Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah
terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru
lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar
bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya. Penolong persalinan melakukan
pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak
lanjut seperti :
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
b. Gangguan pernapasan
c. Hipotermia
d. Infeksi
e. Catat bawaan dan trauma lahir
2.1.3 Yang Perlu Dipantau Pada Bayi Baru Lahir
1. Suhu badan dan lingkungan
2. Tanda-tanda vital
3. Berat badan
4. Mandi dan perawatan kulit
5. Pakaian
6. Perawatan tali pusat
b. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan atau keadaan pasien saat ini.. Pada asuhan neonatus
keluhan utama yang disampaikan ibu adalah telah melahirkan bayinya beberapa waktu lalu, berat
badan, panjang badan, jenis kelamin dan jenis persalinannya.
c. Riwayat Prenatal (Kehamilan)
Untuk mengetahui kebiasaan waktu hamil dan apa ada masalah atau kelainan kehamilan yang
berdampak buruk bagi bayi. Riwayat ini meliputi :
d. Riwayat penyakit kehamilan : tidak ada
e. Kebiasaan waktu hamil : tidak ada yang mengarah memberikan dampak yang buruk bagi
perkembangan janin.
f. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan : spontan B, spontan Brach atau SC
Ditolong oleh : perawat, bidan atau dokter
Ketuban pecah : saat inpartu dan keadaannya jernih
g. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit menular menurun ataupun menahun seperti
jantung, asma, DM, hipertensi dan lain-lain.
h. Laporan Kebiasaan Bayi
Menilai kebiasaan bayi sehari-hari yang mendukung pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan
bayi meliputi : pola makan / minum, pola tidur dan pola eliminasinya.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
TTV
Pernapasan : 40-60x/mnt
Nadi : 120x/mnt
Penilaian Apgar skor : 7-10
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh bayi melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi menunjukkan bayi dalam keadaan normal dan tidak ada tanda-tanda kelainan pada
bayi.
c. Pemeriksaan Khusus
Antropometri
1) Berat badan : normalnya 2500 – 4000 gr
2) Panjang badan : normalnya 48 – 52 cm
3) Lingkar kepala : normalnya 33 – 35 cm
4) Sub Occiput Bregmantika (lingkaran kecil kepala) normalnya: 32cm
5) Sirkumferentian mento occipitalis (lingkar besar kepala) normalnya : 35 cm
6) Sirkum fenentia fronto occipitalis (lingkar sedang kepala normalnya : 34 cm
7) Lingkar dada: normalnya 30 – 38 cm
8) Lingkar lengan atas : normalnya 10 – 11 cm
d. Refleks
1) Moro : Positif
2) Rooting : Positif
3) Sucking : Positif
4) Graphs / Plantar : Positif
5) Walking : Positif
2.2.2 Interpretasi Data
Adalah langkah untuk menentukan diagnosa / masalah yang timbul berdasarkan pengkajian
data yang dilakukan.
Diagnosa : Neonatus aterm dengan keadaan fisiologis
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya beberapa hari yang lalu, jenis kelamin, berat badan
dan panjang badan normal, tidak ada kelainan.
Do : Bayi lahir dengan keadaan fisiologis dan tidak ada kelainan.
2.2.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah ditemukan berdasarkan
data yang ada kemungkinan dapat menimbulkan keadaan yang lebih parah.
Pada asuhan kebidanan neonatus fisiologis sebagai berikut :
Diagnosa / masalah potensial : tidak ada
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera / Kolaborasi
Langkah ini mencakup tentang kebutuhan akan tindakan yang harus segera dilakukan
untuk mengatasi diagnosa atau masalah potensial yang terjadi agar tidak terjadi komplikasi.
2.2.5 Rencana Asuhan / Intervensi
Langkah ini berisi serangkaian asuhan yang akan diberikan kepada klien sesuai diagnosa atau
masalah awal yang ada sesuai dengan standar pelayanan.
RENCANA RASIONAL
Jalin komunikasi dengan keluarga klien. Keluarga lebih kooperatif.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan pemeriksaan. Pencegahan infeksi
Pertahankan suhu tubuh bayi.
Lakukan perawatan tali pusat. Mencegah hipotermi
Mencegah terjadinya infeksi pada bayi.
Kaji tanda-tanda bahaya pada bayi Mengetahui sedini mungkin adanya
2. Hipotermi / Hipertermi kelainan pada bayi.
3. Asfiksia
4. Tanda-tanda infeksi
Beri imunisasi HB unijeck Memberikan kekebalan pada bayi terhadap
virus hepatitis.
Berikan Vitamin K Mencegah terjadinya perdarahan.
Ajarkan pada keluarga untuk perawatan Keluarga dapat merawat bayi secara
bayi sehari-hari mandiri dan meningkatkan kesehatan bayi.
Memberikan nutrisi yang sesuai pada bayi.
Berikan penyuluhan pada ibu untuk
pemberian ASI eksklusif.
2.2.6 Implementasi
Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada klien berdasarkan rencana
yang telah disusun sebelumnya untuk menangani diagnosa / masalah yang telah terindentifikasi.
2.2.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan cara untuk mengevaluasi asuhan yang telah diberikan apakah telah
memenuhi kebutuhan asuhan yang dibutuhkan klien. Jika memang asuhan yang telah diberikan
belum efektif maka perlu dilakukan pengulangan atau perbaikan pada pemberian asuhan
selanjunya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Pernafasan : 45x/mnt
Nadi : 118x/mnt
Suhu : 36,70C
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi / Palpasi
Kepala : Rambut jarang, tidak ada moulage, tidak ada caput succadenum, tidak ada cephal hematoma
Ubun-ubun : Datar, tidak ada tanda-tanda dehidrasi ubun-ubun besar dan kecil belum menutup
Muka : Bersih, simetris, tidak ada oedema, kulit kemerahan, tidak pucat, tidak ada ikterus.
Mata : Bersih, simetris, sklera putih (tidak ikterus), conjungtiva merah muda (tidak anemis), tidak ada
blenorhoe.
Hidung : Bersih, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polips.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada kelainan seperti labyoskisis,
palatoskisis, refleks sucking bagus.
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen, daun telinga tidak menempel pada kulit kepala.
Leher : Bersih, simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis dan tidak terdapat struma.
Dada : Bersih, simetris.
Abdomen : Bersih, simetris, tidak ada pembesaran hepar
Tali pusat : Bersih, masih basah, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Punggung : Bersih, simetris, tidak ada spina bifida
Genitalia : Bersih
Anus : Bersih, tidak ada atresia ani
Ekstremitas atsa dan bawah : Bersih, simetris, tidak ada kelainan seperti syndactily dan polidactily.
Kulit :Warna kemerahan, agak mengelupas, turgor kulit baik.
2) Perkusi
Abdomen : Tidak ada kembung
3) Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, bunyi jantung normal
Abdomen : Bising usus (+)
c. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 3000 gr
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 34 cm
SOB : 33 cm
MC : 36 cm
FO : 34 cm
Lingkar dad : 30 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm
2) Refleks
Refleks Moro : Positif
Refleks Rooting : Positif
Refleks Sucking : Positif
Graphs / Platar : Positif
Graphs Walking : Tidak dikaji
3.5 Intervensi
Tanggal 20 Maret 2012
Pukul 20.08 WIB
Dx/Mx/Keb Intervensi Rasional
Dx: Bayi Tujuan
baru : setelah dilakukan asuhan
lahir By. Ny “Y” kebidanan diharapkan tidak
usia 1 hari terjadi infeksi neonatorum dan
ikterus
Kriteria Hasil
Mx: - Keadaan umum bayi baik
Tanda-tanda vital normal
Tidak ada tanda infeksi
Intervensi
1. Jalin komunikasi dengan
keluarga pasien Keluarga lebih kooperatif
2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan Pencegahan infeksi
pemeriksaan
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Lakukan perawatan tali pusat Mencegah hipotermi
Mencegah terjadinya infeksi
5. Kaji tanda-tanda bahaya pada Mengetahui sedini mungkin
bayi adanya tanda bahaya pada bayi
a. Hipotermi atau Hipertermi sehingga dapat segera ditangani
b. Ikterus
c. Tanda infeksi Memberikan kekebalan pada
6. Beri imunisasi HB unijecck bayi terhadap virus hepatitis
Keluarga dapat merawat bayi
secara mandiri dan meningkatkan
7. Ajarkan pada keluarga carakesehatan bayi.
perawatan bayi sehari-hari ASI merupakan nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan bayi
3.6 Implementasi
Tanggal 20 Maret 2012
Pukul 21.10 WIB
Dx/Mx/Keb Implemebtasi
Dx: Bayi baru lahir By. Ny
1. Menjalin komunikasi dengan keluarga pasien
“Y” usia 1 hari 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan pemeriksaan
3. Memperrtahankan suhu tubuh bayi dengan
Mx: - membungkus bayi mennunakan kain yang
bersih dan kering.
4. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi
dengan membungkus tali pusat menggunakan
kasa steril.
5. Mengkaji tanda-tanda bahaya pada bayi
a. Hipotermi atau Hipertermi
b. Ikterus
c. Tanda infeksi
6. Memberi imunisasi HB unijeck pada bayi
dengan menyuntikkan vaksin HB 1/3 paha
bagian luar (IM).
7. Mengajarkan pada keluarga cara perawatan
bayi sehari-hari antara lain:
a. Cara memandikan bayi
b. Cara merawat tali pusat
c. Mengganti popok bayi setiap kali basah
dengan popok yang bersih dan kering
8. Memberikan penyuluhan untuk ibu tentang
pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI
saja selama 6 bulan tanpa makanan tambahan
dengan frekuensi pemberian sesering mungkin.
3.7 Evaluasi
Tanggal 21 Maret 2012
Pukul 21.00 WIB
Dx/Mx/Keb Evaluasi
Dx: Bayi baru lahir By. Ny
S : ibu mengatakan telah mengerti apa yang
“Y” usia 1 hari disampaikan petugas kesehatan dan
melaksanakan semua anjuran nakes dalam
perawatan bayinya
Mx: - O:
Keadaan umum bayi baik
TTV
Suhu : 36,50C
Nadi : 112x/menit
RR : 45x/menit
Tali pusat : belum lepas, belum kering, tidak ada tanda-tanda
infeksi
Bayi sudah minum ASI
Bayi dlam keadaan baik dan tidak ada tanda
bahaya.
A : Bayi baru lahir By Ny”Y” usia 2 hari
P:
a. Pemberian ASI Eksklusif
b. HE tentang cara perawatan bayi sehari-hari
c. HE tentang imunisasi dasar pada bayi, seperti :
HB, BCG, polio, DPT dan campak
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan
meliputi : pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Menurut tinjauan pustaka dan data subyektif yang harus ada pada bayi baru lahir By Ny
“Y” usia 1 hari, bayi tidak mengalami komplikasi. Jadi dalam pengkajian tidak terjadi
kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Dari kasus diatas ibu sudah
mengertia apa saja yang diinstruksikan oleh petugas kesehatan. Bayi tampak sehat dan minum
ASI dengan baik
Berdasarkan kasus di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Bayi Baru Lahir
By Ny”Y” Usia 1 Hari di RS KIA Citra Sehat Tulungagung dengan tidak ada masalah yang
dialami selama pemeriksaan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Neonatus adalah bayi yang berumur antara 0 – 28 hari, pada masa ini bayi melakukan
adaptasi pada berbagai sistem tubuh. Oleh karena itu sangat rentan terhadap berbagai masalah
kesehatan.
Banyaknya kasus Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia disebabkan oleh banyak
faktor yang terjadi pada masa neonatus antara lain : infeksi, asfiksia neonatorum, trauma
kelahiran, cacat bawaan, penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas,
imaturitas dan lain-lain. Pada masa neonatus yang rentan ini perlu diwaspadai terjadinya hal-hal
diatas dan perlu diadakan pemantauan pada bayi baru lahir normal sekalipun.
Oleh karena itu asuhan yang adekuat dan menyeluruh perlu dilakukan guna memberikan
penanganan pada kasus yang ada pada neonatus sehingga dapat mengatasi masalah yang ada.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mampu menerapkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah dengan kasus yang
ditemui di lapangan sehingga dapat memberikan asuhan yang menyeluruh pada klien.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Hendaknya lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada klien agar terpenuhi
pelayanan yang sesuai kebutuhan klien dan terjadi peningkatan cakupan pelayanan.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas Padjadjaran