Menurut jurnal “PERAN PETUGAS KESEHATAN MASYARAKAT DALAM
UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU PASCA MDGs 2015” Siti
Uswatun Chasanah dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta untuk menurunkan angka AKI di Indonesia di butuhkan adanya kerjasama dari berbagai pihak kemitraan lintas program dan lintas sektor, adanya dukungan sumber daya program yang memadai, dilakukan pembinaan, pembimbingan, dan pemantauan pada berbagai tingkatan sampai tingkat desa, dilakukan pembinaan kader, pembimbingan dan pemantauan kader secara periodik, berkesinambungan, terarah dan terencana. Bagi Tenaga kesehatan khususnya bidan juga harus dapat memberdayakan masyarakat untuk mengurangi AKI.
Salah satu contoh dari Pemberdayaan masyarakat adalah Primary Health
Care (PHC), Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dan Posyandu, keberhasilan program tersebut tidak lepas dari peran kader karna itu antara petugas kesehatan masyarakat dan kader haruslah tercipta suatu interaksi yang bersifat kemitraan dan supervise. Disinilah peran tenaga kesehatan masyarakat agar dapat membantu dan memfasilitasi kader dalam memperoleh kredibitasnya dan membekali para kader dengan pengetahuan yang cukup. tenaga kesehatan perlu memberikan advokasi dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk melakukan pemasaran sosial tentang bagaimana menjaga kesehatan selama masa kehamilan, secara periodik sehingga kader lebih percaya diri dalam pemberdayaan masyarakat. Pembinaan dan pengembangan kader memerlukan unsur kesukarelaan, karena kader bertugas secara sosial. Akan tetapi tidak berarti seorang kader tidak memerlukan penghargaan baik yang bersifat non-material ataupun yang bersifat material. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sistem penghargaan, di mana fungsi sebagai kader merupakan sesuatu yang menimbulkan kebanggaan dan kepuasan.
Selain itu pemerdayaan masyarakat yang dapat dikembangkan untuk menurunkan
AKI yaitu pemaksimalan fungsi posyandu. masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam pemberian informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar masyarakat mendekatkan pelayanan kesehatan dasara terutama berkaitan dengan peningkatan kesehatan ibu, dan penurunan angka kematian bayi. Sayangnya masih banyak daerah di Indonesia yang belum menjalankan fungsi Posyandu sebagaimana mestinya sehingga meski sudah memiliki banyak posyandu tapi tidak memiliki dampak yang berarti untuk menurunkan AKI dan peningkatan kesehatan ibu.
Selain itu Kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat dapat menjadikan peran
tenaga kesehatan masyarakat lebih bermakna. Pemimpin yang tepat dapat menggairahkan pembangunan kesehatan. Mampu menjadikan dalam masyarakat yang mandiri dan berjiwa inovasi dalam mengatasi dan membuat kebijakan dalam penyelesaian masalah angka kematian ibu, dengan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan AKI di Indonesia.
Selain itu untuk menurunkan AKI di Indonesia di perlukan pengembangan
masyarakat dengan model aksi sosial karna model aksi sosial melakukan pengembangan masyarakat lebih terorganisir, terarah dan sistematis sehingga kita bisa melihat dan menentukan masalah yang menyebabkan AKI di Indonesia masih tinggi. Keterlibatan aktif dari masyarakat juga menjadi peran kunci dari metode ini guna mendukung keberhasilan program dan juga agar dapat menggerakan masyarakat dalam tindakan langsung pemecahan masalah.