Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Arah pembinaan PNS adalah untuk membentuk PNS yang professional, Untuk itu dilakukan upaya
pembinaan karir yang sistematis, kontinyu dan optimal. Optimalisasi pembinaan karir PNS dilakukan
dengan mengembangan jabatan struktural dan jabatan fungsional. Dan pembinaan karir ini
berdasarkan system prestasi kerja dan system karir.
Pembinaan karir sendiri diarahkan untuk membentuk PNS yang professional, diharapkan dengan
adanya profesionalisme PNS ini diharapkan dapat membentuk PNS yang netral. PNS yang netral dan
professional akan membentuk PNS yang sejahtera dan kombinasi ketiganya diharapkan akan
membentuk PNS yang akuntabel. Dan pada akhirnya PNS diharapkan menjadi perekat Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Jabatan fungsional memiliki keunggulan jika dibandingkan jabatan struktural. Jabatan fungsional
lebih cepat untuk mendapatkan kenaikan pangkat. Jabatan fungsional jika memenuhi persyaratan
angka kredit dalam dua tahun akan mendapatkan kenaikan pangkat satu jenjang lebih tinggi. Dimana
jabatan struktural dengan kondisi normal hanya mendapatkan kenaikan pangkat dalam empat
tahun. Dan masih banyak keunggulan yang lainnya.
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur
organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan
fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan. Penetapan Jabatan Fungsional Jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur kerja yang didasarkan atas
disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi,
2. Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi,
3. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan:
a) Tingkat keahlian, bagi jabatan fungsional keahlian,
b) Tingkat keterampilan, bagi jabatan fungsional keterampilan.
4. Pelaksanaan tugas bersifat mandiri.
5. Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi.
Jabatan fungsional dan angka kredit jabatan fungsional ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dengan memperhatikan usul dari pimpinan instansi
pemerintahan yang bersangkutan, yang selanjutnya bertindak sebagai pembina jabatan fungsional.
Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penilaian prestasi kerja bagi pejabat fungsional ditetapkan dengan angka kredit oleh pejabat yang
berwenang. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-
butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier yang
bersangkutan.
Butir-butir kegiatan yang dinilai adalah tugas-tugas yang dilaksanakan oleh setiap pejabat fungsional
yang terdiri atas tugas utama (tugas pokok) dan tugas penunjang, yaitu tugas-tugas yang bersifat
menunjang pelaksanan tugas utama. Tugas utama adalah tugas-tugas yang tercantum dalam uraian
tugas (job description) yang ada pada setiap jabatan, sedangkan tugas penunjang tugas pokok
adalah kegiatan-kegiatan pejabat fungsional di luar tugas pokok yang pada umumnya bersifat tugas
kemasyarakatan.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas utama/pokok seorang pejabat fungsional harus mengumpulkan
sekurang-kurangnya 70% atau 80% dari angka kredit yang ditetapkan, sedang pelaksanaan tugas
penunjang tugas-tugas pokok sebanyak-banyaknya hanya 30% atau 20%. Ketentuan tersebut diatur
untuk menjamin agar pejabat fungsional benar-benar mengutamakan pelaksanaan tugas pokoknya
dibandingkan dengan tugas-tugas penunjang.
Angka kredit ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan sebagai bahan dalam
penetapan kenaikan jabatan/pangkat pejabat fungsional.
Pengangkatan
Persyaratan untuk pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional adalah:
1. Berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil,
2. Memiliki ijazah sesuai dengan tingkat pendidikan dan kualifikasi pendidikan yang
ditentukan,
3. Telah menduduki pangkat menurut ketentuan yang berlaku,
4. Telah lulus pendidikan dan pelatihan fungsional yang ditentukan,
5. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 1 tahun terakhir.
Kenaikan Jabatan
Pejabat fungsional dapat dipertimbangkan untuk diangkat ke dalam jabatan yang setingkat lebih
tinggi apabila memenuhi syarat:
1. Sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam jabatan terakhir,
2. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi,
3. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 1 tahun terakhir.
Kenaikan Pangkat
Pejabat fungsional dapat dipertimbangkan untuk dinaikan kedalam pangkat yang setingkat lebih
tinggi apabila memenuhi syarat:
1. Sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir,
2. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan yang setingkat lebih
tinggi,
3. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 2 tahun terakhir.
Jabatan Fungsional PNS yang ada di Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan yang telah
ditentukan:
Peraturan
Jabatan Fungsional
Presiden Nomor
20 Tahun 2006 Panitera
22 Tahun 2006 Juru Sita dan Juru Sita Pengganti
23 Tahun 2006 Pranata Hubungan Masyarakat
24 Tahun 2006 Peneliti
25 Tahun 2006 Perekayasa dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan
Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas
26 Tahun 2006 Benih Tanaman, Pengawas Bibit Ternak, Medik Veteriner, Pengawas Perikanan,
Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, dan Pengawas Benih Ikan
27 Tahun 2006 Penyuluh Kehutanan
28 Tahun 2006 Pengendali Ekosistem Hutan
29 Tahun 2006 Pengendali Dampak Lingkungan
Teknik Pengairan, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Tata bangunan dan
30 Tahun 2006
Perumahan, dan Teknik Penyehatan Lingkungan
31 Tahun 2006 Surveyor Pemetaan
32 Tahun 2006 Penyelidik Bumi
33 Tahun 2006 Pranata Komputer
34 Tahun 2006 Statistisi
35 Tahun 2006 Pemeriksa Paten dan Pemeriksa Merek
36 Tahun 2006 Perantara Hubungan Industrial
37 Tahun 2006 Perancang Peraturan Perundang-undangan
38 Tahun 2006 Perencana
39 Tahun 2006 Analis Kepegawaian
40 Tahun 2006 Arsiparis dan Pustakawan
41 Tahun 2006 Agen
42 Tahun 2006 Polisi Kehutanan
43 Tahun 2006 Penyuluh Agama
44 Tahun 2006 Pengawas Ketenagakerjaan
45 Tahun 2006 Pengawas Farmasi dan Makanan
46 Tahun 2006 Pemeriksa Pajak, Pemeriksa Bea dan Cukai, dan Penilai Pajak Bumi dan Bangunan
Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium Kesehatan,
Epidemiolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Sanitarian, Administrator
47 Tahun 2006
Kesehatan, Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat Gigi, Nutrisionis, Bidan,
Perawat, Radiografer, Perekam Medis, dan Teknisi Elektromedis
48 Tahun 2006 Pranata Nuklir
49 Tahun 2006 Pengamat Meteorologi dan Geofisika
50 Tahun 2006 Pengawas Radiasi
51 Tahun 2006 Instruktur
52 Tahun 2006 Widyaiswara
53 Tahun 2006 Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan
54 Tahun 2006 Pekerja Sosial
55 Tahun 2006 Pengantar Kerja
56 Tahun 2006 Penggerak Swadaya Masyarakat
57 Tahun 2006 Penyuluh Keluarga Berencana
58 Tahun 2006 Tenaga Kependidikan
59 Tahun 2006 Dosen
60 Tahun 2006 Auditor
61 Tahun 2006 Pengamat Gunung Api
62 Tahun 2006 Teknik Siaran, Andalan Siaran, dan Adikara Siaran
63 Tahun 2006 Teknisi Penerbangan
64 Tahun 2006 Penguji Mutu Barang dan Penera
Bagi pegawai Badan Pusat Statistik dapat diangkat dalam jabatan fungsional diantarnya : Statistisi,
Pranata Komputer, Perencana, Arsiparis, Analis Kepegawaian, Arsiparis dan Pustakawan,
Widyaiswara Peneliti dan Dosen serta beberapa jabatan Fungsional tertentu lainnya secara terbatas,
sesuai dengan beban kerja di Satuan Kerjanya.
Sumber :
1. Badan Kepegawaian Negara
2. Wikipedia-indonesia