Você está na página 1de 15

BAB IV

4.1 Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel

karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan distribusi

frekuensi dan proporsi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel

penelitian yang meliputi karakteristik ibu yang terdiri dari usia ibu, pendidikan,

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dan kelengkapan imunisasi dasar padaanak.

4.1.1 Karakteristik Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah

Pada penelitian ini, karakteristik ibu yang dianalisis adalah sebagai berikut:

1. UsiaIbu

Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia ibu.

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu di Wilayah


Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah
Usia Ibu Frekuensi Persentase
Remaja akhir 15 15,9%
Dewasa awal 60 63,8%
Dewasa akhir 24 25,5%
Total 94 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa umur responden

terbanyak pada usia dewasa awal yaitu sebanyak 60 responden (63,8%)

dan yang terkecil yaitu pada ibu usia remaja akhir sebanyak 15

responden(15,9%).
2. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan di


Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah
Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 12 12,7%
SMP 10 10,6%
SMA 50 53,1%
Perguruan Tingggi 22 23,4%
Total 94 100%

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa

pendidikanrespondenyangterbanyakpadarespondenlulusanSMA

sebanyak 53 responden (53,1%) dan yang terkecil lulusan SMP

sebanyak 10 responden (10,6%).

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan di


Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah
Pekerjaan Frekuensi Persentase
PNS 10 10,6%
Karyawan swasta 15 15,9%
Wiraswasta 10 10,6%
Ibu Rymah Tangga 59 62,7%
Total 94 100%

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa pekerjaan

responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 59 responden

(62.7%) dan yang terkecil dengan pekerjaan responden PNS dan

wiraswasta sebanyak 10 (10,6%).


4. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Puyung Lombok Tengah

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di


Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah
Pengetahuan Frekuensi persentase
Baik 23 24,4%
Cukup 53 56,3%
Kurang 18 19,1%
Total 94 100%

Dari seluruh ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini, 23 di

antaranya berpengetahuan baik (24.4%), 53 berpengetahuan cukup

(56,3%), dan 18 dinyatakan berpengetahuan kurang (19,1%). Tabel di

atas dapat disimpulkan bahwasebagian besar responden memiliki

pengetahuan cukup tentang imunisasidasar lengkap yaitu 56,3%.

4.1.2 Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Puyung

Lombok Tengah

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelengkapan


Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah
Kelengkapan Frekuensi persentase
imunisasi
Lengkap 65 69,1%
Tidak Lengkap 29 29,9%
Total 94 100%

Kelengkapan imunisasi dasar dikategorikan menjadi dua yaitu lengkap

dan tidak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden masuk dalam kategori lengkap dalam melakukan


kelengkapan imunisasi dasar, yakni sebesar 65 responden (69,1%),

sedangkan yang masuk dalam kategori tidak lengkap sebesar 29

responden(29,9%).

4.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang

berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah Puskesmas

Puyung Lombok Tengah. Teknik analisis dilakukan dengan uji korelasi chi

square.

4.2.1 Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dan Kelengkapan

Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah

Tabel 4.6Korelasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kelengkapan


Imunusasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah
Variabel Kelengkapan imunisasi X2 RP 95% P

dasar CI

Ya Tidak

N % N %

Tingkat

pengetahuan

Baik 15 65,2% 8 34,8%


0,592-
Cukup 42 79,2% 11 20,8% 7,849 0,823 0,02
1,143
Kurang 8 44,4% 10 55,6%
Dari table 4.6 diatas, hasil uji statistic didapatkan nilai p value

= 0,042. Hal tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel

pengetahuan dengan variabel kelengkapan imunisasi dasar (p < 0,05).

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang

karakteristik ibu, pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, kelengkapan

imunisasi dasar, serta hubungan antara pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunissasi dasar di wilayah kerja

Puskesmas Puyung Lombok Tengah.

4.3 Pembahasan Penelitian

Umur mempunyai pengaruh yang bermakna dalam

mengamnbil keputusan dalam pemberian imunisasi pada bayi, semakin

bertambah umur maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah.

Umur ibu dapat menentukan kesehatan ibu dan bayinya ibu yang

memiliki usia remaja belum siap baik secara fisik maupun psikis dalam

mengasuh bayinya, ini disebabkan karena kurangnya kesiapan dalam

menerima kehadiran seorang anak sehingga terkadang ibu tidak

memperhatikan keadaan bayinya sendiri (Moerhani, 2009).

Hasil statistik pada penelitian ini menunjukan bahwa usia

responden terbanyak adalah pada usia dewasa awal yaitu sebanyak 60

responden (63,8%). Usia dewasa merupakan masa dimana seseorang


dianggap telah matur, baik secara fisiologis, psikologis, dan kognitif

(Potter, 2005).

Secara kognitif, kebiasaan berpikir rasional meningkat pada

usia dewasa awal dan tengah. Usia akan mempengaruhi terhadap daya

tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin membaik (Potter, 2005). Umur seseorang

dapat mempengaruhi pengetahuan, semakin lanjut umur seseorang maka

kemungkinan semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang

dimilikinya (Harlock, 2007).

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan secara sengaja oleh

orang dewasa kepada anak- anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan

rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, maka

tingginya tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima

informasi sehingga akan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki

(Notoatmodjo, 2003)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 50 responden yang

berlatar belakang SMA sebanyak 53,1%. Namun, ilmu pengetahuan tidak

hanya diperoleh dari pendidikan formal. Adanya kemudahan dalam

mendapatkan informasi dari berbagai sumber melalui media promosi

kesehatan baik dari media massa cetak, media elektronik, dan juga

petugas kesehatan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam


media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa

seperti radio, televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa

pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang (Erfandi,2009).

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan, diperbuat, dikerjakan

untuk mendapatkan nafkah atau mendapatkan uang, pekerjaan yang

dilakukan akan mempengaruhi besar kecilnya pendapataan seseorang.

Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan serta

besarnya resiko menurut sifat pekerjaan yang akan berpengaruh pada

lingkungan kerja dan sifat social ekonomi karyawan pada pekerjaan

tertentu (Noor, 2010).

Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 59

responden yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak

62,7%. Suatu pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan dari ibu

yangdapat dilihat dari hasil penelitian ini yang menunjukkan justru

sebagian ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga memiliki

pengetahuan yang baik dibandingkan ibu yang bekerja, hal ini

dikarenakan banyak ibu yang di rumahdilakukanpemantauan oleh petugas

kesehatan saat adanya imunisasi.


Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan dapat diperoleh diantaranya melelui pendidikan formal, non

formal dan media masa. Pengetahuan atau domain kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over

behavior). Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui pengalaman

diri sendiri maupun dari orang lain (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan responden yang baik ditunjukkan dengan

kemampuan responden menjawab dengan benar pertanyaan

yangberkaitan dengan pengetahuan imunisasi dasar. Pengetahuan ibu

dijadikan dasar untuk berperilaku yaitu dalam memberikan imunisasi

kepada bayinya.Pengetahuan ibu diperoleh dari pendidikan, pengamatan

atau informasi yang didapat seseorang, dengan adanya pengetahuan

seseorang dapat melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah laku

dari seseorang dapat berkembang (Adzaniyah, 2014).

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar ibu

memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 53 responden (52,1%), ibu

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 (28,8%), dan ibu yang

memiliki pengetahuan kurang sebanyak 29 responden (19,2%).Ibu yang

tinggal di wilayah kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah masih ada

yang yang memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai imunisasi

karena peneliti menganalisis bahwa tingkat pengetahuan ibu yang


memiliki balita di Puskesmas Puyung Lombok Tengah dipengaruhi oleh

kurangnya sumber informasi di lingkungan masyarakat dan partisipasi

dari petugas kesehatan atau kader posyandu harus lebih banyak

melakukan pemantauan sehingga warga ingin melakukan imunisasi

terhadap anaknya. Dari segi pendidikan terakhir ibu, sebagian yang

merupakan lulusan SMA yaitu lulusan sekolah menengah atas.

Pengalaman juga merupakan suatu kejadian yang pernah dialami oleh

individu baik dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya yang

nantinya akan melekat menjadi pengetahuan pada individu secara

subjektif sehingga semakin banyak pengalaman tentunya pengetahuan

yang didapat juga semakin banyak. Dari segi informasi, kemudahan

dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber melalui media

promosi kesehatan atau internet juga dapat meningkatkanpengetahuan.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi

dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh

membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

(Hidayat,2009). Tujuan dari imunisasi ini adalah untuk zat kekebalan

tubuh balita terbentuk sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang

bersangkutan lebih kecil dan diharapkan anak menjadi kebal terhadap

penyakit sehingga dapat menurunkan angka mordibitas dan mortalitas

serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu

(Hidayat,2008).
Macam-macam imunisasi adalah imunisasi aktif dan pasif.

Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktifadalah pemberian kuman atau

racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk

merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri. Sedangkan imunisasi

pasif adlah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam

tubuh meningkat.Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian imunisasi

BCG 1x, Hepatits B3x, DPT 3x, Polio 4x, Campak 1x sebelum bayi

berusia 1 tahun (Ranuh, 2008).

Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah, perilaku ibu

yang mengimunisasikan anaknya ke pelayanan kesehatan yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Peneliti hanya mengobservasi

kelengkapan imunisasi dasar anak melalui buku KIA (Kartu Ibu dan

Anak) yang dimilikiresponden.Hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa sebagian besar responden mengimunisasikan anaknya secara

lengkap, yaitu sebesar 54 responden (74%) untuk imunisasi dasar yang

lengkap dan 19 responden (26%) yang imunisasi anaknya tidak lengkap.

Sebagian besar responden dalam penelitian ini melakukan

imunisasi anaknya secara lengkap dengan cukup baik. Hal ini dapat

disebabkan adanya pengetahuan yang cukup tentang imunisasi dasar serta

keaktifan kader dalam mempromosikan kesehatan kepada lingkungannya,

sehingga ada kemampuan untuk mengimunisasi dasar anaknya secara

lengkap. Kelengkapan imunisasi juga dipengaruhi oleh pencatatan di buku


KIA oleh petugas kesehatan untuk menandakan bahwa anak tersebut

sudah melakukan imunisasi secara lengkap (Prayogo, 2009). Kelengkapan

imunisasi dalam pembentukannya merupakan suatu perilaku yang

mempunyai nilai sangat penting karena pengetahuan yang tinggi tidak

akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelaksanaan yangbaik. Penelitian

yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah

menunjukan bahwa masih ada 29.9% responden yang masuk dalam

ketegori tidak lengkap imunisasinya, adapun faktor-faktor yang

menyebabkan ibu tidak melengkapi kelengkapan imunisasi anaknya, di

antaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, keyakinan

yang dimiliki ibu untuk melaksanakan imunisasi dasar lengkap pada anak,

sosial budaya dari masyarakatnya, dan lingkungan yang tidak mendukung

agar terciptanya lingkungan yang sadar akan kesehatan.

Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada balita dapat dijelaskan bahwa dari 18

ibu yang memiliki pengetahaun kurang yang tidak memberikan imunisasi

dasar secara lengkap sebanyak 9 orang ibu (9,5%) dan sebanyak 9 orang

ibu (9,5%) juga yang mengimunisasikan anaknya secara lengkap. Hasil uji

statistik diperoleh (p value = 0,02) dengan tingkat keperacayaan

95%makadapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan

terhadap kelengkapan imunisasidasar. Hasil ini sesuai dengan hasil

penelitian dari Albertina (2009) dengan judul kelengkapan imunisasi dasar


anak balita dan faktor-faktor yang berhubungan di Polik linik anak

beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya yang menunjukkan bahwa

pengetahuan orang tua 86% dan kelengkapan 61%, selanjutnya hasil

penelitian yang sesuai dengan hasil peneliti adalah penelitian dari

Paridawati (2012) dengan judul faktor yang berhubungan dengan tindakan

ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi diwilayah kerja

puskesmas bajeng kecamatan bajeng kabupaten gowa yang menunjukkan

bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup dan melakukan

tindakan pemberian imunisasi dasar (83,6%), sedangkan yang

pengetahuannya kurang (60.0%) yang melakukan tindakan pemberian

imunisasi dasar. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian

Prayogo (2009), Astrianzah (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan terhadap kelengkapan imunisasidasar.

Kelengkapan imunisasi dasar akan timbul dengan adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang imunisasi

dasar. Menurut Rogers dalam Notoadmodjo (2003), suatu perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak

didasarkan pada pengetahuan.

Peneliti menganalisis bahwa pengetahuan tidak selalu didapat dari

tingginya tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat diperoleh

dari media massa, pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain,dan

juga partipsipasi dari petugas kesehatan (pelayanan kesehatan dan kader


posyandu).

4.4 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,

yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan cross-sectional sehingga tidak bisa bisa

memberikan penjelasan hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang

didapatkan dari penelitian ini hanya menunjukan adanya keterkaitan saja, dan

hanya mengkaji variabel independen dan variabel dependen secara bersama

pada saat berlangsungnya penelitian.

2. Waktu dalam pengisian kuisioner juga tidak efisiensi dikarenakan responden

terkadang sibuk dengan aktivitasnya sehingga menjawab pertanyaannya

menjadi lebih cepat sehingga kemungkinan terdapat bias dalam pengisian

kuisioner.

3. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa kelengkapan

imunisasi bisa jadi bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar, melainkan bisa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain,

contohnya keyakinan dan nilai-nilai.


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Gambaran karakteristik ibu di wilayah kerja Puskesmas Puyung Lombok

Tengah yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu: persentase

pendidikan antara SD sampai perguruan tinggi masing-masing sebesar 12,7%,

10,6%, 53,1%, 23,4%. Persentase pekerjaan ibu seperti IRT, karyawan

swasta, PNS, dan wiraswasta sebesar 62,7%, 15,9%, 10,6%, dan 10,6%

dengan usia ibu berkisar 20-45 tahun yaitu remaja akhir, dewasa awal,

dandewasaakhirdenganpresentase15,9%, 63,8%, 25,5%.

2. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 23

(24,4%) responden, 53 responden memiliki pengetahuan cukup sebesar

56,3%, 18 responden memiliki pengetahuan kurang sebesar 19,1%. Tingkat

pengetahuan responden tersebut dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan

perilaku sehat untuk kelengkapan imunisasi itu sendiri. Hal ini terjadikarena

pengetahuan merupakan bekal yang paling esensial dalam pembentukan

perilakuseseorang.
3. Sebagian besar responden sebesar (69,1%), melakukan imunisasi anaknya

secara lengkap. Hal ini dapat disebabkan adanya pengetahuan yang cukup

tentang imunisasi dasar di kalangan responden yang diteliti sehingga ada

kemampuan untuk melengkapi imunisasi dasar anaknya. Perilakuini

mempunyai nilai yang sangat penting, karena pengetahuan yang tinggi tidak

akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelakssanaan yang baik.

4. Hasil uji statistik merupakan ada hubungan antara variabel pengetahuan ibu

tentang imunisasi dasar dan variabel kelengkapan imunisasi (p = 0,02).

Koefisien yang bernilai positif berarti hubungan antara kedua variabel

merupakan hubungan yang sebanding, di mana pengetahuan yang baik

disertai dengan perilaku yang baik, pengetahuan yang cukup disertai dengan

perilaku cukup yaitu melengkapi. Pada perilaku imunisasi dasar anak akan

timbul dengan adanya kesempatan reaksi terhadap stimulasi era tunggu

penangkatan ibu. Dengan perilaku melengkapi kelengkapan imunisasinya

akan timbul dengan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang imunisasi dasar.

Você também pode gostar