Você está na página 1de 10

KANTOR HUKUM PAULUS HABUR, SH & PARTNER’S

ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM


Alamat : Jln. Pelita, RT/RW.034/010, Wae Palo, Kel. Watu
Kec. Langke Rembong
Kabupaten Manggarai – NTT
No. HP : 0852 5306 1774

Ruteng, 25 September 2017

Kepada Yth.
Bapak Ketua Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Ruteng
Yang mengadili perkara Perdata
Reg. No. 22/pdt.G/2017/PN.RTG
Di
Ruteng

Perihal : Jawaban/sangkalan disertai gugatan rekonvensi dan eksepsi


Perkara Reg. No. 22/pdt.G/2017/PN.RTG tanggal 3 Agustus 2017

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Paulus Habur, SH
Pekerjaan : Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum Paulus Habur, SH
& Partners
Alamat : Jln. Pelita, RT/RW. 034/010, Wae Palo, Kel. Watu, Kec. Langke Rembong,
Kabupaten Manggarai – NTT

Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 14 Agusuts 2017 dan terdaftar di Pengadilan Negeri
Ruteng No. 64/KS/PDT/2017/PN.RTG dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Gabriel
Ganggur beralamat Rohak, Desa Bangka Dese, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai,
jenis kelamin laki-laki, bangsa Indonesia, pekerjaan petani, agama katolik, sebagai Tergugat
dalam perkara perdata Reg. No. 22/pdt.G/2017/PN.RTG tanggal 3 Agustus 2016 melawan
Kasmir Pait dkk, sebagai para Penggugat. Atas gugatan tersebut dengan ini Tergugat
mengajukan jawaban/sangkalan, eksepsi dalam konvensi disertai gugatan balasan (rekonvensi)
sebagai berikut:

1
I. DALAM KONVENSI
1.1 TENTANG EKSEPSI
1. Bahwa mencermati dalil gugatan para Penggugat angka 1 gugatan, kalimat terakhir
yang berbunyi : Dalam hal ini kelimanya mewakili kepentingan masyarakat
kampung/persekutuan Adat Gendang Rohak. Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud
dengan kepentingan?
2. Bahwa mengenai apa yang dimaksud dengan kepentingan, Undang-undang tidak
memberikan penjelasan/pengertian. Pengertian kepentingan dapat diperoleh dari
doktrin atau yurisprudensi perdata.
3. Bahwa dengan mengadopsi pengertian kepentingan menurut Indroharto, SH., dalam
bukunya yang berjudul “Usaha memahami undang-undang tentang peradilan Tata
Usaha Negara” buku II hal. 37 dan yurisprudensi perdata, pengertian kepentingan
mengandung dua (2) arti, yaitu:
1) Kepentingan yang menunjuk kepada nilai yang harus dilindungi oleh hukum yang
meliputi:
a) Kepentingan dalam kaitannya dengan yang berhak menggugat, yaitu
kepentingan Penggugat sendiri bersifat pribadi, langsung dan objeknya dapat
ditentukan.
b) Kepentingan dalam kaitannya dengan keputusan Tata Usaha Negara yang
menimbulkan akibat hukum yang merugikan diri Penggugat itu sendiri secara
langsung.
2) Kepentingan berproses, artinya apa yang hendak dicapai dengan melakukan proses
gugatan yang bersangkutan.
 Bahwa bertitik tolak dari pengertian kepentingan dikaitkan dengan dalil para
Penggugat angka 1 gugatan, yang berbunyi: Dalam hal ini kelimanya memiliki
kepentingan masyarakat kampung/persekutuan adat gendang Rohak
dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki moso/pembagian di atas
Lingko Rohak dari kelima para Penggugat nama-nama Penggugat I Kasmir
Pait, Penggugat IV Tadeus Pambut, Penggugat V Simon Jemat, ketiga-
tiganya tidak memiliki moso/pembagian di atas Lingko Rohak. Pertanyaannya
adalah kepentingan dalam kaitannya dengan yang berhak menggugat dari
Penggugat I, IV dan V dalam perkara aquo yaitu kepentingan sendiri yang
bersifat pribadi, langsung dan objeknya dapat ditentukan yang mana? Karena
para Penggugat I, IV, V tidak memiliki tanah/moso di atas Lingko Rohak. Dan
2
dalam kepentingan berproses dalam perkara aquo Penggugat I, IV dan V apa
yang hendak dicapai dengan melakukan proses gugatan yang bersangkutan
yang mana? Dengan demikian para Penggugat tidak mmepunyai hubungan
hukum dan tidak mempunyai kepentingan yang cukup dan layak serta tidak
mempunyai dasar hukum yang dapat diterima sebagai dasar melakukan tuntutan
terhadap Tergugat (Gabriel Ganggur).
 Bahwa bertitik tolak dari BERITA ACARA PENYELESAIAN SENGKETA
TANAH PASIR DI LINGKO ROHAK NO: KCL/151/1/2017 TANGGAL
18 JANUARI 2017 (BUKTI TI), Kuasa Tergugat berkesimpulan bahwa
dikatakan ada ada kepentingan dalam perkara aquo apabila ada hubungan
hukum antara para Penggugat dengan objek sengketa yang sifatnya langsung
dan terkait dengan tanah objek sengketa dibuktikan adanya penguasaan fisik
secara nyata, bertahun-tahun dengan itikat baik adalah pihak terlapor 8 orang.
Dan secara logika hukum justru 8 orang inilah yang seharusnya memiliki “Legal
Standing” mempunyai hak gugat dalam perkara aquo, bukan para Penggugat
seperti halnya dalam perkara aquo. Dan karena itu hemat kuasa Tergugat
gugatan para Penggugat dalam perkara aquo tidak dapat diterima. Karena tidak
memiliki kepentingan dalam perkara aquo. Dengan demikian hemat kuasa
Tergugat POKOK PERKARA DALAM PERKARA AQUO TIDAK
PERLU DIPROSES karena para Penggugat tidak memiliki Legal Standing
yang jelas dan lagipula (bukti T1) belum dibatalkan oleh sebuah forum baik
forum LIGITASI maupun NONLIGITASI.
 Bahwa bertitik tolak dari dalil para Penggugat angka 2 gugatan, yang berbunyi:
bahwa Tergugat merupakan salah seorang warga persekutuan adat gendang
Rohak, terhadap poin ini justri cikal bakal lemahnya Legal Standing/hak gugat
para Penggugat dalam perkara aquo yang kontradiktif dengan dalil para
Penggugat angka 1 gugatan yang berbunyi: Dalam hal ini kelimanya mewakili
kepentingna masyarakat kampung/persekutuan adat Gendang Rohak. Fakta-
fakta hukum justru keluarga besar Tergugat (Gabriel Ganggur), keluarga besar
Rofinus Mago, keluarga besar Andreas Limbas dan keluarga besar Rohak
lainnya tidak menyetujui perbuatan para Penggugat menggugat lagi Tergugat
(Gabriel Ganggur) yang telah secara “ikhlas” pasir miliknya dikuasai oleh
masyarakat kampung/persekutuan adat gendang Rohak dari tahun 1992-2016
(29 tahun), menunjuk bahwa legal standing/hak gugat Penggugat perkara aquo
3
tidak jelas. Sikap keluarga besar keluarga Tergugat, keluarga besar Rofinus
Mago, keluarga besar Andreas Limbas dan keluarga besar lain Rohak lagi-lagi
tidak menyetujui perbuatan para Penggugat untuk jelasnya pada fase
pembuktian. Dan karena itu sepantasnya hemat kuasa Tergugat POKOK
PERKARA DALAM PERKARA AQUO TIDAK PERLU DIPROSES. Dan
lagi-lagi yang paling fatal legal standing/hak gugat para Penggugat dalam
perkara aquo tidak jelas adalah surat para Penggugat tertanggal 13 Juni 2017
(bukti T2), yang justru kontradiktif dengan berita acara penyelesaian tanah
sengketa tanggal 18 Januari 2017 (bukti T1), menunjuk lagi-lagi Legal
Standing/hak gugat para Penggugat tidak jelas. Dengan demikian hemat kuasa
Tergugat POKOK PERKARA DALAM PERKARA AQUO TIDAK
PERLU DIPROSES.
 Bahwa, bertitik tolak pada “BERITA ACARA PENYELESAIAN
MASALAH TANAH SENGKETA TANGGAL 18 JANUARI 2017 jo
PENYELESAIAN TANAH SENGKETA DI GENDANG ROHAK
TANGGAL 20 NOVEMBER 2016” yang mana 2 forum penyelesaian
NONLIGITASI tersebut belum ada forum penyelesaian NONLIGITASI
maupun forum penyelesaian LIGITASI yang membatalkannya, maka hemat
kuasa Tergugat 2 forum penyelesaian NONLIGITASI tersebut di atas adalah
tetap sah dan mengikat sehingga sah pula penguasaan tanah sengketa oleh
Tergugat (Gabriel Ganggur), dengan demikian hemat kuasa TERGUGAT
POKOK PERKARA DALAM PERKARA AQUO TIDAK PERLU
DIPROSES.
 Bahwa mudah-mudahan dalil para Penggugat angka 21 gugatan, bagian posita
dan angka 2 gugatan bagian potitum apakah salah ketik atau keliru dimana
dikatakan: tindakan perbuatan melawan hukum penyerobotan tanah, kuasa
Tergugat melihat pada bagian perihal gugatan disana hanya disebut perihal:
Gugatan. Tidak disebut perihal: Gugatan tindakan perbuatan melawan hukum
penyerobotan tanah. Sebab ketika itu tidak salah ketik atau keliru maka terpaksa
kuasa Tergugat secara tegas menolak dalil-dalil seperti itu dalam perkara aquo.
Alasannya, menurut hemat kuasa Tergugat antara perbuatan melawan dan
penyerobotan tanah kaidah hukumnya jauh berbeda, dimana perbuatan
melawan hukum adalah domain hukum perdata ex pasal 1365 KUH Pidana.
Dengan demikian gugatan para Penggugat terhadap poin ini adlaah kabur
4
(obscuur libel) dan karena itu POKOK PERKARA DALAM PERKARA
AQUO TIDAK PERLU LAGI DIPROSES.
4. Bahwa yang menjadi objek gugatan para Penggugat dalam perkara aquo adalah apakah
benar tanah sengketa adalah “tanah umum”? untuk menjawab pertanyaan tersebut
adalah pada fase pembuktian, tetapi terhadap dalil ini Tergugat menyangkalnya dengan
tegas menyatakan bahwa dalil itu adalah tidak benar. Yang benar adalah bahwa yang
menjadi objek gugatan seharusnya adalah “BERITA ACARA PENYELESAIAN
SENGKETA TANAH PASIR DI LINGKO ROHAK No. Kcl/15/1/2017 Tanggal 18
Januari 2017.” Dan itu pun yang berhak menggugat adalah pihak terlapor dalam berita
acara tersebut. Yang terdiri dari 8 orang, bukan para Penggugat, selain itu yang menjadi
objek gugatan adalah tentang BENAR TIDAKNYA PENYELESAIAN SECARA
ADAT DI GENDANG ROHAK TANGGAL 20 NOVEMBER 2016 TENTANG
PENYELESAIAN MASALAH TANAH PASIR DI LINGKO ROHAK DIMANA
PADA PENYELESAIAN TERSEBUT TELAH DITEGASKAN BAHWA
TANAH TERSEBUT ADALAH MILIK TERGUGAT (GABRIEL GANGGUR),
dengan demikian hemat kuasa Tergugat 2 forum penyelesaian “NONLIGITASI”
tersebut adalah tetap sah dan mengikat dan menjadi fakta-fakta hukum yang lengkap
dari Tergugat menguasai tanah objek sengketa dari tanggal 19 November 2016 sampai
sekarang yang sekiranya sangat relevan dalam hubungan dengan penguasaan tanah
objek sengketa oleh Tergugat sehingga hemat kuasa Tergugat tidak ada urgensinya lagi
UNTUK MEMPROSES POKOK PERKARA DALAM PERAKARA AQUO.
Maka berdasarkan uraian-uraian dan alasan-alasan hukum tersebut di atas, Tergugat
mohon kepada majelis hakim untuk dapat kiranya mengabulkan eksepsi Tergugat untuk
seluruhnya dan memberikan putusan ini dalam amarnya berbunyi sebagai berikut:
1) Menerima dan mengabulkan eksepsi Tergugat seluruhnya.
2) Menyatakan demi hukum gugatan para Penggugat kabur (obscuur libel).
3) Menolak gugatan para Penggugat setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet
onvanlijk verklaard).
4) Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

1.2 TENTANG POKOK PERKARA


1. Bahwa hal-hal yang diuraikan di dalam eksepsi termasuk dan tidak terlepas serta
dianggap bagian dalam pokok perkara ini dan Tergugat secara tegas menolak seluruh
dalil-dalil para Penggugat kecuali yang diakui secara nyata dan tegas dan kebenarannya
5
seperti dalil para Penggugat angka 2 gugatan, adalah benar adanya. Akan tetapi yang
tidak benar dalil-dalil gugatan para Penggugat adalah tanah obyek sengketa adalah
“tanah umum” yang benar adalah tanah objek sengketa adalah “tanah pasir milik
Tergugat” yang diperolehnya dari warisan Pintal (alm) yaitu ayah dari Tergugat.
2. Bahwa dalil-dalil para Penggugat angka 1,3,4,5,6,7,8 adalah dalil-dalil yang tidak
benar. Yang benar adalah tanah objek sengketa “tanah pasir milik Tergugat” dan telah
diakui oleh masyarakat kampung/persekutuan adat gendang Rohak, melalui Bapak
Rofinus Mago pada tahun 1992, dimana pada tahun 1992 Bapak Rofinus Mago
meminta “tanah pasir milik Tergugat” untuk kepentingan pembangunan di persekutuan
adat Gendang Rohak. Permintaan mana awalnya tidak diterima oleh Tergugat (Gabriel
Ganggur) dengan alasan:
1) Jangan sampai menyulitkan anak-anak Tergugat (Gabriel Ganggur) dikemudian
hari.
2) Jangan sampai terjadi perkara dikemudian hari.
 Bahwa karena permintaan Bapak Rofinus Mago ditolak oleh Tergugat (Gabriel
Ganggur), terpaksa Rofinus Mago siap perkara, dank arena itu Rofinus Mago
mengumpulkan uang pada masyarakat kampung/persekutuan masyarakat adat
Gendang Rohak Rp. 1.000,00/KK.
 Bahwa sambil mengumpulkan uang Rp. 1.000,00/KK untuk biaya perkara
melawan Tergugat (Gabriel Ganggur) Bapak Rofinus Mago melapor Tergugat
(Gabriel Ganggur) kepada Kepala Desa Gelong yaitu Bapak Philipus Riberu,
oleh Bapak Philipus Riberu “MEMEDIASI” perkara antara Rofinus Mago
lawan Tergugat (Gabriel Ganggur) dan terjadilah “MEDIASI.”
 Bahwa adapun hasil MEDIASI yang dilakukan oleh Bapak Philipus Riberu
pada tahun 1992 tersebut di atas adalah bahwa “tanah pasir milik Tergugat
(Gabriel Ganggur) tetap dijadikan “tanah pasir umum”, DENGAN SYARAT:
KALAU ANAK-ANAK GABRIEL GANGGUR (TERGUGAT) SUDAH
DEWASA, MAKA “TANAH PASIR MILIK GABRIEL GANGGUR
(TERGUGAT)” DISERAH KEMBALI/DIAMBIL KEMBALI OLEH
GABRIEL GANGGUR (TERGUGAT).
3. Bahwa dalil-dalil para penggugat angka 9,10,11 gugatan, sesungguhnya adalah ketika
para penggugat tidak pada hipokritis, artinya tahu pura-pura tidak tahu. Sebagai akibat
dari adanya kesepakatan atnara Tergugat (Gabriel Ganggur) dengan Bapak Rofinus
Mago dan Bapak Philipus Riberu pada tahun 1992. Dan yang sangat tidak logis adalah
6
para penggugat merekayasa tahun-tahun 70-an menguasai tanah objek sengketa, adalah
semua dalil yang mengada-ada untuk secara sengaja dan tahu dan mau untuk
mengaburkan sejarah yang sudah lama 29 tahun sehingga terjadilah paham salah
sebagaimana dalil para penggugat point 9,10,11 tersebut di atas. Untuk lebih jelas dan
lebih terang segala rekayasa tingkat tinggi para penggugat dalam perkara aquo akan
dijelaskan oleh Bapak Rofinus Mago dan Philipus Riberu pada fase pembuktian.
4. Bahwa dalil-dalil para penggugat angka 12,13,14,15,16,17 gugatan adalah dalil-dalil
yang tidak memahami isi kesepakatan antara Tergugat dengan Bapak Rofinus Mago,
Bapak Philipus Riberu pada tahun 1992, dimana intinya bahwa ‘KALAU ANAK-
ANAK GABRIEL GANGGUR (TERGUGAT) SUDAH DEWASA TANAH
PASIR MILIKNYA YANG DIKUASAI MASYARAKAT GENDANG ROHAK
DIKEMBALIKAN ATAU DISERAHKAN KEMBALI.
5. Bahwa dalil-dalil para penggugat angka 18,19,20, gugatan adalah juga akibat
kesepakatan 1992 yang seharusnya kalau para penggugat tidak pada hipokritis harus
berterima kasih kepada Tergugat (Gabriel Ganggur), Bapak Rofinus Mago dan Bapak
Philipus Riberu.
6. Bahwa dalil-dalil para penggugat angka 21,22,23 gugatan adalah dalil yang tidak punya
dasar yang jelas.
Maka berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas gugatan para Penggugat haruslah
ditolak seluruhnya dan Tergugat mohon kepada Ketua/Majelis Hakim agar sudih
kiranya memberikan putusan sebagai berikut:
1) Menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya.
2) Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya perkara.

II. DALAM REKOVENSI (GUGATAN BALIK)


1. Bahwa hal-hal yang dikemukakan dalam konvensi mohon dianggap termasuk dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian-bagian dalam rekovensi ini,
demikian sebaliknya.
2. Bahwa Tergugat (Gabriel Ganggur) sekarang dalam kedudukannya sebagai Penggugat
dalam rekonvensi untuk mengajukan gugatan balik (rekonvensi) terhadap para
Penggugat konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai para Tergugat dalam
rekonvensi.
1) Bahwa para Tergugat dalam rekonvensi yang berjumlah 5 orang harus
bertanggungjawab atas kerugian-kerugian penggugat dalam rekonvensi (Gabriel
7
Ganggur) selama 29 tahun tidak pernah menikmati keuntungan pasir milik
pribadinya Penggugat dalam rekonvensi (Gabriel Ganggur), tolak ukurnya
Penggugat dalam rekonvensi mengikuti saja dalil-dalil para Tergugat dalam
rekonvensi sebagaimana dalil-dalil angka 18,19,20 gugatan konvensi.
2) Bahwa total kerugian materiil dari penggugat dalam rekonvensi (Gabriel Ganggur)
tidak pernah menikmati keuntungan pasir miliknya pertahun adalah Rp.
189.600.000,00 (Seratus Delapan Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Ribu Rupiah),
perhitungan mana diambil dari dalil Tergugat dalam rekonvensi angka 18,19,20
gugatan konvensi yaitu penghasilan penggalian pasir selama satu bulan 40 ret = 40
× Rp. 380.000,00 = Rp. 15.200.000,00 × 12 bulan = Rp. 189.600.000,00 per tahun
× 29 tahun = Rp. 5.498.400.000,00 (Lima Miliar Empat Ratus Sembilan Puluh
Delapan Juta Empat Ratus Ribu Rupiah).
3) Bahwa total kerugian materiil dari penggugat dalam rekonvensi akibat perbuatan
para Tergugat dalam rekonvensi menguasai pasir milik Penggugat dalam
rekonvensi sebagai berikut:
a) Sudah 12 bulan keluarga Penggugat dalam rekonvensi tidak dapat mencari uang
karena sibuk dengan perkara mulai dari urus di rumah gendang Rohak, urus di
Kepala Desa Bangka Dese, urus di Camat Lelak, urus di Polisi, bolak-balik,
sekarang perkara di pengadilan bolak-balik adalah karena ulah dari para
Tergugat dalam rekonvensi, kerugian mana Penggugat dalam rekonvensi
(Gabriel Ganggur) bersama 6 orang anaknya mengalami kerugian per hari Rp.
50.000,00 × 7 orang = Rp. 350.000,00 × 12 bulan = Rp. 4.200.000,00 (Empat
Juta Dua Ratus Ribu Rupiah).
b) Selama 12 bulan uang transportasi, jasa konsultan hukum, uang bensin bolak-
balik urus perkara selama satu tahun berjumlah Rp. 14.200.000,00. Maka
jumlah seluruh kerugian materil yang diderita oleh penggugat dalam rekonvensi
adalah:
1) Rp 5.489.400.000,00
2) Rp 4.200.000,00
3) Rp 14.200.000,00
Total Rp 5.489.400.000,00
(Lima Miliar Empat Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Ribu
Rupiah)

8
4) Bahwa karena tuntutan ganti rugi materiil Penggugat dalam rekonvensi berdasarkan
tindakan para Tergguat dalam rekonvensi yang secara tahu dan mau, yang secara
hipokritis tidak mau mengakui kesepakatan pada tahun 1992, tidak mengakui
penyelesaian di Rumah Gendang Rohak Tanggal 20 November 2016, tidak
mengakui penyelesaian 18 januari 2017, maka atas dasar itu pula Penggugat dalam
rekonvensi (Gabriel Ganggur) mendesak para Tergugat dalam rekonvensi untuk
menyerahkan uang Rp. 75.000.000,00 (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) slado di
BRI Nomor Rekening 4729.01.001208.53.01 kepada Penggugat dalam rekonvensi
untuk menikmati hasil retribusi pasir miliknya selama 29 tahun.
Dengan demikian total yang harus dibayar oleh para Tergugat dalam rekonvensi
kepada Penggugat dalam rekonvensi (Gabriel Ganggur) adalah:
Rp. 5.507.800.000,00
Rp. 7.500.000,00
Total Rp. 5.505.300.000,00
(Lima Miliar Lima Ratus Lima Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah)
5) Bahwa, agar tuntutan Penggugat dalam rekonvensi (Gabriel Ganggur) tidak sia-sia
(ilusoir) dan dapat jaminan pembayaran dari para Tergugat dalam rekonvensi,
mohon diletakkan sita jaminan atas harta bergerak dan tidak bergerak milik para
Tergugat dalam rekonvensi berupa: apa saja harta milik para Tergugat dalam
rekonvensi yang berjumlah 5 orang.
6) Bahwa, karena tuntutan Penggugat dalam rekonvensi (Gabriel Ganggur) adalah sah
dan beralasan menurut hukum, mohon agar putusan perkara aquo dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun ada perlawanan (verset), banding, kasasi, maupun
peninjauan kembali/PK (uitvoerbaar bj voorraad).
Maka berdasarkan uraian-uraian di atas, Penggugat dalam rekonvensi (Gabriel
Ganggur) mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Ruteng agar sudih kiranya
memberikan putusan sebagai berikut:

PRIMER:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat dalam rekonvensi seluruhnya.
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan tersebut.
3. Menyatakan demi hukum para Tergugat dalam rekonvensi telah menikmati hasil
pasir milik Penggugat dalam rekonvensi 29 tahun.

9
4. Menghukum para Tergugat dalam rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat
dalam rekonvensi ganti rugi materiil Rp. 5.515.300.000,00 (Lima Miliar Lima
Ratus Lima Belas Juta Tiga Ratus Juta Rupiah).
5. Menghukum para Tergugat dalam rekonvensi untuk membayar biaya perkara.

SUBSIDIAR:
ATAU : Memberikan keputusan lain yang seadil-adilnya berdasarkan rasa keadilan
yang benar (naar goede justitie rechtadoen).

Ruteng, 25 September 2017


Hormat Kuasa Tergugat Konvensi
(Penggugat Rekonvensi)

PAULUS HABUR, SH

10

Você também pode gostar