Você está na página 1de 13

Bab I

Pendahuluan

I.1. Latar belakang


Etika dan hukum adalah hal yang tidak mungkin bisa di pisahkan dalam kehidupan
masyarakat. Etika dan hukum merupakan hal yang muncul di masyakarat sebagai pedoman
atau acuan yang mengatur dan mengontrol segala tindakan di masyarakat.
Demikian pula halnya di dunia kedokteran, dalam menjalankan profesi sebagai seoang
dokter tentunya harus ada alat yang dapat mengatur dan mengontrol segala tindakan yang
dilakukannya agar tidak terjadi bentuk-bentuk pelanggaran hukum dan etika. Untuk itu maka
seorang dokter haruslah mengetahui etika dan hukum dalam dunia kedokteran

I.2. Rumusan masalah


1. Menjelaskan peran etika dalam profesi kedokteran
2. Menjelaskan hak dan kewajiban dokter
3. Menjelaskan hak dan kewajiban pasien
4. Menjelaskan isi sumpah dokter
5. Menjelaskan konsep dan peranan informed consent
6. Menjelaskan hukum dalam profesi kedokteran
7. Menjelaskan jenis pelanggaran dalam praktik kedokteran
8. Menjelaskan HAM di bidang kesehatan
9. Menjelaskan persyaratan dilakukan dokter pengganti
10. Menjelaskan kaedah dasar bioetika dalam profesi kedokteran

I.3. Tujuan
Laporan ini di buat agar mahasiswa mampu memahami etika dan hukum dalam dunia
kedokteran dan menjadikannya sebagai panduan dalam melakukan tindakan medis.

1|Laporan Tutorial
Bab II
Pembahasan

II.1. Pengertian Etika dan Perannya


Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang baik buruk atau benar salah suatu
sikap / perilaku / institusi dari sisi moralitas
Peranan Etika dalam Kedokteran:
a. Etika menjadi titik acuan dalam mengambil keputusan
b. Etika menjadi titik acuan agar tidak terjerat hokum
c. Etika menjadi pengatur pola kerja dokter berdasarkan sumpah dokter

2|Laporan Tutorial
II.2. Hak dan Kewajiban Dokter
1. Hak Dokter
a. Menurut pasal 50 no.29 tahun 2004
- Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standart profesi dan standar prosedur operasional
- Memberikan pelayanan medis menurut standart profesi dan standart
prosedur operasional
- Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarganya
- Menerima imbalan jasa

b. Hak Dokter di luar UU


- Hak untuk praktek setelah ada STR dan SIP
- Hak menolak tindakan medis yang bertentangan dengan etika, hukum, dan
agama
- Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien jika menurutnya tidak ada
gunanya lagi
- Hak untuk menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya, kecuali
emergency
- Hak atas privasi dokter
- Hak untuk menjadi anggota himpunan profesi

2. Kewajiban Dokter
a. Menurut pasal 51 no. 29 tahun 2004
- Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar dan kebutuhan medi
pasien
- Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian lebih baik jika
tidak mampu
- Merahasiakan segala sesuatu tentang pasien bahkan jika pasien tersebut
akhirnya meninggal
- Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan
- Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran.

3|Laporan Tutorial
b. Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
Terhadap pasien
- Kewajiban melindungi hidup insane
- Bersikap tulus ikhlas terhadap pasien dengan menggunakan segala sumber
keilmuannya
- Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien
- Wajib melakukan pertolongan darurat

Terhadap teman sejawat

- Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan


- Tidak merebut pasien teman sejawat

Terhadap diri sendiri

- Memelihara kesehatannya agar dapat bekerja dengan baik


- Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

II.3. Hak dan Kewajiban Pasien


1. Hak Pasien
- Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan
dilakukan
- Mendapat informed consent
- Meminta pendapat dokter lain
- Mendapat pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan medis
- Menolak tindakan medis

2. Kewajiban Pasien
- Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
- Mematuhi peraturan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
- Memberi pelayanan jasa atas pelayanan jasa yang diterima

4|Laporan Tutorial
II.4. Isi Sumpah Dokter
Lafal :
Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
- Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
- Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya;
- Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan ber-
moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;
- Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
- Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja-
an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.
- Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
jabatan kedokteran;
- Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri
ingin diperlakukan;
- Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar
dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang
an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan
sosial;
- Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan
- Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke-
dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
perikemanusiaan;
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.

5|Laporan Tutorial
II.5. Konsep dan Peranan Informed Consent
Merupakan suatu pernyataan setuju dari pasien yang diberikan dengan bebas dab
rasional sesudah mendapatkan informasi yang jelas dari dokter dan memahaminya
- Merupakan komunikasi medis
- Interaksi dokter dengan pasien
- Hubungan didasari pada kepercayaan penuh pasien terhadap dokter

Tahap:

a. Pasien datang kepada seorang dokter


Ini sudah menunjukan consent tersirat
b. Pasien mengungkapkan “rahasianya” atau keluhannya
c. Pemeriksaan oleh dokter
d. Pemberian informasi yang jelas dari dokter kepada pasien berupa:
- Diagnosa
- Sifat atau sejauh mana tindakan yang akan dilakukan
- Risiko tindakan
- Konsekuensi tidak dilakukannya tindakan
- Biaya yang diperlukan
e. Lahir tidaknya informed consent

Peranan Informed Consent :

a. Merupakan standar procedural operasional dari suatu pelayanan medis


b. Menghindari kesalahpahaman antara dokter dengan pasien sehingga tidak terjadi
malpraktek
c. Menentukan tindakan selanjutnya yang akan diambil

6|Laporan Tutorial
II.6. Hukum dalam Profesi Kedokteran
Praktik kedokteran di Indonesia diatur dalam Undang-undang Rupublik
Indonesia nomor 29 tahun 2004. UU tersebut terdiri atas 12 bab dan di dalamnya
terkandung 88 pasal.
Secara umum, UU tersebut membahas hal-hal berikut:
Pada bagian awal, Undang-Undang No 29/2004 mengatur tentang persyaratan
dokter untuk dapat berpraktik kedokteran, yang dimulai dengan keharusan memiliki
sertifikat kompetensi kedokteran yang diperoleh dari Kolegium selain ijasah dokter
yang telah dimilikinya, keharusan memperoleh Surat Tanda Registrasi dari Konsil
Kedokteran Indonesia dan kemudian memperoleh Surat ijin Praktik dari Dinas
Kesehatan Kota / Kabupaten. Dokter tersebut juga harus telah mengucapkan sumpah
dokter, sehat fisik dan mental serta menyatakan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.

Selain mengatur persyaratan praktik kedokteran di atas, Undang-Undang No


29/2004 juga mengatur tentang organisasi Konsil Kedokteran, Standar Pendidikan
Profesi Kedokteran serta Pendidikan dan Pelatihannya, dan proses registrasi tenaga
dokter.

Pada bagian berikutnya, Undang-Undang No 29/2004 mengatur tentang


penyelenggaraan praktik kedokteran. Dalam bagian ini diatur tentang perijinan praktik
kedokteran, yang antara lain mengatur syarat memperoleh SIP (memiliki STR, tempat
praktik dan rekomendasi organisasi profesi), batas maksimal 3 tempat praktik, dan
keharusan memasang papan praktik atau mencantumkan namanya di daftar dokter bila
di rumah sakit. Dalam aturan tentang pelaksanaan praktik diatur agar dokter
memberitahu apabila berhalangan atau memperoleh pengganti yang juga memiliki
SIP, keharusan memenuhi standar pelayanan, memenuhi aturan tentang persetujuan
tindakan medis, memenuhi ketentuan tentang pembuatan rekam medis, menjaga
rahasia kedokteran, serta mengendalikan mutu dan biaya.

7|Laporan Tutorial
Pada bagian ini Undang-Undang juga mengatur tentang hak dan kewajiban
dokter dan pasien. Salah satu hak dokter yang penting adalah memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional, sedangkan hak pasien yang terpenting adalah hak
memperoleh penjelasan tentang penyakit, tindakan medis, manfaat, risiko, komplikasi
dan prognosisnya dan serta hak untuk menyetujui atau menolak tindakan medis.

Pada bagian berikutnya Undang-Undang No 29/2004 mengatur tentang


disiplin profesi. Undang-Undang mendirikan Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia yang bertugas menerima pengaduan, memeriksa dan
memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter. Sanksi yang diberikan oleh MKDKI
adalah berupa peringatan tertulis, rekomendasi pencabutan STR dan/atau SIP, dan
kewajiban mengikuti pendidikan dan pelatihan tertentu.

Peran Hukum dalam profesi kedokteran:


a. Memberi batasan kepada dokter dalam melakukan tindakan medis
b. Merpertegas peran etika dalam profesi kedokteran
c. Menuntun menjalankan profesi kedokteran
d. Memberikan perlindungan kepada pasien
e. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis
f. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi

8|Laporan Tutorial
II.7. Jenis Pelanggaran pada Praktik Kedokteran
a. Pelanggaran norma
Pelanggaran ini menyangkut norma dan nilai yang berlaku pada suatu masyarakat
seperti norma kesopanan dan norma kesusilaan.
Contoh:
- Seorang dokter yang melakukan pelecehan kepada pasiennya dengan
menyuruh pasien tersebut melepas semua pakaiannya dengan alasan
pemeriksaan padahal keluhan pasien tersebut hanya flu.
Ini melanggar norma kesusilaan yang berlaku di masyarakat.
- Seorang dokter yang bersikap sombong di tempat dimana dia bertugas

Pelanggaran norma ini biasanya diberi sanksi berupa sanksi moral seperti
dikucilkan oleh masyarakat.

b. Pelanggaran Etik Profesi


Pelanggaran ini berhubungan dengan
Terbagi atas:
- Unsur kesengajaan (Intentional)
Professional misconducts (Melakukan tindakan yang tidak benar)
Contoh: Menahan pasien sekalipun dia sudah sembuh, membukan rahasia
kedokteran tanpa hak, aborsi provokatif, euthanasia, melakukan praktek
tanpa izin
- Unsur Pelanggaran
 Negligence (kelalaian)
Contoh: Kesalahan pemeriksaan, salah menulis dosis resep
 Malfeasance (pelanggaran jabatan)
Contoh: Melakukan pengobatan tanpa indikasi yang jelas,
mengobati pasien dengan cara coba-coba tanpa indikasi yang
jelas.
 Misfeasance (Ketidak hati-hatian)
Contoh: Melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur
 Lack of skill (Kurang keahlian)
Contoh: Mengobati pasien yang diluar keahliannya

9|Laporan Tutorial
II.8. HAM di bidang Kesehatan
Konsep tentang HAM:
- Bersifat mendasar yaitu sudah ada setelah manusia dilahirkan di muka
bumi
- Bersifat universal yaitu berlaku dimana saja di bumi ini
- Bersifat melekat yaitu tidak bisa diambil atau diberi

Di bidang kesehatan, HAM yang terdapat yaitu:

a. Hak atas pelayanan kesehatan (Right to health care)


b. Hak untuk menentukan nasib sendiri (Right of self-determination)
c. Hak untuk memperoleh informasi (Right for information)

II.9. Syarat dilakukan Dokter Pengganti


a. Dokter pengganti harus memiliki tingkat pendidikan / kompetensi yang sama
dengan dokter utama
b. Terdapat dalam ruang lingkup yang sama.
Misal: satu rumah sakit, satu RS, dll
c. Adanya surat keterangan dari dokter utama untuk dokter pengganti bahwa ia
minta digantikan
d. Harus memiliki rekam medik pasien

10 | L a p o r a n T u t o r i a l
II.10. Kaidah Dasar Bioetika dalam Profesi Kedokteran
Kaidah dasar bioetika terdiri dari 4 prinsip yaitu:
d. Prinsip Beneficence
Yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan untuk
kebaikan pasien atau perbuatan yang manfaatnya lebih besar dari sisi
buruknya.
e. Prinsip Non Malficence
- Prinsip moral melarang melakuan tindakanburuk terhadap pasien
- Prinsip above all do no harm
- Kewajiban dokter untuk tidak mencelakakan pasien
f. Prinsip autonomy
Yaitu prinsip moral untuk menerima atau menolak saran dokter dan
menentukan lahirnya informed consen
g. Prinsip Justice
Prinsip moral keadilan dan fairness untuk bersikap/ bertindak dalam bersikap
untuk distribusi sumber daya

11 | L a p o r a n T u t o r i a l
Bab III
Penutup

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Problem based learning
merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai stimulan.
PBL digunakan untuk merangsang mahasiswa agar mampu untuk berpikir secara kritis,
analitis, memiliki keterampilan, berpengetahuan luas, dan mampu bersikap baik

12 | L a p o r a n T u t o r i a l
Daftar Pustaka

Sue .E. Babtise. Problem Based-Learning: Slack Incorporated

13 | L a p o r a n T u t o r i a l

Você também pode gostar