Você está na página 1de 18

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita
kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Konsep
Pertolongan Kegawatan penyakit Sistem Endrokin (Hiperglikemia)”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata KKM Bencana. Dalam makalah ini mengulas tentang
Konsep Pertolongan Kegawatan penyakit Sistem Endrokin (Hiperglikemia)”
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu Penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kriktik dan saran penulis harapkan dari para pembaca
guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.

Malang, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Hiperglikemia ............................................................................................... 2
2.3 Tanda dan Gejala ............................................................................................................ 3
2.5 Pathway ........................................................................................................................... 4
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................................................. 4
2.7 Konsep Asuhan keperawatan .......................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 6
PENUTUP................................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah
sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun
non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan
menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang
lebih lanjut. Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang
memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa,
sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian
maupun kecacatan. Untuk memudahkan dalam pemberian pertolongan korban harus
termasuk dalam kasus gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawat tidak darurat dan
meninggal. Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien
berada dalam ancaman kematian karena adanya gangguan endokrin seperti hiperglikemia hal
ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa menimbulkan
kematian. Oleh karena itu kita perlu memahami penanganan kegawatdaruratan pada sistem
endokrin secara cepat, cermat dan tepat sehingga hal-hal tersebut dapat kita hindari

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hiperglikemia?
1.2.2 Bagaimana etiologi hiperglikemia?
1.2.3 Bagaimana tanda dan gejala hiperglikemia?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi hiperglikemia?
1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan hiperglikemia?
1.2.6 Bagaimana Konsep asuhan keperawatan pada hiperglikemia?

1.3 Manfaat
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan hiperglikemia
1.3.2 Mengetahui penyebab hiperglikemia
1.3.3 Mengetahui apa saja tanda dan gejala hiperglikemia
1.3.4 Mengetahui patofisiologi hiperglikemia
1.3.5 Mengetahui penatalaksanaan hiperglikemia
1.3.6 Mengetahui Konsep asuhan keperawatan pada hiperglikemia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hiperglikemia

Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketosis adalah keadaan koma akibat dari


komplikasi diabetes melitus di mana terjadi gangguan metabolisme yang
menyebabkan 1) kadar gula darah sangat tinggi yaitu lebih dari 600mg/dl ,
2)meningkatkan dehidrasi hipertonik dan tanpa disertai ketosis serum, biasa terjadi
pada DM tipe II. Koma hiperosmolaritas hiperglikemik non ketotik (KHONK)
merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan
disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awarness).

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan


disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak dengan gula darah
lebih dari 250 mg/dl. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan
merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan
insulin dengan penyebab tunggal mendasari adalah infeksi saluran kemih , biasa
terjadi pada DM tipe I. Trias dari KAD antara lain 1) Hiperglikemia 2) Ketosis &
3)Asidosis metabolik
2.2 Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel
beta pulau langerhans.
KHONK biasanya terjadi pada orang tua dengan DM yang mempunyai
penyakit penyerta yang mengakibatkan menurunnya asupan makanan. Keadaan ini
paling sering terjadi pada individu yang berusia 50 hingga 70 tahun dan tidak
memiliki riwayat diabetes atau hanya menderita diabetes tipe2 yang ringan.
Timbulnya keadaan akut tersebut dapat diketahui dengan melacak beberapa kejadian
pencetus seperti sakit yang akut (pneumonia, infark miokard, stroke), konsumsi obat-
obat yang diketahui akan menimbulkan insufisiensi insulin (preparat diuretic tiazida,
propanolol) atau prosedur terapeutik (dialysis peritoneal atau hemodialisis, nutrisi
parenteral total).

2
2.3 Tanda dan Gejala
Gejala umum pada pasien dengan kondisi hiperglikemia adalah :
- Hiperosmolaritas dan kehilangan cairan yang hebat
- Sering terjadi koma dan kejang local
- Mual dan muntah
- Perubahan tingkat kesadaran
- Polifhagia
- Nokturia.
Dengan manifestasi khas pada KAD diantaranya :
- Dehidrasi
- Hiperglikemi
- Hiponatremia
- Hipotensi
- Perubahan kesadaran.
Pada KHONK akan terjadi gejala poliuria selama berhari-hari hingga berminggu-
minggu disertai asupan cairan yang tidak adekuat.
2.4 Patofisiologis
Keadaan hiperglikemia persisten menyebabkan diuresis osmotik sehingga
terjadi kehilangan cairan dan elektrolit. Untuk memertahankan keseimbangan
osmotic, cairan akan berpindah dari ruang intra sel ke dalam ruang ekstra sel. Dengan
adanya glukosuria dan dehidrasi, akan dijumpai keadaan hipernatremia dan
peningkatan osmolaritas. Salah satu perbedaan utama antara KHONK dan KAD
adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHONK. Perbedaan jumlah insulin
yang terdapat pada masing-masing keadaan ini dianggap penyebab parsial perbedaan
di atas. Pada hakikatnya, insulin tidak terdapat pada KAD. Dengan demikian terjadi
penguraian simpanan glukosa, protein, dan lemak (penguraian nutrient yang disebut
terakhir ini akan menghasilkan badan keton dan selanjutnya terjadi ketoasidosis).
Pada KHONK kadar insulin tidak rendah, meskipun tidak cukup untuk mencegah
hiperglikemia (dan selanjutnya dieresis osmotik). Namun, sejumlah kecil insulin ini
cukup untuk mencegah pemecahan lemak. Penderita sindrom KHONK tidak akan
mengalami gejala system gastrointestinal yang berhubungan dengan ketosis seperti
pada KAD

3
2.5 Pathway

2.6 Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas


insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
1. Diet
a. Komposisi makanan :
- Karbohidrat = 60 % – 70 %
- Protein = 10 % - 15 %
- Lemak = 20 % - 25 %
b. Jumlah kalori perhari
- Antara 1100 -2300 kkal
- Kebutuhan kalori basal : laki – laki : 30 kkal / kg BB, Perempuan : 25 kkal / kg
BB
c. Penilaian status gizi :
BB
BBR = x 100 %
TB – 100
Kurus : BBR 110 %
Obesitas bila BBRR > 110 %
Obesitas ringan 120% - 130 %
Obesitas sedang 130% - 140%
Obesitas berat 140% - 200%
Obesitas morbit > 200 %
4
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa
adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
Gemuk : BB x 20 kalori/hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari

2. Latihan jasmani
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi :
Umur diatas 45 tahun
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
Hipertensi > 140 / 90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa
derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4. Obat berkaitan Hiperglikemia
a. Obat hiperglikemi oral :
- Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
- Biguanid ( metformin )
- Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide )
- Inhibitor glucosidase
- Tiosolidinedlones
b. Insulin

Jenis insulin
menurut cara Nama insulin Lama kerja (jam) Mulai kerja (jam ) Kerja max (jam)
kerja
Kerja singkat Actrafit 0.5 2.5-5 4–8
Humolin R 0.5 2.5-5 4–8
Kerja sedang Monotard 1–2 4–6 8 – 24
Insulatard 1–2 4–6 8 – 24
Humulin N 1–2 4–8 8 – 24
Kerja lama Ultratard 2-4 8-24 28

5
2.7 Konsep Asuhan keperawatan
1. Pengkajian ( Primer assessment/primer survey )

a. ( Primer assessment/primer survey )

b. Keluhan Utama

1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit, Keluhan yang paling utama di
keluhkan oleh pasien sehingga masuk rumah sakit

2) Keluhan saat pengkajian, Keluhan yang dikeluhkan pasien saat dilakukan


pengkajian

c. Riwayat Penyakit

1) Riwayat Penyakit Terdahulu, Catatan tentang penyakit yang pernah dialami


pasien sebelum masuk rumah sakit

2) Riwayat Penyakit Sekarang, Catatan tentang penyakit yang dialami pasien saat
ini (saat pengkajian)

3) Riwayat Penyakit Keluarga, Catatan tentang penyakit keluarga pasien yang


berhubungan dengan penyakit saat ini

2. Analisa Data

a. Data Subyektif ( yang kita lihat )

b. Data Obyektif

Primary survey

1) Airway : --

2) Breathing: hiperventilasi, napas bau aseton

3) Circulation: lemah, tampak pucat ( disebabkan karena glukosa Intra Sel


Menurun sehingga Proses Pembentukan ATP/Energi Terganggu)

4) Disability: perubahan kesadaran (jika sudah terjadi ketoasidosis metabolik)

6
Secondary assesment

1) Exposure: -

2) Five Intervension: Glukosa darah: meningkat 100-200 mg/dL, atau lebih,


Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok, Asam lemak bebas : kadar
lipid dan kolesterol meningkat, Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya
kurang dari 330mOsm/l, Elektrolit : Natrium: mungkin normal, meningkat atau
menurun, Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun, Fosfor : lebih sering menurun, Hemoglobin
glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan
kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM) dan
karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak
adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden.

3) Pemeriksaan mikroalbumin, Mendeteksi komplikasi pada ginjal dan


kardiovaskular

4) Nefropati Diabetik, Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit


diabetes adalah terjadinya nefropati diabetic, yang dapat menyebabkan gagal
ginjal terminal sehingga penderita perlu menjalani cuci darah atau hemodialisis.
Nefropati diabetic ditandai dengan kerusakan glomerolus ginjal yang berfungsi
sebagai alat penyaring. Gangguan pada glomerulus ginjal dapat menyebabkan
lolosnya protein albumin ke dalam urine. Adanya albumin dalam urin
(=albuminoria) merupakan indikasi terjadinya nefropati diabetic.

5) Pemeriksaan HbA1C atau pemeriksaan A1C, Dapat Memperkirakan Risiko


Komplikasi Akibat DM HbA1c atau A1C Merupakan senyawa yang terbentuk
dari ikatan antara glukosa dengan hemoglobin (glycohemoglobin). Jumlah A1C
yang terbentuk, tergantung pada kadar glukosa darah. Ikatan A1c stabil dan
dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan sel darah merah) Kadar A1C
mencerminkan kadarglukosa darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan
sebelum pemriksaan. Give Comfort: Nyeri di bagian abdomen karena
ketoasidosis diabetik

7
3. Head to toe

a. Kepala, Bentuk simetris, warna rambut hitam, persebaran rambut merata, kebersihan
cukup, benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada.

b. Muka, Bentuk simetris, agak pucat, edema tidak ada, nyeri tidak ada.

c. Mata, Konjungtiva anemis, reflek pupil ishokor, benjolan tidak ada, nyeri tekan
tidak ada.

d. Hidung, Bentuk simetris, secret tidak ada

e. Telinga, Serumen tidak ada, bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada.

f. Mulut dan Gigi

g. Bentuk simetris, mukosa mulut kering, kebersihan cukup, lidah bersih, pembesaran
tonsil tidak ada.

h. Leher, Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, distensi vena jugularis tidak ada

i. Thorak, Bentuk dada simetris, suara nafas wheezing dan krekel tidak ada, retraksi
otot dada tidak ada

j. Abdomen, Bentuk simetris, lesi tidak ada, peristaltic usus 8 x/menit, pembesaran
hati tidak ada, nyeri lepas dan nyeri tekan tidak ada, asites tidak ada.

k. Ekstermitas, Edema tidak ada, sianosis tidak ada, pergerakan terkoordinir tetapi
lemah.

4. Diagnosa Keperawatan

a. Kurang volume cairan b/d diuresis osmotik (dari hiperglikemia).

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan insulin


( penurunan ambilan dan penggunaan glokosa oleh jaringan mengakibatkan
peningkatan metabolisme protein/lemak)

c. Intoleransi aktivitas b/d penurunan energy metabolic

d. Ansietas b/d kurang informasi tentang penyakit diabetes melitus

8
5. Intervensi Keperawatan

a. Kurang volume cairan b/d diuresis osmotik (dari hiperglikemia).

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Berhubungan dengan:  Fluid balance  Pertahankan catatan intake dan
- Kehilangan volume cairan  Hydration output yang akurat
secara aktif  Nutritional Status : Food  Monitor status hidrasi (
- Kegagalan mekanisme and Fluid Intake kelembaban membran mukosa,
pengaturan Setelah dilakukan tindakan nadi adekuat, tekanan darah
keperawatan selama….. ortostatik ), jika diperlukan
DS : defisit volume cairan teratasi  Monitor hasil lab yang sesuai
- Haus dengan kriteria hasil: dengan retensi cairan (BUN ,
DO:  Mempertahankan urine Hmt , osmolalitas urin, albumin,
- Penurunan turgor output sesuai dengan total protein )
kulit/lidah usia dan BB, BJ urine  Monitor vital sign setiap
- Membran mukosa/kulit normal, 15menit – 1 jam
kering  Tekanan darah, nadi,  Kolaborasi pemberian cairan IV
- Peningkatan denyut nadi, suhu tubuh dalam batas  Monitor status nutrisi
penurunan tekanan darah, normal  Berikan cairan oral
penurunan volume/tekanan  Tidak ada tanda tanda  Berikan penggantian nasogatrik
nadi dehidrasi, Elastisitas sesuai output (50 – 100cc/jam)
- Pengisian vena menurun turgor kulit baik,  Dorong keluarga untuk
- Perubahan status mental membran mukosa membantu pasien makan
- Konsentrasi urine lembab, tidak ada rasa  Kolaborasi dokter jika tanda
meningkat haus yang berlebihan cairan berlebih muncul
- Temperatur tubuh  Orientasi terhadap waktu meburuk
meningkat dan tempat baik  Atur kemungkinan tranfusi
- Kehilangan berat badan  Jumlah dan irama  Persiapan untuk tranfusi
secara tiba-tiba pernapasan dalam batas  Pasang kateter jika perlu

9
- Penurunan urine output normal  Monitor intake dan urin output
- HMT meningkat  Elektrolit, Hb, Hmt dalam setiap 8 jam
- Kelemahan batas normal
 pH urin dalam batas
normal
 Intake oral dan intravena
adekuat

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan insulin


( penurunan ambilan dan penggunaan glokosa oleh jaringan mengakibatkan
peningkatan metabolisme protein/lemak)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Ketidakseimbangan nutrisi NOC:  Kaji adanya alergi makanan


kurang dari kebutuhan a. Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tubuh Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : food nutrisi yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan untuk and Fluid Intake  Yakinkan diet yang dimakan
memasukkan atau mencerna c. Weight Control mengandung tinggi serat untuk
nutrisi oleh karena faktor Setelah dilakukan tindakan mencegah konstipasi
biologis, psikologis atau keperawatan  Ajarkan pasien bagaimana
ekonomi. selama….nutrisi kurang membuat catatan makanan harian.
DS: teratasi dengan indikator:  Monitor adanya penurunan BB dan
- Nyeri abdomen  Albumin serum gula darah
- Muntah  Pre albumin serum  Monitor lingkungan selama makan
- Kejang perut  Hematokrit  Jadwalkan pengobatan dan
- Rasa penuh tiba-tiba  Hemoglobin tindakan tidak selama jam makan
setelah makan  Total iron binding  Monitor turgor kulit
DO: capacity  Monitor kekeringan, rambut kusam,

10
- Diare  Jumlah limfosit total protein, Hb dan kadar Ht
- Rontok rambut yang  Monitor mual dan muntah
berlebih  Monitor pucat, kemerahan, dan
- Kurang nafsu makan kekeringan jaringan konjungtiva
- Bising usus berlebih  Monitor intake nuntrisi
- Konjungtiva pucat  Informasikan pada klien dan
- Denyut nadi lemah keluarga tentang manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan
seperti NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oval

11
c. Intoleransi aktivitas b/d penurunan energy metabolic

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan
 Tirah Baring atau  Toleransi aktivitas klien dalam melakukan
imobilisasi  Konservasi eneergi aktivitas
 Kelemahan menyeluruh Setelah dilakukan tindakan  Kaji adanya faktor yang
 Ketidakseimbangan keperawatan selama …. menyebabkan kelelahan
antara suplei oksigen Pasien bertoleransi terhadap  Monitor nutrisi dan sumber
dengan kebutuhan aktivitas dengan Kriteria energi yang adekuat
Gaya hidup yang Hasil :  Monitor pasien akan adanya
dipertahankan.  Berpartisipasi dalam kelelahan fisik dan emosi
DS: aktivitas fisik tanpa disertai secara berlebihan
 Melaporkan secara peningkatan tekanan  Monitor respon kardivaskuler
verbal adanya kelelahan darah, nadi dan RR terhadap aktivitas (takikardi,
atau kelemahan.  Mampu melakukan disritmia, sesak nafas,
 Adanya dyspneu atau aktivitas sehari hari (ADLs) diaporesis, pucat, perubahan
ketidaknyamanan saat secara mandiri hemodinamik)
beraktivitas.  Keseimbangan aktivitas  Monitor pola tidur dan lamanya

DO : dan istirahat tidur/istirahat pasien


 Kolaborasikan dengan Tenaga
 Respon abnormal dari Rehabilitasi Medik dalam

tekanan darah atau nadi merencanakan progran terapi

terhadap aktifitas yang tepat.

 Perubahan ECG :  Bantu klien untuk

aritmia, iskemia mengidentifikasi aktivitas yang


mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
dan sosial

12
 Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
 Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
 Monitor respon fisik, emosi,
sosial dan spiritual

d. Ansietas b/d kurang informasi tentang penyakit diabetes melitus

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Kecemasan berhubungan NOC : NIC :


dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan

Faktor keturunan, Krisis - Koping kecemasan)

situasional, Stress, perubahan Setelah dilakukan asuhan  Gunakan pendekatan yang


status kesehatan, ancaman selama ……………klien
menenangkan
kecemasan teratasi dgn

13
kematian, perubahan konsep kriteria hasil:  Nyatakan dengan jelas harapan
diri, kurang pengetahuan dan  Klien mampu terhadap pelaku pasien
hospitalisasi mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur dan
mengungkapkan gejala apa yang dirasakan selama
cemas prosedur
DO/DS:
 Mengidentifikasi,  Temani pasien untuk
- Insomnia mengungkapkan dan memberikan keamanan dan
- Kontak mata kurang menunjukkan tehnik mengurangi takut
- Kurang istirahat untuk mengontol cemas  Berikan informasi faktual
- Berfokus pada diri sendiri  Vital sign dalam batas mengenai diagnosis, tindakan
- Iritabilitas normal prognosis
- Takut  Postur tubuh, ekspresi  Libatkan keluarga untuk
- Nyeri perut wajah, bahasa tubuh mendampingi klien
- Penurunan TD dan denyut dan tingkat aktivitas  Instruksikan pada pasien untuk
nadi menunjukkan menggunakan tehnik relaksasi
- Diare, mual, kelelahan berkurangnya  Dengarkan dengan penuh
- Gangguan tidur kecemasan perhatian
- Gemetar
 Identifikasi tingkat kecemasan
- Anoreksia, mulut kering
 Bantu pasien mengenal situasi
- Peningkatan TD, denyut
yang menimbulkan kecemasan
nadi, RR
 Dorong pasien untuk
- Kesulitan bernafas
mengungkapkan perasaan,
- Bingung
ketakutan, persepsi
- Bloking dalam pembicaraan
 Kelola pemberian obat anti
- Sulit berkonsentrasi
cemas:........

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketosis adalah keadaan koma akibat dari


komplikasi diabetes melitus di mana terjadi gangguan metabolisme yang
menyebabkan 1) kadar gula darah sangat tinggi yaitu lebih dari 600mg/dl ,
2)meningkatkan dehidrasi hipertonik dan tanpa disertai ketosis serum, biasa terjadi
pada DM tipe II. Koma hiperosmolaritas hiperglikemik non ketotik (KHONK)
merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan
disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awarness).
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel
beta pulau langerhans.

3.2 Saran

15
DAFTAR PUSTAKA
Waspadji, Sarwono. 2007.Penatalaksanaan DiabetesMelitus Terpadu. Jakarta:Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Doenges, Marilyn E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati. Jakarta : EGC

Isselbacher, K,dkk, editor Asdie,H.(2000).Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit


Dalam.Jakarta:EGC

Kidd, Pamela S, Patty Ann Sturt dan Julia Fultz.(2010).Pedoman Keperawatan Emergensi.
Jakarta:EGC

Lippincot williams and Wilkins.(2011).Nursing the series for clinical excellence, Memahami
berbagai macam penyakit. Jakarta: PT Indeks

Mansjoer,Arif dkk.(2007).Kapita Selecta Kedokteran jilid 1.jakarta: Media Aesculapius


FKUI

Setiadi.(2007).Anatomi dan Fisiologi Manusia.Yokyakarta:Graha Ilmu

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner


& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih. Jakarta : EGC.

Soegondo,Sidartawan dkk.(2011).Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpada.Jakarta: Balai


Penerbit FKUI

Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi delapan.Jakarta :
EGC

Scanlon,Valerie C. Sanders,Tina. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Edisi ketiga.
Jakarta:EGC

Emedicine Journal, Emergency medicine. http://doctorsjournals.wordpress.com/

16

Você também pode gostar