Você está na página 1de 58

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE-NATAL CARE (ANC) FISIOLOGIS

I. Pengertian
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal
merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan
kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.

II. Tanda dan Gejala Kehamilan


A. Presumptive
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali
dari pengakuan atau dirasakan oleh wanita hamil. Tanda tidak pasti terdiri
dari atas hal-hal berikut ini :
1. Amenore (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya folikel de graaf
dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenore dapat
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan taksiran
persalinan. Tetapi amenore juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik
tertentu, tumor pituitary, perubahan dan faktor lingkungan,
malnutrisi,dan biasanya terjadi gangguan emosional seperti ketakutan
akan kehamilan.

2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)


Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi
terutama pada pagi yang disebut morning sickness. Dalam hal ini masih
fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut hiperemesis gravidarum.
ada banyak tindakan untuk meredakan mrning sickness, satu atau
semua, kombinasi berbagai tindakan , atau malah tak satupun
diantaranya, dapat merupakan cara yang efektif bagi individu
tertentu.etode ini diberi sebagian besar wanita rasa nyaman dan lega
setelah mencoba sesuatu untuk meringankan masalahnya , saran yang
dapat diberikan adalah :
a) Makan porsi kecil, sering bahkan tipa dua jam sekali karena hal ini
lebih mudah di pertahankan disbanding makan dengan porsi besar
tiga kali sekali.
b) Makan biscuit atu roti kering setipa pagi sebelum beranjak dari
tempat tidur pada pagi hari
c) Jangan langsung menyikat gigi anda setelah makan , karena hal itu
dapat merangsang efek mual.
d) Minumlah minuman yang mengandung karbonat ,khususnya
gingerale.
e) Batasi lemak dalam diet anda.
f) Hindari makanan yang beraroma kuat
g) Hal yang harus diingat bahwa nausea akan terjadi pada trimester 2.
h) Istirahat.

3. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)


Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.

4. Syncope (pingsan)
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.
Hal in sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai
biasanya akan hilang setelah 16 minggu.

5. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan,
yang akan meningkat seiring pertambahan usia pada kehamilan akibat
aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

6. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini
menimbulkan pembesran payudara, menimbulkan perasan tegang dan
nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta
pengeluaran kolostrum.

7. Sering Miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yng sering terjadi pada
trimester pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada
trimester kedua umumnya keluhan ini berkurang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa
timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.

8. Konstipasi Atau Obstipasi


Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9. Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut :
a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,
hidung, pipi dan leher)
b) Sekitar lehe: tampak lebih hitam
c) Dinding perut: striae lividael gravidarum (terdapat pada seseorang
primigravida, warnanya membiru), striae nigra, linea alba menjadi
lebih hitam (linea griseal nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi aerola ini berbeda pada tiap
wnita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua
pada wanita kulit coklat, dan pembuluh darah manifes sekitar
payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat striae akibat pembesaran
bagaian tersebut.

10. Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada trimester pertama.

11. Varises atau penampakan pembuluh darah vena


Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat
terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.
B. Probable sign
Tanda kemungkinan adalah perunahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil.
Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini :
1. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan. peningkatan hormone estrogen dan progesterone pada awal
kehamilan menyebabkan hipertropi miometrium. hipertropi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan
akumulasi dari jaringan fibrosa, sehingga jaringan fibrosa struktur
dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.
hipertropi miometrium juga diertai dengan peningkatan vaskularisasi
dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti, dan edema
jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebakan
berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, goodell,
dan hegar.

2. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
serta. Caranya dengan meletekkan 2 jari dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut diatas simpisis, maka isthmus ini
akan teraba seolah-oleah corpus uteri sama sekali terpisah dari serviks.
Perlunakan dan kompresibilitas serviks menyebabkan berkuranya
kemampuan bgian ini untuk menahan beban yang disebabkan oleh
pembesaran uterus dan sebagai kompensasinya uterus terjatuh kedepan
(hiper antefleksio) dalam tiga bulan pertama kehamilan (uterus masih
sebagai organ pelvik). Dengan posisi tersebut diatas, akan terjadi
dorongan mekanik fundus uteri ke kandung kemih sehingga timbul
gejala sering berkemih selama periode trimester pertama. Gejala ini
akan berkurang setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua
dimana uterus semakin memebesar dan dan keluar dari rongga pelvis
sehingga tidak lagi terjadi dorongan fundus pada kandung kemih.

3. Tanda Goodel
Tanda goodel adalah pelunakan waktu serviks. Pada wanita yang tidak
hamil serviks seperti ujung hidung sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.

4. Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.

5. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang terlebih dahulu

6. Kontraksi Braxton Hicks


Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis,
tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi
baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga.
Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.

7. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal
ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian
seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan
myoma uteri.
8. Pemeriksaan tes biologi kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan. Hormon ini diekskresi pada urin ibu. Hormon ini
dapat mulai dideteksi pada 36 hari setelah konsepsi dan meningkat
dengan cepat pada hari 30-60 usia gestasi, kemudian menurun pada hari
ke 100-130.

C. Positive Sign
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamiln terdiri atas
hal-hal di bawah ini :
1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat teraba jelas oleh pemeriksa. gerakan janin
baru dapat dirasakan setelah kandungan berusia 20 minggu.

2) Denyut jantung janin


Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan
menggunakan alat fetal electrocardiograf( misalnya dopler). dengan
stetoskop Laenec, DJJ baru dapat didegar pada usia kehamilan 18-20
minggu.

3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin ( kepala dan bokong ) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
yang lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG.

4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat di lihat dengan foto rontgen atau USG.
III. Perubahan Anatomie dan Fisiologis:
A. Sistem Reproduksi
Trimester I
1. Uterus
Pembesaran uterus meliputi
peregangan dan penebalan sel-sel otot
sementara produksi meosit yang baru
sangat terbatas. Bersamaan dengan hal
itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan
elastik, terutama pada lapisan otot luar.
Kerja sama tersebut akan meningkatkan
kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan
pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia
kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya
sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah
kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh
desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,
ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks
fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-
sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi
plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian
lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini
dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu pertama
kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat.
Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus
akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12
minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan
lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12
minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus
seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal
mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.

2. Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell,
banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan
dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut
tanda Chadwick.

3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.

4. Vagina dan Vulva


Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak
merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam.
Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina.
Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina
akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore
(keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi
selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn
ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
Trimester II
1. Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan
lima bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim
terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
a) Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga
pelvis.
b) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
c) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri
Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruhnya di isi oleh
amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat.
Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu,
TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU
terletak setinggi pusat.

2. Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan
tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan
cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah,
warna nya menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick.

3. Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran
esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan
korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).
4. Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan
sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.

Trimester III
1. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram
pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28
minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada
kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus
xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu, TFU berada tiga jari
dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III, istmus uteri lebih
nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi
lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal
sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran
ini jauh lebih tebal daripada SBR.

2. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi
lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang
terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya
sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai
fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan
tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya
berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain
itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

3. Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.

4. Vagina dan Vulva


Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh
esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih
merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di
sebut tanda chadwick.
B. Payudara
1. Trimester I
Payudara (mamae) akan
membesar dan tegang akibat
hormone somatomamotropin,
estrogen dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan ASI.
Estrogen menimbulkan hipertropi
sistem saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada
mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian
mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh
progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-
alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan
membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola
mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak)
yang mungul diareola primer dan disebut tuberkel Montgomery.
Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan
areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di
payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan
payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara
bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai
darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh
darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali
tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti
vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat
terlihat dibagian luar payudara.
2. Trimester II
Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan.
Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh
kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan 20 minggu.

3. Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk
laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada
payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit.
Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula
sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.

C. Sistemik :
1. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan
kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk
pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal
terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan
yang terjadi. Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu
Hamil:
a) Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena
pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac output. Hidung
tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler
serta peningkatan sirkulasi darah.
b) Trimester II & III
Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas
bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvis atau pada vena cava inferior.
Gusib berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh
hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian
pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena
cava inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi
tidur terlentang. Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit. Varises pada kaki dan
vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan
tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis
karena pengaruh hormon estrogen.

2. Sisten respirasi
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).

3. Sistem Pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh
peningkatan hormon progresteron dan tekanan uterus yang membesar
terhadap organ saluran pencernaan. Perubahan Sistem Pencernaan
Yang Dirasakan Ibu Hamil :
a) Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau
tanpa terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabila
terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan
muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya
(ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang
sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun
adanya suatu tradisi.
b) Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir
(Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat
konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus
termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena
terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian
bawah.

4. Sistem urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).

5. Sistem Integument
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi
pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae,
linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).

6. Sistem Musculoskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi
baik secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga
secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi. Perubahan Sistem
Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan
relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal pada satu
minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai
persiapan proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang
sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang
coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil,
pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh
wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat
ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami
oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dengan
fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan
menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan
DeFrancesco, 1964). Ligament rotundum mengalami hipertropi dan
mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada
ligament tersebut.

7. Sistem Persarafan
a) Trimester I
1) Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena
perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
2) Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas
bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan
makanan yang lebih disukai.
3) Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa
pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya,
terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama
kehamilan.
4) Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering
terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi
tidur yang mulai berkurang.
5) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan
(sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.
b) Trimester II
1) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa
cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala
dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan,
sinusitis, atau migran.
2) Kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan
tekanan pada pembuluh darah panggul yang dapat
mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju ektremitas
bagian bawah.
3) Masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat
kekurangan kalsium (hipoklasemia).
4) Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa
gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus
pada saraf kutan lateral femoral.
5) Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang
disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava
sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan
hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri
dengan periode yang lama.
c) Trimester III
1) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan
pada saraf atau kompresi akar syaraf
2) Rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas
disebabkan postur tubuh ibu yang membungkuk.
3) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunel syndrom selama trimester akhir kehamilan.
Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis
pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi
abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada
sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke
siku.
4) Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan.
Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah
ligmen persendian antara lengan dan tangan.
5) Akroestesia (kaku dan gatal di tangan ) yang timbul akibat
posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan
tarikan pada segmen fleksus brachialis.

8. Sistem Endokrin dan Nutrisi Maternal


a) Sistem Endokrin
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan
pemulihan pasca partum (nifas).perubahan-perubahan hormonal
selama kehamilan dari trimester I sampai III :

1) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan
pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum
hamil.
2) Progesterone
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibanding estrogen.
Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari.
Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan
subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak
berfungsi sebagai cadangan energy baik pada masa hamil
maupun menyusui.
3) HCG (Human Chorionic Gonadotropin
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah pembuahan
dan merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi
kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah
mempertahankan korpus luteum.
4) HPL (Human Placental Lactogen)
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram /hari. Efeknya mirip dengan hormone
pertumbuhan.yang juga bersifat diabetogenik, sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH, LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesterone
plasenta.
6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen
ditingkat target organ.
7) Growth hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan oleh HPL.
8) TSH, ACTH, dan MSH
Hormone-hormon ini tidak dapat dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Titoksin
Kelenjar tyroid mengalami hipertropi memproduksi T4
meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena tyroid thyroid
binding globulin meninggi, akibat tingginya estrogen, dan juga
merupakan akibat hyperplasia jaringan glandural dan
peningkatan vaskularisasi. Tyroksin mengatur metabolisme.
10) Aldosteron, Renin,dan Angiostensin
Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume
intrvaskuler.
11) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, dan HPL.
12) Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.

b) Nutrisi Maternal
Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien dan
mikronutrien seperti yang dijelaskan dibawah ini. (Riskesdas. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2010) :
1) Karbohidrat
Terjadi peningkatan metabolism 15% selama hamil dan
membutuhkan karbohidrat untuk memenuhi peningkatan
metabolism tersebut. Pada trimester pertama tidak dibutuhkan
tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin
hanya 15 gram. Pada trimester kedua memerlukan tambahan
340 tambahan kalori setiap hari dan 450 kalori setiap hari
selama trimester ketiga. Semuanya dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin yang memadai dan untuk mendukung
metabolisme ibu yang lebih tinggi.
2) Protein
Penting untuk pertumbuhan dan merupakan komponen
penting dari janin, plasenta, cairan amnion, darah dan jaringan
ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin dalam bentuk
asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena
asupan kalori dan protein yang seimbang dapat memberikan
efek yang positif terhadap pertumbuhan janin. Jumlah protein
yang dianjurkan bagi ibu hamil sebesar 70 gram per hari, baik
dari protein hewani maupun nabati. Kekurangan protein pada
masa hamil akan mengakibatkan BBLR, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain
menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada
kematangan seksual maupun fungsi seksual di kemudian hari.
3) Zat Besi
Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama
kehamilan, dimulai setelah rasa mual hilang umumnya pada
trimester II. Tablet besi ini jangan diminum bersama teh, susu,
atau kopi karena mengganggu penyerapan. Ibu
hamil sebaiknya mengkonsumsi tablet besi diantara waktu
makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa tablet besi tidak
dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin yang
normal, karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan
menyebabkan BBLR yang disebabkan adanya
hemokonsentrasi. Selain itu penelitian lain melaporkan bahwa
kelebihan zat besi merupakan faktor risiko terhadap Diabetes
tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk perkembangan otak
janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi dapat
ditemukan di daging merah, daging unggas, hati, kuning telur,
kacang-kacangan dan sayuran hijau.
4) Zink
Penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses
genetika yaitu transkripsi, translasi, sintesis protein, sintesis
DNA, divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari limfosit.
Kekurangan zinc berhubungan dengan malformasi, retardasi
mental serta hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan
neurosensory dan gangguan imunitas dikemudian hari.
Kebutuhan zinc pada ibu hamil adalah 11-12 mg per hari.
5) Kalsium
Diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta
pertumbuhan tulang janin. Ibu hamil membutuhkan kalsium
400 mg perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran, susu,
kacang-kacangan, roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya
dikonsumsi pada saat makan dan diikuti dengan minum jus
buah yang kaya akan vitamin C untuk membantu penyerapan.
Kalsium juga dapat diberikan pada ibu dengan riwayat
preeklampsi pada usia kehamilan >20 minggu, karena dapat
mencegah berulangnya preeklampsi.
6) Asam Folat
Dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin. Asam
folat 400 mcg harus diminum setiap hari sebanyak 90 butir
selama kehamilan. Akan lebih baik jika dikonsumsi sebelum
terjadi konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum
hamil. Zat ini diperlukan untuk mencegah adanya kelainan
bawaan seperti spina bifida, nuchal translucency dan
anencefali. Bahan makanan yang kaya akan asam folat antara
lain brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk, tomat, stroberi,
pisang, anggur hijau dan roti gandum.
7) Yodium
Yodium penting untuk perkembangan otak. Kekurangan
yodium dapat mengakibatkan kelahiran mati, cacat lahir, dan
gangguan pertumbuhan otak
8) Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
melindungi janin dari masalah sistem kekebalan tubuh,
penglihatan yang normal, infeksi, ekspresi gen dan
perkembangan embrionik. Kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan rabun senja, cacat lahir pada dosis tinggi.
9) Vitamin D
Diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang
kuat. Vitamin ini dianjurkan agar dikonsumsi ole ibu nifas
sebanyak 10 mikrogram setiap hari. Sumber vitamin D dapat
ditemukan di susu dan produk susu lainnya, telur, daging,
beberapa jenis ikan seperti salmon, trout, mackerel, sarden,
dan tuna segar.
10) Omega-3 Dan Asam Lemak
Penting untuk pertumbuhan otak dan mencegah
prematuritas, esensial untuk penglihatan. Omega-3 dan asam
lemak juga dapat menurunkan kejadian penyakit jantung.
Omega – 3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300
milligram untuk dikonsumsi oleh ibu hamil setiap hari.
Bahan makanan yang mengandun omega-3 dan asam lemak
dapat ditemukan di kapsul minyak ikan, ikan tertentu seperti
salmon, trout, mackerel, sardin dan tuna segar. Selain itu juga
terdapat di minyak nabati seperti minyak bunga matahari,
minyak kenari dan lain-lain

9. Respon Imunologi
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap
utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.
Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG
merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus
plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi.
Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.
IV. Pathway Pre-Natal
V. Adaptasi Psikologis:
A. Penerimaan Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah
menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya
hidup wanita tersebut. Tingkat penerimaan di cerminkan dalam kesiapan
wanita dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilan.

B. Kesiapan Dalam Kehamilan


Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa
kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab
bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu
berarti menerima kehamilan. Wanita lain memandang kehamilan sebagai
suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak di
inginkan, bergantung pada keadaan. Pada beberapa wanita, termasuk
banyak remaja, kehamilan merupakan akibat percobaan seksual tanpa
menggunakan kontrasepsi.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan mendeteksi gejala-
gejala awal dan mencari kebenaran tentang kehamilannya. Beberapa wanita
yang memiliki perasaan kuat, seperti “tidak sekarang”, “bukan saya”, dan
“tidak yakin”, mungkin menunda mencari pengawasan dan perawatan.
Namun beberapa wanita menunda ke pelayanan kesehatan karena akses ke
perawatan terbatas, merasa malu, atau karena alasan budaya. Untuk orang
lain, kehamilan di pandang sebagai suatu peristiwa alami sehingga tidak
perlu terburu-buru periksa ke tenaga kesehatan untuk memastikan
kehamilannya.
Respon wanita menghadapi kenyataan hamil berbeda-beda dan
bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus
asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon “suatu hari nanti,
tetapi tidak sekarang”.
Ada suatu kebahagiaan sejati dalam mengetahui bahwa diri sendiri
secara fungsional mampu untuk hamil. Ada kebahagiaan tersendiri saat
mengetahui bahwa orang lain turut gembira terhadap harapan untuk
mendapatkan atau diberi seorang anak. Akan tetapi perasaan-perasaan ini
muncul dengan bebas tanpa pertimbangan waktu. Secara personal dan
pribadi , ia belum siap, tidak sekarang.
Beberapa wanita pasrah dan menerima kehamilannya sebagai
kehendak Tuhan. Meskipun banyak wanita mula-mula terkejut
mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan
terhadap kehadiran seorang anak, mereka akhirnya akan menerima
kehamilannya. Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan
menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya
hamil, tetapi ingin agar anak itu dilahirkan.

C. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya akan
memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan bagian dari
rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung
percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk
anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik,
namun sering dijumpai kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan
mood pada wanita hamil.
Perubahan mood dan peningkatan sensitivitas terhadap orang lain
akan membingungkan mereka sendiri dan juga orang-orang di
sekelilingnya. Mudah tersinggung, menangis tiba-tiba, dan ledakan
kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa
muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkan tanpa
masalah sama sekali.
Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan
hormonal dalam kehamilan, ini hampir sama seperti pre menstrual
syndrome atau selama menopause. Selain itu masalah seksual atau rasa takut
terhadap nyeri melahirkan, mungkin juga menjadi penyebab perubahan
mood ini.
Semakin tuanya kehamilan, wanita akan menjadi lebih terbuka
tentang perasaannya pada dirinya dan pada orang lain. Mereka mulai mau
membicarakan hal-hal yang tidak pernah dibahas sebelumnya atau yang
dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran-pikirannya
dan gejala-gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang
dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, membawa manfaat karena wanita
lebih siap untuk mempelajari segala sesuatu tentang kehamilan dan
persalinan, mudah untuk bekerja sama dengan wanita hamil yang lain.
Apabila kehamilan tersebut diinginkan, rasa tidak nyaman yang
timbul akbat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu gangguan biasa
dan upaya yang dilakukan untuk meredakan rasa tidak nyaman tersebut
biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena
memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak
membantu ibu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluh
ketidaknyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik
peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi
dan kemampuan koping perlu dilakukan.

D. Respon Terhadap Perubahan Body Image


Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk
tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester pertama bentuk tubuh sedikit
berubah dan kadang-kadang belum terlihat perubahan dalam bentuk tubuh.
Tetapi, pada trimester kedua, pembesaran abdomen yang nyata, penebalan
pinggang dan pembesaran payudara memastikan perkembangan kehamilan.
Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan terlihat lebih gemuk.
Perasaan ini semakin kuat seiring kemajuan kehamilan.
Sikap wanita terhadap tubuhnya diduga dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring
kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya terlihat selama
trimester pertama. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut
menjadi lebih negative. Pada kebanyakan wanita perasan tersebut hanya
bersifat sementara dan tidak permanen karena akan segera hilang apabila
mereka menerima kehamilannya dan hal ini tidak menyebabkan perubahan
persepsi yang permanen tentang diri mereka.

E. Membina hubungan dengan pasangan


1. Orang yang paling penting bagi wanita hamil ialah ayah sang anak
(Richardson, 1983).
2. Wanita yang dikasihi dan diperhatikan pasangannya lebih sedikit alami
gang emosi; fisik, komplikasi persalinan, dan lebih mudah beradaptasi
pada masa nifas (Grossman, Eichler, Wincoff, 1983).
3. Menurut Rubin (1975), bahwa wanita hamil harus memastikan
tersedianya akomodasi social dan fisik dalam keluarga untuk anggota
baru.
4. Laderman (1984): kehamilan berdampak mematangkan hubungan
suami istri akibat peran dan aspek-aspek baru yang ditemukan dalam
diri masing-masing pasangan.

F. Ambivalensi Selama Kehamilan


Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan
berubah-ubah, seperti inta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau
keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu yang
mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki
sedikit perasaan ambivalen selama kehamilannya.
Perasaan ambivalen ini bias muncul pada semua wanita hamil bahkan
pada saat wanita yang menghendaki dan bahagia dengan kehamilannya.
Wanita dapat memiliki sekap bermusuhan terhdap kehamilan atau janin.
Perasaan ambivalen ini dapat meningkat hanya karena hal-hal sepele seperti
pernyataan pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak hamil
atau pembicaraan teman mengenai keputusan untuk memiliki seorang anak
berarti melepaskan pekerjaan dan lain-lain. Sensasi tubuh, perasaan
bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat
memicu perasaan tersebut.
Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester ketiga dapat
mengidentifikasi bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi. Kenangan
akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap dengan lahirnya seorang bayi
yang sehat. Tetapi kelahiran bayi yang cacat, kemungkinan akan
mengingatkan kembali saat-saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan
merasa sangat bersalah. Pada keadaan seperti ini ibu memerlukan
penyuluhan dan dukungan yang memadai, agar ia menjadi yakin bahwa
perasaan ambivalennya bukanlah penyebab kecacatan pada anaknya sendiri.

G. Perhatian Terhadap Janin


Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-
anak dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi
untuk menjadi orang tua. Pada wanita lain yang tidak mempertimbangkan
arti menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri maka konflik selama masa
hamil seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan-keputusan yang
berkaitan denga karir dan anak, harus diselesaikan segera agar dapat segera
menyesuaikan diri dan tidak menimbulkan masalah-masalah yang lebih
banyak dalam masa kehamilannya.

H. Membina Hubungan Ibu Dan Anak


Hubungan ibu dengan anak dimulai selama hamil, ketika ibu
menghayal dan memimpikan dirinya sebagai ibu. Ibu ingin dekat, hangat,
bercerita kepada bayinya dan mencoba membayangkan adanya tangisan
bayi, gangguan terhadap kurangnya kebebasan dan kegiatan mengasuh
anak. Hubungan ibu dan anak berkembang dalam 3 fase selama hamil :
1. Fase I
Ia menerima kenyataan biologis tentang kehamilan dengan pernyataan
“saya hamil” dan gambaran dirinya sebagai berikut :
a) Pikiran terpusat pada dirinya
b) Menyadari kenyataan dirinya hamil
c) Fetus adalah bagian dari dirinya
d) Fetus seolah-olah tidak nyata.

2. Fase II
Pada saat ini ibu merasakan sebagai berikut
a) Menerima timbulnya fetus yang merupakan makhluk yang berbeda
dengan dirinya (pada bulan ke-5)
b) Timbul pernyataan “saya mempunyai seorang bayi”
c) Tumbuh kesadaran bahwa dirinya adalah makhluk lain yang
terpisah dari tubuhnya
d) Terlibat dalam hubungan ibu-anak. Asuhan dan tanggung jawab
e) Mengembangkan kelekatan (attachment). Perempuan yang
menyukai kehamilannya dan direncanakan akan senang dengan
kehamilannya, merasa lekat dengan bayinya yang dimalai lebih
awal daripada perempuan lain.
f) Menerima kenyataan, mendengar denyut jantung janin, merasakan
gerakan anak menempatkan perempuan tersebut pada kondisi yang
tenang sehingga lebih berintropeksi tentang anaknya. Ia akan senag
pada anak kecil.

3. Fase III
Ini merpakan proses kelekatan dan ibu merasakan sebagi berikut
a) Merasa realistic
b) Mempersiapkan kelahiran
c) Persiapan menjadi orang tua
d) Spekulasi mengenai jenis kelamin anak
e) Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinganya ke perut ibu
dan berbicara dengan fetus.
VI. Identifikasi Terhadap Peran Ibu Dan Adaptasi Ayah
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota
keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia
merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari,
tapi tidak sekarang”. Walaupun ketika kehamilan tersebut
direncanakan, periode awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum
terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan
menjadi seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang
kemampuannya memberikan keturunan dan perhatiannya tentang
kesiapan untuk menerima peran sebagai bapak dan memberikan nafkah
pada keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh
rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu,
selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi
mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral dan ekonomi
mereka. Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan dibuat.
Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya tinggal
rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi
dan diterima. Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan
ditinjau ulang, terjadi proses belajar.

2. Persepsi terhadap peristiwa


Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-
pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia
membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya,
dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi
bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir
kehamilan sebagai cara untuk melestarikan alam suatu penghargaan
atau emansipasi dari kontrol parental. Mereka mungkin menyamakan
kehamilan dengan penyakit, kejelekan, memalukan, atau mereka
mungkin memandang kehamilan sebagai suatu periode kreatifitas dan
pemenuhan tugas.
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi
bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini
dari bapaknya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia
dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan
ibu dari anak-anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap
ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan
perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala-gejala
seperti wanita seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh
beberapa ahli sejarah medis disebut midleiden atau menderita bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh
karenanya nama dan jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting.
Untuk banyak orang, secara ideal harapan dari kehamilan, khususnya
yang pertama adalah lahirnya anak laki-laki. Bagi orang yang demikian,
lahirnya anak permepuan pada kehamilan pertama adalah suatu
kegagalan untuk meneruskan nama keluarga. Sehingg setiap anggota
keluarga mempunyai pandagan yang berlainan tentang kehamilan.
Persepsi tersebut mempengaruhi resolusi krisis.

3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis
adalah dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini
merupakan orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk
memberikan keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran
yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam
menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki
seseorang. Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan
keterampilan seseorang untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi
stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti
“menceritakannya” pada teman, melakukan olah raga yang berat,
mendengarkan musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri
(seperti menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam
mengurangi kecemasan untuk sementara waktu. Metode koping
tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan anggota
keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan
mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu

VII. Identifikasi Penyebab Timbulnya Ketidaknyamanan Pada:


A. Trimester I
1. Perubahan payudara, sensasi baru nyeri dan perasaan geli.
Fisiologi :
Hipertensi jaringan glandula mammae dan penambahan vaskularisasi,
pigmentasi dan ukuran serta penonjolan puting susu dan alveoli yang
disebabkan oleh stimulasi hormon.
Solusi :
a) Kompres hangat pada payudara
b) Mandi air hangat atau berendam
c) Memijat payudara dengan lembut
d) Menghindari kopi dan minuman lain yang mengandung caffeine
e) Menggunakan BH yang memyangga

2. Dinamika psikososial, perasaan sayang, perasaan kacau


Fisiologi :
Adaptasi hormonal dan metabolik, perasaan mengenali peran wanita,
seksualitas, waktu kehamilan, dan jarak perubaahan dalam satu
kehidupan dan gaya hidup.
Solusi :
a) Ibu diberi suport dan ditenangkan hatinya
b) Memeperbaiki komunikasi (patner, keluarga, dll)

3. Leukoria
Fisiologi :
Adanya peningkatan kadar hormon estrogen yang tinggi, stimulasi
cervix secara hormonal menjadi hipertropy dan hiperaktif, produksi
mucus dalam jumlah berlebihan.
Solusi :
a) Sering ganti celana selama dalam
b) Hygienie memakai pembalut perineum
c) Menerangkan hati rujuk ke dokter bila diikuti dengan, bau busuk,
perubahan warna.

4. Urgensi dan frekwensi kencing


Fisiologi :
Perubahan fungsi kandung kencing yang disebabkan oleh hormon,
berkurangnnya kapsitas kandung kemih oleh pembesaran uterus.
Solusi :
a) Batasi intake cairan sebelum tidur
b) Rujuk ke dokter untuk nyeri atau sensasi panas

5. Nausea, vommiting, morning sickness


Fisiologi :
Perubahan hormon dan faktor psikologis, refleksi kebahagian atau bisa
juga karena rasa penolakan terhadap kehamilan.
Solusi :
a) Menghindari perut kosong atau berlebihan
b) Makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
c) Makan biskuit, jahe, roti panggang kering, dan segala sesuatu yang
mengandung pepermint.
d) Makan teratur meski tidak nafsu makan
e) Sering minum hangat (teh hangat, susu atau minuman bebas kopi)
f) Bangun perlahan-lahan di pagi hari, istirahat di siang hari
g) Hindari segala sesuatu atau bau yang membuat mual.

6. Kurang energi/kelelahan
Fisiologi :
Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan respon
fisiologi dari kehamilan.
Solusi :
a) Menenangkan diri
b) Istirahat yang cukup
c) Keseimbangan nutrisi untuk mencegah anemia

7. Gingivitas dan epulis


Fisiologi :
Peningkatan vascularisasi dan poliferasi terhadap jaringan konektif dari
stimulasi estrogen.
Solusi :
a) Makan cukup buah dan sayuran
b) Sikat halus
c) Hygiene gigi dan hindari infeksi

8. Konstipasi
Fisiologi :
Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien.
Solusi :
a) Banyak minum air
b) Makan makanan berserat tinggi (sayur buah)
c) Olahraga (jalan-jalan)

9. Sakit Kepala
Fisiologi :
Sakit kepala yang sering lebih dari biasa, hal ini mungkin karena
keadaan rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan dapat
juga karena perasaan tegang/depresi.
Solusi :
a) Atasi dengan istirahat
b) Makan sedikit tapi sering
c) Bila semakin parah hubungi dokter

10. Pusing
Fisiologi :
Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya
peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi
dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi
darah kesulitan untuk beradaptasi.
Solusi :
Bila rasa pusing timbul ketika sedang duduk ini biasanya karena
menurunnya level gula darah, makanlah sedikit tapi sering. Bila pusing
terlalu sering periksa ke doketer, kemungkinan anemia.

11. Peningkatan berat badan


Fisiologi :
Hormon estrogen menyebabkan pembesaran rahim dan hormon
progesteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
Solusi :
Jangan terlalu banyak makan-makanan yang mengandung karbohidrat,
tapi perbanyak makan makanan yang berprotein. (diet ibu hamil)
B. Trimester II
1. Rasa nyeri ulu hati
Fisiologi :
Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang
mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik
ke kerongkongan.
Solusi :
a) jangan makan dalam jumlah yang besar terutama sebelum mau
tidur.
b) Jauhi makanan pedas berminyak/berlemak
c) Waktu tidur malam tinggikan posisi kepala

2. Pembengkakan
Fisiologi :
Hal ini terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang bersifat
menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit
pembengkakan kaki dan tangan, hal ini sering terjadi karena psosisi
duduk atau berdiri yang terlalu lama.
Solusi :
a) Jangan melakukan posisi duduk dan berdiri yang terlalu lama.
b) Biasakan jalan-jalan di pagi hari

3. Pusing
Fisiologi :
Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester kedua.
Hal ini dapat terjadi ketika pembesaran rahim ibu menekan pembuluh
darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
Solusi :
Atasi dengan melakukan perpindahan posisi perlahan-lahan atau
bertahap untuk menghindari perubahan tekanan darah mendadak.
4. Perubahan kulit
Fisiologi :
Perenggangan kulit yang berlebih biasannya pada perut dan payudara
akibat perenggangan kulit ini ibu hamil dapat merasa gatal.
Solusi :
a) Krim yang mengandung vitamen E juga dapat membantu
menghilangkan garis-garis rengangan pasca lahir.
b) Jika saat hamil merasa gatal didaerah rengangan, bisa dikompres
dengan air hangat untuk mengurangi rasa gatal.

5. Kram pada kaki


Fisiologi :
Kram otot ini timbul karena pembesaran uterus yang memberikan
tekanan pada pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat
saat kehamilan.
Solusi :
a) Atasi dengan istirahat dengan jalan kaki diangkat ke atas
b) Minum-minuman cukup kalsium
c) Bila kram saat duduk atau tidak, coba untuk menggerakan jari-jari
ke arah atas.

C. Trimester III
1. Cairan Vagina
Fisiolog :
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan
mendekati persalinan lebih cair.
Solusi :
a) Tetap juga kebersihan.
b) Hubungi dokter bila cairan berbau, terasa gatal dan sakit.
2. Bengkak (edema)
Fisiologi :
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu, disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
Solusi :
a) Menghindari makanan asin
b) Ganjal kaki dengan bantal ketika berbaring/duduk
c) jangan berdiri terlalu lama

3. Sesak Nafas
Fisiologi :
Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan diafragma.
Solusi :
a) Atasi dengan tidak membawa berat
b) Berjalan tegak
c) Menarik nafas dalam-dalam
d) Tidur miring kiri dan olahraga teratur yang ringan seperti jalan-jalan
dipagi hari

4. Varises
Fisiologi :
Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh
katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah
kaki mekar, bahkan sampai menonjol agar tertampung darah lebih
banyak.
Solusi :
a) Jangan berdiri atau duduk terlalu lama
b) Duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga posisi
kaki lebih tinggi dari jantung.
c) Cobalah sering berjalan-jalan
d) Sebagian besar varises akan lenyap ± 2-3 bulan setelah melahirkan.
5. Merasa Kepanasan
Fisiologi :
Hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata
meningkat ± 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi.
Solusi :
a) Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.
b) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
c) Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan
yang keluar melalui pori-pori tubuh bumil.

6. Kontraksi Perut
Fisiologi
Broxton Hick kontraksi palsu, kontraksi berupa rasa sakit ringan, tidak
teratur dan hilang bila duduk atau istirahat.
Solusi :
a) Istirahat cukup
b) Hindari pekerjaan yang memberatkan
c) Berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak
d) Pakailah kasur yang nyaman

7. Konstipasi
Fisiologi :
Selain karena adanya peningkatan hormon progesteron konstipasi juga
karena tekanan rahim yang semakin membesar ke daerah usus.
Solusi :
a) Makan makanan berserat tinggi (buah dan sayur)
b) Minum air yang banyak dan olahraga ringan.

8. Sering Kencing
Fisiologi :
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandung kencing ibu hamil.
Solusi :
a) Batasi intake cairan sebelum tidur
b) Tenangkan hati
c) Memakai pembalut perineum

9. Terganggunya Tidur (Insomnia)


Fisiologi :
Setelah perut membesar, bayi menendang semakin sering, sehingga ibu
sulit untuk tidur nyenyak selain itu ada perasaan cemas menanti waktu
persalinan.
Solusi :
a) Menenangkan hati ibu
b) Message atau memijat pinggang
c) Minum susu hangat atau mandi hangat sebelum tidur.
d) Batasi minum setelah jam 4 sore agar saat tidur tidak terbangun
karena sering BAK.

VIII. Identifikasi Terhadap Resiko Tinggi Kehamilan


Berbagai faktor yang menyebabkan ada perempuan yang tergolong
sebagai calon ibu berisiko tinggi atau menghadapi bahaya yang lebih besar
pada waktu kehamilan maupun persalinan. Kondisi ini yang bisa
menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dengan sehat bahkan dapat
menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Adapun kehamilan yang
memiliki risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun
persalinan bila dibandingkan dengan Ibu hamil yang normal yang disebut
dengan kehamilan resiko tinggi.Kehamilan risiko tinggi dibagi dalam 4
golongan :
1. Penyakit yang menyertai kehamilan
a) Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal
misalnya darah tinggi, rendahnya kadar protein dalam darah dan
tingginya kadar protein dalam urin.
b) Inkompatibilitas darah atau ketidaksesuaian golongan darah
misalnya pada janin dan ibu yang dapat menyebabkan bahaya baik
bagi janin maupun ibu seperti ketidaksesuaian resus.
c) Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula.
d) Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu yang tidak
memungkinkan atau membahayakan bagi ibu jika hamil dan
melahirkan.
e) Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan
pembekuan darah yang memungkinkan terjadinya perdarahan yang
lama yang dapat mengancam jiwa.
f) Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Citomegalo virus dan Herpes simpleks), dapat membahayakan ibu
dan janin.

2. Penyulit kehamilan
a) Partus prematurus atau melahirkan sebelum waktunya yaitu kurang
dari 37 minggu usia kehamilan. Hal ini merupakan sebab kematian
neonatal yang terpenting.
b) Perdarahan dalam kehamilan, baik perdarahan pada hamil muda
yang disebabkan oleh abortus atau keguguran, kehamilan ektopik
atau kehamilan diluar kandungan dan hamil mola, maupun
perdarahan pada triwulan terakhir kehamilan yang disebabkan oleh
plasenta previa atau plasenta (ari-ari) yang berimplantasi atau
melekat tidak normal dalam kandungan dan solutio plasenta atau
pelepasan plasenta sebelum waktunya.
c) Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan,
misalnya hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, gemelli atau
kehamilan kembar dan gangguan pertumbuhan janin dalam
kandungan.
d) Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan
lebih dari 42 minggu.
e) Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea.

3. Riwayat obstetris yang buruk


a) Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak lahir dengan
kelainan congenital (cacat bawaan).
b) Satu atau beberapa kali mengalami partus prematurus atau
melahirkan belum pada waktunya.
c) Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi berulang kali dan
berturut-turut terjadi, sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.
d) Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun yaitu tidak
merencanakan untuk menunda kehamilan dengan cara apapun, tapi
selama 5 tahun tidak hamil.

4. Keadaan ibu secara umum


a) Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b) Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang
sudah melahirkan lebih dari 4 orang anak.
c) Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu
gemuk.
d) Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.
e) Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
f) Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang dari
2 tahun.
g) Ibu yang tidak menikah, berhubungan dengan kondisi psikologis.
h) Keadaan sosio ekonomi yang rendah.
i) Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.
IX. Adaptasi Sibling
1. Adaptasi sibling
a) 0 – 2 tahun, tidak sadar dengan kehamilan ibunya dan belum tahu
terhadap penjelasan.
b) 2 – 4 tahun, berespon terhadap perubahan pada tubuh ibu dan tingkah
lakunya.
c) 4 – 5 tahun, senang mendengarkan denyut jantung janin, belajar
perkembangan bayi.
d) Sekolah, kenyataan dan bagaimana terjadinya kehamilan dan
persalinan.
e) Adolescence, Negatifistik terhadap senang akan penampilan ibunya

2. Persiapan Sibling pada Masa Prenatal


1) Ikut sertakan anak untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, ajak anak
mendengarkan bunyi jantung anak & merasakan pergerakan bayi.
2) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran bayi, misalnya dengan
membantu mendekorasi ruangan bayi
3) Pindahkan anak ke tempat tidur (jika sblmnya tidur di tempat tidur
kecil) setidaknya 2 bulan sebelumnya kelahiran bayi
4) Bacakan buku, putarkan video / masukkan anak ke dalam kelas
persiapan sibling termasuk kunjungan dalam RS.
5) Ajak anak ke rumah yang mempunyai bayi sehingga anak mempunyai
gambaran nyata seperti apa bayi itu.

X. Persiapan Kehamilan:
A. Kelas Metode Persalinan
1. Metode Dick Read
Rasa nyeri melahirkan merupakan akibat pengaruh social dan
sindrom takut-tegang-nyeri. Menurut Dick-Read (1959) Rasa takut,
tegang, dan nyeri ialah tiga selubung yang bertentangan dengan
rancangan alam. Apabila rasa takut, tegang, dan nyeri berjalan
beriringan, untuk menghilangkan nyeri perlu dilakukan tindakan untuk
meringankan ketegangan dan mengatasi rasa takut. Implementasi teori
menunjukkan metode yang dapat mengalahkan ketakutan,
menghilangkan ketegangan, dan menggantinya dengan relaksasi mental
dan fisik.
Untuk mengganti rasa takut tentang hal yang tidak diketahui
melalui pemahaman dan keyakinan, program Dick-Read meliputi
pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan, disamping
nutrisi, hygiene, dan latihan fisik. Kelas-kelas ini mengajarkan tiga
teknik:
a) Latihan fisik untuk membuat tubuh siap saat melahirkan.
b) Latihan relaksasi secara sadar.
c) Latihan pola napas.
Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok
otot seluruh tubuh. Dengan berlatih, banyak wanita mampu
berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun diantara
kontraksi.
Pola napas meliputi napas dalam pada abdomen hampir
sepanjang masa bersalin, napas pendek menjelang akhir tahap
pertama, dan sampai pada waktu terakhir ini, menahan napas pada
tahap kedua persalinan. Berat otot-otot abdomen terhadap uterus
yang berkontraksi meningkatkan rasa nyeri. Wanita melahirkan
diajar untuk mendorong otot-otot perutnya ke atas saat rahim naik
selama suatu kontraksi. Dengan demikian otot-otot abdomen
terangkat dari uterus yang berkontraksi.

2. Metode Lamaze
Menurut Lamaze, rasa nyeri merupakan respons bersyarat.
Wanita juga dapat dikondisikan supaya tidak mengalami rasa nyeri
pada saat melahirkan. Metode Lamaze membuat wanita berespons
terhadap kontraksi rahim buatan dengan mengendalikan relaksasi
otot dan pernapasan sebagai ganti berteriak dan kehilangan kendali
(Lamaze, 1972). Strategi untuk mengatasi rasa nyeri ini antara lain
memusatkan perhatian pada titik perhatian tertentu, misalnya, pada
gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh stimulus
lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap
stimulus nyeri.
Wanita diajar untuk merelaksasi otot-otot yang tidak terlibat
saat ia mengontraksi kelompok otot tertentu. Ia akan menerapkan
latihan ini pada saat melahirkan, yakni dengan merelaksasi semua
otot lain saat rahim berkontraksi. Wanita yang mengikuti kelas
persiapan dengan memakai metode Lamaze selama tahap pertama
persalinan mempertahankan control neuromuskular pada tingkat
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang
mempersiapkan diri dengan caranya sendiri (Bernardini, Maloni,
Stegman, 1983).
Pernapasan dada mengangkat diafragma dari rahim yang
berkontraksi sehingga menciptakan lebih banyak ruang bagi rahim
untuk berkembang. Pola pernapasan dada bervariasi, sesuai
intensitas kontraksi dan kemajuan persalinan. Pernapasan
menghilangkan rasa takut dengan meningkatkan pemahaman
tentang fungsi tubuh dan nyeri neurofisiologis. Dukungan pada saat
bersalin diberikan oleh suami, orang lain, atau pleh tenaga ahli
terlatih yang disebut monitrice.

3. Metode Bradley
Metode Bradley didasarkan pada observasi perilaku binatang
saat melahirkan dan menekankan keharmonisan tubuh, yakni dengan
melakukan control pernapasan, pernapasan perut, dan relaksasi
seluruh tubuh (Bradley, 1974). Teknik ini menekankan factor
lingkungan, seperti suasana gelap, menyendiri, dan suasana tenang
sehingga peristiwa melahirkan menjadi lebih alami. Ibu yang
memakai metode Bradley sering tertidur saat bersalin, tetapi
sebenarnya mereka berada dalam tingkat relaksasi mental yang
dalam.
Walaupun kehadiran ayah pada saat melahirkan tampaknya
merupakan factor yang sangat penting bagi kebanyakan wanita,
konsep ayah atau suami sebagai penolong persalinan mendapat
kritikan dari beberapa pihak. Beberapa pria tidak nyaman dalam
memainkan peran ini, tetapi tetap dapat mendukung istrinya selama
hamil dan bersalin.

4. Teknik Mengurangi Nyeri


a) Terapi farmakologis
Pemberian anastesis umum yang di suntikkan epidural,
spinal, ataopun sekedar regional.
b) Terapi non farmakologis
Terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan
obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang
setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit tanpa
menggunakan obat obatan diantaranya adalah :
1) Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan
penghiburan dan dorongan orang yang mendukung dengan
cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu
untuk mendampingi ibu selama proses persalinan seperti
suami, keluarga, atau teman dekat. Suami dan keluarga
dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung dan
melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi
ibu. Pendamping ibu saat persalinan sebaiknya adalah orang
yang peduli pada ibu, yang paling penting adalah orang-orang
yang diinginkan oleh si ibu untuk mendampinginya selama
persalinan. Di beberapa tempat, hanya wanita yang boleh
menemani ibu pada saat ia melahirkan. Dalam budaya lain,
sudah menjadi kebiasaan bagi suami menjadi pendamping
dalam persalinan bahkan menolong persalinan.
2) Perubahan posisi dan pergerakan. Ibu mungkin memerlukan
bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman,
untuk membantu ibu agar ibu tetap tenang dan rileks sedapat
mungkin bidan tidak boleh memaksakan posisi yang telah
dipilih ibu, bidan hanya menyarankan alternatif-alternatif
apabila tindakan ibu tidak efektif. Rasa sakit akibat kontraksi
akan semakin terasa sesuai dengan bertambahnya pembukaan
serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan
menemukan posisi yang nyaman. Ada beberapa posisi tertentu
yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, misalnya posisi
duduk, bersandar tegak, bersandar ke depan, berlutut ke depan,
mengurut punggung atau bersandar pada suami.

B. Menentukan Penolong Persalinan


Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari ibu (JNPK-KR, 2007). Penolong
pesalinan merupakan salah satu bagian dari pelayanan antenatal care.
Manuaba (2001) peningkatan pelayanan antenatal, penerimaan gerakan
keluarga berenana, melaksanakan persalinan bersih dan aman dan
meningkatan pelayanan obstetric esensial dan darurat yang merupakan
pelayanan kesehatan primer. Persalinan yang aman memastikan bahwa
semua penolong persalinan mempunyai ketrampilan dan alat untuk
memberikan pertolongan yang aman dan bersih (Syafrudin, 2009).
Pelayanan pertolongan persalinan adalah suatu bentuk pelayanan terhadap
persalinan ibu melahirkan yang dilakukan oleh penolong persalinan baik
oleh tenakes seperti dokter dan bidan atau non tenakes seperti dukun.
Jenis-jenis penolong persalinan adalah:
1. Dukun Pengertian dukun biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40
tahun ke atas, pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia
merasa mendapat panggilan tugas ini (Wiknjosastro, 2007). Menurut
Syafrudin (2009), jenis dukun terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Dukun terlatih: Dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan dan telah dinyatakan lulus.
b) Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Penolong persalinan oleh dukun mengenai pengetahuan tentang
fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat
terbatas oleh karena atau apabila timbul komplikasi ia tidak mampu
untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut
menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang profesional.
Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada
kematian ibu dan anak (Wiknjosastro, 2005).
Seperti diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat
dipercayai di kalangan masyarakat. Mereka memberikan pelayanan
khususnya bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar. Apabila
pelayanan selesai mereka lakukan, sangat diakui oleh masyarakat
bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan bidan. Umumnya masyarakat merasa nyaman dan
tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun atau lebih dikenal
dengan bidan kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki
dukun tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun
(tidak berkembang) (Meilani dkk, 2009).
Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan
anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk
melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
dalam menolong persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan dan persalinan, selain itu dapat juga mengenal
tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta
pertolongan pada bidan. Dukun yang ada harus ditingkatkan
kemampuannya, tetapi kita tidak dapat bekerjasama dengan dukun
dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan (Wiknjosastro,
2005).

2. Bidan
Definisi bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2007 adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui
di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas
penting dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan
nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir (prenatal care) (Wiknjosastro,
2005). Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan deteksi kondisi
abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medic dan
melaksanakan tindakan kedaruratan dimana tidak ada tenaga bantuan
medic. Dia mempunyai tugas penting dalam pendidikan dan konseling,
tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat
(Notoatmodjo, 2003).
Pada saat ini, ada dua jenis bidan, yaitu mereka yang mendapat
pendidikan khusus selama tiga tahun dan perawat yang kemudian dididik
selama satu tahun mengenai kebidanan dan disebut sebagai perawat
bidan (Syafrudin, 2009). Salah satu tempat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah BPS (Bidan Praktek Swasta).
Menurut Meilani dkk (2009) BPS adalah satu wahana pelaksanaan
praktik seorang bidan di masyarakat. Praktik pelayanan bidan perorangan
(swasta), merupakan penyediaan pelayanan kesehatan, yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Setelah bidan melaksanakan
pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari
layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan
kewenangannya. Penyebaran dan pendistribusian badan yang
melaksanakan praktik perlu pengaturan agar dapat pemerataan akses
pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang
membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktik akan lebih baik
apabila ada pengaturan yang jelas dan transparans, sehingga masyarakat
tidak ragu untuk datang ke pelayanan Bidan Praktik Perorangan (swasta).
Layanan kebidanan dimaksudkan untuk sebisa mungkin
mengurangi intervensi medis. Bidan memberikan pelayanan yang
dibutuhkan wanita hamil yang sehat sebelum melahirkan. Cara kerja
mereka yang ideal adalah bekerjasama dengan setiap wanita dan
keluarganya untuk mengidentifikasi kebutuhan fisik, social dan
emosional yang unik dari wanita yang melahirkan. Layanan kebidanan
terkait dengan usaha untuk meminimalisir episiotomy, penggunaan
forcep, epidural dan operasi sesar (Gaskin, 2003).

3. Dokter Spesialis Kandungan


Dokter spesialis kandungan adalah dokter yang mengambil
spesialis kandungan. Pendidikan yang mereka jalani difokuskan untuk
mendeteksi dan menangani penyakit yang terkait dengan kehamilan,
terkadang yang terkait dengan proses melahirkan. Seperti halnya dokter
ahli bedah (Gaskin, 2003).
Dokter spesialis kandungan dilatih untuk mendeteksi patologi.
Ketika mereka mendeteksinya, seperti mereka yang sudah pelajari,
mereka akan memfokuskan tugasnya untuk melakukan intervensi medis.
Dokter spesialis kandungan menangani wanita hamil yang sehat,
demikian juga wanita hamil yang sakit dan beresiko tinggi. Ketika
mereka menangani wanita hamil yang sehat, mereka sering melakukan
intervensi medis yang seharusnya hanya dilakukan pada wanita hamil
yang sakit atau dalam keadaan kritis. Disebagian besar negara dunia,
tugas dokter kandungan adalah untuk menangani wanita hamil yang sakit
atau dalam keadaan kritis (Gaskin, 2003).
Baik dokter spesialis kandungan maupun bidan bekerja lebih
higienis dengan ruang lingkup hampir mencakup seluruh golongan
masyarakat. Umumnya, mereka hanya dapat mengulangi kasus-kasus
fisiologis saja, walaupun dokter spesialis secara teoritis telah
dipersiapkan untuk menghadapi kasus patologis. Jika mereka sanggup,
harus segera merujuk selama pasien masih dalam keadaan cukup baik
(Syafrudin, 2009). Walaupun mereka dapat menanggulangi semua kasus,
tetapi hanya sebagian kecil saja masyarakat yang dapat menikmatinya.
Hal ini disebabkan karena biaya yang terlalu mahal, jumlah yang terlalu
sedikit dan penyebaran yang tidak merata. Dilihat dari segi pelayanan,
tenaga ahli ini sangat terbatas kegunaannya. Namun, sebetulnya mereka
dapat memperluas fungsinya dengan bertindak sebagai konseptor
program obstetri yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh dokter
spesialis atau bidan (Syafrudin, 2009).

C. Kebutuhan Perlengkapan Persalinan


1. Perlengkapan Ibu saat melahirkan yang perlu dibawa ke rumah sakit:
a) Sarung. Meski terlihat sepele, ini ternyata penting sekali. Ibu hamil
akan membutuhkan sarung untuk menutupi bagian bawah tubuh
saat sudah pecah ketuban.
b) Pembalut nifas. Ini perlu untuk digunakan setelah pecah ketuban.
c) Body lotion dan lipbalm. Dua barang ini akan diperlukan karena
menunggu pembukaan di Rumah Sakit membuat kulit terasa sangat
kering.
d) Camilan atau energy bar untuk camilan karena pada umumnya ibu
yang akan melahirkan sudah tidak nafsu makan.
e) Peralatan yang berguna untuk relaksasi, jika diperlukan.
Contohnya pendulum, ipod berisi musik klasik, dll.
f) Daster kancing depan, untuk dipakai setelah melahirkan dan
sebagai ganti baju yang diberikan rumah sakit.
g) Sandal yang nyaman dan bisa dibersihkan kalau kena cairan.

2. Perlengkapan ibu setelah melahirkan yang perlu dibawa ke rumah


sakit:
a) Daster atau blouse kancing depan. Jumlahnya, estimasi berapa
lama Anda di rumah sakit dikali dua.
b) Baju dan bra menyusui, sebanyak dua kali jumlah hari di RS.
c) Gurita ibu 2-3 buah. Untuk sebagian orang, terasa lebih praktis
yang ber-velcro daripada yang berbentuk tali-tali.
d) Pembalut nifas. Meski disediakan rumah sakit, sebaiknya tetap
bawa karena kita akan memerlukan banyak sekali pembalut nifas.
e) Toiletries (sikat gigi, pasta gigi, sabun, sampo).
f) Alat kecantikan pun bisa dibawa. Siapa tahu Anda ingin merapikan
diri ketika menyambut tetamu yang akan menjenguk.
g) Baju untuk pulang dari RS.
Untuk pengguna hijab, perlu sekali membawa jilbab bergo panjang
untuk nutup aurat sewaktu dasteran di RS. Agar lebih praktis jika
sewaktu-waktu ada tamu.

XI. Asuhan Keperawatan Pada Klien Pre-Natal:


A. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil
meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat
ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
a) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
b) Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
c) Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
d) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
e) Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
f) Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
a) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau
operasi caesar)
b) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan
c) Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yang menolong
d) Riwayat hipertensi
e) Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
f) Nifas dan laktasi
g) Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup
atau mati, bila mati umur berapa & penyebabnya
h) Masalah-masalah lain yangg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyakit yangg pernah diderita), meliputi:
penyakit kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi,
PMS atau HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
a) Status perkawinan
b) Riwayat KB
c) Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
d) Dukungan keluarga
e) Pengambil keputusan dalam keluarga
f) Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang),
dengan perhatian pada vitamin A dan zat besi
g) Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
h) Beban kerja & kegiatan sehari-hari
i) Tempat melahirkan & penolong yang diinginkan

B. Asuhan Keperawatan Antenatal


1. Pengkajian
a) Data umum klien dan pasangan
b) Riwayat kehamilan & persalinan yang lalu
c) Riwayat ginekologi
d) Riwayat KB
e) Riwayat kehamilan saat ini
f) Pemeriksaan fisik
g) Persiapan persalinan
h) Obat-obatan yang dipakai saat ini
i) Hasil pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan pola napas
b) Nyeri akut
c) Ketidakefektifan perpusi jaringan
d) Gangguan eliminasi urine
e) Keletihan
f) Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b) Nyeri akut
c) Ketidakefektifan perpusi jaringan
d) Defisiensi pengetahuan
Daftar Pustaka

Bobak, Lowdermik, Jenson. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi 4.


Jakarta : EGC https://nyapatrien.wordpress.com/2010/06/18/belajar
Carolyn L, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta
https://www.slideshare.net/dwinovianov/adaptsi-psikologis-pada-kehamilan
http://uchiecha.blogspot.co.id/2012/05/ante-natal-care-anc.html
https://nyaritugasajha.wordpress.com/2014/01/08/kehamilan-risiko-tinggi
http://www.carinfomu.com/2015/01/perubahan-anatomi-dan-adaptasi.html
Kusmiyati Y dan Wahyuningsih HP, 2013. Asuhan Ibu Hamil. Fitramaya:
Yogyakarta
Kuswanti I, 2014. Asuhan Kehamilan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Prawirohardjo S, 2010. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka:Jakarta
Prawiroharjo, S. 2013. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Rukiyah AY, Yulianti L dan Liana M, 2011. Asuhan Kebidanan PostPartum
(Nifas). Trans Info Media:Jakarta

Hani, Umi dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis


.Jakarta:Salemba Medika

Prawirohadjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:P.T. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Bagian Obststetri dan Ginekologi Kedokteran Universitas Padjajaran.1983.Obstetri


Fisiologi. Bandung: Eleman.

Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2010.

Kusmiyati Yuni, Wahyuningsih Heni Puji. 2013. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Fitramaya. (adaptasi)

Você também pode gostar