Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam priode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang
lahir sehat atau akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur
Berdasarkan penelitian WHO seluruh dunia, terdapat kematian bayi khususnya neonatus
sebesar 4.000.000 jiwa /tahun. Kematian bayi tersebut terutama di Negara berkembang sebesar
99% dan 40.000 dari bayi tersebut adalah bayi di Negara Indonesia.
(http://www.poltekes-pontianak.ac.id.2010)
kelahiran hidup. Malaysia 5,5/1000 kelahiran hidup. Thailand 17/1000 kelahiran hidup. Vietnam
18/1000 kelahiran hidup dan philipina 26/1000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi
(AKB) di Indonesia adalah angka tertinggi di Negara ASEAN. Berdasarkan SDKI (Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 angka kematian bayi di Indonesia adalah
35/1.000 kelahiran hidup. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia pertahun atau 430 bayi
pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17/1000 kelahiran hidup. Bebrapa penyebab kematian
bayi baru lahir (BBL) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada
(http://www.poltekes-pontianak.ac.id.2010)
pada Tahun 2012 Angka Kematian Neonatal 27/ 1000 KH, Kematian Bayi 43/1000 KH dan
Kematian Balita 30/1000 KH (SDKI 2012). Secara umum Angka Kematian Anak menunjukkan
penurunan yang lambat. Angka Kematian Neonatal mengalami stagnasi 10 tahun terakhir yaitu
20/1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002 menjadi 19/1.000 pada SDKI 2007 dan SDKI 2012.
Padahal kematian neonatal merupakan proporsi yang besar dari kematian bayi (59%) dan balita
(47%).
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500- 4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat bawaan. (Ai yeyeh dan lia,
2010; h. 2)
Pada Tahun 2012 di Provinsi Lampung terjadi 787 kasus kematian Perinatal, 110 kasus
kematian neonatal, 159 kasus kematian bayi dan kasus kematian Balita sebanyak 64 kasus.
Tingginya kasus kematian Ibu dan anak di Provinsi Lampung memperlihatkan betapa rawannya
derajat kesehatan Ibu dan anak. Karena kematian Ibu bayi dan Balita merupakan salah satu
Hal-hal yang mungkin akan terjadi apabila tidak dilakukan asuhan pada bayi baru lahir
diantaranya: akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi coldstrees yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. kurang baiknya
pembersihan jalan nafas waktu lahir akan mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat
asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak,
kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Tak kurang pnting adalah
pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat, melalui mata, melalui telinga
pada waktu persalinan atau pada waktu memandikan/ membersihkan bayi dengan bahan, atau
Dari hasil prasurvey yang dilakukan penulis di 2 BPS Bandar Lampung yaitu di BPS Hj.
Maria Suroso S.ST dalam 3 bulan terakhir terdapat 101 bayi baru lahir tanpa komplikasi,
sedangkan data yang diperoleh dari BPS Tuti dalam 3 bulan terakhir terdapat 20 bayi baru lahir
Dari data diatas penulis tertarik untuk mengambil judul ” Asuhan kebidanan Pada bayi
baru lahir usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar Lampung tahun 2013 “
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis rumuskan
masalahnya adalah “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap
bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar Lampung tahun 2013?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir terhadap bayi Ny. E di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar lampung, dengan
lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar lampung tahun
2013.
b. Diharapkan dapat merumuskan atau menegakkan diagnose dan masalah dalam asuhan
kebidanan bayi baru lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST
bayi baru lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar lampung
tahun 2013.
d. Diharapkan dapat menetapkan kebutuhan tindakan segera dalam asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar lampung
tahun 2013.
e. Diharapkan dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh dalam asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar lampung
tahun 2013.
f. Diharapkan dapat mengimplementasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. E
usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar lampung tahun 2013.
g. Diharapkan dapat mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan dalam asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST
D. Ruang lingkup
1. Sasaran
Bayi baru lahir normal yaitu bayi Ny. E
2. Tempat
Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dilakukan di BPS Hj. Maria
E. Manfaat penulisan
1. Bagi institusi
Karya tulis ini berguna sebagai acuan untuk membimbing mahasiswa yang terjun kelahan
praktek dengan menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan memantau kinerja
lahir dengan asuhan kebidanan, dan dapat mempercepat kerjasama dalam mengaplikasikan teori
dilahan pratek dalam asuhan kepada ibu dan bayi setelah lahir.
3. Bagi masyarakat
Dengan dilakukannya suhan kebidanan pada bayi baru lahir, masyarakat khususnya orang tua
mengerti dalam memberikan asuhan yang baik pada bayi baru lahir dengan demikian komplikasi
F. Metodelogi penelitian
1) Metode penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mengunakan metode penelitian. Dimana metode
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
dimana penulis mendapat keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penulis
auskultasi.(Prihardjo, 2006; h. 3)
3) Partisipatif
Adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
rangsangan.
(Notoatmodjo, 2005; h. 95)
4) Pemeriksaan penunjang
Tes laboratorium dan penelitian pendukung adalah komponen esensial dari pengujian fisik
sebagai tes dan penelitian yand dilakukan sebagai bagian dari skrining rutin dapat bervariasi
b. Data Sekunder
1) Studi Pustaka
Penulis mencari, mengumpulkan,dan mempelajari refrensi yang membahas tentang Asuhan
2) Studi Dokumenter
Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
37-40 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram. (Dewi, 2011; h. 1)Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
berlubang.
b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya
Tabel 2.1
Tanda APGAR
nterpretasi
1) Nilai 1-3 asfiksia berat
2) Nilai 4-6 asfiksia sedang
3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal). (Dewi, 2011; h. 2-3)
3. Tahapan bayi baru lahir
1) Tahap 1
Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan
system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
2) Tahap II
Disebut tahap transisional reaktifitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama
seluruh tubuh.
(Dewi, 2011; h. 3)
4. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
1) Sistem pernafasan
Perkembangan system pulmoner terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan 24
hari. Pada umur kehamilan 24 hari ini bakal paru-pariu terbentuk.pada umur kehamilan 26-28
hari kedua bronci membesar. Pada umur kehamilan 6 minggu terbentuk segmen bronchus. Pada
umur 12 minggu terjadi diferensiasi lobus. Pada umur kehamilan 24 minggu terbentuk alveolus.
Pada umur kehamilan 28 minggu terbentuk surfaktan. Pada umur 34-36 minggu struktur paru-
paru matang, artinya paru-paru sudah bias mengembangkan system alveoli. Selama dalam uterus,
janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas
lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan
yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan
didalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diagfragmatik dan abdominal, sedangkan
kemudian bentuk bronkus sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchioles untuk alveolus
berkembang; awal adanya nafas karna terjadi hypoksia pada akhir persalinan dan rangsangan
fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak, tekanan rongga dada
2) Suhu tubuh
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh bayi baru lahir ke
lingkungannya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi
(perpindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung), contohnya
hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara). Contoh membiarkan atau menempatkan
(pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda) contoh bayi baru lahir
sebagian kehati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung. Dari bilik kiri darah
dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa
dalam paru menurun yang di ikuti dengan menurunnya tekann pada jantung kanan. Kondisi
ini menyebabkan tekann jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan,
dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada
jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam
aorta desenden naik dan juga karna rangsangan biokimia (pao 2 yang naik) serta duktus arteriosus
yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama. (Dewi, 2011; h. 13)
Bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi tubuh guna menghantar oksigen kejaringan sehingga harus terjadi dua hal:
penutupan voramen ovale dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru serta aorta. (Ai
besar dari kalium karena ruangan ekstra seluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena
jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidak seimbangan luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal, serta renal blood flow relative kurang bila disbanding
dibandingkan dengan kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karena:
a. jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
b. Ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume proksimal;
c. renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa. (Dewi, 2011; h. 15)
5) Immunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia ilium serta
apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis.
Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui
plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues,
toksoplasma, herpes simplek dan lain-lain), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan
dewasa. Pada neonatus, traktus digestivus mengandung zat bewarna hitam kehijauan yang terdiri
atas mukopolisakarida atau disebut juga dengan mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya
pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya feses biasanya
sudah berbentuk dan bewarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktf benar pada waktu
bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya
pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan
anaerobic. Namun, dalam waktu 24jam, neonatus telah mengompensasi asidosis ini. (Dewi,
2011; h. 15)
9) Metabolism
Luas permukaan tubuh neonatus relative lebih dari tubuh orang dewasa, sehingga
metabolism basal per kg berat badan akan lebih besar. Oleh karena itulah, BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energy dapat diperoleh dari metabolism
hari kedua, energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu, sekitar dihari keenam
energy diperoleh dari lemak dan karbohidratyang masing-masing sebesar 60 dan 40%. (Dewi,
2011; h. 14).
5. Penampilan dan prilaku bayi baru lahir
Pada waktu melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, hendaknya dilakukan secara
cermat, hati-hati, dan perhatikan beberapa kondisi penampilan bayi secara keseluruhan antara
lain: keadaan umum bayi, penampilan fisik seperti warna kulit, pucat atau tidak.
Kulit bayi perhatikan dengan baik warna kulit bayi beberapa bayi memiliki beberapa
bintik dikulit mereka. Contohnya, bayi mungkin memiliki bintik besar dan gelap dipunggung
bawah atau pantat. Bayi lain mungkin memiliki bintik merah diwajah. Bintik- bintik ini tidak
berbahaya, namun bintik yang seperti bisul bewarna merah kecil kemungkinan besar merupakan
tanda infeksi.
Warna kulit bayi: bayi yang semestinya memiliki warna kulit yang normal beberapa jam
setelah lahir. Karena itu bidan harus memperhatikan dengan seksama bila hal-hal ini terjadi,
warna kulit bayi masih kebiru-biruan ,jika tangan dan kaki bayi masih bewarna kebiruan namun
suhu tubuh bayi hangat, mungkin tidak ada masalah yang serius. Beberapa bayi bahkan masih
memiliki tangan dan kaki yang kebiruan satu atau dua hari setelah lahir.
Bibir atau wajah bayi masih terlihat biru satu jam setelah lahir, kemungkinan bayi
mengalami masalah dengan jantung atau paru-parunya, kemungkinan dia memerlukan oksigen.
Jika kulit bayi terlihat kekuningan, jika bayi terlihat kuning kurang dari 24 jam setelah lahir bias
jadi dia terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan medis.
Kulit bayi terlihat pucat. Bayi terlihat pucat dan lemas kemungkinan mengalami anemia
atau masalah kesehatan lainnya. Segera minta bantuan medis. Kulit bayi sangat merah : bayi
yang sangat merah mungkin tidak apa-apa.coba perhatikan dia selama satu minggu untuk
mencari kemungkinan penyakit kuning. Jika kulitnya berubah menjadi kekuningan, nafasnya
mulai cepat atau mengalami kesulitan saat menyusui segera minta bantuan medis. Kebanyakan
bayi akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama. Ruam biasanya muncul di
tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bias juga
muncul di wajah. Ruam ini cendrung menghilang sendiri tanpa pengobatan. Penggunaan lotion
atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastic akan memperburuk keadaan
ini, terutama pada cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi setelah
subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beberpa jaringan lemak. Pada persalinan
dengan pertolongan forsep, benjolan tertentu sering ditemukan dikepala, pipi dan leher. Benjolan
bias pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan jaringan bewarna kuning jernih, tetapi
bayi normal, di bawah ini akan dijelaskan beberpa penampilan dan prilaku bayi, baik secara
direnggut secara kasar dari gendongan kemudian seolah-olah bayi gerakan yang mengangkat
faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI kedalam lambung.
(Rukian dan Yulianti, 2010; h. 61-63)
penting untuk kehangatan mempertahankan panas tubuh bayi. Gantilah handuk/ kain yang basah,
dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan dan jangan lupa memastikan kepala bayi telah
langsung diletakkan didada ibunya sebelum bayi dibersihkan. Sentuhan kulit dan kulit mampu
menghadirkan efek fisiologis yang dalam diantara ibu dan anak. Penelitian membuktikan bahwa
menyusui yang berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi menyusu. Setelah IMD dilanjutkan
sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stress, pernafasan dan detak jantungnya mulai stabil.
Sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi pada putting ibu slama proses IMD akan merangsang
plasenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. Sentuhan bayi juga merangsang hormone lain
yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, serta merangsang pengaliran ASI
dari payudara. Secara ilmiah proses inisiasi menyusui dini akan mengurangi rasa sakit pada ibu.
Selain itu bayi juga dilatih motoriknya pada saat proses tersebut.
Tatalaksana inisiasi menyusui dini, yaitu diantaranya :
a. Anjurkan suami atau keluarga saat melahirkan.
b. Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan
c. Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak putih
d. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi didada atau perut ibu agar
terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan.
e. Anjurkan ibu untuk member sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati putting
f. Biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya
g. Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibunya minimal 1jam walaupun proses
menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusu hingga 1 jam, biarkan bayi berada
3) Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksaan awal yang harus pada bayi baru lahir
karena bayi baru lahir sangat rentanterhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir,
pastikan penolong untuk melakukan tindakan untuk pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan
disinfeksitingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih
dan baru.Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
setiap hari.
g. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang
4) Member vitamin K
Kejadian perdarahan karena difesiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup
tinggi, bekisar 0, 25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru
lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1mg/hari selama 3 hari, sedangkan
bayi resiko tinggi dari vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M. (Prawirohardjo, 2006; h.
135)
mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi, setiap
bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam setelah bayi lahir. Pemberian obat mata
eritomisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual).Perawatan harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan
setelah perawatan tali pusat, dan harus dicatat dalam status termasuk obat apa yan digunakan.
6) Identifikasi bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinan nya lebih dari satu persalinan,
maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan pada setiap bayi baru lahir dan harus
identifikasi.
(Prawirohadjo, 2006; h. 135-136)
7) Rawat gabung
Rawat gabung adalah satu cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak
selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan kata lain, rawat gabung adalah suatu system
perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga
memungkinkan sewaktu-waktu atau setiap atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui
bayinya.menurut sifatnya, rawat gabung dibedakan menjadi dua, yakni rawat gabung kontinu,
yaitu bayi berada disamping ibu terus menerus, serta rawat gabung intermiten yaitu bayi hanya
sewaktu-waktu saja bersama ibu, misalnya pada saat bayi akan menetek saja.
Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosional antara ibu dan
bayi, meninglkatkan penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan
kesehatan bagi ibu.dengan rawat gabung bayi dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan
saja, dimana saja bayi membutuhkannya.ibu dapat melihat dan dan memahami cara perawatan
bayi secara benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat
bayinya sendiri selagi ibu dirumah sakit, dapat melihat suami secara aktif untuk membantu ibu
dalam menyusuii bayinya secara baik dan benar, ibu mendapat kehangatan emosional/batin
presentasi kepala maupun bokong.apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung
dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek menghisap baik tidak ada tanda-tanda infeksi dan lain-
lain.apabila bayi lahir secara secsio sesaria dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan
setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk, 4-6 jam setelah oprasi selesay. Syarat lain agar bayi
dapat dirawat gabung adalah bayi tidak afiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR lebih dari
7, umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 37 minggu, berat lahir lebih dari atau sama
dengan 2500 gram, tidak terdapat tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat.
(Muslihatun, 2010; h. 22)
diberikan secara cepat/ dini adalah air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan
kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkmbangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai
keinginan bayi (on demond) atau sesuai keinginan ibu(jika payudara penuh)atau sesuai
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam ( paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu payudara
sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu apabila masih kurang baru diganti dengan
payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan.
Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan
makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (makann pendamping ASI).
2) Menjaga kebersihan kulit bayi
Memandikan harian bayi dilakukan, harus diruang yang hangat, bebas dari hembusan
angin langsung dan tergantung dengan kondisi udara, jangan memandikan bayi langsung saat
bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya aktifitasdan pembakaran energy dikuatirkan
terjadi hipotermi dan bayi masih kedinginan, prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-
hati, lembut, pada saat memandikan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus.
(1) bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun, kemudian
lap dengan handuk lalu basahi kepala dengan air kemudian pakaikan sampo kalau rambut kotor,
kemudian dibilas dan dikeringkan dengan handuk, (2) bagian tubuh: buka pembungkus, pakaian,
popok bayi, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat
dan lembut memakai waslap yang telah diberi air dan sabun mulai dari leher, dada, perut,
punggung, kaki de4ngan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang
telah diisi air dengan hangat ± 37 derajat celcius. (3) angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan
handuk, pakaikan minyak keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon dengan dada, perut
dan punggung jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi dibungkus agar hangat
klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan kejadian infeksi pada tali
pusat bila dibiarkan terbuka dan tidak melakukan apapun selain membersihkan luka tersebut
dengan air bersih. Untuk diwaspadai bagi Negara-negara yang beriklim tropis, penggunaan
alcohol yang popular dan terbukti efektif di daerah panas alcohol mudah menguap dan terjadi
penurunan keefektifannya.
Bedak antiseptic juga dapat kehilangan keefektifannya terutama dalam suasana
kelembaban tinggi (bila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat mengakibatkan
infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. karena tidak ada
bukti kuat penggunaan alcohol tersebut mahal dan sulit untuk mendapatkan bahan yang
berkualitas, untuk sementara ibu nifas membiarkan tali pusat mongering sendiri. Hasil penelitian
tersebut diatas menunjukkan bahwa dengan membiarkan tali pusat mongering, tidak ditutup dan
hanya dibersihkan setiap hari dengan menggunakan air bersih, merupakan cara paling cost
karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban
(akibat penyerapan oleh bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal
bagi tumbuhnya bakteri, penting untuk dinasehati pada ibu, agar tidak membubuhi apapun dan
mengetahuinya seperti: (a) pernafasan sulit atau lebih dari 60x/ menit, (b) terlalu hangat (>380C)
atau terlalu dingin (<360C), (c) kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau
memar, (d) hisapan bayi saat menyusu lemah rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan, (e)
tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah, (f) tidak BAB dalam 3 hari,
tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering bewarna hijau tua, ada lendir atau darah, (g)
menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus
5) Kebutuhan istirahat tidur
Dalam dua kinggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonatus sampai 3
bualan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada usia
3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat pastrikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu
dingin.
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini
Table 2.2
Total istirahat tidur bayi sesuai usia bayi perhari
6) Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri
untuk melawan penyakittertentu dengan memasukkan suatu zat kedalam tubuh melalui
jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau
masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas, bayi baru lahir serta keluarga
berencana.
a. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnose kebidanan,
tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai.
(Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.130)
Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen kebidanan adalah suatru
metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan,
agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
(Soepardan, 2007; h. 96)
untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
A. Data subjektif
1) Anamnesa
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat kesehatan, serta pengetahuan klien.
Anamnesa dapat dilakukan dua cara yaitu sebagai berikut:
a) Auto anamnesa
Adalah anamnsa yang dilakukan kepada pasien secara langsung. Jadi data yang di proleh adalah
pasien.
(Ari Sulistyawati, 2009; h. 111)
1) Identitas bayi
a. Nama
Nama jelas atau lengkap bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam
minggu.
(Aiiyeyeh dan Lia, 2010; h. 2)
c. jenis kelamin
untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
d. anak ke
untuk mengetahui anak kebrapa bayi tersebut
e. alamat
ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
2) identitas ibu
a. Nama
Nama jelas atau lengkap bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
dalam berdoa.
d. Pendidikan.
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
3) Riwayat antenatal
Umur kehamilan neonatus cukup bulan adalah 37 minggu sampai 42 minggu (Maryunani dan
B. Data objektif
1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum ini adalah keadaan umum: kesadaran dan
keaktifan.
(Maryunani dan Nurhayati, 2008; h. 74)
b. Tonus otot
Tonus otot bayi normal adalah bergerak aktif.
(Dewi, 2011; h. 2)
c. Pernafasan
Dalam pernafasan bayi baru lahir ditandai dengan bayi segera lahir menangis kuat (Dewi, 2011 ;
h. 3)
d. Warna kulit
Warna kulit pada bayi baru lahir normal adalah bewarna kemerahan/ merah muda, dan terdapat
lanugo dan vernixcaseosa, dan bayi yang mengalami kelaian dapat menunjukkan perubahan
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. (Muslihatun, 2010; h. 254)
A. Diagnosa Kebidanan
Diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomeklatur diagnosis kebidanan. Diagnose didapatkan dari
diidentifikasikan masalah atau diagnose potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose.
(Soepardan, 2007; h. 97)
IV. Tindakan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau ada hal yang
perludikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi
bayi.
(Muslihatun, 2010; h. 255)
V. Perencanaan
Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional ssuai dengan temuan pada langkah
VI. Pelaksanaan
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Pada langkah
kenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi oleh klien
VII. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif
untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:
1. Pelayanan kesehatan anak
a. Ruang lingkup:
1. Pelayanan bayi baru lahir
2. Pelayanan bayi
3. Pelayanan anak balita
4. Pelayanan anak pra sekolah
b. Kewenangan:
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi
menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28
TINJAUAN KASUS
Anak ke :1
Bandar Lampung.
b. Orang Tua
Nama ibu : Ny. E Nama ayah : Tn. S
Umur : 28 tahun Umur : 27 tahun
Suku : lampung Suku : lampung
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : S1 Ppendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat: Jl. Beringin gg Alamat : Jl. Beringin gg
Buntu no 61 LK II Buntu No. 61 LK II
RT/ RW 001/ - RT/RW 001/-
Sepang jaya Sepang jaya
Bandar Lampung Bandar lampung
c. Riwayat antenatal
Komplikasi Ibu
d. Riwayat intranatal
Penolong : Bidan
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Tonus otot : Gerakan aktif
Pernafasan : Spontan, menangis kuat
Warna kulit : Kemerahan
1. Data penunjang
Riwayat antenatal
Tempat lahir : BPS Hj. Maria Suroso S.ST
Ditolong oleh : Bidan
Usia kehamilan : 40 minggu
Jenis persalinan : normal
Lahir tanggal : 20 mei 2013
Jenis kelamin : laki-laki
Cacat bawaan : tidak ada
Plasenta : lahir spontan
Keadaan air ketuban : jernih
Waktu pecah air ketuban : pukul 15.30
Lilitan tali pusat : tidak ada
2. Lama persalinan
Kala 1 : 9 jam 5 menit
Kala 2 : 0 jam 20 menit
Kala 3 : 0 jam 10 menit
Kala 4 : 2 jam 0 menit
Lamanya : 11 jam 25 menit
BAB IV
PEMBAHASAN
I. Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien
terhadap Bayi Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST di Bandar Lampung, dan
DATA SUBJEKTIF
A. Ibu
1. Umur
a. Menurut tinjauan teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadinya perdarahan dan komplikasi. (Ambarwati, 2009; h. 130)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Ny. E berumur 28 tahun.
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karna usia Ny. E berumur 28 tahun dan
tidak termasuk dalam resiko tinggi sehingga Ny. E melahirkan bayi yang normal dan tidak ada
2. Pendidikan
a. Menurut tinjauan teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intlektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konsling sesuai dengan pendidikannya. Makin
tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi, sedangkan sebaliknya
dengan mudah menerima informasi yang diberikan oleh penulis dengan status pendidikan ibu
yang S1.
3. Pekerjaan
a. Menurut teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut, selain itu pekerjaan juga dapat mempengaruhi tentang
gizi dalam kehidupan sehari- hari dapat dipenuhi oleh suami yang bekerja sebagai wiraswasta,
sehingga dalam proses persalinan Ny. E tidak mengalami komplikasi dan By. Ny. E lahir dalam
keadaan normal.
B. Bayi
1. Riwayat antenatal
a. Tinjauan teori
Umur kehamilan neonatus cukup bulan adalah 37 minggu sampai 42 minggu (Maryunani dan
gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
riwayat kesehatan keluarga tidak pernah mengalami atau menderita penyakit yang dapat
membahayakan bayi sehingga bayi Ny. E dapat lahir dengan sehat dan normal.
DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum
a. Tinjauan teori
Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum ini adalah keadaan umum: kesadaran dan
keaktifan.
(Maryunani dan Nurhayati, 2008; h. 74)
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus ini keadaan umum bayi Ny. E dalam keadaan baik.
c. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
karena keadaan umum bayi Ny. E dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi masalah pada bayi
Ny. E.
2. Tonus otot
a. Tinjauan teori
Tonus otot bayi normal adalah bergerak aktif.
(Dewi, 2010; h. 2)
b. Tinjauan kasus
pada kasus Bayi Ny. E tonus otot langsung bergerak aktif.
c. Pembahasan
pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena tonus otot bayi Ny. E dalam
keadaan baik dan pemeriksaan APGAR SCORE tonus otot mendapatkan point 2 yaitu bergerak
aktif.
3. Pernafasan
a. Tinjauan teori
Dalam pernafasan bayi baru lahir ditandai dengan bayi segera lahir menangis kuat (Dewi, 2011 ;
h. 3)
b. Tinjauan kasus
Pada kasus Bayi Ny. E segera setelah lahir menangis kuat.
c. Pembahasan
Dari kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teory dan kasus karena pada pernafasan bayi Ny.
E segera setelah lahir ditandai dengan menangis kuat dan dalam pemeriksaan APGAR SCORE
pernafasan By. Ny. E mendapatkan poin 2 yaitu bayi segera setelah lahir menangis kuat
4. Warna kulit
a. Tinjauan teori
Warna kulit pada bayi baru lahir normal adalah bewarna kemerahan/ merah muda, dan terdapat
lanugo dan vernixcaseosa, dan bayi yang mengalami kelaian dapat menunjukkan perubahan
kulit bayi Ny. E saat lahir bewarna kemerah- merahan dan tidak menunjukkan perubahan warna
kulit seperti sianosis yang berbahaya pada bayi, dan pada nilai APGAR SCORE kulit bayi Ny. E
1. Diagnosa kebidanan
a. tinjauan teori
Melakukan indentifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan kebutuhan bayi
bedarsarkan data yang telah dikumpulkan pada data dasar subjektif dan objektif. (Muslihatun,
2010; h. 254)
1. diagnosa kebidanan
diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomeklatur diagnosis kebidanan. Diagnosis didapatkan dari
berbeda dengan teori yang biasa ditegakkan karena adanya pengkajian yang telah dilakukan dan
penanganannya.
a. Tinjauan teori
Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini
diidentifikasikan masalah atau diagnose potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose.
masih dalam diagnose fisiologis dan tidak menunjukkan masalah sehingga diagnose potensial
tidak muncul.
a. Tinjauan teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan /atau ada hal yang perlu
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi.
(Muslihatun, 2005; h. 255)
b. Tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny. E tidak memerlukan tindakan segera.
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
Karena pada kasus By. Ny. E tidalk ditemukan diagnose dan masalah yang memerlukan
perencanaan sesuai dengan kebutuhan bayi dan sesuai dengan teori yang ada.
VI. Pelaksanaan
a. Tinjauan teori
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Pada langkah
kenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi oleh klien
kering dan bersih sambil membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dari lendir dan darah.
10. Memberikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin agar terjalin hubungan antara ibu dan
bayi, bayi tidak hipotermi, membantu bayi agar lebih peka pada putting susu ibu serta memberi
kehangatan pada bayi. Tutup tubuh bayi dari kepala dengan kain bersih dan kering.
11. Mengukur antropometri bayi meliputi:
a. BB: 3200 gram
b. PB: 50 cm
c. LK : 33 cm
d. LL : 11 cm
e. LD : 32 cm
12. Memberikan bayi Vitamin K dengan dosis 0.05 cc secara IM pada paha luar bayi sebelah kiri,
normal.
i. Genetalia :terdapat penis yang berlubang, skrotum lengkap, anus berlubang.
j. ekstermitas atas/bawah: jari-jari lengkap
7. Memberikan bayi identitas pada bayi meliputi:
a. Nama : By. Ny. E
b. Lahir tanggal : 20 mei 2013
c. Jenis kelamin : laki- laki
d. Alamat: Jl. Beringin gg buntu No. 61 RT/ RW 001/-
Sepang Jaya Bandar Lampung.
8. Memberikan bayi kepada ibu untuk dirawat gabung agar terjalin ikatan batin antara ibu dan bayi
waktu pemberiannya.
3. Mengajarkan cara menjaga kebersihan kulit pada bayi yaitu dengan cara memandikan bayi
secara cepat dan hati- hati, membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus, hindari
sabun terkena bagian mata bayi, dan setelah bayi buang air besar atau kecil segera bersihkan
terbuka, dan memebersihkan tali pusat dengan menggunakan air bersih, tidak membubuhkan
VII. Evaluasi
a. tinjauan teori
Evaluasi dilaksanakan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif
untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap Bayi Ny. E di BPS
Hj. Maria Suroso S.ST Bandar Lampung tahun 2013.Maka penulis mengambil beberapa
Lampung tahun 2013, bedasarkan data subjektif dan objektif. Dimana data subjektif bayi yaitu :
By. Ny. E lahir pada tanggal 20 mei 2013 pukul 16.30 WIB, berjenis klamin laki- laki dan By.
Ny. E merupakan anak pertama dari Ny. E. Dan data objektif dari By. Ny. E adalah bayi lahir
baru lahir Terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari Di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar Lampung
tahun 2013.
4. Dalam kasus ini penulis tidak melakukan tindakan tindakan segera dalam asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir terhadap By. Ny. E usia 0-7 hari di BPS Hj. Maria Surosos S.ST Bandar Lampung
tahun 2013.
5. Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny. E usia 0-7
hari di BPS Hj. Maria Suroso S.ST Bandar Lampung tahun 2013.
6. Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang telah direncanakan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. E usia 0-7 hari Di
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan karya tulis ini berguna sebagai acuan untuk membimbing mahasiswa yang terjun
kelahan praktek dengan menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan memantau
bayi baru lahir dengan asuhan kebidanan, dan dapat mempercepat kerjasama dalam
mengaplikasikan teori dilahan praktik dalam asuhan kepada ibu dan bayi setelah lahir.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, masyarakat khususnya
orang tua mengerti dalam memberikan asuhan yang baik pada bayi baru lahir dengan demikian
Ambarwati, Eni Retna dan Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.yogyakarta: Mitra
Cendikia offset.
Hani, Ummi dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, Aziz Alimul dan Moh. Wildan. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba
medika.
http://www.poltekes-pontianak.ac.id.2010. Diambil pada Tanggal 23 Mei 2013 Pukul 12.00
WIB.
Ladewig, Patrecia, dkk. 2006. Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida-Bagus Gde dkk.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta: EGC.
Maryunani, Nurhayati. 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir (Asuhan Neonatal).
Jakarta: Tim.
Muslihatun, Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Nany, Vivian Lia Dewi. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Profil Dinas Kesehatan Lampung, 2012. Di ambil pada Tanggal 23 Mei 2013 Pukul 09.00
WIB.
Profil Kesehatan Dinas kota Bandar Lampung, 2010. Di ambil pada Tanggal 23 Mei 2013
Pukul 09.00 WIB.
Rukiyah, Aiyeyeh, dkk. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta:Trans info
media
Rukiah, Aiyeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kbidanan II. Jakarta: Trans info media
Soepardan, Suryani 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas. Yogyakarta: CV. Andi
Joffset
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.