Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jamaluddin1)
Syarifuddin2)
1)
Universitas Tadulako, Kampus Bumi Tadulako Tondo
Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
2)
Kata kunci: Ambiguitas peran, Konflik peran, Independensi, Kualitas audit inter-
nal
421
422 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 3, Desember 2014, Hlm. 421-431
sebanyak 2.241 kasus terkait dengan keti- cenderung mempertahankan lembaga atau
dakhematan, ketidakefisienan, dan ketida- keinginannya. Sikap dan keyakinan yang
kefektifan yang total potensi kerugiannya berkaitan dengan lingkungan anggota sepro-
sebesar Rp 3,88 triliun. fesi seringkali dibentuk oleh kondisi-kondisi
Tentang kualitas audit, Wooten birokrasi. Sikap yang dimunculkan oleh
(2003) menyatakan bahwa kualitas audit satu atau beberapa auditor internal profe-
dapat diukur oleh dua faktor utama yaitu sional dalam mempertahankan nilai-nilai
kemampuan untuk mendeteksi kesalahan profesionalismenya akan cenderung menjadi
yang terjadi dalam suatu unit organ- pemicu konflik. Konflik peran dapat menim-
isasi dan kemampuan untuk melaporkan bulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja
kesalahan yang ditemukan. DeAngelo (1981) dan bisa menurunkan motivasi kerja. Hal
memberikan definisi kualitas jasa audit ini berdampak negatif terhadap perilaku
adalah kemungkinan auditor akan: (a) mene- individu seperti timbulnya ketegangan kerja,
mukan suatu kesalahan dalam sistem akun- banyaknya terjadi perpindahan, penurunan
tansi klien, dan (b) melaporkan kesalahan. kepuasan kerja sehingga bisa menurunkan
Kemampuan untuk mendeteksi kesalahan kinerja auditor secara keseluruhan (Fanani
dapat dipengaruhi oleh kompetensi auditor. et al. 2008). Tantangan kedua berupa
Kompetensi orang-orang yang melaksanakan peningkatan kemungkinan terjadinya
audit, akan tidak ada nilainya jika mereka ambiguitas (ketidakjelasan) peran. Hal ini
tidak independen dalam mengumpulkan dipacu oleh adanya kondisi yang kompleks
dan mengevaluasi bukti (Arens et al. 2008). dan perubahan dalam lingkungan opera-
Institut Akuntan Publik Indonesia (2011) sional auditor internal, termasuk komplek-
seksi 220 PSA No. 4 alinea 02 juga mengha- sitas dan perubahan peraturan dan
ruskan auditor bersikap independen, artinya teknologi. Ambiguitas peran tersebut dapat
tidak mudah dipengaruhi karena ia akan menciptakan ketegangan kerja yang dapat
melaksanakan pekerjaannya untuk kepent- melemahkan kemampuan auditor internal
ingan umum. Peraturan Badan Pemeriksa untuk mempertahankan komitmen inde-
Keuangan Republik Indonesia No. 01. Tahun pendensi profesionalnya (Ahmad dan Taylor
2007, lampiran 3 paragraf 17 menyebutkan 2009). Ambiguitas peran mengurangi tingkat
bahwa besarnya manfaat pemeriksaan tidak kepastian apakah informasi yang diper-
terletak pada temuan dan rekomendasi yang oleh dalam pemeriksaan telah obyektif dan
diberikan tetapi pada efektivitas penyelesaian relevan. Ketidakjelasan informasi terkait
yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. dengan peran dapat meyebabkan ambigu-
Kualitas audit internal dapat dipengaruhi itas peran (Yung-Tai dan Chen-Hua 2010).
berbagai faktor termasuk independensi. Rizzo et al. (1970) menyatakan bahwa ambi-
Independensi sangat penting dalam hal guitas peran menunjukkan ambivalensi
pemeriksaan internal bagi auditor internal saat apa yang diharapkan tidak jelas karena
(Mutchler 2003). Di samping itu, indepen- kekurangan informasi mengenai suatu
densi juga dinilai penting karena berdampak peran dan apa yang dibutuhkan dalam
pada kualitas audit (Lin dan Tepalagul 2012). suatu tugas.
International Standars for the Professional Penelitian sebelumnya seperti Ahmad
Practice of Internal Auditing (ISPPIA IIA 2006) dan Taylor (2009) menemukan bahwa
telah mengidentifikasi independensi auditor ambiguitas dan konflik peran berpengaruh
internal sebagai kriteria yang paling penting terhadap komitmen independen. Fisher
bagi efektivitas fungsi audit internal. (2001) menemukan ambiguitas dan konflik
Auditor internal menghadapi tantangan peran berpengaruh negatif terhadap prestasi
dalam menjaga independensi. Hal ini dise- kerja. Yung-Tai dan Chen-Hua (2010)
babkan oleh, pertama, mereka memi- menemukan pengaruh langsung negatif
liki konflik peran yang melekat (inherent antara ambiguitas peran dan kreativitas
conflict). Konflik peran meliputi kontradiksi karyawan namun konflik peran berpe
potensial antara peran audit dan peran jasa ngaruh positif terhadap kreativitas. Fanani
konsultasi manajemen, perbedaan poten- et al. (2008) menyatakan bahwa ketida-
sial antara arahan organisasi profesional kjelasan peran tidak berpengaruh terhadap
mereka, dan tuntutan manajemen organ- kinerja. Sementara itu, Robkob et al. (2012)
isasi. Konflik peran dapat terjadi antara menemukan bahwa independensi auditor
auditor yang cenderung mempertahankan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
profesionalismenya dan pihak yang diaudit auditor. Baotham dan Ussahawanitchakit
Jamaluddin, Syarifuddin, Ambiguitas dan Konflik Peran Serta Independensi sebagai...423
(2009) menemukan independensi berpen- 10%, besaran sampel penelitian ini adalah :
garuh positif terhadap kualitas dan kredi-
bitas audit. Penelitian yang telah ada masih 259
n= = 72,14 = 72 orang
bersifat parsial sehingga penelitian ini (259).0,12 + 1
menggabungkan beberapa variabel peneli- Jumlah sampel yang diperoleh dari
tian sebelumnya yang dapat meningkatkan perhitungan di atas masih dianggap kurang
kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di dengan menggunakan program structural
atas maka penelitian ini bertujuan untuk equation modelling (SEM). Hair et al. (2010)
menguji dan menganalisis pengaruh ambi- penggunaan program SEM merekomen-
guitas peran dan konflik peran terhadap dasikan jumlah sampel antara 100–300
independensi dan kualitas audit internal, dan tidak lebih dari 400 sampel. Untuk
pengaruh independensi terhadap kualitas memenuhi penggunaan syarat SEM ini,
audit internal. maka sampel yang akan digunakan minimal
200 sampel atau 77% dari total populasi.
METODE Kuesioner disusun dalam skala Likert
Penelitian ini adalah penelitian ekspla- sebagai formasi butir-butir pengukur
natori (explanatory research) karena yang variabel penelitian berbentuk pernyataan
menjelaskan hubungan kausal antara dengan lima pilihan jawaban responden.
variabel yang satu dengan variabel lainnya. Jawaban sangat tidak setuju dengan nilai
Pengumpulan data dilakukan dengan cara 1, tidak setuju dengan nilai 2, netral dengan
survei langsung ke lokasi penelitian guna nilai 3, setuju dengan nilai 4, dan sangat
memperoleh data dan informasi. setuju dengan nilai 5. Penyusunan butir-
Populasi penelitian ini adalah auditor butir pernyataan pada kuesioner dilakukan
pada Badan Inspektorat di Sulawesi Tengah dengan mengacu kepada definisi operasional
yang terdiri atas 1 inspektorat provinsi, 1 variabel penelitian. Data yang terkumpul
inspektorat kota, dan 12 inspektorat kabu- kemudian direkapitulasi dalam bentuk
paten. Berdasarkan informasi yang diper- coding sheet yang disusun secara cross
oleh, jumlah auditor dan staf yang pernah sectional antar berbagai inspektorat untuk
diolah dan dianalisis.
melakukan pemeriksaan sebanyak 259
Penelitian ini menggunakan empat
orang. Pemilihan sampel dalam penelitian
variabel yaitu ambiguitas peran, konflik
ini menggunakan teknik purposive sampling
peran, independensi, dan kualitas audit
dengan tujuan untuk mendapatkan infor-
internal. Ambiguitas peran adalah ketida-
masi dari individu dengan sasaran yang
kjelasan harapan dan tidak adanya infor-
tepat. Pertimbangan atau kriteria pengam-
masi memadai yang diperlukan agar orang-
bilan sampel dalam penelitian ini adalah:
orang mencapai peran mereka. Ukuran yang
(1) Aparat inspektorat yang bertindak lang- digunakan untuk mengukur ambiguitas
sung melakukan pemeriksaan di lingkungan peran menggunakan dimensi dari Rizzo et
Pemerintah di Sulawesi Tengah; (2) Aparat al. (1970) yaitu: (1) Pedoman (Guidelines)
inspektorat yang sudah pernah melakukan dengan indikator pedoman yang jelas, kebi-
audit. jakan otorisasi, kebijakan tertulis tentang
Berdasarkan pada jumlah populasi aktivitas yang dilarang, kebijakan terhadap
auditor dan aparat yang pernah melakukan pelanggaran yang ditemukan, kebijakan
pemeriksaan dapat ditentukan besaran dan pedoman sistem operasi dan pengu-
sampel dengan berpedoman pada rumus jian; (2) Tugas dengan indikator penilaian
Taro Yamane atau Slovin (Riduwan dan pengendalian internal, kesalahan dilakukan
Kuncoro 2006) berikut: ditemukan, penyimpangan ditemukan,
kelemahan ditemukan; (3) Tanggung jawab
N
n= dengan indikator sistem pengendalian
N.d2 + 1
intern dinilai, kesalahan yang dilakukan
ditemukan, penyimpangan ditemukan;
Dimana :
(4) Standar dengan indikator penemuan
n = Jumlah sampel
kelemahan pengendalian intern, penemuan
N = Jumlah Populasi
kesalahan, penemuan penyimpangan; (5)
d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat
Waktu dengan indikator pembagian waktu
kepercayaan 95%) dalam mengevaluasi kelemahan pengenda-
Berdasarkan jumlah populasi dan lian internal, menyelidiki kesalahan, meny-
tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar elidiki penyimpangan.
424 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 3, Desember 2014, Hlm. 421-431
Konflik peran atau role conflict adalah Peraturan MENPAN dan Peraturan Badan
suatu gejala psikologis yang dialami oleh Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
anggota organisasi yang dapat menim- tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
bulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja, Negara (SPKN) dalam lampiran 3 paragraf
tidak sesuai dengan norma, aturan, etika 17. Besarnya manfaat yang diperoleh dari
dan kemandirian profesional. Variabel pekerjaan pemeriksaan tidak terletak pada
konflik peran diukur dengan mengadaptasi temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau
skala yang divalidasi oleh Rizzo et al. (1970) rekomendasi yang dibuat, tetapi terletak
yang membagi menjadi tiga jenis yaitu : pada efektivitas penyelesaian yang ditempuh
(1) inter-konflik peran (inter-role conflict) oleh entitas yang diperiksa. Oleh karena itu,
dengan indikator permintaan organisasi dan auditor berkewajiban secara terus menerus
standar profesi audit internal, kompleksitas melakukan pemantauan terhadap tindak
birokrasi; (2) intra-pengirim konflik peran lanjut temuan pemeriksaan beserta reko-
(intra-sender role conflict) dengan indikator mendasinya untuk menjamin terwujudnya
peran audit dan peran jasa konsultasi/staf manfaat pemeriksaan.
pemda; (3) konflik peran pribadi (personal
role conflict) dengan indikator tindakan HASIL DAN PEMBAHASAN
ilegal, tindakan tidak etis ketika sasarannya Kuesioner diedarkan sebanyak 240
rekan atau kolega. eksemplar kepada 12 inspektorat di
Penelitian ini menggunakan dua Sulawesi Tengah. Terdapat dua inspektorat
dimensi menurut Peraturan Menteri Negara yang tidak diberikan kuesioner karena baru
Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) terbentuk satu tahun yang lalu. Kuesioner
(PER/05/M.PAN/03/2008) tentang Standar yang kembali sebanyak 204 eksemplar atau
Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah setara dengan tingkat pengembalian sebesar
yaitu: (1) posisi auditor APIP dengan indikator 85%. Dari jumlah tersebut, 202 eksemplar
ketepatan posisi auditor, bebas dari inter- dapat digunakan. Karakteristik responden
vensi, memperoleh dukungan dari pimpinan meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan
tertinggi organisasi; dan (2) Obyektivitas terakhir, dan latar belakang pendidikan
dengan indikator melaksanakan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan leluasa, menjelaskan semua temuan Hasil analisis uji validitas memperli-
yang diperoleh, dan tidak mengompromikan hatkan bahwa setiap indikator, baik pada
kualitas. variabel exogenous maupun endogenous
Kualitas audit internal diukur dengan mempunyai p-value sebesar 0,000 atau lebih
kemampuan auditor internal menemukan kecil dari 0,05 dan keseluruhan nilai kore-
ketidakefektifan pengendalian intern dan lasi (pearson correlation) di atas 0,3. Hal ini
memberikan rekomendasi, serta tindak lanjut menunjukkan instrumen yang digunakan
pihak yang diperiksa atas rekomendasi yang sudah menunjukkan tingkat validitas yang
diberikan. Kualitas audit internal mengacu baik atau sudah sesuai dengan apa yang
Jamaluddin, Syarifuddin, Ambiguitas dan Konflik Peran Serta Independensi sebagai...425
statistik diperoleh x2= 102.1662. Kaidah variabel lainnya. Terdapat lima pengaruh
pengambilan keputusan, jika Md dari titik langsung yang diuji dalam penelitian yang
obeservasi >102.1662 maka dikatakan bahwa terangkum dalam Tabel 4.
titik observasi itu adalah outlier, sedangkan Berdasarkan Tabel 4, besarnya
jika Md dari titik observasi<102.1662 maka pengaruh langsung variabel eksogenous
dikatakan bahwa titik observasi itu bukan terhadap variabel endogenous dapat dilihat
suatu outlier. nilai koefisien standardized. Pengaruh ambi-
Dari Tabel 3, Mahalanobis distance guitas peran terhadap independensi diper-
dapat dilihat bahwa titik observasi yang oleh nilai -0,257, artinya peningkatan ambi-
paling jauh adalah titik ke-199 dengan nilai guitas peran oleh auditor sebesar satu akan
Md=47.370. Jika dibandingkan dengan menurunkan nilai independensi sebesar
nilai x2=102.1662 maka nilai Md titik ke -0,257. Pengaruh konflik peran terhadap
-199<102.1662, maka disimpulkan bahwa independensi diperoleh nilai -0,297, artinya
seluruh data bukan merupakan outlier, peningkatan konflik peran akan menu-
sehingga asumsi tidak terjadinya outlier runkan nilai independensi sebesar -0,297.
pada data dapat dipenuhi. Pengaruh ambiguitas peran dan konflik
Hasil pengujian linieritas hubungan peran tidak berpengaruh terhadap kualitas
antar variabel disajikan secara lengkap dan audit internal, artinya terjadinya pening-
ringkas pada Tabel 3 sebagai berikut. katan atau penurunan keduan variabel
Pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat tersebut tidak mempengaruhi kualitas audit
model linier signifikan dan semua model internal. Pengaruh independensi terhadap
yang terbentuk signifikan sehingga asumsi kualitas audit diperoleh nilai sebesar 0,650,
linieritas terpenuhi. Uji t (t test) dilakukan artinya meningkatnya nilai independensi
pada masing-masing jalur untuk menguji sebesar satu akan meningkatkan kualitas
pengaruh secara parsial. Terdapat dua jenis audit sebesar 0,650.
pengaruh dalam SEM, yaitu (1) pengaruh Pengaruh tidak langsung adalah
langsung, dan (2) pengaruh tidak lang- pengaruh yang diukur secara tidak lang-
sung. Pengaruh langsung adalah pengaruh sung pada satu variabel ke variabel lainnya,
yang langsung diukur dari satu variabel ke melalui perantara (intervening). Koefisien
Jamaluddin, Syarifuddin, Ambiguitas dan Konflik Peran Serta Independensi sebagai...427
pengaruh tidak langsung diperoleh dari telah dapat melakukan penilaian terhadap
hasil kali kedua pengaruh langsung. Jika pengendalian internal, kesalahan, penyim-
kedua koefisien pengaruh langsung bernilai pangan, dan kelemahan yang ditemukan
signifikan, maka koefisien pengaruh tidak serta memahami tanggung jawab terhadap
langsung juga signifikan. Akan tetapi jika penilaian terhadap pengendalian internal,
salah satu atau kedua koefisien pengaruh kesalahan, penyimpangan, dan kelemahan
langsung nonsignifikan, maka koefisien yang ditemukan. Auditor juga memahami
pengaruh tidak langsung nonsignifikan. standar terhadap penemuan kelemahan,
Dua pengaruh tidak langsung yang kesalahan, dan penyimpangan pengendalian
diuji dalam penelitian ini ditunjukkan intern. Namun demikian, auditor kurang
dalam Tabel 5. Hasil analisis menunjukkan mampu melakukan pembagian waktu yang
bahwa ambiguitas peran berpengaruh efektif untuk mengevaluasi, menyelidiki
negatif signifikan terhadap independensi. kesalahan dan penyimpangan.
Hal ini menunjukkan bahwa ambiguitas Konflik peran berpengaruh negatif dan
peran merupakan salah satu faktor yang signifikan terhadap independensi auditor.
berperan penting dalam menentukan tinggi Hal ini menunjukkan bahwa konflik peran
rendahnya independensi auditor. Semakin merupakan salah satu faktor yang berperan
tinggi ambiguitas peran, akan mendo- penting dalam menentukan tinggi rendahnya
rong semakin menurunnya independensi independensi auditor. Semakin tinggi konflik
auditor. Sebaliknya jika ambiguitas peran peran, akan mendorong semakin menu-
semakin rendah, independensi auditor runnya independensi auditor. Sebaliknya
akan mengalami kenaikan. Oleh karena itu jika konflik peran semakin rendah, indepen-
ketidakjelasan pedoman, tugas, tanggung densi auditor akan mengalami kenaikan.
jawab, standar, dan pembagian waktu yang Kajian empiris tentang konflik peran
tidak efektif dapat mempengaruhi indepen- oleh Ahmad dan Taylor (2009) dan Hutami
densi auditor. dan Chariri (2011) menunjukkan bahwa
Temuan ini secara teoretis sejalan konflik peran berpengaruh negatif signifikan
dengan pandangan Kahn (1964) yang terhadap komitmen untuk independen.
menyatakan bahwa suatu lingkungan organ- Oleh karena itu, terjadinya konflik dapat
isasi dapat memengaruhi harapan (expecta- memengaruhi independensi auditor. Hasil
tions) setiap individu tentang perilaku peran ini sejalan dengan pandangan Koo dan Sim
mereka. Harapan itu melibatkan norma- (1999) yang menyatakan bahwa konflik
norma atau tekanan untuk bertindak dengan peran yang dialami oleh auditor dapat
cara tertentu. Kajian empiris yang sejalan merusak independensi dan kemampuan
dengan penelitian ini antara lain dilakukan auditor untuk melakukan audit yang wajar.
oleh Ahmad dan Taylor (2009) tentang auditor Apabila auditor mencoba untuk memper-
internal di Malaysia. Sementara, penelitian tahankan etika profesional mereka, posisi
serupa dilakukan oleh Hutami dan Chariri auditor internal menjadi rentan terhadap
(2011) pada inspektorat Kota Semarang. tekanan dari manajemen dan mengakibat-
Hasil penelitian keduanya menunjukkan kaan menurunnya komitmen independensi.
bahwa ambiguitas peran berpengaruh Hasil analisis deskriptif menunjukkan
negatif signifikan terhadap komitmen untuk bahwa konflik peran dinilai baik oleh
independen. Nugraheni (2009) melakukan responden. Hal ini menunjukkan renda-
penelitian dengan menemukan pemahaman hnya konflik peran pada diri auditor inspe-
etika auditor terhadap kualitas audit adalah ktorat. Artinya, auditor internal yang bebas
signifikan. Hossain (2013) melakukan dari kepentingan organisasi dengan profesi,
penelitian dengan menemukan efektifitas bebas untuk melaksanakan etika profesi
peraturan akan meningkatkan independensi dalam hal melaporkan kelemahan, penyim-
auditor dan kualitas audit. pangan, prosedur kerja, dan praktek kerja
Ambiguitas peran yang dipersepsikan yang tidak menyimpang dari standar profesi.
oleh auditor inspektorat yang ada di Sulawesi Konflik intra peran tidak terjadi apabila
Tengah berada pada kategori rendah. Artinya auditor bebas dari adanya konflik kepent-
auditor inspektorat dalam melakukan audit ingan ketika berperan sebagai auditor atau
telah memiliki dan memahami pedoman yang pengawas sekaligus sebagai staf pemda
jelas, kebijakan otoritas, kebijakan terhadap dan sebagai kolega pemda. Sementara,
pelanggaran yang ditemukan, pedoman konflik peran pribadi dihindari dengan tidak
sistem operasi dan pengujian. Auditor melakukan tindakan ilegal, tidak melakukan
428 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 3, Desember 2014, Hlm. 421-431
tindakan tidak etis saat melakukan pemer- (2009), bahwa fungsi auditor internal adalah
iksaan, tidak merasa kesulitan melakukan melaksanakan pemeriksaan internal yang
pemeriksaan ketika sasarannya adalah merupakan suatu penilaian independen
rekan atau kolega. dalam suatu organisasi untuk menguji dan
Ambiguitas peran tidak berpengaruh mengevaluasi kegiatan organisasi yang
terhadap kualitas audit internal. Rendah dilakukan. Auditor internal melakukan
atau tingginya ambiguitas peran tidak penilaian independen dalam suatu organ-
akan memengaruhi kualitas audit internal. isasi untuk menguji dan mengevaluasi SPI
Temuan ini mendukung penelitian Fanani organisasi dan menilai apakah kebijakan,
et al. (2008) yang menyatakan bahwa keti- peraturan, dan pedoman kerja dalam organ-
dakjelasan peran tidak berpengaruh pada isasi telah terpenuhi oleh para anggota
kinerja. Temuan ini bertentangan dengan organisasi.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fisher Temuan ini sejalan dengan Robkob
(2001) yang menemukan ambiguitas peran et al. (2012) dan Jantje (2012) yang mene-
berpengaruh negatif signifikan terhadap mukan bahwa independensi auditor berpen-
kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja garuh signifikan terhadap kinerja auditor.
auditor. Rahmawati (2011) menemukan Baotham dan Ussahawanitchakit (2009)
bahwa seseorang yang mengalami keti- menemukan bahwa independensi berpen-
dakjelasan peran cenderung mengalami garuh positif terhadap kualitas dan kredi-
penurunan fisik dan psikis. Yung-Tai dan bilitas audit. Penelitian ini senada dengan
Chen-Hua (2010) menyatakan bahwa keti- temuan Suyono (2011) bahwa independensi,
dakjelasan peran yang tinggi dapat mengu- pengalaman, dan tanggung jawab berpen-
rangi kepercayaan diri seseorang dalam garuh secara simultan terhadap kualitas
kemampuannya untuk bekerja dengan audit. Zaid et al. (2013) melakukan pene-
efektif. Penelitian serupa yang dilakukan litian dengan menyimpulkan bahwa kompe-
oleh Nugraheni (2009) menemukan adanya tensi auditor internal, obyektif dan kinerja,
pengaruh signifikan atas pemahaman etika tingkat independensi dan kinerja departemen
auditor terhadap kualitas audit. Gahlan audit internal yang tinggi berpengaruh terh-
dan Singh (2014) serta Agustina (2009) adap kualitas audit internal. Hasil temuan
menemukan bahwa ambiguitas peran ini tidak sejalan dengan Efendy (2010) yang
berhubungan signifikan terhadap kinerja hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kerja. independensi tidak berpengaruh signifikan
Penelitian ini menunjukkan bahwa terhadap kualitas audit.
konflik peran bukan faktor yang berperan Ambiguitas peran berpengaruh
penting secara langsung dalam menentukan signifikan terhadap kualitas audit internal
tinggi rendahnya kualitas audit internal. melalui independensi auditor. Semakin
Temuan ini bertentangan dengan hasil pene- rendah nilai ambiguitas peran akan mendo-
litian Fisher (2001) yang menemukan konflik rong meningkatnya independensi auditor,
peran berpengaruh negatif signifikan terh- pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
adap kinerja pekerjaan dan kepuasan kerja audit internal. Temuan ini menguatkan
auditor. Hasil penelitian Fanani et al. (2008), bahwa independensi merupakan salah satu
Widyastuti dan Sumiati (2011) menun- faktor penentu kualitas audit.
jukkan konflik peran berpengaruh signifikan Konflik peran berpengaruh tidak lang-
terhadap kinerja auditor. sung yang signifikan terhadap kualitas
Independensi auditor berpengaruh audit internal melalui independensi auditor.
positif signifikan terhadap kualitas audit Semakin rendah nilai konflik peran akan
internal. Hal ini menunjukkan bahwa inde- mendorong meningkatnya independensi
pendensi auditor merupakan faktor yang auditor, pada akhirnya akan meningkatkan
berperan penting dalam menentukan tinggi kualitas audit internal. Dengan kata lain,
rendahnya kualitas audit internal. Semakin nilai konflik peran yang rendah akan menin-
tinggi independensi auditor, semakin tinggi gkatkan kualitas audit internal sepanjang
nilai kualitas audit internal. Jika posisi independensi auditor tinggi.
auditor, program dan pelaksanaan audit
tidak diintervensi oleh pihak lain, kesim- SIMPULAN
pulan hasil audit didasarkan pada temuan Penelitian ini menunjukkan bahwa:
dan pertimbangan tim audit. Hasil penelitian pertama, ambiguitas peran berpengaruh
ini sesuai dengan pandangan Sawyer et al. negatif signifikan terhadap independensi
Jamaluddin, Syarifuddin, Ambiguitas dan Konflik Peran Serta Independensi sebagai...429