Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Identitas Pasien
Nama : Ny.Sugiyem
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 Tahun
BB : 72.4 kg
TB : 149.6 Cm
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : SP 1 Kompas (Sebangau Kuala)
Diagnosa : Hipertensi+Kolesterol+Asam Urat
b. Data Subjektif
A. Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 8 Oktober 2018, pasien memeriksakan dirinya ke Poli umum PKM Sebangau karena merasakan
nyeri-nyeri pada jari dan sendi / tungkai (oedema), cepat lelah, sering pusing dan sakit dibagian tengkuk leher,
malam susah tidur.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat struk ringan pada tahun 2008, pasien pernah dirawat di Puskesmas Sebangau.
3. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien.
B. Riwayat Nutrisi
1. Riwayat Gizi Sekarang
Keterangan :
TP : Tidak pernah
J : Jarang (1-2x/minggu)
S : Sering (>2x/minggu)
2. Riwayat lainnya
a. Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Jumlah Keluarga : 4 Orang
Alamat : SP 1 Kompas (Sebangau Kuala)
b. Obat-obatan
Nama Obat Dosis
Allupurinol 1x2
B1 2x1
PCT 3x1
Nipedipin 1x1 (pagi)
Nadic 2x1
Amlodepin 1x5 mg (pagi)
Simvastatin 1x20 mg
c. Data Objektif
1. Hasil Pemeriksaan Antropometri
Hasil pemeriksaan antropometri dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan sebagai berikut :
TB =149.6 Cm
BB = 72.4 Kg
Berat Badan Dengan Koreksi Oedema
Untuk Menentukan berat badan dengan odema dikoreksi dengan cara:
BB koreksi = BB saat ini – koreksi oedema/asites
NI-5.4 Penurunan Kebutuhan Zat Gizi penurunan kebutuhan natrium, protein dan lemak berkaitan denan
adanya riwayat hipertensi, stroke, dan dislipidemia ditandai dengan TD tinggi 140/90 mmHg, asam urat
tinggi 7,1 mg/dl, kolesterol tinggi 206 mg/dl
(NI-3.2) Kelebihan Intake cairan disebabkan oleh ganguan fungsi ginjal ditandai dengan data physical
yaitu Edema
NI.2.1 kekurangan intake makanan dan minuman oral yang disebabkan nafsu makan menurun
ditandai dengan persentase hasil recall energi……, protein,,,,lemak,,,,,,dan karbohidrat
.NI- 5.6.2 intake lemak lebih dibandingkan kebutuhan standar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
tentang makanan dan zat gizi yang ditandai dengan hasil lab yaitu kolesterol 206 mg/dl
NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan ganguan metabolisme
purin ditandai dengan kadar asam urat tinggi yaitu 7,1 mg/dl
E-1.6 memberikan edukasi gizi terkait hubungan antara aktifitas fisik dan gizi yangmampu
membantumenormalkan kadarlaboratorium
E.2.1 memberikan edukasi gizi berupa interpretasi hasil laboratorium terkait kadar Asam Urat, kolesterol
BD-1.5.1Target terjadi penurunanGDP mencapai nilainormal 70-110 mg/dl.Akan dipantau
pada pemeriksaan berikutnya
BD-1.7.2 Target terjadi penurunan asam urat dan kolesterol nilai normal. Akan dipantau
pada pemeriksaan berikutnya. Target terjadi penurunan kadar asam urat dan kolesterol
NC-3.3 Berat badah lebih disebabkan oleh pola makan yang salah (konsumsi makanan yang tinggi
lemak dan karbohidrat) dan tidak pernah melakukan aktifitasfisik ditandai dengan BB dan IMT melebihi
nilai normal IMT = 32,394
E.14 1memberikan edukasi giziterkait hubungan antaraaktifitas fisik dan gizi denganBB dan IMT yang lebih
darinormal.melakukan
C-1.2 konseling gizi pendekatan dengan healthmodel belief didasarkan padaasumsi bahwa pasien akantemotivasi
untuk mengambiltindakan terkait kesehatan yaitudengan merekomendasikanaktivitas fisik agar dapatmengelolo
berat badanny
AD-1.1.2 3Target terjadi penurunan berat badan samapimencapai BBI 60,3 kgdengan minimal 0,5-1 kgakan
dipantau pada pemerikasaan 1 minggu berikutnya
NB-1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi ditandai dengan asupan gizi yang tidak
seimbang dan pola makan yang salah(NB-1.4) Kurangnya kemampuan memonitoring diri sendiri
disebabkan oleh kurang perhatian terhadap informasi, kesulitan mengatur waktu ditandai dengan
kebiasaan makan pasien yang < 2x sehari dan masih makan sayur serta lebih suka makanan yang
digoreng.
E-1.6 memberikan edukasi gizi terkait rekomendasi pemilihan jenis makanan yang boleh dan tidak boleh
dimakan
NB-1.3 belum siap melakukan perubahan diet/perubahan pola hidup disebabkan oleh kurangnya
kemampuan untuk berubah/memperbaiki kesalahan ditandai oleh kegagalan dalam melakukan diet
sebelumnya
C-1.2 melakukan konseling gizi pendekatan dengan healthmodel belief didasarkan pada asumsi bahwa pasien akan
temotivasi untuk mengambil tindakan terkait kesehatan yaitu dengan merekomendasikan diet yang tepat
.FH.7.3.1 Target adalah pasiendapat melakukan aktifitasfisik.
FH-2.1. Target adalah pasie ndapat patuh dalam menjalankan diet yang telah diberikan.Akan dipantau setiap hari.
NB-1.6 tidak patuh mengikuti rekomendasi gizi/diet berkaitan dengan masih mengkonsumsi
sayuran hijau dan gorengan ditandai dengan nilai asam urat dan kolesterol yang tinggi
NB-1.7 pemilihan makanan yang salah
Kurangnya Pengetahuan Berhubungan Dengan Makanan/Zat Gizi (NB-1.1) disebabkanoleh
keyakinan atau perhatian yang salah mengenai makanan, zat gizi dan masalah-masalah lain
berhubungan dengan makanan/zat gizi dibuktikan dengan Pasienjuga jarang mengkonsumsi
sayur dan buah, dan sebagian besar makanan yangdimkonsumsi sehari-hari selain tinggi purin
juga tinggi lemak.dari hasil diagnosa gizi dapat disimpulkan bahwa Ny.S mengalami kelebihan
asupan energi, dibuktikan dengan hasil perhitungan IMT = 32.394 yang menandakan Ny.S
mengalami obesitas. oleh karena itu Ny.S disarankan untuk memakan beraneka ragam dan gizi seimbang,
mengurangi konsumsi makan sumber kalori/energi, lemak, protein.
NB-2.1
PD-1.1.9 terjadi penurunan TD mencapai nilai normal 120/80 mmHg. akan dipantau pada
pemeriksaan berikutnya
PD-1.1.2 target adalah keluhan berkurang atau hilang dan tubuh terlihat lebih bertenaga
skrining gizi
Resiko Ringan Resiko Sedang Resiko Tinggi
Berat badan turun 2,5-5 kg Berat badan turun 5-7,5 kg Berat badan turun > 7,5
dalam 6 bulan terakhir dalam 6 bulan terakhir kg dalam 6 bulan terakhir
RBW = 80-120% RBW = 70-80% atau 120- RBW = <70% atau > √
130% 130%
IMT = 20-25 kg/m2 IMT = 17-18 atau 30-35 √ IMT = <17 kg/m2 atau
kg/m2 >35kg/m2
Mual/muntah ringan, diare Mual/muntah Malabsorbsi
berkepanjangan, diare
Nafsu makan turun √ Tidak ada nafsu makan Mendapat makanan
perantara dan/MLP
Gangguan mengunyah atau Decubitus ringan dan atau Decubitus berat atau luka
menelan terbuka lainnya terbuka yang tidak
kunjung sembuh
Hipertensi √ Gagal ginjal Menderita penyakit
pankreas berat
Atherosklerosis, Stadium awal penyakit Kanker stadium lanjut
peningkatan profil lemak kanker dan/kemoterapi dengan kekeksia
darah
Menjalani operasi ringan Menjalani operasi berat Menjalani operasi saluran
cerna
Anemia Diebetis tidak terkontrol Malnutrisi
Ulkus Gangguan saluran cerna, Pasien di ICU luka bakar
pendarahan saluran cerna
Istirahat ditempat tidur Menderita penyakit Mengalami sepsis
jantung kongetiv
Dehidrasi ringan Stroke Trauma multiple
Albumin 3,2-3,4 mg/dl Albumin 2,8-3,1 mg/gl Albumin <2,8 mg/dl
Total limphosit 1200-1500 Total limphosit 900-1200 Total limphosit < 900
sel/m3 sel/m3 sel/m3
Depresi ringan √ Depresi sedang Depresi berat
Demam ringan Lainnya Lainnya
dari skrining diatas disimpulkan bahwa pasien berisiko tinggi
Pasien dikatakan berisiko tinggi Bila terdapat 1 atau lebih faktor resiko tinggi atau 3
atau lebih dari faktor resiko sedang atau 6 atau
lebih faktor resiko ringan
AHLI GIZI HARUS MELAKUKAN PENILAIAN
STATUS GIZI SECARA LENGKAP PERLU DI
LAKUKAN EVALUASI KEMBALI DALAM 3-5 HARI
Pasien dikatakan beresiko sedang Bila terdapat 2 atau lebih faktor resiko sedang atau
4-6 faktor resiko ringan .
AHLI GIZI HARUS MENEMUI PASIEN PALING
LAMBAT DALAM 3 HARI, LAKUKAN PENILAIAN
STATUS GIZI YANG DIPERLUKAN EVALUASI
KEMBALI 3-5 HARI
Pasien dikatakan beresiko ringan Bila terdapat < 4 faktor resiko ringan, cek kembali
dalam 7-10 hari
2.3 INTERVENSI
rute : pemberian makanan dan minuman melalui oral
bentuk makanan : makanan biasa
frekuensi : 3x menu utama dan 2x selingan
1. Terapi diet
2. jangka pendek (ND-1.1 dan NC 2.2) mengubah dan memodifikasi perilaku terkait makanan
seimbang dan aktifitas fisik, mengenalkan jenis makanan dan cara mengolah makanan
3. •Jangka Panjang : menurunkan berat badan secra perlahan hingga mencapai IMT normal d,
menurunkan kadar kolesterol dan asam urat,
4.
a. Tujuan Diet :
Pemberian terapi diet bertujuan untuk :
a. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan ginjal
b. mengurangi asupan energi sehingga mencapai penurunan berat badan secara bertahap sampai batas normal
c. Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
dan oedemanya
d. menurunkan tekanan darah hingga mencapai batas normal
e. menurunkan kolesterol darah mencapai batas normal
f. menurunkan kadar asam urat dalam darah
c. Jenis Diet : Diet Rendah Garam II, rendah purin, rendah lemak, rendah energi
d. prinsip diet :
makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
mengurangi konsumsi makanan sumber kalorienergi yaitu karbohidrat, lemak, protein
merubah pola makan menjadi sehat dan meneruskan kebiasaan tersebut
Syarat Diit :
1. Energi rendah
2. Protein diberikan 1 kg/BB/Hari dari total energy.
3. Lemak rendah yaitu 20 % dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat diberikan 60 % dari total kalori.
5. rendah garam hanya 1 – 3 g/ hari.
6. Bentuk makanan biasa
7. Frekuensi makanan 3x makan utama dan 2 x makan selingan.
10 kg = 1000 mililiter
10 kg = 500 mililiter
51,4 kg x 20 ml = 1028 mililiter +
71,4 kg = 2528 mililiter
catatan :
setiap 100 gram protein (asam amino) akan menghasilkan 40 cc air
setiap 100 gram karbohidrat (glukosa) akan menghasilkan 60 cc air
setiap 100 gram lemak (trigliserida) akan menghasilkan 110cc air
syarat diet :
a. Energi rendah diberikan yaitu 1412,95 kalori ditujukan untuk menurunkan berat badan. pengurangan dilakukan
secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas. untuk
menurunkan berat badan sebanyak 0,5-1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hr dari
kebutuhan normal
b. Kebutuhan protein diberikan 0.8 gr/kg BB dari kebutuhan energi total yaitu 57.12 gr (utamakan protein bernilai
biologis tinggi dan rendah purin) untuk mengurangi kadar asam urat, agar produksi purin endogenuestidak terlalu
cepat sehingga mencegah peningkatan purin
c. Kebutuhan lemak rendah diberikan 20% dari kebutuhan energi total yaitu 29,74/ 31,39 gr. <10% dari lemak jenuh,
10% lemak tidak jenuh ganda, dan sisanya lemak tidak jenuh tunggal, agar tidak menghambat pengeluaran asam
urat melalui urin
d. Karbohidrat sedang diberikan 60% dari yaitu 211.94 gr, sisa dari kebutuhan energi total dikurangi energi dari
protein dan lemak. gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang , sebagai
alternatif bisa digunakan gula buatan pengganti gula sederhana dan juga untuk membantu meningkatkan
pengeluaran asam urat darah melalui urin.
e. rendah purin agar tidak meningkatkan kadar asam urat dalam darah
e. kolesterol rendah <300 mg/dl
g. rendah garam Natrium (400-600 mg) atau setara dengan ¼ sdt (2 gr) garam disesuaikan dengan berat tidaknya
retensi garam atau air untuk mengurangi oedema
h. Cukup vitamin dan mineral, sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang metabolisme dalam tubuh
i. Cairan cukup untuk mengurangi oedemanya yaitu sebesar 2528 mililiter untuk mengeluarkan asam urat melewati
urin.
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk Rendah Garam :
Makanan yang tidak dianjurkan :
- Sumber karbohidrat : Sumber karbohidrat tinggi natrium, seperti cake, biskuit, dan krekers.
- Sumber protein hewani : Daging dan ikan yang diawetkan, seperti ikan asing, ikan bandeng, sarden dan corned beef.
- Sayuran : Sayuran yang tinggi kalium, seperti : tomat, kol, bayam, bit, daun bawang, tauge kacang hijau, kacang
buncis, kembang kol, walu dan rebung.
- Buah-buahan : Anggur, belimbing, duku, jambu biji, pepaya, dan pisang.
- Lemak : Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam.
- Minuman : Berbagai minuman bersoda dan beralkohol.
2. Terapi Edukasi
a. Topik
Diet Rendah Garam, rendah purin, rendah lemak
b. Tempat
-
c. Waktu
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 selama 30 menit, yakni mulai pukul 11.00 – 11.30
d. Tujuan Umum
Materi :
Diet RG dan R. Purin
Bahan makanan yang boleh dan tidak boleh
Bahan makanan yang dianjurkan.
Rekomendasi :
1. Perlu ditekankan mengenai perilaku pasien dalam menjalankan diet agar tercapai tujuan diet
2. Perlu adanya pengnawasan tentang pola makan pasien oleh keluarga
3. Pasien perlu membatasi makanan yang mengandung purin dan lemak tinggi
Evaluasi :
Menanya-kan kembali tentang materi yang disampai-kan.
Nafsu makan pasien
3. Intake Lemak
Grafik Intake Lemak dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa intake lemak rata-rata pasien 91,39%. Pada saat sebelum
intervensi intake lemak masih kurang, pada hari pertama setelah intervensi mulai meningkat, kemudian hari ke dua
menurun, dan hari ke tiga meningkat kembali meskipun belum sesuai dengan kebutuhan. Pada hari pertama dan
ketiga intake lemak meningkat dikarenakan kondisi fisik pasien yang cukup membaik sehingga asupan makanan
yang masuk di tubuh di terima dengan baik pula, sedangkan pada hari kedua asupan lemak menurun disebabkan
karena kondisi pasien yang mengalami penurunan dayah tahan tubuh yaitu pasien mengalami lemas dan lemah
sehingga asupan lemak berkurang.
Keterangan :
Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa intake karbohidrat rata-rata pasien 50,19%. Pada saat sebelum
intervensi intake karbohidrat masih kurang, pada hari pertama dan kedua setelah intervensi masih menurun
disebabkan karena keadaan pasien yang lemah sehingga asupan lemak berkurang, kemudian pada hari ke tiga
asupan lemak mengalami peningkatan kembali dilihat kondisi pasien yang semakin membaik meskipun belum
sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa intake Natirum rata-rata pasien 129,71%. Pada saat sebelum
intervensi dan hari kedua dan ketiga setelah intervensi intake natrium melebihi dari kebutuhan hal ini disebabkan
karena makanan yang dikonsumsi oleh pasien banyak mengandung natrium yang melebihi dari kebutuhan yang
dianjurkan misalnya daging dan ikan laut. Sedangkan pada hari pertama setelah intervensi kadar natrium menurun
disebabkan bahan makanan yang dikonsumsi asupan natriumnya tidak begitu tinggi.