Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. Pengertian
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal
merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan
kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.
4. Syncope (pingsan)
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.
Hal in sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai
biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan,
yang akan meningkat seiring pertambahan usia pada kehamilan akibat
aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
6. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini
menimbulkan pembesran payudara, menimbulkan perasan tegang dan
nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta
pengeluaran kolostrum.
7. Sering Miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yng sering terjadi pada
trimester pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada
trimester kedua umumnya keluhan ini berkurang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa
timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
10. Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada trimester pertama.
2. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
serta. Caranya dengan meletekkan 2 jari dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut diatas simpisis, maka isthmus ini
akan teraba seolah-oleah corpus uteri sama sekali terpisah dari serviks.
Perlunakan dan kompresibilitas serviks menyebabkan berkuranya
kemampuan bgian ini untuk menahan beban yang disebabkan oleh
pembesaran uterus dan sebagai kompensasinya uterus terjatuh kedepan
(hiper antefleksio) dalam tiga bulan pertama kehamilan (uterus masih
sebagai organ pelvik). Dengan posisi tersebut diatas, akan terjadi
dorongan mekanik fundus uteri ke kandung kemih sehingga timbul
gejala sering berkemih selama periode trimester pertama. Gejala ini
akan berkurang setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua
dimana uterus semakin memebesar dan dan keluar dari rongga pelvis
sehingga tidak lagi terjadi dorongan fundus pada kandung kemih.
3. Tanda Goodel
Tanda goodel adalah pelunakan waktu serviks. Pada wanita yang tidak
hamil serviks seperti ujung hidung sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
4. Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
5. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang terlebih dahulu
7. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal
ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian
seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan
myoma uteri.
8. Pemeriksaan tes biologi kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan. Hormon ini diekskresi pada urin ibu. Hormon ini
dapat mulai dideteksi pada 36 hari setelah konsepsi dan meningkat
dengan cepat pada hari 30-60 usia gestasi, kemudian menurun pada hari
ke 100-130.
C. Positive Sign
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamiln terdiri atas
hal-hal di bawah ini :
1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat teraba jelas oleh pemeriksa. gerakan janin
baru dapat dirasakan setelah kandungan berusia 20 minggu.
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin ( kepala dan bokong ) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
yang lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG.
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat di lihat dengan foto rontgen atau USG.
III. Perubahan Anatomie dan Fisiologis:
A. Sistem Reproduksi
Trimester I
1. Uterus
Pembesaran uterus meliputi
peregangan dan penebalan sel-sel otot
sementara produksi meosit yang baru
sangat terbatas. Bersamaan dengan hal
itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan
elastik, terutama pada lapisan otot luar.
Kerja sama tersebut akan meningkatkan
kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan
pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia
kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya
sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah
kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh
desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,
ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks
fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-
sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi
plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian
lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini
dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu pertama
kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat.
Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus
akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12
minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan
lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12
minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus
seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal
mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
2. Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell,
banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan
dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut
tanda Chadwick.
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.
2. Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan
tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan
cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah,
warna nya menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick.
3. Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran
esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan
korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).
4. Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan
sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.
Trimester III
1. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram
pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28
minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada
kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus
xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu, TFU berada tiga jari
dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III, istmus uteri lebih
nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi
lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal
sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran
ini jauh lebih tebal daripada SBR.
2. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi
lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang
terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya
sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai
fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan
tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya
berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain
itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.
3. Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk
laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada
payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit.
Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula
sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.
C. Sistemik :
1. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan
kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk
pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal
terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan
yang terjadi. Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu
Hamil:
a) Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena
pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac output. Hidung
tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler
serta peningkatan sirkulasi darah.
b) Trimester II & III
Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas
bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvis atau pada vena cava inferior.
Gusib berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh
hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian
pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena
cava inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi
tidur terlentang. Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit. Varises pada kaki dan
vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan
tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis
karena pengaruh hormon estrogen.
2. Sisten respirasi
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
3. Sistem Pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh
peningkatan hormon progresteron dan tekanan uterus yang membesar
terhadap organ saluran pencernaan. Perubahan Sistem Pencernaan
Yang Dirasakan Ibu Hamil :
a) Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau
tanpa terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabila
terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan
muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya
(ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang
sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun
adanya suatu tradisi.
b) Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir
(Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat
konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus
termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena
terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian
bawah.
4. Sistem urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
5. Sistem Integument
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi
pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae,
linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).
6. Sistem Musculoskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi
baik secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga
secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi. Perubahan Sistem
Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan
relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal pada satu
minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai
persiapan proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang
sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang
coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil,
pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh
wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat
ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami
oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dengan
fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan
menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan
DeFrancesco, 1964). Ligament rotundum mengalami hipertropi dan
mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada
ligament tersebut.
7. Sistem Persarafan
a) Trimester I
1) Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena
perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
2) Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas
bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan
makanan yang lebih disukai.
3) Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa
pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya,
terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama
kehamilan.
4) Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering
terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi
tidur yang mulai berkurang.
5) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan
(sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.
b) Trimester II
1) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa
cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala
dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan,
sinusitis, atau migran.
2) Kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan
tekanan pada pembuluh darah panggul yang dapat
mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju ektremitas
bagian bawah.
3) Masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat
kekurangan kalsium (hipoklasemia).
4) Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa
gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus
pada saraf kutan lateral femoral.
5) Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang
disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava
sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan
hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri
dengan periode yang lama.
c) Trimester III
1) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan
pada saraf atau kompresi akar syaraf
2) Rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas
disebabkan postur tubuh ibu yang membungkuk.
3) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunel syndrom selama trimester akhir kehamilan.
Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis
pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi
abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada
sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke
siku.
4) Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan.
Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah
ligmen persendian antara lengan dan tangan.
5) Akroestesia (kaku dan gatal di tangan ) yang timbul akibat
posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan
tarikan pada segmen fleksus brachialis.
1) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan
pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum
hamil.
2) Progesterone
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibanding estrogen.
Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari.
Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan
subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak
berfungsi sebagai cadangan energy baik pada masa hamil
maupun menyusui.
3) HCG (Human Chorionic Gonadotropin
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah pembuahan
dan merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi
kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah
mempertahankan korpus luteum.
4) HPL (Human Placental Lactogen)
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram /hari. Efeknya mirip dengan hormone
pertumbuhan.yang juga bersifat diabetogenik, sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH, LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesterone
plasenta.
6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen
ditingkat target organ.
7) Growth hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan oleh HPL.
8) TSH, ACTH, dan MSH
Hormone-hormon ini tidak dapat dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Titoksin
Kelenjar tyroid mengalami hipertropi memproduksi T4
meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena tyroid thyroid
binding globulin meninggi, akibat tingginya estrogen, dan juga
merupakan akibat hyperplasia jaringan glandural dan
peningkatan vaskularisasi. Tyroksin mengatur metabolisme.
10) Aldosteron, Renin,dan Angiostensin
Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume
intrvaskuler.
11) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, dan HPL.
12) Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
b) Nutrisi Maternal
Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien dan
mikronutrien seperti yang dijelaskan dibawah ini. (Riskesdas. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2010) :
1) Karbohidrat
Terjadi peningkatan metabolism 15% selama hamil dan
membutuhkan karbohidrat untuk memenuhi peningkatan
metabolism tersebut. Pada trimester pertama tidak dibutuhkan
tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin
hanya 15 gram. Pada trimester kedua memerlukan tambahan
340 tambahan kalori setiap hari dan 450 kalori setiap hari
selama trimester ketiga. Semuanya dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin yang memadai dan untuk mendukung
metabolisme ibu yang lebih tinggi.
2) Protein
Penting untuk pertumbuhan dan merupakan komponen
penting dari janin, plasenta, cairan amnion, darah dan jaringan
ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin dalam bentuk
asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena
asupan kalori dan protein yang seimbang dapat memberikan
efek yang positif terhadap pertumbuhan janin. Jumlah protein
yang dianjurkan bagi ibu hamil sebesar 70 gram per hari, baik
dari protein hewani maupun nabati. Kekurangan protein pada
masa hamil akan mengakibatkan BBLR, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain
menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada
kematangan seksual maupun fungsi seksual di kemudian hari.
3) Zat Besi
Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama
kehamilan, dimulai setelah rasa mual hilang umumnya pada
trimester II. Tablet besi ini jangan diminum bersama teh, susu,
atau kopi karena mengganggu penyerapan. Ibu
hamil sebaiknya mengkonsumsi tablet besi diantara waktu
makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa tablet besi tidak
dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin yang
normal, karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan
menyebabkan BBLR yang disebabkan adanya
hemokonsentrasi. Selain itu penelitian lain melaporkan bahwa
kelebihan zat besi merupakan faktor risiko terhadap Diabetes
tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk perkembangan otak
janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi dapat
ditemukan di daging merah, daging unggas, hati, kuning telur,
kacang-kacangan dan sayuran hijau.
4) Zink
Penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses
genetika yaitu transkripsi, translasi, sintesis protein, sintesis
DNA, divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari limfosit.
Kekurangan zinc berhubungan dengan malformasi, retardasi
mental serta hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan
neurosensory dan gangguan imunitas dikemudian hari.
Kebutuhan zinc pada ibu hamil adalah 11-12 mg per hari.
5) Kalsium
Diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta
pertumbuhan tulang janin. Ibu hamil membutuhkan kalsium
400 mg perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran, susu,
kacang-kacangan, roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya
dikonsumsi pada saat makan dan diikuti dengan minum jus
buah yang kaya akan vitamin C untuk membantu penyerapan.
Kalsium juga dapat diberikan pada ibu dengan riwayat
preeklampsi pada usia kehamilan >20 minggu, karena dapat
mencegah berulangnya preeklampsi.
6) Asam Folat
Dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin. Asam
folat 400 mcg harus diminum setiap hari sebanyak 90 butir
selama kehamilan. Akan lebih baik jika dikonsumsi sebelum
terjadi konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum
hamil. Zat ini diperlukan untuk mencegah adanya kelainan
bawaan seperti spina bifida, nuchal translucency dan
anencefali. Bahan makanan yang kaya akan asam folat antara
lain brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk, tomat, stroberi,
pisang, anggur hijau dan roti gandum.
7) Yodium
Yodium penting untuk perkembangan otak. Kekurangan
yodium dapat mengakibatkan kelahiran mati, cacat lahir, dan
gangguan pertumbuhan otak
8) Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
melindungi janin dari masalah sistem kekebalan tubuh,
penglihatan yang normal, infeksi, ekspresi gen dan
perkembangan embrionik. Kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan rabun senja, cacat lahir pada dosis tinggi.
9) Vitamin D
Diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang
kuat. Vitamin ini dianjurkan agar dikonsumsi ole ibu nifas
sebanyak 10 mikrogram setiap hari. Sumber vitamin D dapat
ditemukan di susu dan produk susu lainnya, telur, daging,
beberapa jenis ikan seperti salmon, trout, mackerel, sarden,
dan tuna segar.
10) Omega-3 Dan Asam Lemak
Penting untuk pertumbuhan otak dan mencegah
prematuritas, esensial untuk penglihatan. Omega-3 dan asam
lemak juga dapat menurunkan kejadian penyakit jantung.
Omega – 3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300
milligram untuk dikonsumsi oleh ibu hamil setiap hari.
Bahan makanan yang mengandun omega-3 dan asam lemak
dapat ditemukan di kapsul minyak ikan, ikan tertentu seperti
salmon, trout, mackerel, sardin dan tuna segar. Selain itu juga
terdapat di minyak nabati seperti minyak bunga matahari,
minyak kenari dan lain-lain
9. Respon Imunologi
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap
utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.
Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG
merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus
plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi.
Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.
IV. Pathway Pre-Natal
V. Adaptasi Psikologis:
A. Penerimaan Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah
menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya
hidup wanita tersebut. Tingkat penerimaan di cerminkan dalam kesiapan
wanita dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilan.
C. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya akan
memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan bagian dari
rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung
percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk
anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik,
namun sering dijumpai kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan
mood pada wanita hamil.
Perubahan mood dan peningkatan sensitivitas terhadap orang lain
akan membingungkan mereka sendiri dan juga orang-orang di
sekelilingnya. Mudah tersinggung, menangis tiba-tiba, dan ledakan
kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa
muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkan tanpa
masalah sama sekali.
Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan
hormonal dalam kehamilan, ini hampir sama seperti pre menstrual
syndrome atau selama menopause. Selain itu masalah seksual atau rasa takut
terhadap nyeri melahirkan, mungkin juga menjadi penyebab perubahan
mood ini.
Semakin tuanya kehamilan, wanita akan menjadi lebih terbuka
tentang perasaannya pada dirinya dan pada orang lain. Mereka mulai mau
membicarakan hal-hal yang tidak pernah dibahas sebelumnya atau yang
dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran-pikirannya
dan gejala-gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang
dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, membawa manfaat karena wanita
lebih siap untuk mempelajari segala sesuatu tentang kehamilan dan
persalinan, mudah untuk bekerja sama dengan wanita hamil yang lain.
Apabila kehamilan tersebut diinginkan, rasa tidak nyaman yang
timbul akbat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu gangguan biasa
dan upaya yang dilakukan untuk meredakan rasa tidak nyaman tersebut
biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena
memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak
membantu ibu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluh
ketidaknyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik
peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi
dan kemampuan koping perlu dilakukan.
2. Fase II
Pada saat ini ibu merasakan sebagai berikut
a) Menerima timbulnya fetus yang merupakan makhluk yang berbeda
dengan dirinya (pada bulan ke-5)
b) Timbul pernyataan “saya mempunyai seorang bayi”
c) Tumbuh kesadaran bahwa dirinya adalah makhluk lain yang
terpisah dari tubuhnya
d) Terlibat dalam hubungan ibu-anak. Asuhan dan tanggung jawab
e) Mengembangkan kelekatan (attachment). Perempuan yang
menyukai kehamilannya dan direncanakan akan senang dengan
kehamilannya, merasa lekat dengan bayinya yang dimalai lebih
awal daripada perempuan lain.
f) Menerima kenyataan, mendengar denyut jantung janin, merasakan
gerakan anak menempatkan perempuan tersebut pada kondisi yang
tenang sehingga lebih berintropeksi tentang anaknya. Ia akan senag
pada anak kecil.
3. Fase III
Ini merpakan proses kelekatan dan ibu merasakan sebagi berikut
a) Merasa realistic
b) Mempersiapkan kelahiran
c) Persiapan menjadi orang tua
d) Spekulasi mengenai jenis kelamin anak
e) Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinganya ke perut ibu
dan berbicara dengan fetus.
VI. Identifikasi Terhadap Peran Ibu Dan Adaptasi Ayah
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota
keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia
merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari,
tapi tidak sekarang”. Walaupun ketika kehamilan tersebut
direncanakan, periode awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum
terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan
menjadi seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang
kemampuannya memberikan keturunan dan perhatiannya tentang
kesiapan untuk menerima peran sebagai bapak dan memberikan nafkah
pada keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh
rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu,
selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi
mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral dan ekonomi
mereka. Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan dibuat.
Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya tinggal
rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi
dan diterima. Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan
ditinjau ulang, terjadi proses belajar.
3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis
adalah dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini
merupakan orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk
memberikan keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran
yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam
menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki
seseorang. Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan
keterampilan seseorang untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi
stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti
“menceritakannya” pada teman, melakukan olah raga yang berat,
mendengarkan musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri
(seperti menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam
mengurangi kecemasan untuk sementara waktu. Metode koping
tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan anggota
keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan
mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu
3. Leukoria
Fisiologi :
Adanya peningkatan kadar hormon estrogen yang tinggi, stimulasi
cervix secara hormonal menjadi hipertropy dan hiperaktif, produksi
mucus dalam jumlah berlebihan.
Solusi :
a) Sering ganti celana selama dalam
b) Hygienie memakai pembalut perineum
c) Menerangkan hati rujuk ke dokter bila diikuti dengan, bau busuk,
perubahan warna.
6. Kurang energi/kelelahan
Fisiologi :
Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan respon
fisiologi dari kehamilan.
Solusi :
a) Menenangkan diri
b) Istirahat yang cukup
c) Keseimbangan nutrisi untuk mencegah anemia
8. Konstipasi
Fisiologi :
Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien.
Solusi :
a) Banyak minum air
b) Makan makanan berserat tinggi (sayur buah)
c) Olahraga (jalan-jalan)
9. Sakit Kepala
Fisiologi :
Sakit kepala yang sering lebih dari biasa, hal ini mungkin karena
keadaan rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan dapat
juga karena perasaan tegang/depresi.
Solusi :
a) Atasi dengan istirahat
b) Makan sedikit tapi sering
c) Bila semakin parah hubungi dokter
10. Pusing
Fisiologi :
Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya
peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi
dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi
darah kesulitan untuk beradaptasi.
Solusi :
Bila rasa pusing timbul ketika sedang duduk ini biasanya karena
menurunnya level gula darah, makanlah sedikit tapi sering. Bila pusing
terlalu sering periksa ke doketer, kemungkinan anemia.
2. Pembengkakan
Fisiologi :
Hal ini terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang bersifat
menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit
pembengkakan kaki dan tangan, hal ini sering terjadi karena psosisi
duduk atau berdiri yang terlalu lama.
Solusi :
a) Jangan melakukan posisi duduk dan berdiri yang terlalu lama.
b) Biasakan jalan-jalan di pagi hari
3. Pusing
Fisiologi :
Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester kedua.
Hal ini dapat terjadi ketika pembesaran rahim ibu menekan pembuluh
darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
Solusi :
Atasi dengan melakukan perpindahan posisi perlahan-lahan atau
bertahap untuk menghindari perubahan tekanan darah mendadak.
4. Perubahan kulit
Fisiologi :
Perenggangan kulit yang berlebih biasannya pada perut dan payudara
akibat perenggangan kulit ini ibu hamil dapat merasa gatal.
Solusi :
a) Krim yang mengandung vitamen E juga dapat membantu
menghilangkan garis-garis rengangan pasca lahir.
b) Jika saat hamil merasa gatal didaerah rengangan, bisa dikompres
dengan air hangat untuk mengurangi rasa gatal.
C. Trimester III
1. Cairan Vagina
Fisiolog :
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan
mendekati persalinan lebih cair.
Solusi :
a) Tetap juga kebersihan.
b) Hubungi dokter bila cairan berbau, terasa gatal dan sakit.
2. Bengkak (edema)
Fisiologi :
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu, disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
Solusi :
a) Menghindari makanan asin
b) Ganjal kaki dengan bantal ketika berbaring/duduk
c) jangan berdiri terlalu lama
3. Sesak Nafas
Fisiologi :
Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan diafragma.
Solusi :
a) Atasi dengan tidak membawa berat
b) Berjalan tegak
c) Menarik nafas dalam-dalam
d) Tidur miring kiri dan olahraga teratur yang ringan seperti jalan-jalan
dipagi hari
4. Varises
Fisiologi :
Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh
katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah
kaki mekar, bahkan sampai menonjol agar tertampung darah lebih
banyak.
Solusi :
a) Jangan berdiri atau duduk terlalu lama
b) Duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga posisi
kaki lebih tinggi dari jantung.
c) Cobalah sering berjalan-jalan
d) Sebagian besar varises akan lenyap ± 2-3 bulan setelah melahirkan.
5. Merasa Kepanasan
Fisiologi :
Hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata
meningkat ± 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi.
Solusi :
a) Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.
b) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
c) Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan
yang keluar melalui pori-pori tubuh bumil.
6. Kontraksi Perut
Fisiologi
Broxton Hick kontraksi palsu, kontraksi berupa rasa sakit ringan, tidak
teratur dan hilang bila duduk atau istirahat.
Solusi :
a) Istirahat cukup
b) Hindari pekerjaan yang memberatkan
c) Berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak
d) Pakailah kasur yang nyaman
7. Konstipasi
Fisiologi :
Selain karena adanya peningkatan hormon progesteron konstipasi juga
karena tekanan rahim yang semakin membesar ke daerah usus.
Solusi :
a) Makan makanan berserat tinggi (buah dan sayur)
b) Minum air yang banyak dan olahraga ringan.
8. Sering Kencing
Fisiologi :
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandung kencing ibu hamil.
Solusi :
a) Batasi intake cairan sebelum tidur
b) Tenangkan hati
c) Memakai pembalut perineum
2. Penyulit kehamilan
a) Partus prematurus atau melahirkan sebelum waktunya yaitu kurang
dari 37 minggu usia kehamilan. Hal ini merupakan sebab kematian
neonatal yang terpenting.
b) Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil muda
yang disebabkan oleh abortus atau keguguran, kehamilan ektopik
atau kehamilan diluar kandungan dan hamil mola, maupun
perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan yang disebabkan oleh
plasenta previa atau plasenta (ari-ari) yang berimplantasi atau
melekat tidak normal dalam kandungan dan solutio plasenta atau
pelepasan plasenta sebelum waktunya.
c) Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan,
misalnya hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, gemelli atau
kehamilan kembar dan gangguan pertumbuhan janin dalam
kandungan.
d) Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan
lebih dari 42 minggu.
e) Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea.
X. Persiapan Kehamilan:
A. Kelas Metode Persalinan
1. Metode Dick Read
Rasa nyeri melahirkan merupakan akibat pengaruh social dan
sindrom takut-tegang-nyeri. Menurut Dick-Read (1959) Rasa takut,
tegang, dan nyeri ialah tiga selubung yang bertentangan dengan
rancangan alam. Apabila rasa takut, tegang, dan nyeri berjalan
beriringan, untuk menghilangkan nyeri perlu dilakukan tindakan untuk
meringankan ketegangan dan mengatasi rasa takut. Implementasi teori
menunjukkan metode yang dapat mengalahkan ketakutan,
menghilangkan ketegangan, dan menggantinya dengan relaksasi mental
dan fisik.
Untuk mengganti rasa takut tentang hal yang tidak diketahui
melalui pemahaman dan keyakinan, program Dick-Read meliputi
pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan, disamping
nutrisi, hygiene, dan latihan fisik. Kelas-kelas ini mengajarkan tiga
teknik:
a) Latihan fisik untuk membuat tubuh siap saat melahirkan.
b) Latihan relaksasi secara sadar.
c) Latihan pola napas.
Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok
otot seluruh tubuh. Dengan berlatih, banyak wanita mampu
berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun diantara
kontraksi.
Pola napas meliputi napas dalam pada abdomen hampir
sepanjang masa bersalin, napas pendek menjelang akhir tahap
pertama, dan sampai pada waktu terakhir ini, menahan napas pada
tahap kedua persalinan. Berat otot-otot abdomen terhadap uterus
yang berkontraksi meningkatkan rasa nyeri. Wanita melahirkan
diajar untuk mendorong otot-otot perutnya ke atas saat rahim naik
selama suatu kontraksi. Dengan demikian otot-otot abdomen
terangkat dari uterus yang berkontraksi.
2. Metode Lamaze
Menurut Lamaze, rasa nyeri merupakan respons bersyarat.
Wanita juga dapat dikondisikan supaya tidak mengalami rasa nyeri
pada saat melahirkan. Metode Lamaze membuat wanita berespons
terhadap kontraksi rahim buatan dengan mengendalikan relaksasi
otot dan pernapasan sebagai ganti berteriak dan kehilangan kendali
(Lamaze, 1972). Strategi untuk mengatasi rasa nyeri ini antara lain
memusatkan perhatian pada titik perhatian tertentu, misalnya, pada
gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh stimulus
lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap
stimulus nyeri.
Wanita diajar untuk merelaksasi otot-otot yang tidak terlibat
saat ia mengontraksi kelompok otot tertentu. Ia akan menerapkan
latihan ini pada saat melahirkan, yakni dengan merelaksasi semua
otot lain saat rahim berkontraksi. Wanita yang mengikuti kelas
persiapan dengan memakai metode Lamaze selama tahap pertama
persalinan mempertahankan control neuromuskular pada tingkat
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang
mempersiapkan diri dengan caranya sendiri (Bernardini, Maloni,
Stegman, 1983).
Pernapasan dada mengangkat diafragma dari rahim yang
berkontraksi sehingga menciptakan lebih banyak ruang bagi rahim
untuk berkembang. Pola pernapasan dada bervariasi, sesuai
intensitas kontraksi dan kemajuan persalinan. Pernapasan
menghilangkan rasa takut dengan meningkatkan pemahaman
tentang fungsi tubuh dan nyeri neurofisiologis. Dukungan pada saat
bersalin diberikan oleh suami, orang lain, atau pleh tenaga ahli
terlatih yang disebut monitrice.
3. Metode Bradley
Metode Bradley didasarkan pada observasi perilaku binatang
saat melahirkan dan menekankan keharmonisan tubuh, yakni dengan
melakukan control pernapasan, pernapasan perut, dan relaksasi
seluruh tubuh (Bradley, 1974). Teknik ini menekankan factor
lingkungan, seperti suasana gelap, menyendiri, dan suasana tenang
sehingga peristiwa melahirkan menjadi lebih alami. Ibu yang
memakai metode Bradley sering tertidur saat bersalin, tetapi
sebenarnya mereka berada dalam tingkat relaksasi mental yang
dalam.
Walaupun kehadiran ayah pada saat melahirkan tampaknya
merupakan factor yang sangat penting bagi kebanyakan wanita,
konsep ayah atau suami sebagai penolong persalinan mendapat
kritikan dari beberapa pihak. Beberapa pria tidak nyaman dalam
memainkan peran ini, tetapi tetap dapat mendukung istrinya selama
hamil dan bersalin.
2. Bidan
Definisi bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2007 adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui
di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas
penting dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan
nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir (prenatal care) (Wiknjosastro,
2005). Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan deteksi kondisi
abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medic dan
melaksanakan tindakan kedaruratan dimana tidak ada tenaga bantuan
medic. Dia mempunyai tugas penting dalam pendidikan dan konseling,
tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat
(Notoatmodjo, 2003).
Pada saat ini, ada dua jenis bidan, yaitu mereka yang mendapat
pendidikan khusus selama tiga tahun dan perawat yang kemudian dididik
selama satu tahun mengenai kebidanan dan disebut sebagai perawat
bidan (Syafrudin, 2009). Salah satu tempat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah BPS (Bidan Praktek Swasta).
Menurut Meilani dkk (2009) BPS adalah satu wahana pelaksanaan
praktik seorang bidan di masyarakat. Praktik pelayanan bidan perorangan
(swasta), merupakan penyediaan pelayanan kesehatan, yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Setelah bidan melaksanakan
pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari
layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan
kewenangannya. Penyebaran dan pendistribusian badan yang
melaksanakan praktik perlu pengaturan agar dapat pemerataan akses
pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang
membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktik akan lebih baik
apabila ada pengaturan yang jelas dan transparans, sehingga masyarakat
tidak ragu untuk datang ke pelayanan Bidan Praktik Perorangan (swasta).
Layanan kebidanan dimaksudkan untuk sebisa mungkin
mengurangi intervensi medis. Bidan memberikan pelayanan yang
dibutuhkan wanita hamil yang sehat sebelum melahirkan. Cara kerja
mereka yang ideal adalah bekerjasama dengan setiap wanita dan
keluarganya untuk mengidentifikasi kebutuhan fisik, social dan
emosional yang unik dari wanita yang melahirkan. Layanan kebidanan
terkait dengan usaha untuk meminimalisir episiotomy, penggunaan
forcep, epidural dan operasi sesar (Gaskin, 2003).
2. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan pola napas
b) Nyeri akut
c) Ketidakefektifan perpusi jaringan
d) Gangguan eliminasi urine
e) Keletihan
f) Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b) Nyeri akut
c) Ketidakefektifan perpusi jaringan
d) Defisiensi pengetahuan
Daftar Pustaka
Kusmiyati Yuni, Wahyuningsih Heni Puji. 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Fitramaya. (adaptasi)