Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Aphis glycine
Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Virus ini menyerang
pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala yang diakibatkan
oleh kutu ini adalah tanaman menjadi layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian
tanaman kedelai dari kutu ini adalah:
Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan
Buang bagian tanaman terserang dan bakar,
Gunakan musuh alami (predator maupun parasit)
Semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan pada permukaan daun bagian bawah.
2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)
Kumbang ini bertubuh kecil, hitam bergaris kuning dan bertelur pada permukaan daun.
Gejala yang ditimbulkan: larva dan memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan
seluruh tanaman. Cara pengendalian dari kumbang ini dengan PESTONA.
3. Ulat polong (Ettiela zinchenella)
Ulat polong menimbulkan lubang kecil pada buah. Sewaktu buah masih hijau, polong bagian
luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian
dengan cara tanam tepat waktu.
4. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Lalat ini menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Cara pengendalian : pada saat benih
ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan
jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan
PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
5. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Ulat ini menimbulkan kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan
berpencar mencari rumpun lain. Cara pengendalian dari ulat ini adalah
Sanitasi
Semprotkan Natural Vitura pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman).
6. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)
Penyakit layu bakteri menimbulkan gejala adalah tanaman layu mendadak bila kelembaban
terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian dari penyakit ini dengan pemberian Natural
GLIO.
7. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek. Gejala yaang ditimbulkan adalah daun sedikit demi sedikit layu, menguning.
Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian : tanam varietas tahan dan tebarkan
Natural GLIO di awal.
8. Anthracnose (Colletotrichum glycine )
Antharacnose menimbulkan gejala daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun
yang paling rendah rontok, muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua
menjadi kerdil. Pengendalian dari penyakit ini adalah :
Perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat
Pencegahan di awal dengan Natural GLIO.
9. Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)
Penyakit Karat menimbulkan gejala yaitu daun tampak bercak dan bintik coklat.
Pengendalian dari penyakit ini adalah:
Menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit
Semprotkan Natural GLIO + gula pasir
10. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp). Busuk batang menimbulkan gejala batang
menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
Pengendaliannya dengan cara memperbaiki drainase lahan; dan tebarkan Natural
GLIO di awal.
Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih memiliki
pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300. Sebagian terdapat
yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi padi padi. Pola tanam yang demikian sangat
membahayakan bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup
OPT padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula tanam
padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu tanaman palawija yang dianjurkan adalah
kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh para petani, leaflet ini dimaksudkan untuk
dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah varietas yang berumur genjah
(kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari). Tiga belas varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon,
Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan
Jayawijaya. Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka Brebes dan
Lumajang Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan
penyimpanan benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Syarat-
syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak, kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 - 50 kg, tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.
Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah.
Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga meng-akibatkan penambahan biaya, waktu tanam kedelai
ter-lambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4 m dan panjang disesuaikan
dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 - 40 cm.
b. Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang
dipotong.
Inokulasi Rhizobium
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium,
dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari udara.
Caranya :
a. Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b. Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c. Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d. Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10 kg
benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih
kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.
Penanaman
Pemupukan
Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara membendung saluran
drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab
tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali
pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila
diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah tanaman
selesai berbunga.
Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian batang tanaman muda, daun dan polong.
Ham utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama penggerek polong.
a. Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat bibit. Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping
biji atau daun muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida Larvin pada benih dapat
menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.
b. Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat putih. Pengamatan intensif
disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi dengan pencegahan, maka dapat
dilakukan penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25 EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter
air.
c. Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap polong. Pengendaliannya secara preventif
dilakukan penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang setiap dua minggu
jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum dipanen. Insektisida yang dapat
digunakan yaitu : Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d. Pengendalian hama tikus
- Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan pengendalian tikus secara intensif
dengan cara gropyokan dan emposan.
- Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus bersarang.
- Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus selama pertanaman kedelai.
e. Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium, dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-
45 dengan dosisi 2 gram / liter air. Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan oleh
bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang merupakan penularnya (vektor).
Panen danPascapanen
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan denga cara
membabad pangkal batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat khusu lainnya. Berangkasan
dijemur sampai kering, setelah kering dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari
berangkasannya. Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya dijemur sampai kering betul (kadar air
mencapai sekitar 10 - 12 %). Penjemuran harus menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat terjamin.
Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi setelah kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang
terbaik adalah karung goni
Demikian seputar info yang kami berikan mengenai budidaya tanaman kedelai, Baca juga info yang lainya
seperti Cara Budidaya Kelengkeng di Pot Tanaman Rumah atau Cara Budidaya Bawang Merah sebagai
sumber referensi untuk anada semuanya dalam melakukan usaha yang sedang anda tekuni, salam sukses
untuk sobat semuanya.
Klasifikasi dan Morfologi Kacang Kedelai – Kacang Kedelai memiliki nama latin “ Glycine
Max L ” adalah salah satu tanaman yang berasal dari dataran Cina yang telah di temukan dan di
budidayakan sejak tahun 2500 SM. Penyebaran tanamanan ini melalui perdagangan antarnegara
pada awal abad ke- 9, sehingga tanaman ini menyebar keberbagai negara terutamanya Korea,
India, Jepang, Indonesia, Australia, dan Amerika.
Namun, kedelai mulai di budidaya Indonesia pada sejak abad ke -16, di Indonesia kedelai ini di
budidayakan pertama kalinya di Pulau Jawa, dan berkembang di Bali, dan wilayah lainnya. Pada
mulanya, kedelai di kenal beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja Max. Namun, pada
tahun 1948 telah di sepakat5i dengan nama botani yaitu Glycine Max L Merill.