Você está na página 1de 11

AGAMA KRISTEN

A. PENGERTIAN AGAMA KRISTEN

Sesuai dengan rumusan Keputusan Sidang Umum DGD New Delhi 1961, yang berbunyi:
“Dewan Gereja-Gereja Sedunia (DGD) adalah persekutuan gereja-gereja yang mengakui
Yesus Kristus adalah Allah dan Juruselamat menurut kesaksian Alkitab, bersama berupaya
memenuhi panggilan bersama bagi kemuliaan satu Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus”.

Ada beberapa prinsip dasar yang terkandung dalam rumusan ini, yang menggambarkan
tentang agama Kristen, yaitu:

 Yesus Kristus dipercayai sebagai Allah dan Juruselamat

 Alkitab sebagai sumber dimana pengakuan iman akan Yesus Kristus muncul

 Ada misi panggilan di bumi

 Punya tujuan keberadaan di bumi, yakni untuk kemuliaan dan kerajaan Allah
Tritunggal, Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Dengan demikian maka agama Kristen dapat diartikan sebagai hubungan pribadi antara
orang-orang percaya dengan Allah dalam Yesus Kristus. Hubungan ini adalah hubungan
ketaatan, loyalitas, kepada Yesus Kristus dan menjadi pokok utama iman dan kepercayaan
yang menuntun kepada ikatan persekutuan dengan segala orang percaya di segala tempat dan
segala abad.

B. LAHIRNYA AGAMA KRISTEN

Benih Agama Kristen sudah ada di bumi ini hampir 2000 tahun sebelum lahir ke muka
bumi, yakni ketika Allah memanggil untuk menjadi berkat bagi segala bangsa (Kej. 12:1-3)..

Agama Kristen lahir ketika Firman Allah menjadi manusia yang dalam diri Yesus Kristus
dan tinggal bersama dengan manusia (Yoh. 1:14). Dan manusia menerima Dia dan diangkat
menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Ketika Yesus menyelesaikan karya penyelamatan Allah
melalui kematian-Nya di kayu salib, bangkit dari antara orang mati, naik ke sorga dan
bersama dengan Allah Bapa mengutus Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya pada hari
pentakosta, maka resmi agama kristen lahir. Agama Kristen secara resmi lahir pada hari
pentakosta di Yerusalem.

* Sejarah Marten Luther

Keberatan Luther terhadap beberapa ajaran gereja saat itu sebenarnya sudah mulai sejak
dia mengerti doktrin anugerah (sekitar akhir 1514). Dalam risalah kuliahnya setelah tahun
1515, Luther mulai menyoroti kesalahan ajaran seperti konsep orang kudus dan Paus sebagai
perantara. Namun kritik Luther ini hanya berkutat sejauh dinding kampus. Sampai tibalah
hari yang monumental itu, ketika Luther memakukan 95 dalil di pintu gereja Wittenberg pada
tanggal 31 Oktober 1517. Tanggal bersejarah yang kini dirayakan sebagai Hari Reformasi.
Pemakuan 95 dalil merupakan reaksi Luther atas penjualan surat pengampunan dosa
(indulgensi) yang berlangsung di hampir seluruh daratan Eropa. Penjualan surat ini atas
amanat Paus Leo X (1475-1521, berkuasa sejak 1513). Dia adalah seorang Paus yang begitu
fanatik dengan segala yang berbau seni Renaisans. Ambisinya adalah membangun basilika
Santo Petrus dengan arsitektur ala Renaisans yang mewah dan mengisinya dengan aneka
barang seni kelas tinggi. Sayangnya, keuangan gereja yang morat marit tidak melapangkan
ambisinya itu. Untuk menggalang dana yang dibutuhkan, dia memerintahkan penjualan surat
pengampunan dosa secara luas dan intensif.

Surat indulgensi adalah dokumen tertulis yang diterbitkan otoritas gereja. Dengan
membelinya (harganya berbeda-beda menurut status dan golongan pembeli), maka seseorang
dapat memperoleh jaminan penghapusan dosa, baik dosanya di masa lalu dan yang akan
terjadi di masa depan. Sampai ada penulis yang mengejeknya sebagai “Surat Izin Berdosa”
(license to sin). Hebatnya lagi, surat ini pun bisa dibeli untuk “mengeluarkan” jiwa orang
yang telah mati dari “api penyucian” (purgatori). Semakin banyak surat yang dibeli, maka
semakin banyak jiwa orang tercinta yang telah meninggal untuk dibebaskan.

Surat ini dijual terutama ke kalangan jemaat awam yang mayoritas terdiri dari petani,
tukang dan kaum jelata lainnya. Mereka begitu rentan dengan praktik ini. Di samping
kepolosan karena tingkat pendidikan yang rendah, mereka pun juga percaya aneka tahayul
seperti gambaran dunia kematian. Kondisi inilah yang menjadikan mereka sebagai sasaran
empuk penjualan surat indulgensi. Mereka berbondong-bondong menjual segala
kepunyaannya hanya untuk bisa membeli surat indulgensi. Gereja bahkan seperti tidak lagi
peduli bagaimana jemaat awam yang miskin memperoleh uangnya, yang terpenting uang
mereka masuk kas gereja. Ada juga gereja lokal yang menolak praktik ini, seperti gereja di
Spanyol yang dipimpin Kardinal Ximenez. Tapi sebagian besar gereja lainnya menjadi
perpanjangan tangan Paus dalam penjualan surat indulgensi.

Luther sendiri terpicu oleh khotbah salah seorang utusan Paus, seorang pengkhotbah
terkenal, Johann Tetzel. Dengan berkeliling ke kota-kota di Jerman, Tetzel dengan persuasif
berusaha meyakinkan jemaat untuk membeli surat indulgensi. Kalimatnya yang terkenal dan
sering diucapkannya, “Saat uang logam bergemerincing masuk kotak uang, maka jiwa dari
api penyucian akan terbebaskan.” Sangat banyak jemaat yang terbujuk oleh Tetzel.
Sekelompok jemaat Wittenberg yang diasuh Luther pun sengaja pergi ke kota Juteborg dan
Zerbst yang disinggahi Tetzel. Merekalah yang ketika kembali ke Wittenberg menceritakan
semuanya kepada Luther. Penjualan surat indulgensi ini sangat bertolak dengan
pengampunan sebagai anugerah Allah yang diimani Luther.

Ada dua kesalahpahaman umum yang mesti diluruskan tentang reaksi Luther ini. Pertama,
tema besar dalil Luther adalah keberatannya terhadap praktik penjualan surat indulgensi.
Luther tidak mengajukan keberatan secara komprehensif terhadap ajaran gereja lainnya.
Keberatan Luther terhadap doktrin gereja lainnya baru muncul di kemudian hari. Kedua,
dalil-dalil Luther sebenarnya adalah bagian dari suatu ajakan sopan untuk berdiskusi seputar
masalah penjualan surat indulgensi. Pada masa Luther hidup, adalah suatu kebiasaan bila ada
topik yang hendak didiskusikan atau diperdebatkan maka seseorang bisa memakukan
undangannya di pintu gereja Wittenberg. Bahkan dalam paragraf pengantar dalilnya itu,
Luther menuliskan, “Berdasarkan cinta kepada kebenaran dan keinginan untuk memeriksa
masalah ini, beberapa dalil di bawah ini untuk kita diskusikan… Siapapun yang tidak bisa
berdiskusi secara langsung, dipersilakan menuliskannya.” Peristiwa pemakuan dalil oleh
Luther sesungguhnya bukan peristiwa yang dramatis, radikal dan aneh untuk ukuran saat itu.
Luther hanya mengajak berdiskusi, bukan memberontak dari gereja. Tuduhan bahwa Luther
mau memprovokasi jemaat juga harus dibuang. Luther menuliskan dalilnya dalam bahasa
Latin, yang tentunya bukan bahasa pakai jemaat awam. Para ahli yakin bahwa ajakan diskusi
Luther ini ditujukan kepada kaum akademisi.

Mulanya, reaksi otoritas gereja pun tidak terlalu heboh. Saat Paus Leo X dilaporkan oleh
Uskup Agung Albert, dia hanya menganggap Luther sebagai orang yang kehilangan akal
sehatnya dan sedang mabuk. Paus tidak terlalu menggubrisnya ketika itu. Tidak lama
kemudian, ada pihak-pihak tertentu yang menyalin ulang, mencetak dan membagikan 95 dalil
Luther ini keluar Wittenberg. Luther sendiri tidak berada di belakang ini. Tanpa disadarinya,
dia semakin terkenal di kalangan jemaat beberapa kota di Jerman. Dengan berlandaskan
pandangan Luther, mereka mulai berani menolak membeli surat indulgensi. Pada saat seperti
inilah, otoritas gereja baru bereaksi keras.

C. ALASAN PEMBERIAN NAMA KRISTEN

Nama Kristen bukanlah nama yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus, atau diberikan
oleh murid-murid Tuhan Yesus. Nama itu merupakan ejekan yang diberikan oleh penduduk
Antiokhia, Syiria kepada kelompok kecil orang-orang yang baru saja pindah ke kota itu pada
Tahun 45M. Dari kesaksian Kisah Para Rasul 11:19-30 menunjukan bahwa pemberian nama
kepada pendatang baru di kota itu. Mereka itu adalah murid-murid Yesus yang datang ke kota
itu karena penganiayan besar yang mereka alami karena iman kepada Yesus Kristus. Dengan
kata lain mereka menjadi surat Yesus Kristus yang dibaca oleh penduduk Antiokhia, sehingga
untuk pertama kalinya mereka disebut Kristen (Kis. 11:26).

Dalam perkembangannya, nama Kristen diterima oleh orang-orang percaya sebagaik


identitas diri tanpa merasa malu atau merasa rendah diri, tetapi diterima dengan sukacita dan
kebanggaan diri pribadi dan persekutuan orang percaya dalam sejarah umat Kristiani.
D. CIRI KHAS AGAMA KRISTEN

Wujud dari kasih Allah akan dunia ini maka agama Kristen lahir dan berkembang hingga
kini. Agama Kristen sendiri ada di muka bumi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini
sehingga rela mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia (Yoh. 3:16). Jadi sebenarnya
cirri khas agama kristen adalah kasih. Alkitab yang dimiliki oleh umat Kristen menjadi
pedoman hidupnya adalah Kitab Suci Kasih. Seluruh isi Alkitab diringkas dalam Mat. 22:37-
40 yang berbunyi,”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu
ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para Nabi.”

E. DASAR-DASAR AGAMA KRISTEN

Prinsip-prinsip dasar kekristenan:

1. Penyataan Allah

Maksud dari penyataan Allah:

 Penyataan ialah tindakan Allah dalam membuka rahasia diri-Nya

 Penyataan ialah keterbukaan diri Allah sendiri kepada manusia

 Penyataan terjadi dalam dialog antara Allah dengan manusia

 Dalam penyataan, ada hubungan erat antara peristiwa dan penyataan

1. Iman Kristen (Sola Fide)

Ada empat unsur iman:

 Iman sebagai kepercayaan kepada hal yang dianggap penting

 Iman sebagai hubungan perorangan dengan Tuhan Allah

 Iman sebagai pengikutsertaan dalam pekerjaan Allah

 Iman sebagai penderitaan tentang apa yang benar, sebagaimana dikatakan dalam
Alkitab

1. Anugerah (Sola Gratia)

Iman dan anugerah saling berhubungan. Iman Kristiani adalah anugerah dari Allah.
Hanya karena anugerah Allah kita dapat beriman, yakni berhubungan dengan Allah
dalam Yesus Kristus, dan dalam hubungan itu keselamatan yang kekal kita nikmati.
Dengan demikian keselamatan yang kekal akan dinikmati oleh orang-orang yang
percaya hanya anugerah Allah, pemberian yang cuma-cuma dari Allah (Sola Gratia).

2. Yesus Kristus

Tidak akan ada yang namanya agama kristen bila Allah tidak menyatakan diri-Nya
kepada manusia melalui Yesus Kristus. Agama Kristen sendiri merupakan hasil dari
kelahiran Yesus di bumi, melayani, bersaksi, menderita, mati dan bangkit dari antara
orang mati dan naik ke surga. Orang Kristen mengaku bahwa Yesus itu adalah Tuhan
dan Juruselamat. Ia mengaku bahwa Yesus itu Kristus dan Mesias. Pengakuan itu
merupakan sikap hidup, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi suatu kehidupan di mana
Yesus menjadi Tuhan, Raja dalam kehidupannya.

3. Alkitab

Alkitab adalah kitab suci orang Kristen. Kitab ini menyaksikan tentang kehidupan
suatu bangsa dan hubungannya dengan Allah mereka, atau dengan kata lain kitab ini
bersifat histories. Tetapi bukan hanya itu, di dalam kitab ini terdapat juga janji-janji
dari Tuhan dan nubuat-nubuat para nabi yang sudah tergenapi, sedang digenapi
bahkan belum digenapi.

Alkitab mengandung kebenaran abadi, kebenaran yang bermakna menyelamatkan.


Tetapi kebenaran ini bukan sekedar kebenaran yang diketahui saja, melainkan
kebenaran yang telah terbukti dan dirasakan oleh setiap pelaku-pelaku kebenaran itu.

4. Keberadaan Agama Kristen di Indonesia

Agama Kristen ada di Indonesia erat hubungannya dengan kedatangan bangsa-bangsa


barat di Indonesia. Bangsa barat yang pertama kali datang di Indonesia ialah bangsa
Portugis yang tiba di Maluku pada tahun 1522 dan menyebarkan agama Katolik di
sana. Kemudian mereka datang ke Timor dan menyebarkan agama katolik.
Kemudiann, bangsa Belanda menyusui datang ke Indonesia untuk berdagang. Pada
tahun 1602 Verenige Oost Indisce Compagnie (VOC) didirikan bangsa Belanda.
Pulau-pulau yang ditempati bangsa Portugis direbut oleh bangbsa Belanda dan
penduduk yang beragama katolik menjadi Kristen Protestan. Setelah VOC bubar,
maka pelayanan kepada orang-orang Kristen dibiayai oleh pemerintah Belanda.
Kemudia di Belanda, Jerman, Inggris dan Amerik muncul gerakan Pietisme, yang
menyebabkan munculnya Yayasan-yayasan pekabaran injil ke pulau-pulau di
Indonesia.

 Lakamal, Imanuel, dkk.2006. Revisi Bahan Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama
Kristen. Undana: Kupang.

 http://www.sarapanpagi.org/martin-luther-vt69.html

 Spiritual-World@googlegroups.com
 http://www.scribd.com/doc/42278138/Sejarah-Agama-Kristen-Protestan

 http://agama.kompasiana.com/2010/07/08/antara-kristen-katolik-dan-protestan/

OLEH :

1. JONATAN ARYONI LIMA

2. YULIANA RATU UDJU

3. CHRISTIANI W.N.A AYU KOTE

4. HERLIN S. LAO NADA

5. ESTER BOIMAU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2012

AGAMA KRISTEN

A. PENGERTIAN AGAMA KRISTEN

Sesuai dengan rumusan Keputusan Sidang Umum DGD New Delhi 1961, yang berbunyi:
“Dewan Gereja-Gereja Sedunia (DGD) adalah persekutuan gereja-gereja yang mengakui
Yesus Kristus adalah Allah dan Juruselamat menurut kesaksian Alkitab, bersama berupaya
memenuhi panggilan bersama bagi kemuliaan satu Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus”.

Ada beberapa prinsip dasar yang terkandung dalam rumusan ini, yang menggambarkan
tentang agama Kristen, yaitu:

 Yesus Kristus dipercayai sebagai Allah dan Juruselamat

 Alkitab sebagai sumber dimana pengakuan iman akan Yesus Kristus muncul

 Ada misi panggilan di bumi

 Punya tujuan keberadaan di bumi, yakni untuk kemuliaan dan kerajaan Allah
Tritunggal, Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Dengan demikian maka agama Kristen dapat diartikan sebagai hubungan pribadi antara
orang-orang percaya dengan Allah dalam Yesus Kristus. Hubungan ini adalah hubungan
ketaatan, loyalitas, kepada Yesus Kristus dan menjadi pokok utama iman dan kepercayaan
yang menuntun kepada ikatan persekutuan dengan segala orang percaya di segala tempat dan
segala abad.

B. LAHIRNYA AGAMA KRISTEN

Benih Agama Kristen sudah ada di bumi ini hampir 2000 tahun sebelum lahir ke muka
bumi, yakni ketika Allah memanggil untuk menjadi berkat bagi segala bangsa (Kej. 12:1-3)..

Agama Kristen lahir ketika Firman Allah menjadi manusia yang dalam diri Yesus Kristus
dan tinggal bersama dengan manusia (Yoh. 1:14). Dan manusia menerima Dia dan diangkat
menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Ketika Yesus menyelesaikan karya penyelamatan Allah
melalui kematian-Nya di kayu salib, bangkit dari antara orang mati, naik ke sorga dan
bersama dengan Allah Bapa mengutus Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya pada hari
pentakosta, maka resmi agama kristen lahir. Agama Kristen secara resmi lahir pada hari
pentakosta di Yerusalem.

* Sejarah Marten Luther

Keberatan Luther terhadap beberapa ajaran gereja saat itu sebenarnya sudah mulai sejak
dia mengerti doktrin anugerah (sekitar akhir 1514). Dalam risalah kuliahnya setelah tahun
1515, Luther mulai menyoroti kesalahan ajaran seperti konsep orang kudus dan Paus sebagai
perantara. Namun kritik Luther ini hanya berkutat sejauh dinding kampus. Sampai tibalah
hari yang monumental itu, ketika Luther memakukan 95 dalil di pintu gereja Wittenberg pada
tanggal 31 Oktober 1517. Tanggal bersejarah yang kini dirayakan sebagai Hari Reformasi.
Pemakuan 95 dalil merupakan reaksi Luther atas penjualan surat pengampunan dosa
(indulgensi) yang berlangsung di hampir seluruh daratan Eropa. Penjualan surat ini atas
amanat Paus Leo X (1475-1521, berkuasa sejak 1513). Dia adalah seorang Paus yang begitu
fanatik dengan segala yang berbau seni Renaisans. Ambisinya adalah membangun basilika
Santo Petrus dengan arsitektur ala Renaisans yang mewah dan mengisinya dengan aneka
barang seni kelas tinggi. Sayangnya, keuangan gereja yang morat marit tidak melapangkan
ambisinya itu. Untuk menggalang dana yang dibutuhkan, dia memerintahkan penjualan surat
pengampunan dosa secara luas dan intensif.

Surat indulgensi adalah dokumen tertulis yang diterbitkan otoritas gereja. Dengan
membelinya (harganya berbeda-beda menurut status dan golongan pembeli), maka seseorang
dapat memperoleh jaminan penghapusan dosa, baik dosanya di masa lalu dan yang akan
terjadi di masa depan. Sampai ada penulis yang mengejeknya sebagai “Surat Izin Berdosa”
(license to sin). Hebatnya lagi, surat ini pun bisa dibeli untuk “mengeluarkan” jiwa orang
yang telah mati dari “api penyucian” (purgatori). Semakin banyak surat yang dibeli, maka
semakin banyak jiwa orang tercinta yang telah meninggal untuk dibebaskan.

Surat ini dijual terutama ke kalangan jemaat awam yang mayoritas terdiri dari petani,
tukang dan kaum jelata lainnya. Mereka begitu rentan dengan praktik ini. Di samping
kepolosan karena tingkat pendidikan yang rendah, mereka pun juga percaya aneka tahayul
seperti gambaran dunia kematian. Kondisi inilah yang menjadikan mereka sebagai sasaran
empuk penjualan surat indulgensi. Mereka berbondong-bondong menjual segala
kepunyaannya hanya untuk bisa membeli surat indulgensi. Gereja bahkan seperti tidak lagi
peduli bagaimana jemaat awam yang miskin memperoleh uangnya, yang terpenting uang
mereka masuk kas gereja. Ada juga gereja lokal yang menolak praktik ini, seperti gereja di
Spanyol yang dipimpin Kardinal Ximenez. Tapi sebagian besar gereja lainnya menjadi
perpanjangan tangan Paus dalam penjualan surat indulgensi.

Luther sendiri terpicu oleh khotbah salah seorang utusan Paus, seorang pengkhotbah
terkenal, Johann Tetzel. Dengan berkeliling ke kota-kota di Jerman, Tetzel dengan persuasif
berusaha meyakinkan jemaat untuk membeli surat indulgensi. Kalimatnya yang terkenal dan
sering diucapkannya, “Saat uang logam bergemerincing masuk kotak uang, maka jiwa dari
api penyucian akan terbebaskan.” Sangat banyak jemaat yang terbujuk oleh Tetzel.
Sekelompok jemaat Wittenberg yang diasuh Luther pun sengaja pergi ke kota Juteborg dan
Zerbst yang disinggahi Tetzel. Merekalah yang ketika kembali ke Wittenberg menceritakan
semuanya kepada Luther. Penjualan surat indulgensi ini sangat bertolak dengan
pengampunan sebagai anugerah Allah yang diimani Luther.

Ada dua kesalahpahaman umum yang mesti diluruskan tentang reaksi Luther ini. Pertama,
tema besar dalil Luther adalah keberatannya terhadap praktik penjualan surat indulgensi.
Luther tidak mengajukan keberatan secara komprehensif terhadap ajaran gereja lainnya.
Keberatan Luther terhadap doktrin gereja lainnya baru muncul di kemudian hari. Kedua,
dalil-dalil Luther sebenarnya adalah bagian dari suatu ajakan sopan untuk berdiskusi seputar
masalah penjualan surat indulgensi. Pada masa Luther hidup, adalah suatu kebiasaan bila ada
topik yang hendak didiskusikan atau diperdebatkan maka seseorang bisa memakukan
undangannya di pintu gereja Wittenberg. Bahkan dalam paragraf pengantar dalilnya itu,
Luther menuliskan, “Berdasarkan cinta kepada kebenaran dan keinginan untuk memeriksa
masalah ini, beberapa dalil di bawah ini untuk kita diskusikan… Siapapun yang tidak bisa
berdiskusi secara langsung, dipersilakan menuliskannya.” Peristiwa pemakuan dalil oleh
Luther sesungguhnya bukan peristiwa yang dramatis, radikal dan aneh untuk ukuran saat itu.
Luther hanya mengajak berdiskusi, bukan memberontak dari gereja. Tuduhan bahwa Luther
mau memprovokasi jemaat juga harus dibuang. Luther menuliskan dalilnya dalam bahasa
Latin, yang tentunya bukan bahasa pakai jemaat awam. Para ahli yakin bahwa ajakan diskusi
Luther ini ditujukan kepada kaum akademisi.

Mulanya, reaksi otoritas gereja pun tidak terlalu heboh. Saat Paus Leo X dilaporkan oleh
Uskup Agung Albert, dia hanya menganggap Luther sebagai orang yang kehilangan akal
sehatnya dan sedang mabuk. Paus tidak terlalu menggubrisnya ketika itu. Tidak lama
kemudian, ada pihak-pihak tertentu yang menyalin ulang, mencetak dan membagikan 95 dalil
Luther ini keluar Wittenberg. Luther sendiri tidak berada di belakang ini. Tanpa disadarinya,
dia semakin terkenal di kalangan jemaat beberapa kota di Jerman. Dengan berlandaskan
pandangan Luther, mereka mulai berani menolak membeli surat indulgensi. Pada saat seperti
inilah, otoritas gereja baru bereaksi keras.

C. ALASAN PEMBERIAN NAMA KRISTEN

Nama Kristen bukanlah nama yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus, atau diberikan
oleh murid-murid Tuhan Yesus. Nama itu merupakan ejekan yang diberikan oleh penduduk
Antiokhia, Syiria kepada kelompok kecil orang-orang yang baru saja pindah ke kota itu pada
Tahun 45M. Dari kesaksian Kisah Para Rasul 11:19-30 menunjukan bahwa pemberian nama
kepada pendatang baru di kota itu. Mereka itu adalah murid-murid Yesus yang datang ke kota
itu karena penganiayan besar yang mereka alami karena iman kepada Yesus Kristus. Dengan
kata lain mereka menjadi surat Yesus Kristus yang dibaca oleh penduduk Antiokhia, sehingga
untuk pertama kalinya mereka disebut Kristen (Kis. 11:26).

Dalam perkembangannya, nama Kristen diterima oleh orang-orang percaya sebagaik


identitas diri tanpa merasa malu atau merasa rendah diri, tetapi diterima dengan sukacita dan
kebanggaan diri pribadi dan persekutuan orang percaya dalam sejarah umat Kristiani.

D. CIRI KHAS AGAMA KRISTEN

Wujud dari kasih Allah akan dunia ini maka agama Kristen lahir dan berkembang hingga
kini. Agama Kristen sendiri ada di muka bumi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini
sehingga rela mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia (Yoh. 3:16). Jadi sebenarnya
cirri khas agama kristen adalah kasih. Alkitab yang dimiliki oleh umat Kristen menjadi
pedoman hidupnya adalah Kitab Suci Kasih. Seluruh isi Alkitab diringkas dalam Mat. 22:37-
40 yang berbunyi,”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu
ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para Nabi.”

E. DASAR-DASAR AGAMA KRISTEN


Prinsip-prinsip dasar kekristenan:

1. Penyataan Allah

Maksud dari penyataan Allah:

 Penyataan ialah tindakan Allah dalam membuka rahasia diri-Nya

 Penyataan ialah keterbukaan diri Allah sendiri kepada manusia

 Penyataan terjadi dalam dialog antara Allah dengan manusia

 Dalam penyataan, ada hubungan erat antara peristiwa dan penyataan

1. Iman Kristen (Sola Fide)

Ada empat unsur iman:

 Iman sebagai kepercayaan kepada hal yang dianggap penting

 Iman sebagai hubungan perorangan dengan Tuhan Allah

 Iman sebagai pengikutsertaan dalam pekerjaan Allah

 Iman sebagai penderitaan tentang apa yang benar, sebagaimana dikatakan dalam
Alkitab

1. Anugerah (Sola Gratia)

Iman dan anugerah saling berhubungan. Iman Kristiani adalah anugerah dari Allah.
Hanya karena anugerah Allah kita dapat beriman, yakni berhubungan dengan Allah
dalam Yesus Kristus, dan dalam hubungan itu keselamatan yang kekal kita nikmati.
Dengan demikian keselamatan yang kekal akan dinikmati oleh orang-orang yang
percaya hanya anugerah Allah, pemberian yang cuma-cuma dari Allah (Sola Gratia).

2. Yesus Kristus

Tidak akan ada yang namanya agama kristen bila Allah tidak menyatakan diri-Nya
kepada manusia melalui Yesus Kristus. Agama Kristen sendiri merupakan hasil dari
kelahiran Yesus di bumi, melayani, bersaksi, menderita, mati dan bangkit dari antara
orang mati dan naik ke surga. Orang Kristen mengaku bahwa Yesus itu adalah Tuhan
dan Juruselamat. Ia mengaku bahwa Yesus itu Kristus dan Mesias. Pengakuan itu
merupakan sikap hidup, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi suatu kehidupan di mana
Yesus menjadi Tuhan, Raja dalam kehidupannya.

3. Alkitab

Alkitab adalah kitab suci orang Kristen. Kitab ini menyaksikan tentang kehidupan
suatu bangsa dan hubungannya dengan Allah mereka, atau dengan kata lain kitab ini
bersifat histories. Tetapi bukan hanya itu, di dalam kitab ini terdapat juga janji-janji
dari Tuhan dan nubuat-nubuat para nabi yang sudah tergenapi, sedang digenapi
bahkan belum digenapi.

Alkitab mengandung kebenaran abadi, kebenaran yang bermakna menyelamatkan.


Tetapi kebenaran ini bukan sekedar kebenaran yang diketahui saja, melainkan
kebenaran yang telah terbukti dan dirasakan oleh setiap pelaku-pelaku kebenaran itu.

4. Keberadaan Agama Kristen di Indonesia

Agama Kristen ada di Indonesia erat hubungannya dengan kedatangan bangsa-bangsa


barat di Indonesia. Bangsa barat yang pertama kali datang di Indonesia ialah bangsa
Portugis yang tiba di Maluku pada tahun 1522 dan menyebarkan agama Katolik di
sana. Kemudian mereka datang ke Timor dan menyebarkan agama katolik.
Kemudiann, bangsa Belanda menyusui datang ke Indonesia untuk berdagang. Pada
tahun 1602 Verenige Oost Indisce Compagnie (VOC) didirikan bangsa Belanda.
Pulau-pulau yang ditempati bangsa Portugis direbut oleh bangbsa Belanda dan
penduduk yang beragama katolik menjadi Kristen Protestan. Setelah VOC bubar,
maka pelayanan kepada orang-orang Kristen dibiayai oleh pemerintah Belanda.
Kemudia di Belanda, Jerman, Inggris dan Amerik muncul gerakan Pietisme, yang
menyebabkan munculnya Yayasan-yayasan pekabaran injil ke pulau-pulau di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

 Lakamal, Imanuel, dkk.2006. Revisi Bahan Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama
Kristen. Undana: Kupang.

 http://www.sarapanpagi.org/martin-luther-vt69.html

 Spiritual-World@googlegroups.com

 http://www.scribd.com/doc/42278138/Sejarah-Agama-Kristen-Protestan

 http://agama.kompasiana.com/2010/07/08/antara-kristen-katolik-dan-protestan/

Você também pode gostar