Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis bangkitan perjalanan gugus pulu yang menjadi kebutuhan akan
permintaan transportasi jalan raya, menganalisis kinerja ruas jalan Trans Maluku ditinjau dari volume,
kapasitas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan sehubungan dengan pergerakan lalulintas dan
merumuskan alternatif pengembangan jaringan jalan trans Maluku sebagai pemecahan masalah
untuk meningkatkan pelayanan saat ini. Penelitian ini dilaksanakan di 12 gugus pulau Trans Maluku
dengan pengambilan sampel Slovin dilakukan secara acak dan menggunakan analisis kuantitatif dan
deskriptif kualitatif pada pertengahan September hingga Desember 2010. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Gugus Pulau Ambon dan Kei hingga tahun 2027 memiliki karakter pembangkit
pergerakan, rawan kecelakaan, mobilitas tinggi serta kemacetan terparah. Proses identifikasi,
repositioning dan menyusus strategi SWOT mengemukakan di ruas jalan trans Maluku memiliki
persoalan mendasar seperti persoalan sosio-ekonomi dan Hnkam ditinjau dari Wawasan Nusantara.
ABSTRACT
The research aimed at analysing the cluster trip generation which became the necessity of the road
transportation demand, analysing the performance of road joints of Trans Moluccas road network
towards the volume, capasity, level of saturation and service in relation to the traffic movement and
formulating the development alternative of the Trans Moluccas road network as the problem solving to
improve the present service. The research was carried out 12 island clusters of Trans Moluccas. Ther
Slovin samples were taken randomly, from the middle of September to December 2010. The Data
used the combination of quantitative and qualitative descriptive analyses. The result of the research
reveals that Ambon and kei Island clusters until the year 2027 have the characteristics of movement
generating, accident proneness, high mobility, the worst traffic jams. Processes of identification,
repositioning and the arrangement of SWOT strategy reveals that the road joints of the Trans Maluku
has the basic problems such as : Socio-economic, defense and security promblems viewed from the
archipelago concept.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sarana dan Prasarana transportasi darat yang ada akan berpengaruh terhadap kondisi
transportasi setempat, maupun antar pulau di Provinsi Maluku; Dimana Penyebaran
penduduk tidak merata, dengan konsentrasi penduduk pada umumnya di pulau-pulau kecil
seperti pulau Ambon memiliki luas daratan 761km2 dengan kepadatan penduduk 521,57
orang/km2, Kepulauan Lease dengan kepadatan penduduk 157,89 orang/km2 dan pulau
besar yang jarang penduduknya seperti Pulau Seram memiliki luas daratan 18.625 km2
dengan kepadatan penduduk 19,55 orang/km2.Ketersediaan (Supply) prasarana jalan
terbatas dalam memenuhi kebutuhan (Demand) serta pergerakan lalu-lintas kendaraan
yang cukup tinggi, masalah kemacetan dan terputusnya akses lalu-lintas seperti rusaknya
beberapa jembatan di Pulau Seram tahun 2007.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang
menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bangkitan perjalanan Gugus Pulau Trans Maluku yang menjadi kebutuhan
akan permintaan transportasi jalan raya?
2. Bagaimana kinerja ruas jalan trans Maluku ditinjau dari karakteristik lalu-lintas dan
tingkat pelayanannya?
3. Bagaimana strategi pengembangan jaringan jalan trans Maluku ?.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis bangkitan Perjalanan Gugus Pulau Trans Maluku yang menjadi kebutuhan
akan permintaan transportasi jalan raya.
2. Menganalisis kinerja ruas jalan Trans Maluku ditinjau terhadap volume, kecepatan,
kapasitas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan sehubungan dengan pergerakan
lalu-lintas pada kondisi saat ini.
3. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan jalan trans Maluku sebagai pemecahan
masalah untuk meningkatkan pelayanan saat ini.
D. MANFAAT PENELITIAN
E. LINGKUP PENELITIAN
Analisis bangkitan perjalanan di kota Ambon dan kinerja jaringan Jalan Trans Maluku di Kota
Ambon dan Tual serta9 wilayah administrasi kabupaten yakni : Kabupaten Maluku Tenggara,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram
Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Aru,
Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Buru Selatan dengan luas keseluruhan
daratan 5.424.100 ha.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang
dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia,
barang dan jasa, terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta
mendukung pengembangan wilayah, dan memantapkan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Proses empat langkah tradisional dalam proses kebutuhan perjalanan seperti pada gambar
2. adalah :
Rencana Tata
Ruang
Jaringan Bangkitan
Peng
Jalan Perjalanan
emb
anga
n
Pembebanan Distribusi
Tran
Jaringan Perjalanan
sport
asi
kede Penggunaan
Analisis MKJI
Moda
Analisis SWOT
3. Geometrik Jalan
B. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan suatu jalan berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan, yang
tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Oleh karena itu tingkat
pelayanan pada suatu jalan tergantung pada arus lalu-lintas (Tamin, 2008:86).Berdasarkan Morlok
(1991:212-213) Tingkat pelayanan ditentukan dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6 tingkat.
Tingkat- tingkat ini disebut A, B, C, D, E dan F, dimana tingkat A merupakan tingkat
pelayanan jalan tertinggi. Apabila volume meningkat maka tingkat pelayanan menurun,
suatu akibat dari arus lalu-lintas yang lebih buruk dalam kaitannya dengan karakteristik
pada tingkat pelayanan yang disebutkan sebagai berikut :
a. Tingkat Pelayanan A menunjukkan arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi,
pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki.
b. Tingkat pelayanan B menunjukkan arus stabil, kecepatan terbatas oleh lalu-lintas,
volume pelayanan yang dipakai untuk merencanakan jalan keluar kota atau jalan antar kota.
c. Tingkat pelayanan C dengan arus stabil, kecepatan dikontrol oleh lalu-lintas,
6
4. Analisis SWOT
Menurut Sianipar dan Entang (2001), analisis SWOT adalah suatu alat yng berfungsi untuk
mengetahui peta kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities),
ancaman (Threats), organisasi guna penentuan faktor unggulan dan strategi interaksi efektif yang
tepat dilakukan dalam pencapaian hasil yang lebih maksimal.
Penggunaan analisis ini dalam menyusun strategi manajemen lalu-lintas, karena memetakan serta
menyimpulkan kekuatan dan kelemahan yang diperoleh dari survai, analisis bangkitan perjalanan
dan analisis kinerja jalan dari adanya ancaman maupun peluang yang ada. Rencana aksi ini terdiri
beberapa alat bantu analisis yang dapat diterapkan yakni : Model Matriks, Check Sheet, stratifikasi
dan skala nilai.
Sistim jaringan transportasi Trans Maluku. Wajib berfungsi optimal untuk menunjang
aktivitas sosial, ekonomi masyarakat. Untuk mengukur dan menilai hal tersebut, penelitian
ini menggunakan indikator bangkitan perjalanan dan kinerja yang dipengaruhi oleh
variabel: volume, kapasitas dan kecepatan. bentuk skema kerangka pikir penelitian seperti
tertera.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada ruas jalan Trans Maluku di Propinsi Maluku selama 2 bulan mulai
pertengahan bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember 2010. Waktu tersebut
akan digunakan untuk melakukan survai, pengumpulan data, kompilasi data, analisis data
sampai dengan penyajian hasil penelitian.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dalam penelitian populasinya terkait dengan
sepersepuluh penduduk bermukim yang berusia umur 14 tahun sampai 64 tahun dan
kendaraan melintas di ruas jalan trans Maluku.
2. Sampel
Populasi Prosentasi KK
Gugus Pulau Lokasi Sampel
KK (%)
Buru Buru 18.823 9.36 41
Seram Barat Piru 26.751 13.31 58
Seram Utara Wahai 10.301 5.12 22
Seram Timur Bula 22.737 11.31 49
Seram Selatan Masohi 25.700 12.78 55
Banda Banda 4.900 2.24 11
Ambon Ambon 72.471 36.05 156
Kei Tual 5.530 2.75 12
Aru Dobo 5.458 2.71 12
Tanimbar Saumlaki 4.326 2.15 12
Babar Tepa 1.881 0.94 7
Terselatan Kisar 2.160 1.07 8
Total Sampel 443
Sumber : BPS Maluku 2008
8
Faktor penting yang mendukung dan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Maluku
adalah Jaringan Transportasi Trans Maluku. Pengaturan aktifitas masyarakat dalam konteks
Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) telah merumuskan konsep pengembangan
transportasi dengan fokus 12 gugus pulau, pintu jamak/ Multi Gate danTrans Maluku. Ketiga
fokus tersebut bertujuan membentuk sinergi antar sub moda transportasi. Transportasi
sungai, danau dan penyebrangan merupakan bagian dari Sistem Transportasi darat.
Kevitalan sistem ini sebagai “ jembatan bergerak”, dikarenakan pembentuk wilayah Maluku
berupa gugusan pulau kecil yang saling berdekatan seperti tertera pada gambar 4.
.
Pergerakan terpadat dari gugus pulau Maluku terdapat di pulau Ambon, Seram Barat dan
Buru seperti tertera pada gambar 5.
9
106,703
Bangkitan Tarikan
Perencanaan dengan durasi 27 tahunan seperti tertera pada gambar.. untuk gugus pulau
Ambon dan Kei memiliki pergerakan yang bersifat konduktif dan mampu menggerakkan
perekonomian di Provinsi Maluku. Untuk itu pada kedua kota tersebut dibutuhkan
aksesibilitas yang mampu menopang mobilitas dengan prasarana penunjang yang lebih
memadai.
Terjadinya peralihan karakteristik dari kondisi sekarang dan kondisi di masa mendatang,
tertera pada tabel 2. memperlihatkan bahwa pengembangan infrastruktur Transportasi yang
tidak merata dari satu kota dengan kota lainnya sehingga terjadi degradasi dan kondisi yang
tidak menguntungkan, terutama dari sisi pergerakan perekonomian.
Usaha yang baik bagi pengembangan gugus pulau -Trans Maluku adalah
mengurangi tingginya pembiayaan transportasi dengan memperbaiki sistem kinerja jaringan
transportasi seperti tertera pada tabel 3,4,5 dan 6 serta bagian Akhir paparan Analisis SWOT
gugus Pulau.
10
Pergerakan intra pulau Kei melalui sub moda laut (Dermaga Tual) dengan
peralihan moda melalui akses jalan Langgur-Jbt. Wardek menuju Bandara
Dumatubun sebagai kawasan perbatasan antara kotamadya maupun Kabupaten.
Berdasarkan hasil analisis. maka diplotkan pada gambar 7. untuk kemudian
didapatkan strategi Weakness-Opportunities melalui analisis matriks maka
dirumuskan perlunya pemeliharaan daerah milik jalan serta optimalisasi sub
moda darat, laut dan udara
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa hal yang
dapat disimpulkan antara lain: :
1. Pengembangan Gugus pulau-Trans Maluku hendaknya ditujukan untuk
mengurangi tingginya pembiayaan transportasi serta tetap mempertahankan
kondisi transportasi di pulau yang tetap optimal seperti gugus pulau Ambon
dan Kei dengan tetap menyeimbangkan pembangunan bagi pulau-pulau
lainnya sehingga terjadi pembangunan yang adil dan merata bagi
masyarakat Maluku.
2. Ruas jalan Trans Maluku di simpul-simpul kota (Multi gate) seperti Ambon
dan Tual memerlukan pemeliharaan dan pengembangan ruas jalan di tinjau
dari aspek kinerja jalan untuk memenuhi kebutuhan pergerakan baik intra,
inter dan antar gugus pulau. Pada kota lainya mengikuti perkembangan
kedua kota tersebut, sehingga terjadi keseimbangan dan pemerataan
pembangunan di Provinsi Maluku.
3. Strategi SWOT merumuskan bahwa di ruas jalan Trans Maluku yang
berfungsi melayani kepentingan umum; Diperlukan pengembangan jaringan
dan simpul jalan berupa pemeliharaan ruas jalan, simpul dan fasilitas
pendukungnya untuk peningkatan pelayanan serta penegakan aturan,
sosialisasi,dan desimilasi menuju disiplin berlalu lintas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot),
1997,MKJI, Jakarta
Jinca, MY., dkk, 2007, Dasar-dasar Transportasi, Bahan ajar Diklat Teknis
Perhubungan Tingkat Staf, Departemen Perhubungan, Makassar.
Tamin, Z.O, 2006, Teori, Aplikasi dan Peramalan Transportasi, ITB, Bandung
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu lintas dan Prasarana Jalan