Você está na página 1de 4

Analisis Kurikulum 2013

Oleh : Siti Nur Raida

Kelas : ESD/4

Dospem : Drs. Dirgantra Wicaksono

MK : Perkembangan Kurikulum

Pada setiap sebuah bangsa atau negara dalam sistem sebuah pendidikannya, wajiblah
memiliki sebuah aturan untuk menselaraskan sistem tata cara yang baku. Dimana sebuah sistem
pendidikan itu bernama kurikulum.

Kurikulum sendiri merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
sebagai pedoman dasar dalam pelaksanaan pendidikan bagi individu pendidik dalam
menerjemahkannya kepada yang di didik. Kurikulum juga merupakan suatu cerminan falsafah
kehidupan bagi sebuah bangsa ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan kelak bagi sebuah
bangsa itu sendiri kelak ditentukan oleh kurikulum pendidikannya sendiri. Kebutuhan
masyarakat dan tuntunan serta nilai sosial cenderung selalu mengalami perubahan, salah satunya
adalah akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab pada dasarnya, kurikulum
harus lah dapat mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut, karena pendidikan adalah cara
yang dianggap paling ampuh dan strategis dalam mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Namun, bagaimana mungkin semua itu dapat terwujud dan terlaksana dengan sangat baik
sementara kurikulum pada sebuah bangsa itu selalu berganti-ganti. Seperti halnya yang terjadi
pada bangsa kita ini, sudah beberapa kali mengalami perubahan sistem pendidikan atau
kurikulum. Yang bahkan perubahan kurikulum itu sendiri mengalami perubahan yang sangat
drastis. Padahal, pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental atau mendasar bagi
kehidupan personal individu bahkan bagi sebuah bangsa. Karena pendidikan yang baik akan
terbentuk dari pola dan sistem pendidikan yang baik. Dan pola dan sistem yang baik akan
terwujud dengan kurikulum yang baik.
Lalu bagaimana kurikulum di Indonesia ini sudah mengalami beberapa kali perubahan.
Yang terakhir ini memakai sistem kurikulum 2013, yang sebelumnya memakai kurikulum KTSP.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang mulai dilaksanakan pada ajaran tahun 2013-
2014 pada setiap sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah maupun bagi sekolah-sekolah
yang siap melaksanakannya untuk memakai kurikulum 2013 tersebut. Namun pemakaian
kurikulum 2013 ini mengalami banyak problematika baik dari pendidik maupun bagi siswa yang
di didik, bahkan menjadi problematika bagi pemerintahan sendiri.

Problematika kurikulum 2013 ini menjadi sorotan tersendiri bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Bagaimana tidak, kurikulum yang merupakan masih premature ini mengalami kendala
dalam pelaksanaannya. Dalam proses pelaksanaannya, kurikulum 2013 mengalami hambatan
dalam dari berbagai segi aspek. Dimana kurikulum ini terkesan dipaksakan dalam awal proses
pelaksanaannya tanpa ada pembelajaran terlebih dulu bagi individu si pendidik untuk
mempersiapkan kematangan dalam melaksanakan pengajaran pelajaran berbasis kompetensi
kurikulum 2013. Banyak individu pendidik yang mengalami kesulitan dalam hal penyampaian
kepada siswa didik yang berimbas kepada si siwa didik itu sendiri yang mengalami kesulitan
dalam mencerna pelajaran.

Adanya problematika dalam individu pendidik itu sendiri, mengakibatkan banyak bagi si
pendidik memiliki pemikiran yang salah bagi isi kurikulum 2013 itu sendiri, yang menjadikan
bahwa dalam kurikulum 2013 ini pendidik tak perlu menjelaskan sebauh materi kepada siswa
didik. Padahal bagaimana mungkin siswa didik bisa menerima pelajaran itu secara penuh tanpa
dijelaskan dan tidak ada penjelasan dari pendidik, yang mengakibatkan siswa didik mengalami
kebingungan tersendiri.

Ini semua tidak terlepas dari individu pendidik yang belum memiliki kesiapan dari segala
aspek dalam menerima kurikulum 2013 yang mengakibatkan kurangnya pemahaman si pendidik
dalam mensosialisasikan kepada siswa didik. Sedangkan dalam kurikulum 2013 juga materi
pelajaran berubah menjadi lebih padat dan panjang, yang berimbas kepada siswa didik yang
dipaksa harus menguasai seluruh isi materi yang berimbas tidak akan baik kepada siswa didik
yang memiliki penguasaan dan pemahaman dibawah rata-rata. Ditambah lagi beban belajar siswa
menjadi lebih berat karena padatnya materi pembelajaran.
Namun dari semua hal itu, kurikulum 2013 memiliki kelebihan tersendiri dari kurikulum
sebelumnya. Yaitu dimana dalam kurikulum ini siswa didik dilatih menjadi seorang individu
yang menjadi lebih baik lagi dan lebih bermoral. Baik itu dalam segi keimanan, ketakwaan,
akhlak, keilmuan, kemandirian, kreatif dan dalam publik speaking serta menjadikan siswa didik
menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab.

Karena pada dasarnya, pembentukan nilai moral adalah lebih utama tanpa
mengesampingkan nilai pengetahuan dan wawasan. Dua nilai tersebuat haruslah saling mengisi
didalam diri personal individu warga negara, dengan kata lain dua nilai ini harus
berkeseimbangan. Karena bila individu seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi, akan tetapi
tak memiliki nilai moral, individu tersebut cenderung akan tidak memiliki tanggung jawab
kesopanan dan tata krama dalam kehidupan sehari-harinya. Dan begitupun bila seseorang
memiliki nilai moral yang baik, akan tetapi tidak memiliki nilai pengetahuan dan wawasan yang
baik, maka individu tersebut akan sulit untuk menseimbangkan intelegeninya dalam
berkehidupan kesehariannya. Dengan kata lain, nilai moral dan nilai pengetahuan harus bahkan
wajib berkesinambungan dalam diri individu personal warga negara untuk menjadikan peradaban
bangsa yang lebih bermoral dan lebih beradab. Karena tanpa hal tersebut, sebuah Negara tak
akan maju sekalipun memiliki nilai pengetahuan yang tinggi.

Dalam kurikulum 2013 ini memiliki hal aspek strategis yang dimilikinya, yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Sehingga yang dihasilkan adalah manusia yang seutuhnya yang
dapat memperbaiki bangsanya ke yang lebih baik. Dengan demikian, dalam kompetensi
kurikulum 2013 ini diharapkan siswa didik dapat menjadi seseorang yang beriman dan bertakwa,
berilmu, dan seterusnya.

Dan pada sekarang ini, kurikulum 2013 ini mengalami perubahan atau lebih tepatnya di
revisi. Pada edisi revisi ini, kurikulum 2013 tidak mengalami revisi yang besar-besaran bahkan
merubah kurikulum, tetapi hanya mengalami perubahan sedikit yang salah satunya tentang
pendidikan moral. Yang pada awalnya bagi seluruh pendidik wajib dan ditekan mendidik moral
bagi siswa didiknya. Pada edisi revisi ini, dirubah menjadi tidak wajib bagi seluruh pendidik
untuk menekankan moral bagi siswa didiknya. Akan tetapi lebih dilihat terlebih dahulu pada
konteks pembelajaran serta pelajaran yang diacu. Misalkan, pada awalnya bagi guru matematika
harus juga menekankan pendidikan moral, kali ini tidak. Guru matematika hanya terfokus kepada
konteks pelajaran matematika itu sendiri, dan penekanan moral lebih ditekankan kepada guru
agama dan PPKN.

Hal ini merupakan dasar yang bagus untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Karena
tidak semua pelajaran dan pembelajaran mengena kepada tentang hal nilai moral bagi siswa
didik. Tetapi harus disesuaikan dengan konteks dan arah dari pelajaran itu sendiri. Karena bila
dipaksakan akan berimbas kepada metode pembelajaran yang tidak sesuai yang mengakibatkan
pendidik dan siswa didik menjadi keterbingungan sendiri bagi mereka. Hal ini juga merupakan
terobosan yang baik bagi kompetensi kurikulum di dunia pendidikan di Indonesia.

Dengan demikian, perubahan kurikulum di Indonesia dari masa ke masa yang disebabkan
oleh kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berubah dan berkembang serta tuntutan
zaman yang selalu berubah. Diharapkan perubahan dan perkembangan kurikulum di Indonesia
dapat menjadi penentu masa depan anak bangsa sebagai penerus estafet keutuhan bangsa ini.

Oleh karena itu, secara filsafat, pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan
untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan
penciptanya. Yaitu berrmanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta isi dan
peradabannya. Dan kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia
ini, sehingga akan menghasilkan masa depan penerus bangsa yang cerah yang berimplikasi pada
kemajuan bangsa dan negara.

Você também pode gostar