadukan dengan fase velocity mapping
dapat digunakan untuk melengkapi alat diagnostik meliputi kelaian morfologi dan informasi
fisiologi Koartasio aorta. MRI juga merupakan alat yang sempurna untuk pemeriksaan post
operatif, tidak saja dapat menemukan patologi utama dan aliran kolateral, namun juga dapat
memeriksa patologi sekunder, contohnya cangan aorta untuk dilatasi bila terdapat katup aorta
bikuspid.
Tatalaksana
Penanganan bayi yang muncul dengan gagal jantung meliputi pemberian infuse prostaglandin E,
intravena (akan membuka duktus arteriosus melalui proses kimiawi), obat inotropik, diuretic,
dan perawatan suportif lainnya. Angiplasti balon telah dilakukan, terutama pada bayi yang sakit
kritis namun koreksi bedah merupakan tindakan yang paling sering dilakukan. Tindakan balon
dan pemasangan stent pada anak besar dengan koarktasio aorta juga tekah dilakukan, tetapi
Al-Qur’an dan hadits merupakan pegangan hidup manusia. Di dalamnya, terdapat petunjuk
tentang berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk bidang medis. Di dalam al-Qur’an dan
hadits, kita dapat menemukan penggambaran yang akurat mengenai struktur anatomi, fisiologi,
prosedur operasi, pengobatan, pencegahan, maupun kesehatan dari segi spiritual. Salah satunya
adalah penjelasan tentang jantung, darah, sistem sirkulasi, dan betapa pentingnya hal-hal
tersebut.
Dalam surat Al-Qaaf: 16 kita bisa lihat bagaimana deskripsi tentang dekatnya Allah dengan
manusia. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” Urat leher
yang dimaksudkan dalam ayat tersebut ialah pembuluh darah yang terdapat di leher yaitu Vena
Jugular.
Pertanyaan yang kemudian timbul dari ayat ini ialah mengapa harus menganalogikan kedekatan
Allah dengan pembuluh darah? Lalu kenapa harus yang di leher? Sebegitu pentingkah pembuluh
darah tersebut?
Jika kita lihat secara anatomis, vena jugular membawa darah dari bagian kepala (otak,
kranium/tempurung kepala, wajah) dan leher untuk kembali ke jantung jadi bisa disimpulkan
Bisa kita lihat dari ayat ini kalau pencipta Al-Qur’an (Allah SWT) benar-benar mengetahui
betapa pentingnya darah, pembuluh darah, serta sirkulasi darah di seluruh tubuh. Jika Allah tidak
mengetahui pentingnya darah, pasti analogi yang digunakan bukanlah pembuluh darah yang
notabenenya berfungsi untuk mengalirkan darah. Lalu jika Allah tidak mengetahui sirkulasi
darah di seluruh tubuh, buat apa Allah men-spesifikasi-kan analoginya dengan pembuluh darah
di leher?
Pembuluh darah besar lainnya yang disebutkan dalam Qur’an ialah Al-Aatiin (aorta). Aorta
merupakan pembuluh darah besar yang mengalirkan darah langsung dari jantung untuk
disebarkan ke seluruh tubuh. Dalam Surat Al Haqqah ayat 45 dan 46 Allah berfirman:
“Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami
Maksud dari ayat tersebut ialah jika Rasulullah SAW berdusta terhadap Allah maka sanksi yang
akan diberikan ialah pemotongan pembuluh darah yang keluar dari jantungnya (aorta) sehingga
jantung, selain itu volume darahnya masih sangat banyak (hanya punya 1 percabangan kecil
yaitu koroner) oleh karena itu ketika aorta dipotong maka konsekuensinya ialah akan terjadi
pendarahan yang sangat hebat lalu syok dan dengan mudahnya dapat menimbulkan kematian.
Ayat ini menjelaskan bahwa: 1. Darah dipandang sebagai suatu “kendaraan” untuk hidup, 2.
Arteri yang langsung berasal dari jantung (aorta) penting untuk mempertahankan hidup.
Jantung
Jantung disebutkan beberapa kali di Al-Qur’an dan hadits. Perbedaan keadaan jantung
(seringkali kata “heart” diartikan sebagai “hati” dalam teks Indonesia) digambarkan di Al-Qur’an
menjadi tiga: keadaan jantung orang mukminin, kafirun, dan munafiqun. Orang-orang mukminin
digambarkan memiliki jantung yang hidup, orang kafir memiliki jantung yang mati, sedangkan
Dua tipe jantung yang dijelaskan dalam Qur’an yaitu jantung secara spiritual dan fisik.
Para ulama menyatakan terdapat 2 tipe dari jantung spiritual: syubhat (keragu-raguan karena
suatu hal yang dalilnya masih dalam pembicaraan atau masih ada perselisihan, maka lebih baik
menghindari hal tersebut sebagai bentuk kehati-hatian) dan syahwat/nafsu yang ketika berlebihan
maka akan membawa keburukan. Emosi, tingkah laku, pengetahuan, penyakit, keinginan,
kejujuran, aksi dan reaksi semuanya berakar pada jantung. Dengan demikian, peranan jantung di
dalam Islam tidak hanya dipandang secara fisiologi tetapi juga dari sisi psikologi.
Al-Qur’an dan hadits menganalogikan jantung sebagai pengatur emosi sehingga menjadikan
jantung memiliki banyak karakteristik yang pada kedokteran modern dianggap berasal dari otak.
Selain memandang jantung dari sisi psikologis, Islam juga memandang jantung dari segi
“There is in the body a clump of flesh – if it becomes good, the whole body becomes good and if
it becomes bad, the whole body becomes bad. And indeed it is the heart.”
-Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka
akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya.
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa ternyata jantung merupakan kumpulan otot (segumpal
daging) dan bukannya cair seperti darah ataupun padat dan keras seperti tulang.
Terdapat juga hadits yang menggambarkan tentang proses operasi jantung, ekstraksi
“Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama saudaraku (saudara angkat)
menggembalakan anak kambing, tiba-tiba aku didatangi dua orang lelaki-mereka mengenakan
baju putih- dengan membawa baskom yang terbuat dari emas penuh dengan es (zam-zam).
Kedua orang itu menangkapku, lalu membedah dadaku. Keduanya mengeluarkan hatiku dan
Kemudian keduanya membersihkan dan menyucikan hatiku dengan air itu sampai bersih.”
Pendeskripsian mengenai proses operasi ini membutuhkan keilmuan di bidang anatomi jantung,
Penyakit kardiovaskular
Walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit di Al-Qur’an dan hadits, gaya hidup yang diajarkan
arteriosklerosis dengan cara meningkatkan aktivitas spiritual, makan tidak berlebihan (cukup),
kegiatan fisik yang cukup, mengurangi marah dan dengki, menghindari sifat rakus, dan tidak
Muslim melakukan shalat wajib 5x sehari, terdiri dari gerakan berdiri, sujud, dan duduk. Ketika
melakukan shalat, Allah menyuruh kita untuk tidak melakukannya dengan bermalas-malasan.
Orang yang melakukan shalat secara bermalas-malasan tidak akan mendapatkan keuntungan
apapun baik dari sisi spiritual maupun fisik untuk kesehatannya. Jumlah sujud bervariasi dari
waktu sahalat satu dengan yang lain sehingga jumlah gerakan fisik pun menjadi turut berbeda.
Terdapat peningkatan jumlah sujud dari pagi-malam sesuai dengan aktivitas yang dilakukan
manusia. Ketika siang-sore seseorang biasanya makan dengan porsi lebih banyak, dengan
melakukan aktivitas yang cukup pada saat tersebut dapat membantu mempercepat pencernaan
makanan dan dalam jangka panjang dapat mengurangi peluang terbentuknya trombus. Rasulullah
SAW menasehati kita untuk tidak segera tidur dan melakukan aktivitas yang berlebihan setelah
makan.
Gerakan ketika shalat juga dapat mencegah terjadinya pembentukan thrombosis pada vena dalam
(Deep Vein Thrombosis). Gerakan berdiri dan duduk yang dilakukan berulang-ulang sepanjang
hari dapat mengaktifkan muscle pump (otot rangka yang membantu memberikan tekanan ke
pembuluh darah untuk mengembalikan darah ke jantung) di bagian kaki (seperti gastrocnemius
dan soleus) yang mampu meningkatkan venous return (kembalinya darah dari vena ke jantung)
ketika berdiri dan memindahkan darah dari vena perifer (tepi) ke vena sentral sehingga dapat
Selain itu Rasulullah SAW juga menyarankan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan-
makanan seperti ikan yang rendah lemak dan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, dan
Kolesterol yang tinggi dapat memicu timbulnya kerusakan pada pembuluh darah, seperti
Allah melarang kita untuk memakan daging babi dan alkohol. Dengan mengkonsumsi daging
babi, seseorang beresiko terkena penyakit seperti trichinella dan taeniasis, selain itu kandungan
lemak dan kalorinya juga tinggi. Walaupun Allah mengakui adanya manfaat dari alkohol, tapi
dikonsumsi. Alkohol dapat mengakibatkan efek buruk pada banyak organ, seperti liver, usus,
Jadi, dengan mengikuti gaya hidup yang disarankan oleh Qur’an dan hadits dapat mengurangi
– Al-Qur’an dan hadits tidak hanya bersifat religious dan spiritual tapi juga keilmiahan.
– Jantung digambarkan di Qur’an dan hadits sebagai organ secara psikologi dan fisik.
– Jantung, darah dan pembuluhnya, dan sistem sirkulasi sudah tercantum dengan begitu
apiknya dengan pemahaman tingkat tinggi di Al-Qur’an jauh sebelum penelitian para ilmuwan.
– Banyak terdapat cara untuk menghindari penyakit kardiovaskular yang sudah diketahui sejak
dulu kala bahkan sebelum para ilmuwan mengetahui penyakit tersebut terlebih patomekanisme
penyakit itu.