Você está na página 1de 11

Pembelajaran Bahasa Inggris yang Aktif dan Menyenangkan bagi Anak-

Anak melalui PEC (Pandanretno English Club)

A. Pendahuluan

Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia semakin


berjalan dengan dinamis, mulai dari berkembangnya perdagangan bebas, dan juga
semakin banyak berdirinya beberapa perusahaan milik asing di Indonesia, yang
membuat penggunaan bahasa internasional seperti bahasa Inggris semakin penting
untuk dikuasai. Bahasa inggris merupakan bahasa internasional dunia. Hampir
seluruh Negara di dunia mempelajari bahasa inggris untuk berkomunikasi satu
sama lain. Seiring dengan perkembangan dan pesatnya kemajuan jaman, Bahasa
Inggris menjadi hal yang wajib dipelajari sejak dini (Hoed, 2014). Pembelajaran
sejak dini sangat dianjurkan mengingat daya tangkap yang masih sangat cepat
dibandingkan masa-mas lainnya. Adapun lainnya, belajar Bahasa asing dirasa
perlu untuk menunjang masa depan seseorang di jaman yang sangat ketat
persaingan seperti saat ini.

Faktanya, memang tidak gampang untuk mengajarkan anak sejak dini,


bukan hanya bahasa Inggris saja, akan tetapi hal-hal lainnya. Dalam mengajarkan
bahasa Inggris kepada anak usia dini tentu mempunyai cara yang sangat berbeda
jika dibandingkan dengan remaja atau dewasa. Pada usia dini, anak-anak hanyalah
bisa diajarkan pondasi-pondasinya saja dan mereka diajarkan dengan cara yang
mereka ketahui yaitu bermain, akan tetapi bukan sekedar bermain. Bermain di sini
adalah bermain yang diarahkan. Melalui bermain yang diarahkan, anak-anak
tersebut bisa belajar banyak hal. Apalagi pada saat bermain keadaaan otak anak
sedang tenang karena ia merasa senang dan ceria. Bila keadaan otak anak dalam
keadaan tenang tentu saja ilmu bisa masuk dan tertanam dengan mudah dan baik.

Manfaat anak menguasai bahasa asing yaitu memiliki kelebihan dalam hal
intelektual yang fleksibel, keterampilan akademik, berbahasa dan sosial. Selain
itu, anak akan memiliki kesiapan memasuki suatu konteks pergaulan dengan
berbagai bahasa dan budaya. Sehingga ketika dewasa anak akan menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas dan bisa berprestasi. Muharmis (2007)
menambahkan bahwa pemahaman dan apresiasi anak terhadap bahasa dan
budayanya sendiri juga akan berkembang jika anak mempelajari bahasa asing
sejak dini. Alasannya karena mereka akan memiliki akses yang lebih besar
terhadap bahasa dan budaya asing.

Oleh karena inilah penulis mencoba untuk mengkaji masalah ini dengan
rasionalisasi bahwa Bahasa asing, dalam hal ini Bahasa Inggris wajib untuk
dikenali sejak dini melalui salah satu kegiatan yang disebut Pandanretno English
Club (PEC) dengan pendekatan theme-based (berbasis tema / tematik). Adapun
sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak PAUD dan sekolah dasar (SD) kelas 1-
6 di dusun Pelas, Desa Pandanretno.

B. Metode

Metode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah metode eksperimental.


Metode eksperimental merupakan metode yang menguji suatu ide, praktek atau
prosedur untuk menentukan hasil atau variabel dependen. Metode eksperimental
berisikan cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan (Sudjana, 2004). Penerapan
dalam metode ini menggunakan penerapan EYL (English For Young Learner )
dengan theme-based pada anak-anak PAUD dan sekolah dasar yang ada di Dusun
Pelas, Desa Pandanretno dengan tujuan meningkatkan pemahaman terhadap
bahasa asing khususnya bahasa Inggris.

Adapun langkah dari metode ekperimental ini adalah:

1. Melakukan survey ke lembaga-lembaga pendidikan untuk mengetahui


sejauh mana anak-anak mengenal bahasa Inggris
2. Memberikan pengenalan langsung terhadap bahasa asing langsung pada
sasaran didik baik di lembaga terkait ataupun di serambi Masjid.
3. Memberikan praktek kepada sasaran didik berupa pembelajaran bahasa
inggris mendasar dengan nuansa Fun English secara-berangsur
4. Mengevaluasi hasil dari pembelajaran.
Tujuan dari adanya tahapan-tahapan diatas adalah untuk meningkatkan
minat anak-anak terhadap bahasa asing sebagai sarana mengembangkan diri
mereka. Semua tahapan dari metode ini harus dijalankan secara bertahap dan
diperhatikan dengan baik agar hasil yang diharapkan dapat diperoleh. Kegiatan
ekperimental ini melibatkan sasaran didik secara langsung sehingga hasil yang
didapat terlihat jelas di lapangan setelah melakukan adanya praktek pengajaran.
Adapun hal lainnya, lokasi dan sarana yang digunakan dalam rangka menerapkan
metode ini disesuaikan dengan tujuan dari kegiatan ini sehingga sasaran didikpun
mendapatkan input di waktu tempat yang disesuaikan.

C. Pelaksanaan dan Pembahasan

Pandanretno English Club (PEC) ialah salah satu program kerja KKN
yang berbentuk bimbingan belajar dimana diimplementasikan pembelajaran
berdasarkan tema-tema tertentu, dan diajarkan dengan beragam aktivitas yang
dikemas secara aktif dan menyenangkan seperti menyanyi, mendongeng dan
crafting. Program kerja PEC ditujukan untuk anak-anak tingkat PAUD hingga
SD. Untuk waktu pelaksanaan dari program ini yaitu sekali dalam seminggu
dengan tema yang berbeda serta dilakukan pada waktu setelah anak-anak telah
pulang dari sekolah. Sedangkan tempatnya yaitu di serambi Masjid Abdul Jalil
Muhammad, Dusun Pelas. Untuk pengajar sendiri merupakan gabungan dari 3
orang mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UNY dan dibantu oleh anggota
kelompok KKN Unit 265.

Sebelum melaksanakan program PEC, dilakukan pengamatan terlebih


dahulu di lingkungan sekolah di PAUD Bintang Pelita Hati. Untuk lebih
mengetahui kemampuan anak dalam berbahasa Inggris, dilakukan interview
terhadap pengajar di PAUD tersebut. Pada kesempatan tersebut, Ibu Umi selaku
kepala PAUD memberikan penjelasan bahwa anak-anak sebagian besar masih
belum mengenal baik bahasa asing seperti bahasa Inggris. Dalam pengucapan pun
masih dirasa “belepotan”. Hal ini pun masih dapat dimaklumi karena kurangnya
input untuk anak-anak dan sarana pembelajaran supaya anak lebih tertarik untuk
belajar bahasa Inggris.
Setelah mendapatkan data, dilanjutkan pembuatan materi tematik untuk
program PEC, dan disesuaikan metode pengajaran serta media yang digunakan.
Pada pertemuan pertama, materi pembelajaran yang diajarkan adalah ungkapan
salam dan sapaaan. Penyampaian materi menggunakan lagu “Hi how are you”
yang mudah dan menyenangkan serta menggunakan gerak tangan dan mimik
wajah sebagai pelengkap agar anak-anak mudah tertarik. Adapun lagu-lagu lain
yang diajarkan dengan teknik serupa, yaitu “Good Morning, Where is?, dan Good
Bye Good Bye, See You Again”. Anak-anak pun tampak antusias dan kerap kali di
luar bimbel mereka menyanyikan lagu-lagu yang telah diajarkan. Lagu-lagu
tersebut akan terus dinyanyikan pada setiap pertemuan supaya anak-anak secara
tak sadar mempelajari bagaimana cara menyapa dan memberi salam kepada orang
lain menggunakan bahasa Inggris serta mereka pun dapat menjawabnya dengan
baik.

Gambar 1. Pengenalan Lagu Sapaan

Adapun pada pertemuan kedua dengan tema cita-cita. Dengan


menanyakan apa saja cita-cita anak-anak, kemudian melalui presentasi minimalis
menjelaskan berbagai macam profesi yang dicita-citakan anak-anak serta bersama
mengungkapan pengucapan nama-nama profesi menggunakan bahasa Inggris
yang baik. Sehingga mereka mengetahui apa bahasa Inggris dari profesi / cita-cita
yang mereka dambakan nanti. Pada akhir pertemuan, anak-anak diajak untuk
crafting, membuat topi koki sederhana dengan mengikuti langkah-langkah yang
diberikan. Anak-anak juga mempelajari secara tidak langsung ungkapan perintah
dalam bahasa Inggris. Nantinya apa yang mereka buat pada waktu tersebut, akan
mereka bawa dan digunakan untuk pertemuan selanjutnya, sesuai dengan temanya
yaitu makanan.

Untuk pertemuan ketiga, seperti yang sudah dijelaskan secara singkat


sebelumnya, anak-anak membawa topi koki. Mulanya mereka diajarkan bahasa
Inggris berbagai macam makanan dengan presentasi dan lagu “Do You Like…?”.
Dengan menggunakan lagu tersebut, anak-anak sekaligus belajar bagaimana cara
untuk menanyakan kesukaan kepada orang lain serta menjawab pertanyaan
tersebut. Pada setiap pertemuan tentu, pengajar mencoba untuk mengetahui
bagaimana pengucapan anak, bila kurang betul maka akan diulangi hingga mereka
benar-benar bias mengucapkan dengan baik. Sampai dipenghujung pertemuan
dengan tema makanan, anak-anak bersama pengajar membuat Sandwich dengan
langkah-langkah sederhana. Mereka pun juga mampu menyebutkan apa-apa saja
bahan yang diperlukan untuk membuat sandwich. Tak lupa ketika mereka
membuat sandwich, memakai topi koki agar terlihat seperti koki sungguhan dan
hal tersebut semerta-merta agar mereka “enjoy” dengan kegiatan yang ada.

Dilanjutkan pada pertemuan keempat, anak-anak akan diberikan materi


tentang binatang. Pada pertemuan ini pengajar lebih mengarahkan anak-anak
untuk belajar bahasa Inggris tentang binatang ternak seperti sapi, domba, dsb.
Dengan mendongeng kan anak-anak tentang “Three Little Pigs” dan
menyanyikan Lagu “Old Mc Donald had a farm”, mampu membius anak-anak
kedalam suasana belajar yang menyenangkan. Tak hanya mengenal nama
binatang dengan bahasa Inggris, namun juga bagaimana binatang-binatang
tersebut bersuara, seperti moo-mooo = cow (sapi), quack-quack=duck(bebek),
oink-oink = pig (babi) dan masih banyak lagi.

Pada pertemuan terakhir, anak-anak mengenal bagian-bagian tubuh.


Diajarkan dengan lagu “Head, Shoulders, Knees, and Toes”/ Kepala, Pundak,
Lutut, Kaki dalam bahasa Indonesia-nya, mampu menarik perhatian anak-anak.
Terlebih, lagu ini menggunakan gerakan tubuh yang membuat anak semakin
bersemangat mengikuti kegiatan. Juga pengajar tak lupa mencoba pemahaman
dan fokus anak-anak tentang bagian-bagian tubuh menggunakan game “Simon
Says”.

Gambar 5. Menyanyikan lagu “Head Shoulders Knees and Toes”

Dalam terlaksananya program, partisipasi masyarakat cukup membantu


dan mendorong kelancaran kegiatan program PEC atau bimbingan belajar Bahasa
Inggris. Bentuk partisipasi yang terjadi dalam masyarakat, antara lain;

 Anak-anak didik semangat mengajak teman-teman dekatnya untuk datang


dan ikut berlajar Bahasa Inggris
 Anak-anak sepulang sekolah menyempatkan mampir untuk belajar bahasa
Inggris.
 Orang tua mengantar dan membujuk anak-anaknya untuk mengikuti
bimbingan belajar yang diselenggarakan.

Hasil

Hasil dari program PEC dapat dikatakan:

- Anak-anak didik mengenal Bahasa inggris sebagai Bahasa yang dapat di pakai
di berbagai belahan dunia.
- Anak-anak didik di tempat bimbel mulai mengetahui metode serta kegiatan
aktif, variatif dan menyenangkan dalam pengajaran yang memudahkan belajar
bahasa inggris.
- Anak-anak didik dapat mengucapkan dengan jelas kata kata sederhana dalam
Bahasa inggris.
Untuk kegiatannya sendiri, secara kuantitatif dapat dijabarkan dalam table berikut
yang menjelaskan waktu pelaksanaan, tema, dan jumlah peserta yang mengikuti
kegiatan atau program PEC, antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal PEC dan Jumlah Peserta

Hari, tanggal Pukul Tema Jumlah Peserta


Sabtu, 28 Juli 2018 15.00 – 17.00 Hi and Hell” 11 anak
WIB
Sabtu, 4 Agustus 14.00 – 16.00 What I want to be 14 anak
2018 WIB
Selasa, 14 Agustus 13.00 – 15.00 Meal Time 12 anak
2018 WIB
Sabtu, 18 Agustus 13.00 – 15.00 Going to the zoo 10 anak
2018 WIB
Minggu, 26 Agustus 13.00 – 15.00 My Body 13 anak
2018 WIB

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam menjalankan suatu program, pasti ada sebuah hambatan. Sama


halnya bagi mahasiswa KKN dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika
tanpa hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan rintangan yang dihadapi
tidaklah menjadi hal yang menghentikan program yang penulis akan jalankan dan
tetap memberikan ilmu yang sebanyak-banyaknya kepada warga masyarakat
Dusun Pelas si Desa Pandanretno. Hal ini justru kami jadikan tantangan yang
memicu keinginan yang semakin besar untuk dapat memanfaatkan segala yang hal
yang ada untuk mendukung program kerja yang penulis persiapkan.

Dari beberapa program kerja khususnya dalam program bahasa Inggris,


khususnya di dusun Pelas, kami menemukan beberapa faktor yang menjadi
pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam menjalankan program,
diantaranya:
Faktor pendukung:

 Keinginan kami untuk dapat membantu dan memberikan metode yang


menyenangkan anak-anak untuk belajar bahasa Inggris di dusun Pelas desa
Pandanretno agar mendapat pendidikan tambahan diluar jam sekolah terutama
di mata pelajaran Bahasa Inggris.
 Adanya antusiame yang tinggi baik dari pihak orang tua beserta anak-anak di
dusun Pelas untuk belajar dan lebih banyak belajar membuat kami semakin
ingin memberikan banyak ilmu yang kami punya kepada mereka.

Selain faktor pendukung, adapula faktor penghambat yang juga sedikit


banyak berpengaruh dalam pelaksanaan program ini yaitu:

 Dari segi pembagian waktu yang sedikit sulit kami kondisikan berkenaan
dengan kegiatan anak didik kami di lingkungan sekolah seperti ekstrakurikuler
pramuka dan belajar kelompok.
 Faktor yang menjadi penghambat lainnya adalah sulitnya mensosialisasikan
adanya bimbel bahasa Inggris atau PEC dikarenakan jadwal yang tidak tentu
baik dari pihak mahasiswa KKN maupun anak-anak sekolah.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, khususnya penulis melakukan program KKN sesuai


dengan kemampuan dan keahlian di bidang kebahasaan, karena penulis
merupakan mahasiswa di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Terdapat sebuah
program dari salah satu anggota kelompok tersebut atau penulis sendiri yakni
Pandanretno English Club (PEC). Dimana PEC dilakukan dengan metode
eksperimental, yang melibatkan secara langsung sasaran dari program tersebut
untuk merasakan proses dan hasil dari kegiatan yang dilakukan. Program tersebut
merupakan program bimbingan belajar pengenalan bahasa Inggris untuk anak-
anak berbasis tematik dimana kegiatan didalamnya dilaksanakan secara aktif dan
menyenangkan.
Program yang dilakukan penulis ialah bimbingan belajar diluar lingkup
sekolah. Hasil dari pengajaran yang kurang lebih selama lima minggu di dusun
Pelas, ada perubahan dari sikap dan cara pandang anak-anak yaitu;

- Anak-anak didik mulai mengenal berbagai variasi cara mengajar sehingga


dalam belajar Bahasa inggris mereka tidak bosan karena setiap kegiatan
selalu berganti cara mengajarnya.
- Anak-anak didik di tempat bimbel mulai menyukai Bahasa Inggris dan
selalu mengingat-ingat apa yang sudah diajarkan.
- Anak-anak didik dapat mengucapkan dengan baik kata kata sederhana
dalam Bahasa Inggris.

Rekomendasi

Ada saran yang penulis ingin sampaikan kepada masyarakat khususnya


warga Dusun Pelas:

Sebaiknya banyak diadakan penyuluhan kepada pada orangtua mengenai


bagaimana membimbing anak saat belajar karena pada umumnya anak-anak yang
berada di dusun Pelas sudah memiliki semangat belajar yang tinggi dan hanya
perlu SDM pembimbing yang memiliki kemampuan lebih agar dapat
membimbing anak-anak. Adapun tambahan lainnya, mengenai Bahasa Inggris
haruslah diajarkan sejak dini melalui pendekatan theme-based dengan berbagai
kegiatan yang variatif seperti menyanyi, mendongeng dan crafting.

Daftar Pustaka

Hoed, Benny. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas
Bambu

Sudjana, Anna. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensido Offset

Muharmis. 2007. Perkembangan Kemampuan Berbahasa Anak TK. Pekan Baru :


Dinas Pendidikan.
BIODATA PENULIS

Peter Eka Sanjaya atau biasa dipanggil Peter oleh orang-


orang disekitarnya memiliki hobi mendengarkan music
dan menyanyi. Ia lahir di Sleman pada tanggal 22 Mei
1997 dari pasangan Sugiyanto dan Sarjiyem. Peter
memiliki seorang saudara perempuan bernama Linda
yang masih menempuh pendidikan tingkat menengah
pertama.

Sang kakak dari Linda ini pertama kali masuk sekolah di TK Pertiwi
Gondanglegi, kemudian melanjutkan di SD Muhammadiyah Gondanglegi (lulus
tahun 2009). Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMP Negeri 1 Sleman
hingga tahun 2012. Dan kemudian melanjutkan sekolah lagi ke SMA Negeri 1
Pakem dan lulus tahun 2015. Di SMA ini dia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Dewan Ambalan (DA) Pramuka, Silat dan juga aktif dalam organisasi OSIS.
Bahkan ia pun sempat menjabat sebagai Sie. Apresiasi Seni di sekolahnya. Pada
saat ini, dia sedang menempuh jenjang perkuliahan dengan program studi
Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY). Dia pun aktif mengikuti berbagai kegiatan non-akademik di
kampus seperti, bergabung dengan salah satu komunitas musik di FBS yaitu
Edsacoustic juga ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program kerja himpunan
mahasiswa bahasa Inggris, English Department Student Association (EDSA).

Peter yang merupakan penulis dari artikel ini memiliki cita-cita dalam beberapa
tahun mendatang, lulus dengan nilai yang baik, mendapat pekerjaan yang
didambakan juga halal, serta membina keluarga bersama orang tercinta. Anak
yang juga ingin menjadi menyalurkan bakatnya dibidang seni dengan menyanyi
ini juga memiliki cita-cita untuk memberangkatkan Haji kedua orang tuanya yang
sudah merawatnya sejak kecil di kemudian hari.

Akhir kata, penulis mengucapkan segala syukur dan berterima kasih terhadap
segala bentuk dukungan yg diberikan kepada penulis dalam penyelesaian artikel
individu kuliah kerja nyata berjudul

Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca, terlebih
untuk mereka yang akan melaksanakan program KKN di tahun mendatang.

Você também pode gostar