Você está na página 1de 23

KONSEP KEPERAWATAN DALAM ISLAM

Oleh :

ZARA ZETHIRA (14220160052)


AYU RAHMADHANI (14220160053)
DEWI ULFANI (14220160054)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
Kata Pengantar

Puji sykur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyesesaikan tugas makalah tentang “KONSEP
KEPERAWATAN DALAM ISLAM”. Walaupun tugas makalah ini belum dapat
di sajikan secara sempurna, namun kami ingin menyajikan dengan baik.

Dengan selesainya makalah ini kami harap bisa bermanfaat.Namun kami


menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.Untuk
itu kami harap bantuan untuk menyempurnakan makalah ini.

Dengan demikian segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat .
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama,
jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunannya. Setidaknya tiga dari yang telah
disebut berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam
amat kaya tentang tuntutan kesehatan.
Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun
memberikan penjelasan-penjelasan lewat A-.Quran maupun hadits yang
berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang
menjaga kesehatan:
Artinya:”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.Al-Baqarah:222).
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan. Berkaitan dengan tersebut kami membuat makalah yang berjudul
“Konsep Keperawatan Dalam Islam”.
Di era modernisasi seperti sekarang ini, dimana aktivitas kehidupan
manusia yang semakin padat, baik itu seorang pelajar, mahasiswa, pekerja
keras, dan berbagai aktivitas lainnya yang dapat memporsir waktu, sehinnga
tak jarang di antara mereka kurang memperhatikan kestabilan kesehatan tubuh
mereka dan tanpa mereka sadari dan rasakan secara langsung, suatu rasa sakit
atau penyakit serta penurunan kekebalan tubuh diam- diam menyerang
mereka.
Oleh sebab itu, dibutuhkan berbagai profesi kesehatan dalam membantu
mengatasi dan menangani kesehatan masyarakat yang mulai meranggas dan
meresahkan, termasuk perawat.
Akan tetapi, perlu kita ketahui bersama bahwa tidak semua pekerjaan
menangani kesehatan seseorang adalah sebuah profesi, contohnya: dukun
beranak, dapat membantu seorang ibu melahirkan tanpa memiliki bekal lab
skill sebagai seorang bidan ataupun perawat.
Suatu pekaerjaan membutuhkan status profesi agar ia dapat bertindak
secara professional dan terarah sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Tapi
tidak semua orang yang telah mendapatkan status profesi juga dapat bertindak
secara professional.
Sebuah pekerjaan penanganan kesehatan yang tidak memiliki status
profesi akan merasa bahwa segala tindak-tanduk yang dilakukannya untuk
menangani kesehatan idak perlu dilakukan secara maksimal dengan bekal
pengetahuan standar atau sekedar aji mumpung, sehingga ini bukan malah
mengatasi masalah kesehatan, akan tetapi menambah penyakit baru.
Masalah kesehatan masyarakat merupakan sasaran dan objek utama oleh
para profesi kesehatan. Oleh karena itu, penanganannya tidak boleh sembrono
dan asal-asalan. Para profesi kesehatan harus memiliki lab skill yang
terpondasi dengan baik sebelum mereka turun menangani, hingga hal ini dapat
membantu masyarakat mendapatkan kestabilan kesehatan mereka kembali.
Perawat, merupakan penangan kesehatan kedua setelah dokter. Akan tetapi
perlu kita ketahui bahwa perawat bukanlah seorang pembantu dokter karena
perawat memiliki kode etik dan standar asuhan keperwatan yang jelas dan
terarah.
Perawat, sebuah profesi dimana tugasnya adalah mendampingi dan
melayani klien dengan baik, efektif dan professional selama 24 jam, harus
dapat bertindak secara professional dan mengetahui karakteristik profesi yang
dilakoninya. Oleh sebab itu, terbentukalah kode etik dan standar asuhan
keperawatan yang menjadi bekal dan modal penentu, pengarah dalam
menjalankan tugasnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah keperawatan Islam?
2. Apa pengertian keperawatan?
3. Apa pengertian Paradigma Keperawatan dalam Islam ?
4. Apa saja komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam?
5. Apa saja prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan?
6. Apa peran Keperawatan Islam?

C. TUJUAN
Pada penulisan kami ini memberikan sebuah penjelasan tentang paradigma
keperawatan dalam islam agar kita sebagai seorang muslim dapat
mengaplikasikan dalam praktik keperawatan. Demikianlah penulisan ini kami
buat semoga bermanfaat bagi semuanya terkhusus bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH KEPERAWATAN ISLAM

Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu


rasul untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah
Binti Sa’ Ad Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-
tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik dijaman rasul maupun
sesudah kerasulan.

Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad,


mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu
Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.
Apabila kita mau menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama
Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan
dan kebodohan di karenakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak
menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah
Arab di mana Islam telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul
menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan
mengandung ajaran dan nilai-nilai kesehatan seperti: pentingnya menjaga
kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan, mencuci
tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani
Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk
kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di
Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat
membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun
tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang
Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang
terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga
terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga memerintahkan agar para
korban yang terluka di bantu olehnya.

Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat


dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis
belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun
mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia
keperawatan.

Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat,


kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian
yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi
seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan
(human touch) jadi seimbang.

Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan kami
akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia
Islam dari masa ke masa.

1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini
keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars),
pada masa inilah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada
dunia keperawatan.
2. Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah
nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai
muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna
(Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi), bahkan Ar-Razi
sendiri menulis dua karangang tentang ”The Reason why some persons
and common people leave a physician even if he is clever“.
3. Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab
membangun rumah sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang
sakit, dan di rumah sakit tersebut dimulai pemisahan antara kamar
perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti
semua rumah sakit di seluruh dunia.
4. Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat
asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa
ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama
Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.

Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami


ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan
sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah
ada di jaman rasul.

Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan


dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk
dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu
dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.

B. PENGERTIAN KEPERAWATAN
Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk
pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.

Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada


komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita
memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam Islam

Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan, guna menolong orang yang sakit dan untuk meningkatkan
kesehatan. Karena kesehatan merupakan modal untuk menjalani aktivitas,
seperti bekerja, beribadah, dan aktivitas lainnya. Ajaran islam selalu
menekankan setiap orang untuk menjaga kesehatan dan memakan makanan
yang baik dan halal untuk menunjukan bahwa Islam mendukung kesehatan,
sebab makanan merupakan salah-satu penentu sehat atau tidaknya seseorang.
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang
mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan
sesuai dengan syari’ah islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan
aturan-aturan dalam islam.dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa:
”bertolong-tolonglah kamu dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu
bertolong-tolong dalam hal keburukan atau kejahatan”.
dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an menganjurkan
untuk membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada
keadaan sakit.seperti yang dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah
Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah bagaimana cara
bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit. Allah berfirman dalam surat
Al-baqarah ayat 185:
“artinya : allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu”(QS.Al-baqarah;185)
Seperti telah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 168,
172 :
“Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat dibumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa
yang baik-baik yang kami rezeki kepadamu” (Q.S Al-Baqarah: 168,172).
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam
sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang
kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai
atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat
menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan
batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab
selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari
lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan
menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa.
Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa
alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka
profesi perawat tidak bisa dihindari. Keperawatan sangat dibutuhkan, baik
yang dilakukan secara sederhana, tradisional sampai pada yang semi modern
dan supermodern.
Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan
dan pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan
kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu (KBBI, l990: 504).
Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud
Syaltout (l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang
jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat,
peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap
penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll,
menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat
menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang
yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan
tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di
dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat,
sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia
merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu
ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-
maridh wa al-thib). Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan
bahwa pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah
menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim
yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai
penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan,
ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena
Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.

C. PENGERTIAN DAN KOMPONEN-KOMPONEN PARADIGMA


KEPERAWATAN DALAM ISLAM
Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi,
keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi
keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.
Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat
komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:
1. Manusia Dan Kemanusiaan.
Firman Allah SWT:
Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)
Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah
yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh,
dan Psikologis,
Dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan
oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis.
Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar
dan An-Naas.
Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan
dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.
Sebagaimana firman Allah SWT.:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
– bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Manusia memiliki tiga komponen antara lain:
a. Jasad (fisik )
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada
memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang
kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )
b. Ruh.
Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72)
c. Nafs (jiwa)
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
2. Lingkungan
a. Lingkungan Internal:
Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:
Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.
b. Lingkungan Eksternal:
Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun
perawatan, meliputi:
Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual
3. Sehat dan Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat
Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social.
Dilandasi oleh Firman Allah SWT:
Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya,
damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-
olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanya“
Upaya kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Promotif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
b. Prefentif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-
Tahrim : 6)
c. Kuratif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,”
(QS. Asy-Syuara: 80)
d. Rehabilitatif.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-
Ra’du: 11)
4. Keperawatan.
Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan
professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.

D. PRINSIP-PRINSIP ISLAM DALAM KESEHATAN


Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang
kesehatan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:
1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta
benda umat manusia
2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah
3. Justice
4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi
E. PERAN KEPERAWATAN ISLAM
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang bekerja paling lama
berada dengan pasien. Pasien adalah seseorang yang membutuhkan
perawatan.
Ibadah ada dua yakni ibadah maqdah dan ibadah gairah maqdah.Ibadah
maqdah yaitu ibadah yang diharuskan (wajib) contohnya,
sholat,puasa,zakat,haji. Sedangkan ibadah goiroh maqdah yaitu ibadah yang
tidak harus dilakukan tetapi dianjurkan contohnya dzikir,berbuat baik pada
orang lain dll.
Pasien baik yang berada di rumah sakit maupun di luar rumah sakit
memiliki agama yang berbeda.Seseorang wajib beribadah menurut
kepercayaan masing-masing.Ibadah akan mudah dilakukan bagi mereka yan
berstatus sehat.(WHO,1947) Sehat dalah keadaan utuh secara
fisik,jasmani,mental,dan social dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas
dari penyakit cacat,dan kelemahan.
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama
penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres
kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit
tertentu.Bagi mereka yang sakit melakukan ibadah sangat sulit.oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk melakukannya.Dalam hal ini yang membantu
pasien adalah seorang perawat karena sebagaimana ketahui bahwa perawat
sebagai pengganti pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat
sebagai partner pasien. Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan
edukator bagi pasien yang ditanganinya.
Adapun peran perawat dalam membantu pasien dalam beribadah yaitu:
a. Membimbing sholat
Ketika pertama kali bertemu hendaknya memperkenalkan diri
meliputi nama,asal,kontrak waktu,siapa saja yang terlibat dll.Kemudian
perawat mendoakan pasien agar diberikan kesembuhan.
“Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Mahaperkasa lagi Maha
pengampun.” (QS. Al-Mulk:2)
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.”(QS.Al-Fatihah:5) .dan bisa juga doa-doalainya.
Perawat mengkaji agama pasien tersebut dengan mengunakan
komunikasi terapetik.komunikasi terapetik yaitu komunikasi dimana
perawat yang menggunaka pendekatan terencana mempelajari
klien.Apakah islam atau non islam.apabila dia islam maka:
Perawat hendaknya mengingatkan apabila waktu sholat telah datang.
“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang
mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta,
dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan
zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam saat
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah :
177)
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’” (Al-Baqarah :
238)
 Menjelaskan fasilitas yang ada di kamar perawatan (nurse call,
telepon, fasilitas kamar mandi, arah kiblat).
 Menanyakan kepada pasien apakah akan melakukan sholat.
 Mengkaji apakah pasien mampu atau tidak melakukan sholat
sendiri.apabila pasien tidak dapat melakukan sholat sendiri maka
perawat sangat berperan dalam hal ini.perawat harus mampu
membantu pasien,mulai dari wudlu/tayamumnya(apabila tidak bisa
menggunakan air) Perawat mempersiapkan peralatan untuk tayamum
dan pendampingan saat sholat. Apabila dia mampu melakukan sholat
sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut untuk
melakukan sholat.
b. Tata Cara Shalat bagi Orang sakit
 Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan keadaan berdiri, maka
shalat dapat dilakukan dengan posisi duduk
 Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara duduk, maka shalat bisa
dilakukan dengan cara berbaring menghadap kiblat dengan miring di
sisi kanan (lebih baik daripada sisi kiri)
 Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara miring, maka shalat bisa
dilaksanakan dengan cara terlentang, kedua kakinya diarahkan ke
kiblat dan lebih baik kepalanya diangkat sedikit untuk menghadap ke
kiblat
 Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan ruku’ dan sujud, maka
bisa dengan memakai isyarat dengan kepala
 Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan kepala dan mata pada waktu
ruku’ dan sujud, maka bisa dilaksanakan dengan isyarat mata.
 Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan kepala dan mata, maka
shalat dapat dilaksanakan dengan hati.
c. Membingbing pasien dalam berpuasa jika memungkinkan
Dalam hal ini adalah puasa wajib.perawat hendaknya
membangunkan waktu sahur dan membimbing niat serta mengingatkan
waktu imsak ,dan mengngatkan pula ketika buka puasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat
memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya
untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh,
serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk
ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan
dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
d. Membimbing dalam berzakat baik itu zakat fitrah maupun zakat mal
Ketika pasien dirawat kebetulan menjelang idul fitri maka perawat
mengingatkan pasien atau pihak keluarga untuk mengeluarkan zakat
fitrah.perawat mengingatkan untuk mengeluarkan zakat mal apabila telah
diketahui harta yang dimiliki sudah memenuhi untuk zakat. Ibadah gairah
maqdah
e. Baca kitab suci Al- Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya
dalam kehidupan kita
Terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan orang yang sakit,
rahmat allah, karunia, dan kasih sayangnya, dll supaya sang klien lebih
termotivasi untuk sembuh.
Dalam quran disebutkan bahwa Al-quran adalah pelajaran dan obat
bagi penyakit batin serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah lembaga meneliti tentang
menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan Al-quran. Sampel
terdiri dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-quran dan yang tidak
mengerti, semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata
bagi yang mengerti bacaan ayat Al-quran dapat memperoleh kesembuhan
secara bertahap dan yang tidak mengerti bahasa Al-quran juga mengalami
kesembuhan secar kurang intensif dibanding yang mengerti bahasa al-
quran. Dengan membacanya atau mendengarkannya saja sudah bisa
dibuktikan betapa besar daya pengaruh Al-quran bagi manusia yang
mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang sehat dan dapat berpikir
dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan dilaksanakan semua
ajarannya, dijamin,niscaya akan mendatangkan kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
f. Menuntun dzikir kepada Allah
Dengan berdzikir, hati seorang akan terasa tentram. Ini adalah
mutlak, tercantum dalam Al-quran surat al-ra’du : 28 dan sabda Rasulullah
SAW bawa dzikir kepada Allah adalah pengobat hati, dengan syarat ia
harus beriman dan ikhlas. hal ini sesuai dengan penelitian Dr.Moh.Sholeh
M.pd. karena pada hakikatnya sahalat adalah dzikir, maka dzikir yang
ikhlas akan mendatangkan rasa senang, optimis, dan persepsi positif.
g. Ceritakan kisah-kisah dari tokoh-tokoh Islam
Salahsatu cerita tokoh Islam yang memiliki penyakit yang parah
adalah Nabi Ayub as. Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari
penyakitnya, namun banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan
tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang
dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatiny,namun
beliau digambarkan sebagai sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa
dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Allah SWT telah
memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah
sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS.
Shad: 44)
Perawat bisa menjelaskan bahwa banyak manfaat yang bisa diambil dari
kondisi sakit kita, diantaranya bisa lebih mengingat dan bergantung pada
Allah, bisa dihapus dosa kita terutama jika kita sabar terhadap penyakit,
dsb
h. Diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif ruhaniah
Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam
kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara
pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas.
Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan
untuk menjalani kehidupan secara utuh. sedangkan sakit bisa mengganggu
kondisi tersebut. Namun banyak hal yang bisa kita temukan manfaatnya
dari perubahan sehat-sakit tersebut, itu hanya bisa disadari jika kita
membicarakannya dengan perspektif ruhaniah. Salah satunya, pelaksanaan
perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual.
Perawat membagi atau meminjamkan buku-buku berhubungan dengan
spiritual baik pada klien maupun pada keluarga klien.
i. Sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan
Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya
seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya”
HR. Hakim Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
” Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan
diberi ujian” HR. Bukhari”
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu
kemudian Allah SWT memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan
rela (ikhlas) Tidak boleh berputus asa.
Dalam ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala
cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)
”Dan orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan
dengan dia, mereka putus asa dari rahmatku, dan mereka mendapat azab
pasti (QS. Al. Hajr:23) Berbaik sangka
Disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki
sangkaanya kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi bersabda:
”Firman Allah yang Maha Mulia lagi maha besar: Aku berada disisi
sangkaan hambaku saja, yaitu menuruti sangkaan hambaku ketika ia
menyangka terhadap aku” (HR. Bukhari Muslim)
j. Perbanyak dzikir dan berdo’a
Artinya: ”Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku,
maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku….” (QS.
Al Baqarah: 186)
k. Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat
menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu
nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang
berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan
terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.
l. Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari
pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.
Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam,
dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka
penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk
mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah
sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.
BAB III
KESIMPULAN

Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya sebagai


profesi tetapi sebagai bentuk syiar islam, yang mengintegrasikan nilai-nilai
keislaman serta mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
Oleh karena itu empat komponen dari paradigma keperawatan dalam Islam
perlu untuk lebih dicermati sehingga terciptanya seorang perawat professional
yang Islami.
Dari apa yang dijabarkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ketika seorang
menganggap dirinya sebagai seorang professional maka ia harus memliki unsur
bertauhid, amanah, berakhlaq, memiliki ilmu, ikeahlian dan tanggung jawab.
Sebagai sebagai calon perawat sudah seharusnya menganut hal tersebut karena
sebagai landasan seorang perawat yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung:


PT Syamil Media Cipta
 Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas
Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan
 http://ikayuninda.blogspot.com/2013/10/pendekatan-holistik-dalam-
keperawatan.html
 Hidayat, Aziz Alimul. 2002. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
 Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Você também pode gostar