Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM : PO.62.20.1.17.234
JURUSAN KEPERAWATAN
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun meskipun jauh dari kata sempurna.Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk maupun tambahan isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan mapun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Batasan masalah
1. Pengertian aborsi
2. Bentuk-bntuk Aborsi
3. Dampak atau Pengaruh Aborsi Bagi Masa Kini
4. Cara Mengatasi atau Menanggulangi Terjadinya Aborsi
BAB II
ABORSI DALAM PANDANGAN ETIKA KRISTEN
1. Pengertian Aborsi
Oxford mendefinisikan aborsi sebagai berikut, “ memperoleh persalinan secara
prematur sehingga dapat menghancurkan keturunan. Aborsi adalah berbagai cara yang di
gunakan manusia untuk menghancurkan janin yang sedang berkembang .beberapa cara
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pil “pagi hari” adalah zat kimia yang di telan pada triwulan pertama pada waktu 72
jam pertama dari kehamilan. Obat ini mengandung zat kimia yang yang sangat tinggi
sebagai pengendalian kelahiran, tetapikhasiatnya tiga atau empat kali lebih kuat. Pil
ini dirancang untuk menghentikan kemungkinan kehamilan dengan mengeluarkan sel
telur yang sedang di buahi, meskipun wanita tersebut tidak mengetahui apakah ia
sedang mengandung atau tidak.
b. Motedo RU-468-“Pil Aborsi Prancis” adalah zaat kimia yang ditelan dalam triwulan
pertama, dari 4 sampai 9 minggu. Obat RU-486 merupakan steroid sintesis yang
menghancurkan hormon (progesterone) yang di perlukan untuk kelangsungan
kehidupan dalam kandungan. Bayi akan meninggal ketika lapisan yang kaya nutrisi
hancur. Ibu di beri obat 2 kali dalam 10 hari. Ia akan menjadi sangat sakit dan
biasanya menghasilkan (tetapi tidak selalu) kelahiran bayi yang sudah meninggal.
c. Metode sedotan vakum atau aspira sedotan adalah pembedahan dalam triwulan
pertama. Kandungan dilebarkan (dilasi) dan alat-alat seperti pensil di masukan
(dilator). Di sambungkan pada alat penyedot. Vakum tersebut sangat kuat sehingga
dalam kehamilan awal bayi itu kesetika hancur dan di sedot keluar. Cara ini
merupakan prosedur yang paling umum di gunakan untuk aborsi.
d. Cara dilasi dan kuret “D&K” adalah pembedahan pada bagin triwulan kedua dari 13-
14 minggu. Kandungan dulasi untuk memasukan pisau berbentuk bulat (carelle).
Dokter menggunakan pisau untuk memotong bayi dan plasenta untuk menjaadi
potongan-potongan dan mengerk dinding kandung. Kemudian, dokter mengeruk dan
mengeluarkan potongan-potongan tersebut dari kandungan.
e. Metode Dilasi dan evakuasi adalaah pembedahan pada triwulan kedua atau ketiga.
Mulutrahim di tarik (dilasi) untuk memasukan forcep (tang) besar yang di gunakan
untk menghancukan kepala bayi. Tubuh bayi kemudian dipotong-potong dan
dikeluarkan satu persatu. Cara alternatif prosedur ini termasuk penyedotan otak agar
kepala koplaps atau meledakan jantung bayi.
f. Metode saline “pengaramaan atau keracunan garam”adalah bahan kimia yang di
suntikan dalam triwulan kedua atau ketiga. Sebuah jarum di masukaan melalui perut
ibu dan secangkir air ketuban yang mengelilingi bayi disedot dan diganti dengan
saline yang mematikan. Bayi menghirup itu, menelan garam dan meracuni smapai
mati dalam waktu 2 jam. Bayi mati karena tercekik,pendarahan otak dan kejang-
kejang. Garam kadang-kadang membakar kulit bayi. Ibu tersebut kemudian diberi
obat (pitocin) yang meragsang kelahiran. Dengan proses ini, organ-organ dan
jaringan- jaringan tubuh tubuh terbakar dan bayi dilahirkan mati atau hamper mati. Di
kebanyakan klinik metode ini tidak digunakan lagi.
g. Metode prostaglandin adalah zat kimia disuntikkan triwulan kedua dan ketiga.
Prosedur ini serupa dengan metode saline, kecuali kulit bayi tidak terbakar. Badan
wanita secara alamiah menghasilkan prostaglandin, yang membatu proses kelahiran.
Sutikan prostaglandin buatan mendorong kandungan berkontraksi sehingga
mendorong sang ibu melahirkan bayi berapapun ukuran bayinya. Metode ini dapat
menghasilkan kelahiran yang hidup, tetapi biasanya bayi tersebut di biarkan mati.
Metode ini tidak lagi digunakan di kenyakan klinik.
Cara kelahiran parsial (dilasi dan ekstrasi) adalah pembedahan dalam triwulan
keduaatau ketiga, setelah 20 minggu sring kali antara 6 sampai 9 bulan.Kaki bayi
dipegang dengan forcep dan ditarik melalui saluran kelahira.Seluruh badan bayi
kemudian dilahirkan kecuali kepala.Gunting-gunting ditusukan kedalam tengkorak bayi
dan di buka untuk memperbesar lubang.Selang penyedot dimasukan dan menyedot otak,
yang mengakibatkan tengkorak kolaps.Bayi yamg mati itu kemudian
dikeluarkan.Prosedur ini digunakan setelah kehamilan 20 minggu, kadang-kadang antara
6 sampai 9 bulan. Bagi orang yang tidak setuju dengan cara tersebut di atas menamakan
hal ini “pembunuhan”.
1) Posisi Pro-Hidup
Beberapa orang percaya bahwa janin manusia ssungguhnya sudah bisa disebut sebagai
manusia sejak dalam kandungan.Bayi yang belum dilahirkn harus menerima
perlindungan hidup sesui konstitusi. Posisi ini sesuatu dengan posisi Alkitap, yang
menghargai khidupan bayi yang belum di lahirkan sama seperti kehidupan ibunya.
2) Posisi Pro-Pilihan
Beberapa orang percaya bahwa janin hanyalah “ calon manusia”( Roe. V. Wade, 1973 )
dan karena itu tidak berhak atas perlindungan menurut konstitusi. Mereka percaya
keputusan tentang hidup atau mati bayi yang belum dilahirkan harus merupakan pilihan
ibu mengandung .posisiini mengundang ketidak setujuan tuhan karena hal itu tidak
member perlindungan bagi kehidupn yang belum dilahirkan dan tidak berdosa.
Persolan penting lain adalah hubungan antara hak hidup dan hak privasi. Jika
hidup manusia lebih di utamakan ketimbang hak pribadi, maka mengaborsi janin manusia
berdasarkan hak kebebasan pribadi tidak dibenarkan. Sebaliknya, jika hak kebebasan
pribadi si ibu menempati prioritas lebih dari hak sang bayi untuk hidup, maka aborsi di
benarkan.
Permintaan aborsi diakui oleh pengadilan tinggi Amerika melalui dua kepuusan
besarnya (Doe v. Bolten dan Roe v. Wade) pada tahun 1973.Dalam keputusan-keputusan
ini, pengadilan berpendapat bahwa hak kebesan pribadi wanita berlaku melebihi
kepntingan Negara di dalam mengatur oborsi.Sebagai akibat dari kedua putusan ini,
aborsi dengan alasan apapun mnjadi sah di keseluhkan 50 negara bagian. Keputusan
Webster (1987) memberikan hak-hak yang lebih teratur kepada Negara bagian, tetapi
tidak melarang aborsi.
Kejadian 2-7 menyatakan bahwa manusia “menjadi makluk yang hidup” sesaat
setelah allah meberinya nyawa. Karena bernafas tidak terjadi sampai kelahirannya, ada
pendapat bahwa janin
Ayub 34:14-15 berkata bahwa jika Allah “menarik kembali rohnya, maka
binasalah besama-sama segala yang hidup.” Sekali lagi di sini, karena hidup di
hubungkan dengan nafas, ada alasan bahwa tidak ada kehidupan manusia sebelum
bernafas.
Matius 26:24 mencatat pernyataan yesus mengenai yudas yaitu bahwa “lebih baik
bagi orang itu skiranya ia tidak dilahirkan.”Implikasi yang di tarik dari bagian ini adalah
bahwa hidup manusia bermula dari kelahiran. Sebaliknya, Yesus seharusnya berkata
bahwa lebih baik bagi dia sekiranya ia tidak pernah dikandung.
Ada beberapa pendapat di luar alkitab dan yang di kemukakan para pendukung
aborsi. Pendapat-pendapat yang paling penting akan dibahas secara singkat di sini.
Pndapat-pendapat lainnyaa akan dibahas nanti ketika keberatan keberatan-keberatan
terhadap pangan prokehidupan dibahas.
2. Bentuk-bentuk Aborsi
Dalam dunia kedokteran ada beberapa macam aborsi yaitu:
a. Aborsi spontan
Aborsi spontan berlangsung tanpa tindakan apapun.Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kulitas sel telur dan sel sperma.
b. Aborsi buatan
Aborsi buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28
minggu sebagai suatau akibat tindakan yang disengaja dan didasari oleh calon ibu
maupun si pelaku aborsi.
c. Aborsi dengan indikasi medis
Yang disebut aborsi dengan indikasi medis adalah aborsi yang di lakukan
oleh karena adanya tanda atau keadaan yang menunjukan atau menggambarkan
pelangsungan kehamilan akan menyebabkan kerusakan serius dapa kesehatan ibu
yang tidak bisa dipulihkan ( irreversible ) atau bisa menyebabkan kematian ibu
Penilaian moral terhadap kasus ini perlu mempertimbangkan beberapa hal
berikut ini:
1) Kita tidak boleh menghukum orang yang tidak besalah. Munghukum
orang yang tidak bersalah adalah bentuk dari ketidakadilan. Lebih-lebih
lagi kalau hukuman mati, maka menghukum mati orang yang tidak
bersalah merupakan pelanggaran berat terhadap keadilan.
2) Memperalat orang lain. Aborsi langsung demi kesehatan ibu merupakan
bentuk pemanfaatan (instrumentalisasi) orang lain demi kepentingan
pribadi.Walaupun benar bahwa tugas dan kewajiban tenaga medis ialah
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada semua orang yang
datang meminta kesembuhan, tetapi pelaksanaannya tidak boleh dengan
mematikan orang lain secara langsung (abortus provocatus directur).
3) Adanya kemajuan teknologi kedokteran sudah sangat mengurangi
banyak sekali apa yang tadinya digolongkan sebagai indikasi kesehatan
yang valid untuk melakukan oborsi.
4) Harus ada usaha serius untuk mengetahui apakah memang aborsi ini
secara objektif menjadi satu-satunya cara untuk kesehatan si ibu.
Apakah masih ada kemungkinan lain untuk menjaga kesehatan itu
dengan cara yang lain tanpa harus melaakukan aborsi.
5) Indikasi sosio-ekonomis tidak bisa menjadi alasan untuk dilakukannya
aborsi sebagai hidup manusia itu jauh lebih bernilai dari pada semua
nilai ekonomi dan social.
6) Hidup fisik manusia, meskipun ini bukan merupakaan keseluruhan
pribadi manusia, namun hidup manusia merupakan dasar pertama yang
menjadi
d. Aborsi teraponik
Aborsi terapeutik adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan
atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi
mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah
yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya.Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.
Secara umum, aborsi dapat dibagi dalam dua macam, yaitu pengguguran spontan
(spontanueous aborsi) dan pengguguran buatan atau sengaja (aborsi provocatus),
meskipun secara terminologi banyak macam aborsi yang bisa dijelaskan.
Krismaryanto, menguraikan berbagai macam aborsi, yang terdiri dari:
b. Resiko aborsi
2. Resiko psikologi
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat
hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological
Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review
(1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
A. Kesimpulan
B. Saran