Você está na página 1de 31

LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU

DI UPTD BALAIN LABORATORIUM KESEHATAN


BANDAR LAMPUNG

Dosen Pengampu :
Maria Tuntun Siregar, S.Pd, M.Biomed

Disusun oleh :
Dyah Rahayu Sawiitri
1613453033

D.III ANALIS KESEHATAN POLTEKKES TANJUNGKARANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU DI RUANG MIKROBIOLOGI
UPTD BALAIN LABORATORIUM KESEHATAN
BANDAR LAMPUNG

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/ Kelas : 1613453033/ T.3 R.1
Hari/ Tanggal : Senin/ 15 Oktober 2018
Kelompok/ Semester : 3/ 5
Materi : - Pemeriksaan Uji Sterilitas
- Pemeriksaan Uji Kualitas Media
- Pemeriksaan Uji Mutu Reagensia
- Pemeriksaan Uji Mutu Antibiotik
Tujuan : - Mengetahui Sterilitas
- Mengetahui Kualitas Suatu Media
- Mengetahui Mutu Suatu Reagensia
- Mengetahui Mutu Suatu Antibiotik
Dasar Teori :
A. Uji Sterilisasi
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba, baik yang patogen
(menimbulkan penyakit) maupun yang patogen atau non patogen (siapuntuk
berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis tidak dapat
berkembang biak), tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat
(Syamsuni, 2006).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril.
Obat dibuat steril karena berhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh dan
jaringan tubuh lain yang pertahanannya terhadap zat asing tidak selengkap pada
saluran cerna atau gastrointestinal, misalnya hati yang dapat berfungsi untuk
menetralisir atau menawarkan racun (detoksikasi = detoksifikasi). Diharapkan dengan
kondisi steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder (Syamsuni, 2006).
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu sediaan
atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam keadaan
steril. Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus bebas dari
mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebutsteril atau tidak
steril, tidak ada istilah hampir atau setengah steril.
Uji sterilitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknyamikroorganisme hidup atau yang mempunyai daya
hidup dalam suatu sediaan yang telahdisterilkan. Prinsip uji sterilitas adalah
menginokulasikan atau membiakan mikroorganismeyang terdapat di dalam sediaan
uji pada media perbenihan yang sesuai.
Tujuan proses sterilisasi adalah untukmenhancurkan semua mikroorganisme di
dalam atau diatas permukaan suatu benda atau sediaan tersebut bebas dari resiko
untuk menyebabkan infeksi.

B. Uji Kualitas Media


Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu yang kurang kuantitatif sehingga
pengertiankualitas hasil akhir lebih ditekankan kepada kesempurnaan teknis. Untuk
mencapai,menjaga, melakukan perbaikan berkesinambungan dan meningkatkan kualitas hasilakhir,
mutlak perlu dilaksanakan pemantapan mutu (Quality Assurance) yang mencakupkomponen:
Pemantapan Mutu Internal, Pemantapan Mutu Eksternal, Akreditasi, Audit,Validasi Hasil, Diklat
Berkelanjutan. Pelaksanaan pemantapan mutu bidang mikrobiologimerupakan manajemen
pengendalian mutu laboratorium mikrobiologi mencakup:Pengendalian mutu tahap pra analitik,
Pengendalian mutu tahap analitik danPengendalian mutu tahap pasca analitik.
Kualitas pemeriksaan bidang mikrobiologi sangat bergantung kepada kualitas mediayang
dipakai. Media kultur dapat disediakan baik dalam bentuk base(dasar) kering secara komersial, dari
racikan bahan-bahan baku yang berbeda atau dari media yang siap pakai yang dikemas dalam
tabung dan cawan plastik. Walaupun media siap pakaiini masih diperdebatkan penggunaannya,
kebanyakan ahli sangat setuju terutamadalam bentuk cairan karena lebih efisien dan ekonomis.
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakan,
mengasingkan, mengirimkan dan menyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di
laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koloni/ pertumbuhan
mikroorganisma, serta digunkan untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan
tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu behan yang terdiri dari campuran nutrisi
yang digunakan untuk mikroorganisme untuk tumbuah dan berkembangbiak pada media tersebut.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen selnya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur media. Komposisi media
pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu
sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat hara yang berguna untuk membiakan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo, 1996).
Uji kualitas media merupakan satu-satunya upaya dalam penjaminan mutu media atau hasil
(output). Jaminan mutu atau kulitas adalah seluruh rangkaian kegiatan laboratorium untuk
menyakinkan hasil-hasil yang dikeluarkan dengan mempertimbangkan segi-segi reabilitas,
kecepatan, biaya, dan relevansinya terhadap klinik serta lingkungan.

C. Uji Mutu Reagensia


Reagensia adalah bahan-bahan pereaksi yang berperan dalam pemeriksaan
laboratorium. Banah-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya.
Oleh karena itu, di sini dikenalkan bahan-bahan berbahaya tersebut, cara
pembuatannya serta penggunaannya dalam laboratorium.
Uji kualitas reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat dibuat
sendiri dan ada yang sudah jadi/komersial. Baik reagen yang dibuat sendiri maupun
yang komersial mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu :
1. Reagen buatan sendiri
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Bahan kimia anhidrat (tidak mengandung molekul air) yang digunakan untuk
pembuatan larutan standar kalibrasi dan titrasi harus dikeringkan terlebih
dahulu dalam oven dengan suhu 105°C–110°C minimal 1-2 jam, sebaiknya
satu malam. Kemudian dinginkan sampai suhu kamar dalam desikator,
timbang dalam jumlah yang tepat lalu dilarutkan.
b. Untuk garam hidrat (mengandung molekul air) cukup dikeringkan dalam
desikator. akuadest yang dipakai. Air yang mengandung kaporit akan
mempengaruhi reagen untuk pemeriksaan kalsium dan klorida, sedangkan air
yang mengandung banyak logam akan mempengaruhi pemeriksaan logam dan
pewarna.
c. Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat secukupnya
sesuai kebutuhan. Untuk penyimpanan sebaiknya dalam bentuk larutan stok
(larutan induk).
d. Wadah reagen perlu diberi label yang berisi nama reagen (rumus kimia),
tanggal pembuatan dan paraf pembuat.
e. Harus diketahui sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen tertentu tidak boleh
disimpan berdekatan atau dicampur karena dapat bereaksi.
f. Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan khusus, misalnya
tidak boleh terkena paparan cahaya, harus pada suhu ruangan, suhu dingin
atau beku dan sebagainya.
2. Reagen yang sudah jadi/komersial
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Etiket/label wadah
Umumnya pada reagen komersial sudah tercantum nama atau kode bahan,
tanggal produksi dan batas kadaluwarsa serta nomor batch reagen tersebut.
b. Batas kadaluwarsa
Perhatikan batas kadaluwarsanya berlaku untuk reagen yang disimpan pada
kondisi baik dan belum pernah dibuka, karena reagen yang wadahnya sudah
pernah dibuka mempunyai masa daluwarsa lebih pendek dari reagen yang
belum dibuka.
c. Keadaan fisik
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada
perubahan warna. Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan:
- Melakukan pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah diketahui
nilainya dengan menggunakan reagen tersebut .
- Menggunakan strain kuman untuk uji kualitas reagen mikrobiologi

Alat dan Bahan :


A. Uji Sterisasi
Alat Bahan
- Autoclave - Autoclave Indikator Tape
B. Uji Kualitas Media
Alat Bahan
- Inkubator - Media MC
- Lampu Bunsen - Media NAP
- Ose - Kuman Escherichia coli
- Kuman Pseudomonas aeruginosa
C. Uji Kualitas Reagensia
Alat Bahan
- Pipet Tetes - Apusan Sputum
- Lampu Bunsen - Anisol
- Mikroskop - Reagen Giemsa Stok
- Objek Glass - Reagen ZN A (Carbol Fuchsin 1%)
- Kertas saring - Reagen ZN B (Asam Alkohol 3 %)
- Reagen ZN C (Methylen Blue 0,1%)
- Alkohol Absolut
D. Uji Antibiotik
Alat Bahan
- Lidi Kapas Steril - Kuman Pseudomonas aeruginosa
- Tabung Reaksi Tutup Ulir - NaCl 0,85%
- Rak Tabung - Mac Farlan
- Pinset - Disk Antibiotik Ciprofloxacin
- Inkubator - Disk Antibiotik Amicaxin
- Disk Antibiotik Gentamicin
- Disk Antibiotik Netimicin
- Media NAP steril

Pembahasan :
A. Uji Sterilisasi
Pada uji sterilisasi misalnya menggunakan Autoclave indicator tape. Autoclave
indicator tape adalah pita perekat yang digunakan dalam autoclave (pemanasan
dibawahtekanan tinggi dengan untuk sterisasi) untukmenunjukkan apakah suhu
tertentu tercapai (121oC). Autoclave indicator tape bekerja dengan mengubah warna
setelah aparan untuk suhu yang biasanya digunakan dalam proses sterlitas, biasanya
121oC Autuclave uap. Pada Autoclave indicator tape terdapat diagonal-diagonal,
diagonal-diagonal tersebut yang akan berubah warna dari krim menjadi coklat.
Interpretasi Hasil :
Perubahan warna pada diagonal-diagonal tape dari krim menjadi coklat
Hasil :
Terbentuk warna coklat pada diagonal-diagonal tape
B. Uji Kualitas Media
1. Uji Kualitas Media Tanpa Penanaman Bakteri
Cara Kerja :
Media dibuat lalu dibekukan di plate. Tanpa penanaman bakteri, media tersebut di
inkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam. Kemudian dilihat apakah media
tersebut tumbuh bakteri atau tidak.
Interpretasi Hasil :
- Diperbolehkan bila koloni yang tumbuh ≤ 2 koloni
- Tidak diperbolehkan bil koloni yang tumbuh ≥ 2 koloni
Hasil :
Tidak ada bakteri yang tumbuh

2. Uji Kualitas Media dengan Penanaman Bakteri


Cara Kerja :
- Tanam bakteri E. coli pada media MC
- Tanam bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media NAP
Lalu diinkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam.
Interpretasi Hasil :
- Pada media MC tumbuh koloni dengan ciri koloni berwarna pink
- Pada media NAP tumbuh koloni dengan cirri koloni berwarna hijau.
Hasil :
- Pada media MC tumbuh koloni dengan ciri koloni berwarna pink
- Pada media NAP tumbuh koloni dengan cirri koloni berwarna hijau.

C. Uji Kualitas Reagensia


1. Uji Reagen Giemsa
Pewarnaan Giemsa adalah sebagai tehnik standar untuk mewarnai parasit
plasmodium penyebab malaria. Gold standar untuk pemeriksaan malaria antara
lain: pemeriksaan menggunakan reagen giemsa, konsentrasi zat warna 3 %,
lamanya pemeriksaan 45-60 menit, dan sediaan pada preparat dengan sediaan
darah tebal dan tipis.
Cara Kerja :
Teteskan (3-4 tetes) reagen giemsa stok pada kertas saring dan teteskan alcohol
absolute, lalu tunggu beberapa menit atau sampai terbentuk gradasi warna.
Interpretasi Hasil :
Terbentuk gradasi warna, yaitu : merah, biru, ungu dari luar ke dalam.
Warna merah untuk mewarnai inti plasmodium dan warna biru/ungu untu
mewarnai sitoplasma dari plasmodium.
Hasil :
Terbentuk gradasi warna (merah, biru, ungu).

2. Uji Reagen ZN (Ziel Nalson)


Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) merupakan pewarnaan yang digunakan untuk
identifikasi kuman Basil tahan asam. Pewarnaan ini menyebabkan pori-pori lipid
pada bakteri akan melebur sehingga zat warna dapat masuk kedalam tubuh
kuman.
Cara Kerja :
- Sediakan apusan sputum lalu warnai dengan pewarnaan BTA.
- Teteskan ZN A (karbol duchsin 1% lalu dipanaskan sampai menguap, jangan
sampai mendidih bila sudah menguap ditunggu hingga 10 menit. Lalu dibilas
dengan air mengalir.
- Teteskan ZN B (Asam alcohol 3%) teteskan sampai pucat, lalu dibilas dengan
air mengalir.
- Teteskan ZN C (Methylen blue 0,1%) selama 1 menit, lalu bilas dengan air
mengalir.
- Lalu ditiriskan hingga tidak ada air.
- Diperiksaan pada mikroskop pada perbesaran 1000x dengan menggunakan
anisol.
Interpretasi Hasil :
(+) Ditemukan basil berwarna merah
(-) Tidak ditemukan basil berwarna merah
Hasil :
Pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan basili berwarna merah dan menyebar.

D. Uji Antibiotik
Uji antibiotic dengan menggunakan metode Difusi, prinsipnya : penghambatan
terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai
daerah jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri.
Cara Kerja :
- Pembuatan Suspensi : Disiapkan standar Mac Farlan, NaCl 0,85%, dan bakteri
Pseudomonas aeruginosa. Lalu masukkan bakteri Pseudomonas aeruginosa
kedalam NaCl 0,85% dan setarakan kekeruhannya dengan Mac Farlan.
- Peletakan Antibiotik : Tanam suspense pada media NAP dengan menggunakan
lidi kapas steril, sebelum ditanam tekan lidi kapas steril pada dinding tabung
reaksi setelah dicelupkan pada suspense. Lalu tanam secara merata pada media
NAP dan didiamkan selama 10 menit. Letakkan disk antibiotic dengan jarka 20-25
mm. Kemudian diinkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam. Dan ukur zona
hambat pada disk antibiotiikk tersebut.
Interpretasi Hasil :
- Ciprofloxacine 25-33mm
- Amicasin 18-26mm
- Gentamicin 16-21mm
- Netimicin 22-31mm
Hasil :
- Ciprofloxacine 31mm (incontrol)
- Amicasin 26mm (incontrol)
- Gentamicin 22mm (outcontrol)
- Netimicin 23mm (incontrol)

Kesimpulan :
Dari hasil praktikum yang dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan
Bandarlampung didapatkan bahwa :
1. Uji Sterilisasi didapatkan bahwa alat tersebut baik, karena suhu tercapai pada
autoclave dengan ditandai perubahan warna pada diagonal autoclave indicator tape
dari warna krim menjadi coklat.
2. Uji Kualitas Media didapatkan bahwa media tersebut baik, karena bakteri E.coli dan
bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh baik dan mengelurkan ciri spesifik
pada media MC dan NAP.
3. Uji Kualitas Reagensia didapatkan bahwa reagen tersebut baik, karena pada
pewarnaan giemsa dapat menghasilkan gradasi warna, yaitu merah, biru, dan ungu.
Sedangkan untuk pewarnaan BTA didapatkan bahwa reagen tersebut baik, karena
ditemukannya basil berwarna merah pada mikroskop dengan perbesaran 1000x.
4. Uji Jualitas Antibiotik didapatkan bahwa antibiotic tersebut baik, karena dari 4 sampel
antibiotic tersebut terdapat 3 antibiotik yang incontrol dan terdappat 1 sampel
antibiotic yng outcontrol.

Daftar Pustaka :
https://edoc.site/jurnal-praktikum-uji-sterilitas-pdf-free.html
https://edoc.site/uji-kualitas-reagen-4-pdf-free.html
https://ekaberry.wordpress.com/2012/10/20/laporan-reagensia/
https://www.academia.edu/20623378/LAPORAN_AKHIR_PRAKTIKUM_MEDIA_REAG
ENSIA_II
https://www.academia.edu/32175243/LAPORAN_RESMI_MIKROBIOLOGI_STERILISAS
I
https://www.academia.edu/9380631/Laporan_Potensi_Antibiotik
https://www.scribd.com/doc/24950388/Standar-Operasional-Ruang-Media-Mikrobiologi
https://www.slideshare.net/indanamgrangerkitty/validasi-uji-sterilisasi

Bandarlampung, 29 oktober 2018


Praktikan

Dyah Rahayu Sawitri

Lampiran :

Gambar 1. Autoclave Indikator Tape Gambar 2. Hasil Uji Media


Tanpa Penanaman Bakteri
Gambar 3. Hasil Penanaman Gambar 4. Hasil Penanaman
Pada Media NAP pada Media MC

Gambar 5. Hasil Pengecatan Giemsa Gambar 6. Reagen Pengecatan BTA

Gambar 7. Pemeriksaan Mikroskopis Gambar 8. Pemeriksaan Mikroskopis


pada Pengecatan BTA (-) pada Pengecatan BTA (+)
Gambar 9. Hasil Antibiotik Gambar 10. Tabel Antibiotik

Gambar 11. Sertifikat PME Gambar 12. Sertifikat PME

Gambar 13. Akreditasi PME


LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU DI RUANG PATOLOGI KLINIK
UPTD BALAIN LABORATORIUM KESEHATAN
BANDAR LAMPUNG

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/ Kelas : 1613453033/ T.3 R.1
Hari/ Tanggal : Senin/ 15 Oktober 2018
Kelompok/ Semester : 3/ 5
Materi : Pengenalan Bahan Kontrol, Akurasi, Presisi, dan Total Eror
Tujuan : Mengetahui bahan control, akurasi, presisi, dan total eror
Dasar Teori :
Bahan control adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketetapan suatu
pemeriksaan dilaboratorium untuk menganalisa atau mengawasi kualitas hasil pemeriksaan
sehari-hari. Bahan control dapat dibedakan menjadi berdasarkan :
1. Sumber bahan control : bahan dari manusia, binatang, dan kiia murni.
2. Bentuk bahan control : cair, padat, bubuk, dan strip.
3. Berdasarkan pembuatan :
a. Bahan control yang dibuat sendiri
- Pool serum atau pooled sera, yaitu bahan control yang dibuat dari serum
pasien (sisa hasil/ pemeriksaan).
- Larutan spike, yaitu bahan control yang dibuat dari bahan kimia murni.
- Hemolisat, yaitu bahan control yang dibuat sendiri.
 Keuntungan dari bahan control yang dibuat sendiri
- Mudah didapat, mudah, bahan berasal dari manusia.
- Tidak pernah rekonstitusi atau dilarutkan dan laboratorium mengetahui asal
bahan control.
 Kerugain dari babhan control yang dibuat sendiri
- Merepotkan analis untuk membuatnya.
- Harus membuat kumpulan seum khusus untuk enzim.
- Analis statis harus dilakukan tiap 3-4 bulan.
b. Bahan control yang sudah jadi atau komersial
- Unassayed, merupakan bahan control yang tidak memiliki nilai rujukan
sebagai tolak ukur. Nilai rujukan dapat diperoleh setelah dilakukan periode
pendahuluan.
- Assayed, merupakan bahan control yang diketahui nilai rujukannya suatu
batas toleransi menurut pemeriksaannya.
 Keuntungan bahan control komersial :
- Lebih tahanlama, bisa digunakan untuk semua pemeriksaan.
- Tidak perlu membuat sendiri dari analisis stabil dilakukan 1 tahun sekali.
 Kerugian bahan control komersial
- Kadang-kadang ada variasi antar botol satu dengan yang lainnya, sering
kesalahan rekonstirasi atau pelarut.
- Sering diambil serum dari hewan yang tidak sma dengan serum.
Syarat bahan kontrol :
1. HOMOGEN, yaitu mempunyai nilai atau karakteristik yang sama antar tabung/ vial.
2. STABIL, yaitu tidak mengalami perubahan kualitas dan kuantitas selam proses
control dan nilai atau kadar tidak berubah karena waktu dan perlakuan.
3. NON INFEKSIUS, yaitu tidak mengandung bahan bahan yang dapat membahayakan
pengguna dan lingkungan.
Pemilihan bahan control :
1. Pemilihan bahan kontrol harus merupakan bagian dari proses perencanaan
pengendalian mutu
2. Pemilihan akan semakin komplek saat menentukan kontrol material untuk analisa
multiconstituent
3. Petimbangan lain dalam memilih bahan kontrol adalah biaya, stabilitas, kemudahan
penggunaan, pengaruh matrik dan konsentrasinya

Ketepatan atau akurasi merupakan kemampuan untuk mendapatkan nilai yang sama
atau mendekati nilai biologis yang sebenarnya (true value), tetapi untuk dapat menyerupainya
mungkin membutuhkan waktu lama dan biaya yang mahal suatu pemeriksaan umumnya
dinyatakan ketidakakurantan (inakurasi) dari pada ketepatan (akurasi).
Inakurasi adalah perbedaan antara nilai yang diperoleh dengan nilai sebenarnya (true
value). Ketepatan pemeriksaan terutama dipengaruhi oleh spesifitas metode pemeriksaan dari
kualitas larutan standar. Inakurasi terjadi karena kesalahan sistematik (penyimpangan yang
konsisten), yang menyebabkan terdapat perbedaan antara nilai rata-rata pemeriksaan dengan
nilai sebenarnya yang disebut dengan BIAS.
Ketepatan atau presisi adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hamper
sama pada pemeriksaan yang berulang-ulang dengan metode yang sam. Namun teliti belum
tentu akura. Suatu pemeriksaan umumnya lebih mudah dilihat impresisinya daari pada
presisinya. Impresisi dapat dinyatakan dengan besarnya SD (Standar Devisiasi) atau CV (Cod
Vision Variasi). Makin besar SD dan CV maka makin tekiti, factor-faktor yang
mempengaruhi ketelitian yaitu : alat, metode pemeriksaan, volume, kadar bahan yang
dibutuhkan, waktu pengulangan dan tenaga periksa. Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak.
Impresisi adalah disperse atau penyebaran acak dari satu set pengukuran dan atau nilai-nilai
dinyatakan secara kuantitatif atau stastik seperti standar deviasi (CV).

 Xi  X 
2

S
n  1

Total Eror (TE) adalah kombinasi atau gabungan dari kesalahan acak dan kesalahan
sistemik (impresisi dan akurasi). Total eror merefleksikan variasi total hasil pemeriksaan dari
true valuenya untuk sebuah analit spesifik.

Tea merupakan penyimpangan atau kesalahan (TE) maksimal yang masih dapat
diperbolehkan yang dianggap tidak mengganggu keputusan klinik. Total eror dapat kita
hitung dengan interval mingguanatau bulanan, untuk mengevaluasi apakah hasil control kita
(mean dan SD) masih dapat diterima. Hasil control yang menunjukan mendekati atau bahkan
melewati batas Tea perlu di evaluasi lebih lanjut. Dengan memeriksa TE secara cepat, kita
dapat memusatkan upaya pada pada tes yang membutuhkan perhatian. Total eror dapat kita
hitung kembali guna mengevaluasi kinerja metode suatu QC chart hrian kita menunjukkan
penyesuaian mean atau peningkatan SD.

Hasil Pengamatan :
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di laboratorium patologi klinik UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Bandarlampung didapatkan :
1. Pemeriksaan hematologi menggunakan tiga bahn control komersial (normal, low, dan
high).
2. Pemeriksaan patologi klinik menggunakan dua bahan control (normal dan patologi)
yang tebentuk bubuk (liofilisat) yang merupakan bahan control komersial.
3. Pemeriksaan urinalisa menggunakan dau bahan control komersial (positif dan
negative) yang berbentuk serbuk (liofilisat).
4. Menghitung impresisi dari dua pemeriksaan glukosa
Diketahui : data atau hasil = 266 dan 270
Impresisi (CV) = x1 - x2 x 200
X1 + x2
= 270 - 266 x 200

270 + 266
=4 x 200

536
= 1,49 (Impresisi baik)

Kesimpualan :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk PMI yang digunakan adalah bahan control komersial yang berbentuk serbuk
(liofilik) yang kemudian diencerkan dan diletakkan dalam fial kecil.
2. Untuk PME menggunakan bahan control dari vendor (Substansi yang berwewenang
melakukan PME).
3. Impresisi pemeriksaan glukosa adalah 1,49, hasil ini dikatakan baik karena tidak
melebihi batas maksimal yaitu 6,5 (lihat lampiran).

Daftar Pustaka :
http://kasaptania.blogspot.com/201702/bakuan-mutu-bahan-kontrol-html.
R.A.Leni Septiana,S.ST,M.biomed, PPT Indikator Mutu Dalam Internal Quality Control.
Bandarlampung

Bandarlampung, 29 oktober 2018


Praktikan

Dyah Rahayu Sawitri

Lampiran :

Gambar 1. Alat Pemeriksaan (Pentra 400) Gambar 2. Batas Impresisi


Maksimal setiap pemeriksaan

Gambar 3. Nilai normal dan Gambar 4. Vial bahan control PMI


Patologi pemeriksaan
Gambar 5. Bahan Kontrol Hematologi Gambar 6. Bahan control Klinik

Gambar 7. Bahan control Urinalisa


LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU DI RUANG PATOLOGI KLINIK
UPTD BALAIN LABORATORIUM KESEHATAN
BANDAR LAMPUNG

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/ Kelas : 1613453033/ T.3 R.1
Hari/ Tanggal : Senin/ 15 Oktober 2018
Kelompok/ Semester : 3/ 5
Materi : Batas control dan Pembuatan Control Chart
Tujuan : Mengetahui Batas KCntrol Chart dan Pembuatan Control Chart
Dasar Teori :
Penilaian Akurasi (bias/d%) serta Presisi (CV%) belum cukup untuk menggambarkan
kualitas hasil pemeriksaan. Sangat penting untuk menilai distribusi data kontrol. Dengan
demikian kita dapat mendeteksi antara lain :
1. Data yang keluar batas kontrol (kesalahan acak)
2. Pola kecenderungan (trend dan bias) (kesalahan sistematik)
Pengenalan kartu kontrol yang pertama di laboratorium klinik dilakukan oleh Levey
Jennings pada tahun 1950, dengan menggunakan prosedur pemantapan mutu yang
dikembangkan oleh Shewhart untuk industri ke dalam laboratorium klinik. Secara umum
sistem ini menggunakan nilai rata-rata dan standar deviasi dari seri pemeriksaan bahan
kontrol yang diperoleh selama periode tertentu. (Jun Munndy ,84).
Garis utama dari grafik ditempatkan pada nilai aksis berhubungan dengan rata-rata
dan 1 SD dan 2 SD dari rata-rata. Kemungkinan diperoleh nilai kontrol yang berada pada 1
SD dari rata-rata adalah 68,3%. Kemungkinan hasil tes bahan kontrol pada daerah 2 SD dari
rata-rata adalah 95,5%. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan bahan
kontrol akan berada di daerah 1 SD dari rata-rata adalah sebanyak 68,3 %, dan hasil pada
daerah 2 SD dari rata-rata adalah sebanyak 95,5%. Hal tersebut berarti pula bahwa hanya
sekitar 31,7% hasil pemeriksaan kontrol yang akan diluar nilai 1 SD dari nilai rata-rata, serta
hanya 4,5% hasil tes akan di luar daerah 2 SD. (Jun Munndy ,84)
Dengan demikian grafik Levey Jennings menggunakan nilai 2 SD dari nilai rata-rata
sebagai batas peringatan pemantapan mutu, dimana 95,5% hasil pemeriksaan harus berada
pada daerah batas ini, dan hanya 4,5% yang diperkenankan di luar daerah batas ini. Dengan
kata lain nilai yang diperbolehkan diluar 2 SD dari 20 tes hanya 1 nilai saja.
Jika terdapat nilai yang terletak di luar batas 3 SD dari nilai rata-rata, maka
pemeriksaan tersebut tidak terkontrol. Karena nilai dikatakan terkontrol bila berada di dalam
batas 3 SD.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan grafik Levey
Jennings adalah bila salah satu hasil berada di luar batas kontrol 2 SD, bila terdapat
kecenderungan peningkatan atau penurunan, bila terdapat beberapa hasil berada di satu sisi
dari nilai rata-rata, bila 2 atau lebih hasil dari 20 nilai di luar garis 2 SD, dan bila ada hasil di
luar 3 SD. Penafsiran yang lebih detail dikembangkan oleh Wesdtgard yang dikenal dengan
Wesgard Multirule System. Batas kontrol dapat menggunakan beberapa hal, antara lain :
1. Satuan parameter yang diukur (misalnya mg/dl glukosa) dan menggunakan ±2 SD
atau ± 3 SD sebagai batas kontrol statistik
2. Plotting persentase kesalahan dan menggunakan A.L.E atau ± 2 CV sebagai batas
kontrol
Penggunaan bahan kontrol dengan level yang berbeda dapat disajikan dalam grafik
yang sama jika satuan batas kontrolnya sama.
Tahap Pembuatan Control Chart:
1. Menentukan nilai reference untuk mendeteksi bias.
2. Yakinkan bahwa proses pengujian berlangsung stabil
3. Yakinkan bahwa data yang dihasilkan adalah dari data akurasi da presisi yang stabil
dan mampu telusur
4. Periode Pendahuluan
- Siapkan bahan kontrol yang akan digunakan (misalnya untuk 6 bulan atau 1
tahun)
- Lakukan pemeriksaan terhadap bahan kontrol setiap hari sampai didapat data yang
dianggap memadai ( misalnya 20 data )
a. Hitung nilai rata-rata (x)
1 n
x  xi
n i 1

b. Hitung standar deviasi (sd)


n

 (x  x)
i
2

sd  i 1
n 1

c. Hitung batas X ± 3 SD. Cek apakah ada data yang keluar, jika ada buang data
dan ulang perhitungan X dan SD
d. Hitung nilai Warning Limits (WL), Upper Warning Limit (UWL), Lower
Warning Limit (LWL), Control Limits (CL), Lower Control Limit (LCL) dan
Upper Control Limit (UCL) sbb :

5. Buat grafik/chart dengan mencantumkan :


- nama laboratorium, parameter, metode analisis, waktu analisis;
- sumbu x : waktu;
- sumbu y : nilai yang diukur ( SD, konsentrasi)
- nilai- nilai tersebut digunakan untuk mendeterminasi nilai yang dapat diterima dan
sebagai data awal untuk memplotkan nilai setiap batch dari nilai secara
berkelanjutan

Hasil Pengamatan :
DATA BAHAN KONTROL PEMERIKSAAN
BULAN JANUARI BULAN FEBRUARI
NO POSISI NO
DATA QC DATA QC
(SD) POSISI (SD)
1 282 1 280 -2.2996633
2 281 2 290 1.067340067
3 283 3 283 -1.28956229
4 294 4 277 -3.30976431
5 279 5 278 -2.973063973
6 291 6 285 -0.616161616
7 284 7 278 -2.973063973
8 287 8 296 3.087542088
9 285 9 289 0.730639731
10 286 10 293 2.077441077
11 286 11 278 -2.973063973
12 290 12 290 1.067340067
13 290 13 290 1.067340067
14 295 14 288 0.393939394
15 286 15 288 0.393939394
16 284 16 283 -1.28956229
17 294 17 294 2.414141414
18 288 18 283 -1.28956229
19 286 19 281 -1.962962963
20 284 20 288 0.393939394
21 288 21 290 1.067340067
22 290 22 278 -2.973063973
23 283 23 274 -4.31986532
24 288 24 289 0.730639731
TV 286.83 TV 286.8333333
SD PABRIK 2.97 SD JANUARI 4.166811592
RATA-RATA 286.833333 RATA-RATA
SD JANUARI 4.16681159 SD FEBRUARI
CV % 1.45269434 CV %
d% 0.00116213 d%
TE % TE %
TE a % TE a %

GRAFIK KONTROL CHART BULAN FEBRUARI

Tabel Kontrol Chart Bulan Februari


4
3
2
1
Nilai SD

0
Series1
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
-2
-3
-4
Tanggal
Kesimpulan :
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui begaimana membuat control chart dan
pengaplikasiannya dalam exel, serta mengetahui batas-batas control chart.

Daftar Pustaka :
R.A. Leni Septiana,S.ST,M.Biomed. Handout Jaminan Kualitas Laboratorium II

Bandarlampung, 29 oktober 2018


Praktikan

Dyah Rahayu Sawitri


Lampiran :

Gambar 1. Kurva Levey Jening’s

Gambar 2. Dasar Interpretasi


Gambar 3. Dalam batas control

Gambar 4. Melewati batas control

Gambar 5. Pola Run


Gambar 6. Pola Trend

Gambar 7. Pola Cycle


LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU DI RUANG PATOLOGI KLINIK
UPTD BALAIN LABORATORIUM KESEHATAN
BANDAR LAMPUNG

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/ Kelas : 1613453033/ T.3 R.1
Hari/ Tanggal : Senin/ 15 Oktober 2018
Kelompok/ Semester : 3/ 5
Materi : Interpretasi control chart
Tujuan : Mengetahui pembacaan hasil dari control chart
Dasar Teori :
Diagram Kontrol (Control Chart) adalah sebuah grafik yang memberi gambaran
tentang perilaku sebuah proses. Diagram kontrol ini digunakan untuk memahami apakan
sebuah proses manufakturing atau proses bisnis berjalan dalam kondisi yang terkontrol atau
tidak. Sebuah proses yang cukup stabil, tapi berjalan di luar batas yang diharapkan, harus
diperbaiki untuk menemukan akar penyebabnya guna mendapatkan hasil perbaikan yang
fundamental.
Diagram Kontrol dapat membantu untuk:
1. Mendeteksi adanya variasi penyebap khusus.
Jika sebuah proses secara statistik terkontrol, maka 99.73% data akan ada di antara
batas kontrol. Jika ada data yang keluar dari batas kontrol mengindikasikan bahwa
sumber variasi yang berasal dari luar proses.
2. Menyakinkan kestabilan sebuah proses.
Kestabilan sebuah proses merupakan syarat yang diperlukan untuk bisa menghitung
kemampuan proses (process capability).
3. Mendeteksi perubahan proses dari waktu ke waktu.
Jika titik-titik di dalam diagram kontrol semakin bergeser ke atas atau ke bawah dari
waktu ke waktu, mengindikasikan bahwa ada perubahan kecil tetapi terus menerus di
dalam proses. Perubahan ini sulit dilihat untuk jangka pendek namun akan sedikit
demi sedikit menurunkan tingkat kualitas produk.
Grafik kontrol tidak mengendalikan proses, hanya memberikan informasi kritis:
1. Karakteristik operasi proses terhadap waktu
2. Variasi biasa yang diprediksi terjadi dalam proses
3. Apakah variasi memenuhi persyaratan
4. Terjadi variasi khusus
5. Informasi digunakan untuk membuat keputusan, mengambil tindakan,
memelihara proses kontrol proses statistik
Proses dalam control adalah semua titik dalam grafik benda dalam batas kendali. Proses
diluar control adalah titik-titik melebihi batas atas atau bawah dan titik-titik dalam batas
control membentuk suatu pola.
1. Pola Run
- Merupakan sederetan titik yang terletak pada suatu sisi dari garis tengah
a. 7 titik berurutan jatuh pada salah satu sisi dari garis tengah
b. 10 dari 11 titik yang berurutan jatuh pada salah satu sisi dari garis tengah
c. 12 dari 14 titik yang berurutan jatuh pada salah satu sisi dari garis tengah
- Run menunjukan bahwa rata-rata bergesar atau berubah dalam proses
- Harus diidentifikasi penyebab perubahannya
2. Pola Trend
Merupakan Semua titik jatuh pada batas kontrol, namun titik tersebut menunjukan
peningkatan atau penurunan yang terus menerus.
3. Pola Siklus atau Cycle
Merupakan deretan titik mempunyai pola yang similar terhadap waktu. Prioritas
untuk diinvestigasi dan ditindaklanjuti
Interpretasi hasil pematapan mutu biasanya dianalisa menggunakan aturan “Wesgard
Multirule System” yang merupakan cara untuk mengambiil keputusan atau kesimpulan hasil
pemeriksaan PMI. “Wesgard Multirule System” dapat mendeteksi adanya kesalahan dengan
ketentuan yang sangat sensitive untuk kesalahan acak maupun kesalahan systemic. Auran
“Wesgard Multirule System” meliputi :
1. 1-3S : 1 kontrol diluar nilai X + 3SD,  PENOLAKAN yg mencerminkan
KESALAHAN ACAK
2. 2-2S : 2 kontrol berturut-turut diluar X + 2SD / 2 kontrol (berbeda level) berada
diluar X + 2SD,  PENOLAKAN, yg mencerminkan KESALAHAN
SISTEMATIK
3. R-4S : 1 kontrol diluar X + 2SD dan 1 kontrol lain diluar X – 2SD atau 2 kontrol
berturut-turuit + 2 SD kemudian – 2SD,  PENOLAKAN yang mencerminkan
KESALAHAN ACAK
4. 4-1S : 4 kontrol berturut-turut di luar X + 1 SD atau X – 1SD, PENOLAKAN yg
mencerminkan KESALAHAN ACAK & SISTEMATIK
5. 10 kontrol berturut-turut pada 1 sisi di atas atau di bawah nilai X,  PENOLAKAN
yg mencerminkan KESALAHAN SISTEMATIK

Hasil Pengamatan :

Grafik Kontrol Chart Bulan Februari


4
3
2
1
Nilai SD

0
Series1
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
-2
-3
-4
Tanggal

LEVEL 1
NO KEPUTUSAN KESALAHAN
DATA QC POSISI (SD)
1 280 -1.639942951 DITERIMA
2 290 0.759973575 DITERIMA
3 283 -0.919967994 DITERIMA
4 277 -2.359917909 DITERIMA
5 278 -2.119926257 DITOLAK 2-2S
6 285 -0.439984688 DITERIMA
7 278 -2.119926257 DITERIMA
8 296 2.19992349 DITOLAK R-4S
9 289 0.519981922 DITERIMA
10 293 1.479948532 DITERIMA
11 278 -2.119926257 PERINGATAN 1-2S (>2SD)
12 290 0.759973575 DITERIMA
13 290 0.759973575 DITERIMA
14 288 0.279990269 DITERIMA
15 288 0.279990269 DITERIMA
16 283 -0.919967994 DITERIMA
17 294 1.719940185 DITERIMA
18 283 -0.919967994 DITERIMA
19 281 -1.399951299 DITERIMA
20 288 0.279990269 DITERIMA
21 290 0.759973575 DITERIMA
22 278 -2.119926257 PERINGATAN >2SD
23 274 -3.079892867 DITOLAK >3SD
24 289 0.519981922 DITERIMA
TV 286.8333333
SD JANUARI 4.166811592
RATA-RATA
SD JANUARI
CV %
d%
TE %
TE a %

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pembuatan control chart pada bulan februari di UPTD Balai Laboratorium
Kesehatan Bandarlampung didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Terjadi peringatan pada control chart pada tanggal 11 dan 22 dengan kesalahan 1,2s
2. Terjadi penolakan pada control chart pada tanggal 5 dengan kesalahan 2,2s, tanggal 8
dengan kesalahan R4s dan tanggal 23 dengan kesalahan 1,3s.

Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_kontrol
R.A. Leni Septiana,S.ST,M.Biomed. Handout Jaminan Kualitas Laboratorium II

Bandarlampung, 29 oktober 2018


Praktikan

Dyah Rahayu Sawitri


Lampiran :

Gambar 8. 1-3S : 1 kontrol diluar nilai X + 3SD,  PENOLAKAN yg mencerminkan KESALAHAN


ACAK

Gambar 9. 2-2S : 2 kontrol berturut-turut diluar X + 2SD / 2 kontrol (berbeda level) berada diluar X
+ 2SD,  PENOLAKAN, yg mencerminkan KESALAHAN SISTEMATIK
Gambar 10. R-4S : 1 kontrol diluar X + 2SD dan 1 kontrol lain diluar X – 2SD atau 2 kontrol
berturut-turuit + 2 SD kemudian – 2SD,  PENOLAKAN yang mencerminkan KESALAHAN ACAK

Gambar 11. 4-1S : 4 kontrol berturut-turut di luar X + 1 SD atau X – 1SD, PENOLAKAN yg


mencerminkan KESALAHAN ACAK & SISTEMATIK

10X : 10 kontrol berturut-turut pada 1 sisi di atas atau di bawah nilai X,  PENOLAKAN yg
mencerminkan KESALAHAN SISTEMATIK

Você também pode gostar