Você está na página 1de 7

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI DAN TEORI MOTIVASI

BERPRESTASI MCCLELLAND TERHADAP KINERJA KERJA

Penulis
Dian Septianti1, Muhni Pamuji2
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi1, Fakultas Teknik2
Universitas Tridinanti Palembang
Email : Dsept85@gmail.com, muhnipamuji@gmail.com

ABSTRAK

Kinerja Kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam
melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja kerja adalah kompetensi. Kompetensi merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya
dengan baik. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja kerja adalah
Motivasi. Motivasi ini penting karena diharapkan setiap individu mau bekerja keras
dan antusias untuk mencapai kinerja kerja yang tinggi sehingga akan tercapai suatu
prestasi. Ada banyak teori yang menjelaskan tentang kerterkaitan antara motivasi dan
kinerja kerja, salah satu nya yang akan dibahas pada penelitian ini adalah motivasi
berprestasi McClelland. Desain yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskripsi kualitatif.

Kata Kunci : Kompetensi, Motivasi Berprestasi McClelland, Kinerja Kerja

1. PENDAHULUAN sangat tergantung pada unsur input


1.1 Latar Belakang (manusianya).
Pada era globalisasi saat ini, suatu Untuk menghasilkan kinerja yang
organisasi atau perusahaan dituntut agar optimal dalam perusahaan dapat diukur
dapat memiliki sumber daya manusia dari hasil pekerjaan yang telah
yang berkompeten dimana memiliki dilakukannya dibandingkan dengan
karyawan yang berbasis pengetahuan standar yang telah ditetapkan oleh
sehingga diharapkan akan mampu perusahaan, karena keberhasilan suatu
bertahan dan bersaing menghadapi organisasi dipengaruhi oleh kinerja kerja.
perkembangan dunia dalam segala aspek. Dimana kinerja merupakan hasil kerja
Adapun paradigma lama yang yang dicapai oleh karyawan dalam
mengandalkan tenaga kerja yang banyak melakukan tugas sesuai dengan tanggung
dan murah akan tidak relevan lagi dalam jawabnya.
menghadapi efek globalisasi. Adanya Kinerja kerja dalam menjalankan
perkembangan paradigma yang bertumpu fungsinya tidak dapat berdiri sendiri, akan
pada keahlian (skill) akan menjadi tetapi berhubungan dengan kemampuan
tuntutan kebutuhan organisasi di masa dan motivasi. Oleh karena itu menurut
yang akan datang, karena output (kualitas Keith Davis (Mangkunegara, 2005:13),
suatu barang, jasa dan pelayanan) akan ada dua faktor utama yang mempengaruhi

12
kinerja individu yakni kemampuan Bertitik tolak dari uraian latar
(ability), dan motivasi kerja (motivation) belakang di atas maka dapat dirumuskan
individu tersebut. permasalahannya adalah “Bagaimana
Adapun kemampuan yang dimaksud analisis pengaruh kompetensi dan
dalam hal ini ialah kompetensi, menurut motivasi berprestasi terhadap kinerja
Wibowo (2014:271) kompetensi adalah kerja?”
suatu kemampuan untuk melaksanakan
atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas 2. TINJAUAN PUSTAKA
yang dilandasi atas keterampilan dan 2.1 Kompetensi
pengetahuan serta didukung oleh sikap Kompetensi menurut Wibowo
kerja yang dituntut oleh pekerjaan (2014:271) adalah suatu kemampuan
tersebut. untuk melaksanakan atau melakukan suatu
Namun kompetensi yang tidak di pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
dorong dengan motivasi maka tidak akan keterampilan dan pengetahuan serta
dapat berjalan dengan baik. Seseorang didukung oleh sikap kerja yang dituntut
yang tidak termotivasi, hanya memberikan oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian,
upaya minimum dalam hal bekerja. kompetensi menunjukkan keterampilan
Konsep motivasi, merupakan sebuah atau pengetahuan yang dicirikan oleh
konsep penting studi tentang kinerja profesionalisme dalam suatu bidang
individual. Dengan demikian motivasi tertentu sebagai sesuatu yang terpenting,
berarti pemberian motiv, penimbulan sebagai unggulan bidang tersebut.
motiv atau hal yang menimbulkan Kompetensi sebagai kemampuan
dorongan atau keadaan yang seseorang untuk menghasilkan pada
menimbulkan dorongan. Dapat juga tingkat yang memuaskan di tempat kerja,
dikatakan bahwa motivasi adalah faktor termasuk diantaranya kemampuan
yang mendorong orang untuk bertindak seseorang untuk mentransfer dan
dengan cara tertentu. Menurut T. Hani mengaplikasikan keterampilan dan
Handoko (2001:225), Motivasi adalah pengetahuan tersebut dalam situasi baru
suatu keadaan dalam pribadi yang dan meningkatkan manfaat yang
mendorong keinginan individu untuk disepakati.
melakukan keinginan tertentu guna
mencapai tujuan. 2.2 Hubungan Kompetensi dan Kinerja
Ada banyak teori yang menjelaskan Kerja
tentang motivasi, namun teori motivasi Kompetensi merupakan
yang digunakan pada penelitian ini adalah karakteristik individu yang mendasari
motivasi berprestasi McClelland. Dimana kinerja atau perilaku ditempat kerja.
menurut teori ini, individu dengan Kinerja ditempat kerja dipengaruhi oleh:
kebutuhan prestasi yang tinggi akan (a) pengetahuan, kemampuan dan sikap;
sangat termotivasi dengan bersaing dan (b) gaya kerja, kepribadian, kepentingan
pekerjaan menantang sehingga memiliki atau minat, dasar-dasar, nilai sikap,
keinginan yang kuat untuk umpan balik kepercayaan dan gaya kepemimpinan.
pada prestasi kerja dengan mekakukan Dengan demikian seorang pelaksana
hal-hal yang lebih baik. Prestasi yang yang unggul adalah mereka yang
tinggi secara langsung akan berkaitan menunjukkan kompetensi pada skala
dengan kinerja kerja yang tinggi. tingkat lebih tinggi, dengan frekuensi
lebih tinggi dan dengan hasil lebih baik
1.2 Perumusan Masalah daripada pelaksana biasa atau rata-rata.
Oleh karena itu, kompetensi

13
merupakan karakteristik yang mendasar unsur untuk membangkitkan, menjaga,
pada setiap individu yang dihubungkan menunjukkan itentitas, bersifat terus
dengan kinerja yang direferensikan menerus dan adanya tujuan.
terhadap kinerja yang unggul atau efektif 2 4 Motivasi Berprestasi McClelland
dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Teori kebutuhan McClelland
Spencer dan Spencer (Wibowo, (Wibowo, 2014:332) menunjukkan adanya
2014:272) menyatakan bahwa kompetensi tiga kebutuhan yaitu the need for
merupakan landasan dasar karakteristik achievement (kebutuhan untuk
orang dan mengindensifikasikan cara berprestasi), need for affiliation
berperilaku atau berfikir, menyamakan (kebutuhan akan afiliasi) dan need for
situasi dan mendukung untuk periode power (kebutuhan akan kekuasaan).
waktu cukup lama. Implikasi yang perlu diperhatikan manajer
adalah memberikan pelatihan yang dapat
2.3 Motivasi meningkatkan motivasi berprestasi
Terdapat banyak pengertian tentang mereka. Selain itu, kebutuhan akan
motivasi. Diantaranya adalah Stephen P. prestasi, afiliasi dan kekuasaan dapat
Robbins (2003:156) menyatakan motivasi dipertimbangkan dalam proses seleksi.
merupakan proses yang menyebabkan Motivasi yang berupa dorongan dari
intentitas (intensity), arah (direction), dan dalam diri manusia mempunyai pengaruh
usaha terus menerus (persistence) individu dalam menentukan tingkah laku. Motivasi
menuju pencapaian tujuan. Tetapi berprestasi merupakan motivasi untuk
intentitas tinggi tidak mungkin mengarah selalu berprestasi dalam setiap pekerjaan
pada hasil kinerja yang baik, kecuali yang menyebabkan seseorang akan
usaha dilakukan dalam arah yang berusaha keras untuk mencapai tujuan
menguntungkan organisasi. Karenanya yang ingin dicapainya.
harus dipertimbangkan kualitas usaha Orang dengan kebutuhan berprestasi
maupun intentitasnya. Motivasi tinggi lebih tertarik pada perusahaan yang
mempunyai dimensi usaha terus menerus. mempunyai lingkungan dimana
Sementara itu Jerald Greenberg dan pembayaran diberikan berdasarkan
Robert A. Baron (2003:190) berpendapat kinerja. Akhirnya manajer harus
bahwa motivasi merupakan serangkaian menciptakan tugas dan tujuan menantang
proses yang membangkitkan (arouse), karena kebutuhan akan berprestasi
mengarahkan (direct), dan menjaga berhubungan secara positif dengan
(maintan) perilaku manusia menuju pada komitmen pada tujuan, yang pada
pencapaian tujuan. Membangkitkan gilirannya mempengaruhi kinerja.
berkaitan dengan dorongan atau energi Selanjutnya, tujuan menantang harus
dibelakang tindakan. Motivasi juga disertai dengan lingkungan kerja yang
berkepentingan dengan pilihan yang mempunyai otonomi dan pemberdayaan
dilakukan orang dan arah perilaku mereka. pekerja menggunakan karakter high-
Sedang perilaku menjaga atau memelihara achievers.
beberapa lama orang akan terus berusaha Motivasi berprestasi atau
untuk mencapai tujuan. achievement motivation merupakan suatu
Dari beberapa pendapat tersebut dorongan yang berhubungan dengan
maka dapat disimpulkan bahwa motivasi bagaimana melakukan sesuatu dengan
merupakan dorongan terhadap lebih baik, lebih cepat, lebih efisien
serangkaian proses perilaku manusia pada dibandingkan dengan apa yang telah
pencapaian tujuan. Sedangkan elemen dilakukan sebelumnya, sebagai usaha
yang terkandung dalam motivasi meliputi mencapai sukses atau berhasil dalam

14
kompetisi dengan suatu ukuran serta keterampilan dan faktor konteks
keunggulan yang dapat berupa prestasi pekerjaan. Oleh karena itu besarnya
orang lain maupun prestasi sendiri. pengaruh motivasi terhadap kinerja
pegawai menjadikan motivasi merupakan
2.5 Hubungan Motivasi Berprestasi bagian yang tidak terpisahkan dari
McClelland dan Kinerja Kerja manajemen Sumber Daya Manusia.
Motivasi dapat dipastikan Motivasi sebagai salah satu aspek yang
mempengaruhi kinerja, walaupun bukan mempengaruhi kinerja menjadi sangat
satu-satunya faktor yang membentuk relevan dalam sistem manajemen kinerja
kinerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dari baik bagi individu sendiri maupun bagi
model hubungan antara motivasi dengan organisasi.
kinerja (Robert Kreitner dan Angelo Dalam proses pencapaian tujuan
Kinicki, 2001: hal. 205). organisasi, motivasi merupakan faktor
Masukan individual dalam hal ini berpengaruh terhadap kinerja pegawai,
karyawan dan konteks pekerjaan karena dengan motivasi diharapkan
merupakan dua faktor kunci yang seseorang mau bekerja keras dan antusias
mempengaruhi motivasi. Karyawan dengan mempergunakan kemampuan,
mempunyai kemampuan, pengetahuan kecakapan, dan keterampilan yang
kerja, disposisi dan sifat, emosi, suasana dimilikinya untuk mewujudkan tujuan
hati, keyakinan dan nilai-nilai pada yang dikehendaki.
pekerjaan. Konteks pekerjaan meliputi
lingkungan fisik, penyelesaian tugas, 2.6 Kinerja Kerja
pendekatan organisasi pada rekognisi dan Kinerja merupakan terjemahan dari
penghargaan, kecukupan dukungan bahasa Inggris, work performance atau
pengawasan dan coaching serta budaya job performance tetapi dalam bahasa
organisasi. Inggris sering disingkat menjadi
Kedua faktor tersebut saling performance saja. Dalam bahasa
mempengaruhi, termasuk pula pada Indonesia disebut juga prestasi kerja.
proses motivasi, membangkitkan, Kinerja pada dasarnya adalah apa yang
mengarahkan dan meneruskan. Karyawan dilakukan atau tidak dilakukan karyawan
akan lebih termotivasi apabila mereka (Malayu Hasibuan, 2001). Kinerja
percaya bahwa kinerja mereka akan organisasi atau kinerja perusahaan
dikenal dan dihargai. Perilaku termotivasi merupakan indikator tingkatan prestasi
secara langsung dipengaruhi oleh yang dapat dicapai dan mencerminkan
kemampuan dan pengetahuan/ keberhasilan perusahaan. Dalam kajian
keterampilan kerja individu, motivasi, dan manajemen, pengertian kinerja
kombinasi yang memungkinkan dan didefinisikan beragam oleh para ahli
membatai faktor konteks pekerjaan. namun substansinya sama yaitu suatu
Dikaitkan dengan berbagai pendapat output yang dihasilkan memalui prestasi
tentang motivasi dapat diasumsikan kerja.
bahwa motivasi yang tinggi sebagai akibat
dari kepuasan kerja akan menunjukkan Secara umum menurut Anwar
kinerja yang tinggi. Pengaruh motivasi (2005:19), pengertian kinerja adalah
terhadap kinerja seorang karyawan prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik
menjadikan motivasi merupakan bagian kualitas maupun kuantitas yang dicapai
yang tidak terpisahkan dari kinerja. Lebih sumber daya manusia persatuan periode
lanjut bahwa motivasi perilaku secara waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya
langsung dipengaruhi oleh kompetensi sesuai dengan tanggung jawab yang

15
diberikan kepadanya. Dengan demikian deskriptif analitik kualitatif. Penelitian ini
kinerja dapat dilihat dari beberapa dimensi berdasarkan pada petimbangan bahwa
yang berbeda yaitu: pertama adalah data sekunder bukan hanya jadi alternatif
kinerja sebagai hasil atau output yaitu sumber bahan, tetapi dapat juga menjadi
menilai kinerja dengan melihat apa yang sumber data utama dan data sekunder
telah dicapai oleh seseorang, kedua adalah telah melalui proses analisis yang baik.
kinerja dilihat dari aspek prosesnya yaitu Adapun data yang digunakan hanya
bagaimana prosedur-prosedur yang berupa data sekunder, yang bersifat
dilaluinya dan ditempuh seseorang dalam kualitatif dengan metode pengumpulan
menyelesaikan tugasnya, ketiga adalah data melalui studi kepustakaan (library
kinerja dilihat dari aspek kontekstualnya research) meliputi buku, dokumen dan
yakni kemampuannya sendiri yang literatur yang telah ada sebelumnya.
dimiliki oleh seseorang karyawan. Hal
mana diyakini bahwa jika seseorang
mampu mengerjakan tugasnya maka 4. PEMBAHASAN
diharapkan kinerjanya juga akan baik. 4. 1 Pengaruh Kompetensi terhadap
Kinerja kerja sangat ditentukan oleh Kinerja Kerja
interaksi antara motivasi dan kemampuan. Kompetensi merupakan persyaratan
Motivasi kerja sebagai kekuatan utama dalam kinerja. Kompetensi
pendorong yang menggerakkan pegawai merupakan kemampuan yang dimiliki
melaksanakan tugas pekerjaannya, oleh seseorang untuk menjalankan
kemampuan untuk menentukan apakah pekerjaan yang diberikan kepadanya
tugas pekerjaan dapat dilaksankaan dengan baik. Orang harus melakukan
dengan baik oleh seorang pegawai yang lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu,
memiliki kemampuan yang baik untuk orang harus dapat melaksanakan
melaksanakan tugas pekerjaannya tetapi pekerjaannya dengan baik. Kompetensi
tidak memiliki dorongan atau tingkat memungkinkan seseorang mewujudkan
motivasi yang rendah, tentu tidak akan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan
memperoleh hasil pekerjaan yang baik yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
dan optimal. Demikian pula halnya Seseorang tidak akan berhasil
apabila seorang pegawai memiliki tingkat mendapatkan sesuatu secara optimum
motivasi yang tinggi dan dorongan yang bilamana dia tidak memiliki motivasi. Bila
kuat untuk melaksanakan tugas seseorang memiliki kemampuan
pekerjaannya, tetapi tidak memiliki (kompetensi) melakukan sesuatu mau
kemampuan tentu akan menghasilkan (termotivasi) tetapi tidak memiliki
kinerja yang rendah pula. Jadi kinerja kemampuan (kompetensi) laksana orang
dapat ditingkatkan apabila ada buta, demikian hal nya bila seorang
kemampuan kerja atau kompetensi dan memiliki kemampuan tetapi tidak mau
yang didorong oleh motivasi kerja. melaksanakan maka akan hampa.
Dengan demikian upaya untuk Sebagaimana yang dikatakan Malayu
meningkatkan kinerja pegawai, Hasibuan (2002) bahwa organisasi bukan
kompetensi dan motivasi kerja menjadi saja mengharapkan pegawai yang
faktor yang sangat penting. “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang
terpenting pegawai mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja
3. METODOLOGI PENELITIAN yang optimal. Kemampuan, kecakapan
Desain penelitian yang dilakukan dan keterampilan pegawai tidak ada
dalam penelitian ini termasuk dalam jenis artinya bagi organisasi jika pegawai tidak

16
mau bekerja keras dengan Motif merupakan alasan atau
mempergunakan kemapuan, kecakapan pendorong bagi seseorang untuk
dan keterampilan yang dimilikinya. melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi
Setiap orang yang bekerja motivasi kepada karyawan dengan insentif
diharapkan mencapai kinerja yang tinggi. berupa uang, memberikan pengakuan,
Kinerja sebagai hasil dari kegiatan unsur- menetapkan tujuan menantang,
unsur kemampuan yang dapat diukur dan menetapkan standar terjangkau, meminta
terstandarisasi. Keberhasilan suatu kinerja umpan balik, memberikan kebebasan
akan sangat tergantung dan ditentukan melakukan pekerjaan termasuk waktu
oleh beberapa aspek dalam melaksanakan melakukan pekerjaan, menyediakan
pekerjaan. Agar mencapai kinerja yang sumber daya yang diperlukan dan
optimal hendaknya pengaruh dari faktor- menghapuskan tindakan yang
faktor kompetensi diupayakan semaksimal mengakibatkan disintensif.
mungkin sesuai dengan area pekerjaan Motivasi akan tinggi sampai pada
yang dibebankan kepada pegawai. Dengan derajat dimana imbalan yang diterima
demikian kompetensi sebagai karakteristik seseorang untuk kinerjanya memenuhi
individual diperlukan untuk mencapai kebutuhan dominan yang konsisten
kinerja efektif dalam pelaksanaan tugas dengan tujuan pribadi. Oleh karena itu
pekerjaan. untuk memenuhinya seseorang harus
Untuk mencapai kinerja yang baik berusaha dengan keras dan senantiasa
maka seseorang harus mempunyai mengembangkan potensi dirinya sehingga
kemampuan untuk berkinerja dan sistem menghasilkan kinerja yang baik.
penilaian kinerja yang mengukur kinerja Motivasi terbentuk dari sikap
seseorang dipersepsikan secara adil dan (attitude) pegawai dalam menghadapi
objektif. situasi di tempat kerja (situation).
Kompetensi mempengaruhi Motivasi merupakan kondisi yang
manajemen kinerja dinyatakan pula oleh menggerakkan pegawai yang terarahkan
Armstrong (2004:91) bahwa manajemen atau tertuju untuk mencapai tujuan suatu
kinerja terkait dengan input dan proses organisasi sehingga dapat memperkuat
(sasaran dan kompetensi) sebagaimana motivasi kerja untuk mencapai kinerja
terkait juga dengan output dan outcome maksimal (Anwar Prabu, 2000: 61).
(hasil dan kontribusi). Penilaian kinerja Dapat disimpulkan bahwa motivasi
didasarkan pada suatu pemahaman berprestasi McClelland adalah dorongan
pengetahuan, keterampilan, keahlian dan dari dalam diri individu atau seseorang
perilaku yang diperlukan untuk untuk senantiasa meningkatkan
melaksanakan tugas secara baik. kemampuannya demi mendapatkan
Oleh karena itu dengan adanya prestasi yang setinggi mungkin. Motivasi
peningkatan kualitas sumber daya berprestasi yang tinggi dalam diri
manusia maka yang diharapkan tidak lain seseorang akan berbanding lurus dengan
adalah terciptanya sumber daya manusia kinerjanya, semakin tinggi motivasi
yang handal, mampu melaksanakan berprestasi maka akan menyebabkan
keseluruhan pelaksanaan pekerjaan dan semakin baiknya kinerja kerja terutama
tugas secara professional sehingga dapat dalam menjalankan kewajibannya sebagai
meningkatkan kinerja kerja. seorang karyawan.

4.2 Pengaruh Motivasi Berprestasi 5. KESIMPULAN


McClelland terhadap Kinerja Kerja 5.1 Simpulan

17
Berdasarkan hasil pembahasan yang Organizations (Understanding
telah diuraikan, maka dapat ditarik and Managing The Human Side
kesimpulan bahwa Kompetensi dan of Work), Eight Edition. Jersey:
Motivasi Berprestasi McClelland sejatinya Prentice Hall
memiliki hubungan erat dengan kinerja
kerja, dimana kinerja kerja akan Kreitner, Robert and Angelo
meningkat sejalan dengan adanya Kinicki. 2001.
peningkatan dari kompetensi dan motivasi Organizational Behavior,
berprestasi. Fifth Edition. New York:
Irwin McGraw-Hill
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan Malayu S. P. Hasibuan.2001.
pada bagian sebelumnya dan Manajemen Sumber
kesimpulan yang telah Daya Manusia:
dikemukakan, maka dapat Pengertian Dasar,
diperoleh saran yaitu Kompetensi, Pengertian dan Masalah.
Motivasi Berprestasi McClelland dan JakartaL PT. Toko Gunung
Kinerja Kerja saling berhubungan dan Agung
saling mempengaruhi. Oleh karena itu
perlu adanya pengembangan kompetensi Malayu S. P. Hasibuan. 2002. Manajemen
dan motivasi berprestasi yang baik Sumber Daya Manusia. Jakarta:
sehingga diharapkan akan dapat Bumi Aksara
meningkatkan kinerja kerja.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku
Organisasi, Jilid 1, Edisi 9.
DAFTAR PUSTAKA Penerjemah Tim Indeks.
Jakarta: PT. Indeks, Gramedia
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Grup
Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: T. Hani Handoko. Manajemen Personalia
PT Remaja Rosda Karya. dan Sumber Daya Manusia.
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. 2001.
Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung: PT. Refika Aditama Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja, Edisi
Keempat. Jakarta: Rajawali
Armstrong, Michael dan Baron. 2004. Persada
Performance Management. Alih
Bahasa: Toni Setiawan.
Yogyakarta: Tugu Publisher

George, Jenifer M and Jones, Gareth R.


2002. Organization Behavior.
International Edition. New
Jersey: Prentice Hall

Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A.


2003. Behavior in

18

Você também pode gostar