Você está na página 1de 120

RESEARCH METHODOLOGY

Variabel
Variabel terikat
bebas
(dependent)
(independent)

Variabel luar Variabel luar


(moderator) (moderator)

Variabel
pengganggu
(confounding)

Variabel luar
(moderator)
Populasi dan Sampel Penelitian
• Populasi
– Sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu.
Karakteristik ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian.
– Populasi target
• Populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian (domain).
Biasa ditandai dengan karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin)
dan karakteristik klinis (sehat,osteoporosis, dsb). Misal: pasangan usia subur
– Populasi terjangkau/ sumber
• Bagian populasi target yang dapat dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan
waktu. Misal: pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan pondok pucung.
• Sampel
– Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya.

sampling

POPULASI, UANG, WAKTU


Inclusion & Exclusion Criteria
Probability Sampling
Simple random sampling
• Semua diberi nomorambil secara acak

Systematic sampling
• Semua diberi nomorambil dengan pola tertentu (ex: kelipatan 5)

Stratified sampling
• karakteristik bertingkat (pendidikan rendah – menengah – tinggi)random
• Proportional tiap strata memiliki sampling fraction yang sama
• Disproportional sampling fraction berbeda di tiap strata
Cluster sampling
• kelompok setara (dari 100 SMP diambil hanya 20 SMP)

Area/Multistage sampling
• Populasi besar, nationwide surveybertahap, agar mewakili seluruhnya (provinsi  kabupaten 
kecamatan  kelurahan)
Nonprobability/ Nonrandom Sampling
Consecutive sampling
• Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasar dalam kurun waktu tertentu
• ALL accessible subjects

Convenience/ Accidental/ Captive sampling


• Convenience to access. Sample dipilih berdasar kemudahan/suka-suka
• Easiest, cheapest, least time consumingpilot research

Purposive/ Judgemental sampling


• berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya
(dianggap dapat memberi informasi)
Quota sampling
• Dibuat strata sesuai representasi subjek dan diambil sejumlah orang secara subjektif sampai jumlah sampel
terpenuhi.

Snowball sampling
• Bermula dari sedikit sampel menjadi banyak (dgn network)
RESEARCH QUESTIONS
RESEARCH QUESTION ISSUE STUDY DESIGN
How common is it? Frequency Descriptive
- Cross sectional (e.g. survey)
- Cohort
What caused it? Etiology Randomised controlled trial
Cohort Study (non-randomized trial)
Case control study
Case series
Before and after study
Does it work? Intervention Randomised controlled trial
Cohort Study (non-randomized trial)
Case control study
Case series
Before and after study
How accurate is this test? Diagnostic test Cross sectional analysis
Randomised controlled trial
Cohort Study (non-randomized trial)
Case control study
RESEARCH DESIGN Laboratory

Experimental Animal
Intervention
Human

Descriptive Case report


NO group
comparison Case series

Case study
Natural exposure
Observational
Cross-sectional
Group comparison
Case control
Analytical Cohort
Descriptive Studies

Case Report

• a detailed report of the diagnosis, treatment, and follow-up of an individual


patient containing some demographic information about the patient

Case Series

• a collection of patients with common characteristics used to describe some clinical,


pathophysiological or operational aspects of a disease, treatment or diagnostic procedures

Case Study

• an approach to research that focuses on gaining an in-depth understanding of a particular


entity or event at a specific time.
PREVALENCE RATIO (PR)
ODDS RATIO

RELATIVE RISK
Disease
(+) (-)
Exposure
(+) a b

(-) c d

Case Control OR = ad/bc


Cohort  RR = a/a+b =1 Exposure does not affect outcome
c/c+d >1 Exposure associated with higher
outcome
Cross sectional  PR = a/a+b <1 Exposure associated with lower
outcome
c/c+d
Diagnostic Test
Disease
+ -

True False
+
T positive positive
e
s
t False True
-
negative negative
Disease / Gold Std
+ -

+ a b a+b
Test
result
- c d c+d

a+c b+d N

Sensitivity = a / (a+c) PPV = a / (a+b)


Specificity = d / (b+d) NPV = d/ (c+d)
Definition
Sensitivity
• proportion of test positive result among diseased group

Specificity
• proportion of test negative result among non diseased group

Positive Predictive Value


• probability of having a disease of a patient who has positive test result

Negative Predictive Value


• probability of having no disease of a patient who has negative test result
Likelihood Ratio
• Likelihood ratio/Rasio Kemungkinan:
– besarnya kemungkinan subjek yang sakit akan mendapatkan suatu
hasil uji diagnostik tertentu dibagi kemungkinan subjek tidak sakit
akan mendapatkan hasil uji yang sama.
Disease
SEHINGGA dalam tabel 2x2
𝒂 (𝒂 + 𝒄) 𝒔𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔
(+) (-)
𝑳𝑹 += =
𝒃 (𝒃 + 𝒅) 𝟏 − 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒇𝒊𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔

Test result
(+) a b
𝒄 (𝒂 + 𝒄) 𝟏 − 𝒔𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔
𝑳𝑹 −= =
𝒅 (𝒃 + 𝒅) 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒇𝒊𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 (-) c d

*Di jurnal, LR+ sering hanya disebutkan LR atau “LR


**nilai LR positif yang dianggap penting adalah 10 atau lebih
Probability vs Odds
Probability Odds
Proporsi Rasio
“the number of times a given outcome occurs divided by all the “the number of times a given outcome occurs divided by the
occurences” number of times that spesific outcome does not occur”
Contoh kasus: peneliti mengambil darah 5 kali, hanya 1 yang terbukti positif.
1 dari 5 1 dari 4
Pre-test
Kemungkinan seorang pasien memiliki penyakit sebelum Besarnya kemungkinan seseorang sakit dibanding kemungkinan
dilakukan uji diagnostik berdasarkan ciri demografis dan klinis dia tidak sakit sebelum dilakukan uji
(prevalensi pada subjek)

Post-test
Kemungkinan adanya penyakit sesudah uji diagnostik dilakukan Besarnya kemungkinan seseorang sakit dibanding kemungkinan
dia tidak sakit setelah dilakukan uji
(Penghitungan posttest probability dapat dilakukan dengan
penghitungan manual atau lebih praktis dengan menggunakan
normogram)
Post test Probability
Penghitungan Manual Normogram
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑐𝑒 (𝑝)

𝑝
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑜𝑑𝑑𝑠 =
1−𝑝

𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑜𝑑𝑑𝑠 = 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑜𝑑𝑑𝑠 𝑥 𝐿𝑅 +

𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑜𝑑𝑑𝑠
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
1 + 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑜𝑑𝑑𝑠
Hubungannya
• Nilai uji diagnostik tidak hanya bergantung pada sensitivitas
dan spesifisitasnya tapi juga pada prevalensi penyakit dalam
populasi yang diteliti.
• Bila prevalens rendah, nilai positif semunya akan tinggiuji
yang spesifik akan lebih penting
• Bila prevalens tinggiuji yang sensitif akan lebih penting
RCT
Uji Klinis
• Istilah obat di dalam uji klinis
– Obat pembanding positif: obat standar yang sudah terbukti secara
ilmiah kemanfaatannya (drug of choice)
– Obat pembanding negatif: plasebo
– Rescue medication: obat yang diberikan sebagai backup apabila
dibutuhkan karena efikasi obat yang diuji belum cukup, ditentukan di
awal studi
– Concomitant therapy: obat selain obat yang diteliti yang ada di studi
dan diteruskan namun dosisnya bisa berubah sesuai kebutuhan
L Gossec, et al. Concomitant therapies as an outcome measure
Efficacy vs Effectiveness

• ideal setting. Semua variabel (eg:


Efficacy keparahan penyakit, kepatuhan minum
obat, dll) dikendalikan

Effectiveness • real setting


Number Needed to Harm
Number Needed to Treat
“H”uge = besar

• The number of patients on average need to be exposed to a risk-factor


over a specific period
• Semakin besar angka NNH semakin aman (Safety) suatu
NNH treatment/faktor risiko
“T”iny = kecil

• the number of patients that need to be treated for one to benefit


• Semakin kecil angka NNT maka semakin efektif suatu treatment
NNT
Evidence Based Practice
Observasi
Observasi

Berdasarkan Berdasarkan
Partisipasi Keterbukaan

Non
Partisipasi Terbuka Tertutup
partisipasi
Observer VARIATION

Intra-observer
Inter-observer variation
variation • The amount one
• The amount observer varies
observers vary between
from one another observations when
when reporting on reporting more
the same material than once on the
same material).
What is Bias?
• Any trend in the collection, analysis, interpretation, publication or review of
data that can lead to conclusions that are systematically different from the
truth (Last, 2001)
• A process at any state of inference tending to produce results that depart
systematically from the true values (Fletcher et al, 1988)
• Systematic error in design or conduct of a study (Szklo et al, 2000)
General Types of Bias
Selection bias

• Unrepresentative nature of sample Randomisasi (sampling)

Information (misclassification) bias Blinding:


Single
• Errors in measurement of exposure of disease Double
Triple

Confounding bias
Kriteria inklusi-eksklusi
• Distortion of exposure - disease relation by some
other factor
STATISTIKA
Statistik Deskriptif Statistik Analitik/ Inferensi
• Membawa pada pemahaman tentang • Membawa kepada kesimpulan tentang
karakteristik data yang dimiliki hipotesisuji hipotesis
– Variabel kategorikaljumlah (n), dan • UJI HIPOTESIS: menentukan ada atau
persentase (%)tabel atau grafik tidaknya hubungan atau perbedaan
– Variabel numerik yang diperoleh dari data pada sampel
• Parameter pemusatan: mean median
modus
• Parameter penyebaran: standar deviasi,
varian, range, maksimum, minimum
FUNGSI GRAFIK
Batang
• Untuk mengetahui jumlah suatu aspek dibandingkan
aspek lainnya

Histogram
• Bentuk khusus dari diagram batang, data bentuk
kontinyu

Pie/Lingkaran
• Untuk mengetahui proporsi / persentase suatu aspek
10/4/2016
dibandingkan dengan aspek lainnya
FUNGSI GRAFIK (2)
Stem and Leaf
• Untuk memperjelas persebaran frekuensi data (khususnya data
kecil)

Peta
• Untuk mengetahui persebaran dalam suatu wilayah tertentu

Garis
• Untuk mengetahui progress atau perkembangan dalam periode
tertentu
RESEARCH DESIGN
RESEARCH QUESTION ISSUE STUDY DESIGN
How common is it? Frequency Descriptive
- Cross sectional (e.g. survey)
- Cohort
What caused it? Etiology Randomised controlled trial
Cohort Study (non-randomized trial)
HUBUNGAN Case control study
Case series
Before and after study
Does it work? Intervention Randomised controlled trial
Cohort Study (non-randomized trial)
Case control study
Case series
PERBEDAAN Before and after study
How accurate is this test? Diagnostic test Cross sectional analysis
Randomised controlled trial
Cohort Study (non-randomized trial)
Case control study
HIPOTESIS

• Hipotesis nol (H ) adalah hipotesis bahwa tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan
0

antar variabel
• Tujuan penelitian adalah menolak hipotesis nol (H ), yaitu membuktikan bahwa
1

terdapat perbedaan atau hubungan antara dua atau lebih kelompok

• Batas kemaknaan uji hipotesisp-value


– Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang diperoleh atau hasil yang lebih
ekstrem, bila hipotesis nol benar
Kesalahan dalam uji hipotesis
• H0: tidak ada perbedaan
• Kesalahan tipe 1 (α) Keadaan dalam populasi
– Besarnya peluang untuk menolak H0 Berbeda / Tidak berbeda /
pada sampel padahal di populasi H0 Ada hubungan Tidak berhubungan
benar H0 ditolak Positif benar Kesalahan tipe 1 (α)
(1-β) (Positif palsu)
• Kesalahan tipe 2 (β) (H1) (POWER)

– Besarnya peluang untuk tidak Ho tidak Kesalahan tipe 2 (β) Negatif benar
menemukan perbedaan pada sampel ditolak (negatif palsu) (1-α)
padahal sebenarnya perbedaan itu ada (diterima)

• Power
– Kemampuan suatu uji hipotesis α menentukan besar sample dan batas
menemukan perbedaan (atau asosiasi) kemaknaan p-value
bila memang perbedaan tersebut ada
di populasi
p-value dan Confidence Interval
P-value Confidence Interval

α 0,1 CI 90%
Batas kemaknaan/
kepercayaan α 0,05 CI 95%
(yang sering
digunakan) α 0,01 CI 99%

Sample size Makin kecil p-value yang diinginkan,makin besar Makin besar CI, makin sempit range, makin besar
jumlah sampel jumlah sampel

Hasil Nilai p Range data hasil penelitian

Arti Bila penelitian diulang, sejumlah (p-value) akan Bila penelitian diulang, 95 dari 100 penelitian akan
memberikan hasil yang berbeda memberikan hasil serupa

Signifikan p<α Range CI tidak mengandung nilai 0


Karakteristik Skala Variabel
SKALA VARIABEL SIFAT CONTOH
Kategorikal
Nominal Bukan peringkat Golongan darah
Jenis kelamin
Ordinal Peringkat Derajat penyakit
Status sosial ekonomi
Numerik
Interval Tidak punya 0 alamiah Suhu tubuh
Ketinggian
Rasio Punya 0 alamiah Kadar Hb
Penghasilan
Uji Statistika
Variabel Metode
Bebas Tergantung
Nominal Nominal Chi kuadrat, uji Fischer
Nominal dan/numerik Nominal Regresi Logistik
(>2)

Nominal (dikotom) Numerik T-test: - Berpasangan


- Independen
Nominal >2 Numerik ANOVA

Numerik Numerik Regresi linier (AB)


Korelasi (A  B)
Numerik >2 Numerik Regresi multipel
Uji Proporchi
Stroke Tidak Stroke
Merokok
Tidak Merokok
TIPS:
Ingat uji PROPORCHI (proporsi-chi quare)

Syarat Chi-square:
1. Jml subjek > 40 atau
2. Jml subjek 20-40, dengan expected count > 5
Bila tidak terpenuhi, gunakan FISCHER TEST!

Bila variabel bebas >2, gunakan REGRESI LOGICHITIK


*Expected count: nilai yg dihitung bila hipotesis 0 benar
UJI HIPOTESIS
Variabel Metode
Bebas Tergantung
Nominal Nominal Chi kuadrat, uji Fischer
Nominal dan/numerik Nominal Regresi Logistik
(>2)

Nominal (dikotom) Numerik T-test: - Berpasangan


- Independen
Nominal >2 Numerik ANOVA

Numerik Numerik Regresi linier (AB)


Korelasi (A  B)
Numerik >2 Numerik Regresi multipel
Uji Rerati
T-Test INDEPENDEN • Membandingkan kadar GDS di 2 kelompok berbeda

T-Test Berpasangan • Membandingkan kadar GDS di 1 kelompok, PRE dan


(PAIRED T test) POST intervensi

TIPS:
Ingat uji RERATI (rerata-T test)

Bila variabel bebas >2, gunakan ANOVA!

SYARAT: Sebaran Data NORMAL


Scattered Plot
Uji Hipotesis
Jenis Hipotesis
Skala Komparatif / Asosiatif (membandingkan / mencari adanya
pengukuran hubungan)
variabel
2 kelompok >2 kelompok Numerik
Berpasangan Tidak berpasangan Berpasangan Tidak
berpasangan

Numerik Paired T-Test Unpaired T-Test ANOVA ANOVA Korelasi


(interval dan Pearson
rasio)

Ordinal Wilcoxon Mann Whitney Friedman Kruskal-Wallis Korelasi


Spearman
= Bila sebaran data tidak normal (p<0.05 pada uji Kolmogorov Smirnov)
One-Way ANOVA
• The one-way analysis of variance (ANOVA) is used to determine
whether there are any significant differences between the
means of two or more independent (unrelated) groups
(although you tend to only see it used when there are a
minimum of three, rather than two groups).

Contoh:
Menilai apakah nilai ujian berbeda dipengaruhi oleh tingkat kecemasan (rendah, sedang, tinggi).
Two way ANOVA
• compares the mean differences
between groups that have been
split on two independent
variables (called factors)

Contoh: hubungan jenis kelamin dan tingkat


pendidikan terhadap ketertarikan politik (dalam
persen)
Three Way ANOVA
• The three-way ANOVA is used to
determine if there is an interaction
effect between three independent
variables on a continuous dependent
variable

Contoh: hubungan jenis kelamin, risiko, dan jenis


obat terhadap kadar kolesterol (dalam mmol/L)
Uji Statistika
Variabel Metode
Bebas Tergantung
Nominal Nominal Chi kuadrat, uji Fischer
Nominal dan/numerik Nominal Regresi Logistik
(>2)

Nominal (dikotom) Numerik T-test: - Berpasangan


- Independen
Nominal >2 Numerik ANOVA

Numerik Numerik Regresi linier (AB)


Korelasi (A  B)
Numerik >2 Numerik Regresi multipel
Korelasi vs Regresi
Korelasi Pearson Regresi Linear

• The Pearson correlation coefficient is a • used when we want to predict the


measure of the strength of a linear value of a variable based on the
association between two variables and value of another variable
is denoted by r. Basically, it attempts to
draw a line of best fit through the data
• For example, you could use linear
of two variables, and r, indicates how regression to understand whether
far away all these data points are to cigarette consumption can be
this line of best fit (how well the data predicted based on smoking
points fit this new model/line of best duration; and so forth.
fit).

≥2 independent variablesmultiple regression


Koefisien Korelasi (r) r=0 : tidak ada asosiasi
r > 0,7: asosiasi kuat
r 0,3-0,7: asosiasi sedang
r < 0,3: asosiasi ringan

r (positif) = korelasi berbanding


lurus
“faktor risiko”

r (negatif) = korelasi
berbanding terbalik
“faktor protektif”
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Family
two or more persons related by blood, marriage or adoption (U.S. Census)

Nuclear (conjugal family)


• Only the husband, the wife, and unmarried children

Blended (stepfamily)
• Remarriage including step-siblings and parents.

Extended (consanguinal family)


• Nuclear family + relatives, such as the children's grandparents, aunts, and uncles, cousin

Single-parent family
• A lone parent and offspring living together as a family unit

Commune family
• Several people living together, sharing responsibilities and resources

Common Law Family


• Laki-laki dan perempuan (dapat disertai 1 atau lebih anak) yang hidup layaknya keluarga tanpa ikatan suami-istri
Identifikasi Masalah Keluarga
APGAR: Fungsi
keluarga
kualitatif

SCREEM: Circle:
strenght and
weakness Persepsi

Family

Genogram: Lifeline:
Pedigree Kronologi

Lifecycle
Perkembangan
keluarga
APGAR SCORE
Used for rapid assessment of family function and dysfunction
Almost Some of the Hardly ever
always (2) time (0)
(1)
I am satisfied that I can turn to my family for help when something is
A troubling me.
I am satisfied with the way my family talks about things with me and
P shares problems with me.
I am satisfied that my family accepts and supports my wishes to take
G on new activities or directions.
I am satisfied with the way my family expresses affection and
A responds to my emotions such as anger, sorrow, and love.

I am satisfied with the way my family and I share time together.


R

8-10 points = highly functional family


4-7 points = moderately dysfunctional family
0-3 points = severely dysfunctional family
Fungsi Keluarga
• Basic family Functions:
1. Provide support to each other
2. Establish autonomy and independence for each person in the system
3. Create rules that govern the conduct of family and its members
4. Adapt to change in the environment
5. Communicate with each other
• Keluarga fungsional: fungsi-fungsi keluarga sudah tercapai dengan
seimbang
• Keluarga disfungsional: keluarga dengan ketidakmampuan kronis
merespon kebutuhan atau kemampuan akan perubahan dan stress
lingkungan
Family Circle

Dex

Mama Pesh Mama chuchi

Arra
Rihanne
Me

Ja Kuya Nel

Chok

Erin Ate Tere


Family Lifeline
Where in the life cycle are the
Unattached
three generations in this
young adult
family

developmental challenges for


Newly
Family in the family
married
later years
couple
how are the relevant
developmental challenges
related to the presenting
complaints?

Family with
Launching
young
family
children

Family with
adolescents Family Life
Cycle
Family Genogram

• Pola pewarisan
• Penyakit dalam keluarga
• Hubungan dan anggota
keluarga
SCREEM
• Assess a family’s
capacity to participate
in the provision of
health care or to cope
in times of
crisissources of help
or barriers
Metode Penyelesaian Masalah
Saling Ketergantungan (Interdependence)

• Interaksi keluarga cenderung diulangi (repetisi)  membentuk pola  ada aturan-aturan yang
akan mendukung terbentuknya pola ini.
• Bagi dokter keluarga, keberhasilan dalam merubah keluarga tersebut sangat tergantung kepada
kemampuan kita dalam melihat interdependence ini.

Ikatan (Boundaries)

• Hal-hal atau kebiasaan dari para anggota keluarga, yang dapat diterima dan tidak dapat diterima
dalam keluarga tersebut
• Seperti pagar yang akan melindungi para anggota keluarga dari pihak lain

Triangulasi

• Keterlibatan pihak ketiga pada saat masalah muncul. Peran dari orang ketiga ini adalah untuk
“menyelamatkan“ pasangan tersebut. Biasanya terjadi berulang-ulang dengan harapan ini akan
membuat keluarga tersebut tetap bersatu.
• Contoh yang paling sering adalah school phobia pada anak-anak yang orang tuanya mempunyai
masalah dalam perkawinan mereka.
Keterlibatan Dokter Keluarga dengan Pasiennya

Minimal Medical
Feeling and Assessment and
emphasis on information and Family therapy
support intervention
family advice
Keterlibatan Dokter dalam Keluarga
Minimal emphasis on family
• Dasar pemikiran dokter adalah komunikasi dengan keluarga pasien hanya untuk praktek atau keperluan legal medis aja. Perilaku dokter adalah,
bertemu dengan keluarga pasien hanya untuk mendiskusikan masalah-masalah medis saja.
Medical Information and Advice
• Dasar pemikiran dokter adalah bahwa keluarga itu penting dalam diagnosa dan membuat keputusan pengobatan pasien, keterbukaan perlu
untuk melibatkan keluarga.
Feelings and Support
• Dasar pemikiran dokter adalah perasaan dan dukungan dan timbal balik antara pasien, keluarga dan dokter sangat penting dalam diagnosa
dan pengobatan pasien.
Assessment and Intervention
• Dasar pemikiran dokter adalah sistem keluarga, dinamika keluarga, dan perkembangan keluarga penting dalam diagnosa dan pengobatan
pasien.
• Perilaku dokter adalah bertemu dengan keluarga dan membantu mereka untuk merubah peran dan interaksi satu sama lain agar lebih efektif
dengan menghadapai masalah penyakit dan pengobatan pasien.
Family Therapy
• Dasar pemikiran dokter adalah dinamika keluarga dan kesehatan pasien saling mempengaruhi satu sama lainnya dan pola ini perlu dirubah.
• Perilaku dokter adalah bertemu secara teratur dengan keluarga pasien dan berusaha merubah dinamika keluarga peraturan-peraturan yang
tak tertulis dalam keluarga tersebut yang berhubungan dengan perkembangan fisik dan mental pasien.
• Dokter umummnya akan terlibat hingga level 4, level ini biasanya dibutuhkan kemampuan dalam konseling. Sedangkan untuk melakukan peran
hingga level 5 dibutuhkan satu pelatihan khusus.
Prinsip Kedokteran Keluarga
Holistik • Biopsikososial ± spiritual

Komprehensif • Promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi

Kontinyu • Berkesinambungan. Follow up, kontrol, dll

Koordinatif • Kerjasama antar profesional

Kolaboratif • Kerjasama dengan pasien & keluarga pasien


FIVE STAR DOCTOR
(dr. Charles Boelen, WHO):

Care-provider • Fisik, mental, sosial (holistik).


• Manajemen kuratif, preventif, rehabilitatif. Terapi terbaik.

Decision-maker • Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang dan kondisi yang ada
• Teknologi yang tersedia, dengan cost effectiveness

Communicator • Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi yang efektif

• Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat


Community leader • Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan sosial
• Membawa manfaat bagi banyak orang

• Memiliki skill managerial yang baik


Manager • Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun organisasi, baik di dalam maupun di
luar sistem pelayanan kesehatan
SASARAN PROMOSI KESEHATAN

• Sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku


Sasaran Primer seperti yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari
perubahan tersebut.

Sasaran • Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran
primer  diharapkan mampu mendukung pesan-pesan  panutan,
pressure group, menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana
sekunder kondusif

• Para pembuat kebijakan publik (perundangan-undangan), para


Sasaran tersier penyandang dana  memberlakukan kebijakan yang mendukung,
menyediakan sumber dana

Panduan Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah - Kemenkes RI


Metode dan Media Promosi Kesehatan
Metode
• Perseorangan Media
– Bimbingan dan konseling Promkes

– Wawancara
• Kelompok
Berdasarkan
– Kelompok kecil: Diskusi, FGD, bentuk umum
Berdasarkan
Role play, simulasi, dll cara produksi
penggunaan
– Kelompok besar:
• Ceramah: pendidikan tinggi
maupun rendah
Bahan Media Media luar
• Seminar: pendidikan Bahan bacaan
peragaan
Media cetak
elektronik ruang
menengah ke atas
• Massa
– Ceramah umum poster, flip
Poster, flip TV, radio, film, Reklame,
modul, leaflet, chart, leaflet, kaset, video, spanduk,
– Media elektronik, media cetak, majalah, dll
chart, slide,
pamflet, slide show, CD pameran,
billboard, dll film, dll
majalah, koran interaktif banner
The mission of an epidemiologist is to break at least one of the sides of the Triangle, disrupting the
connection between the environment, the host, and the agent, and stopping the continuation of
disease. http://www.cdc.gov/bam/teachers/documents/epi_1_triangle.pdf
CERDIK

Cek kesehatan secara rutin


• Tekanan darah
• Gula darah
• Lingkar perut
• Kolesterol total
• Arus puncak respirasi
• Deteksi dini kanker leher rahim
• SADARI
Imunisasi

Rutin Tambahan

• Bayi • Back log fighting


• Wanita subur • Crash program
• Anak SD • Penanggulangan KLB
• Khusus
• PIN
• SUB PIN
• Catch up campaign
Imunisasi Tambahan
Back log fighting • Anak 1-3 th. tidak capai UCI 2 th berturut2.

• Intervensi cepat, cegah KLB: tidak capai UCI 3 th berturut2, IMR & PD3I
Crash program tinggi, infrastruktur jelek

Outbreak response
• Penanggulangan KLB
immunization

PIN • Percepat pemutusan siklus hidup virus polio

SUB PIN • 2x imunisasi polio (interval 1 bln), serentak, pada anak <1th

Catch up campaign campak • Vaksinasi semua anak usia <15th pada suatu waktu
Pelaporan insidensi Kecelakaan Kerja
1. Petugas yang terkena tusukan jarum atau benda tajam lainnya
segera dibawa ke UGD untuk mendapatkan pertolongan
2. Bila tertusuk jarum dari penderita HIV/AIDS perlu dirujuk ke klinik
HIV-AIDS. Bila butuh pemeriksaan lanjutan, akan dilakukan di poli
pegawai.
3. Laporan kepada atasan korbanbuat laporan kecelakaan
kerjainvestigasi sederhana
4. Laporan kepada ketua komite mutu K3RS dalam waktu
2x24jamdianalisa kembali
5. Laporan ke direksirekomendasi untuk perbaikan dan
pembelajaran pada unit kerja terkait
Environmental Health Hazard
Biological Bacteria, Virus ,Parasites

Chemical Toxic materials, Air pollutan, Solvents, Pesticides

Physical Radiation, Temperature, Noise

Mechanical Motor vehicle, sports, home, agriculture,workplace injury

Psychosocial Stress, lifestyle disruption, workplace discrimination,effects of social


change, marginalization, unemployment
Natural History of Disease

Susceptibility: Risk Presymptomatic: Symptomatic: Sign & Disability: Loss of


factor Pathological changes symptoms function
Natural History of Disease

Susceptibility Pre-clinical Clinical Disability

Level of Prevention (Leavel & Clark)

Primary Secondary
Secondary Tertiary

3. Early detection
1. Health 2. Specific 4. Disabillity
and prompt 5. Rehabilitation
promotion protection limitation
treatment

Nutrition, Vaccination,
smoking protective SCREENING Mx Physiotx
cessation equipment
Screening

SINGLE
MASS SELECTIVE CASE FINDING MULTI-PHASE
DISEASE

Whole 1 particular
High risk group. Smaller group. Several test.
population. disease.
HIV Hereditary, CRC MCU
Xray massal HBsAg
Surveilans
Aktif Datang langsung

Data
Pasif Laporan bulanan

Pada wil/ pop


Surveilans terbatas utk
mendapatkan
Sentinel sinyal adanya
masalah yg lebh
luas
Metode Khusus

Rutin
terpadu
Case Definition

Suspect • Faktor risiko + sign symptom

Probable • Faktor risiko + sign symptom + penunjang

• Faktor risiko + sign symptom + penunjang gold std


Definite
Avian Flu / H5N1
Epidemic Disease Occurrence
Endemic
• A constant presence and/or usual prevalence of a disease in a population within a geographic area
• Holoendemic: children intensely infected, most adult immuned
• Hyperendemic:a disease constantly affecting a large proportion of all age groups in the population

Epidemic / Outbreak (Wabah)


• An unexpected increase (often sudden) in incidence of disease above what is normally expectednin that population in that area

Pandemic
• Affect a large number of people and crosses many international boundaries

Sporadic
• Disease that occurs infrequently and irregularly

Cluster
• Cluster: aggregation of cases grouped in place and time that are suspected to be greater than the number expected. Usually for
rare, non infectious disease suspected have environmental cause.

Essential Epidemiology Webb and Bain, 2011


Principles of epidemiology in public health practice 3rd Ed, CDC
Kriteria KLB
Penyakit menular baru

Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu tertentu

Peningkatan kejadian kesakitan >2 x dibandingkan dengan periode sebelumnya

Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan meningkat > 2x dibandingkan dengan angka rata-rata
jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya

Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun meningkat > 2x dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya

Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan >50% dibanding periode
sebelumnya

Proportional Rate penderita baru pada satu periode meningkat > 2x dibanding satu periode sebelumnya
Epidemic Patterns
Common-source

• group of persons exposed to an infectious agent or a toxin from the


same source
• Point: brief period, one incubation period, eg: food poisoning
• Continuous (range of exposure and range of incubation)
• Intermittent (nature of the exposure)

Propagative (contangious)
• Transmission from one person to another

Mixed
Propagative
Point common source

Continous common
Mixed
source
Isolasi dan Karantina
Isolasi
• Memisahkan orang sakit yang menderita penyakit menular/ infeksius dengan orang yang tidak sakit untuk
mencegah/membatasi penularan

Karantina
• Memisahkan dan membatasi pergerakan orang yang dicurigai terinfeksi/terpapar penyakit menular/infeksius, dengan
tujuan melihat apakah orang tersebut kemudian menjadi sakit atau tidak

Reverse isolation/protective isolation


• Prosedur isolasi yang dirancanguntuk melindungi pasien dari organisme menular yang mungkin ditularkan oleh
tenaga medis, pasien lain, atau pengunjung biasanya pada pasien-pasien dengan sistem imun rendah (kemoterapi)

Hospital separation
• Proses resmi dimana pasien rawat inap meninggalkan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya setelah
menyelesaikan sebuah episode perawatan (meninggal, sembuh atau menolak tindakan medis
Carriers & Vectors
Carrier: people who harbor infectious agents but are not ill.

Incubatory carriers
• are going to become ill, but begin transmitting their infection before their symptoms start (eg: HIV)

Healthy carriers
• = inapparent infection. Never develop the illness, but are able to transmit their infection to others. (eg: polio)

Convalescent carriers
• continue to be infectious during and even after their recovery from illness (eg: typhoid)

Biological vector
• Vector in whose body the infecting organism develops or multiplies before becoming infective to the recipient individual. (eg:
mosquito)
Mechanical vector
• vector which transmits an infective organism from one host to another but which is not essential to the life cycle of the
parasite. (eg: house fly)
PENANGGULANGAN NYAMUK
Pemberantasan Sarang
Nyamuk Dewasa
Nyamuk

Fogging
Menguras Menutup Mengubur Fogging fokus
massal

Kegiatan pengasapan
Wajib dilaksanakan
Dilaksanakan dua fokus secara serentak
oleh puskesmas pada
putaran dengan dan menyeluruh pada
setiap penyelidikan
interval 1 minggu, saat KLB sebanyak 2
epidemiologi positif
radius 100m putaran dengan
paling lama 3x24jam
interval 1 minggu.
penyelidikan epidemiologi positif :
ditemukan ≥1 penderita DBD lainnya atau ditemukan ≥3
penderita panas tanpa sebab
DAN
10/4/2016 ditemukan jentik > 5 % (Angka bebas nyamuk <95%)
PUSKESMAS
• Umumnya ada satu buah di setiap Kecamatan
• Jenis Puskesmas dibagi dua kelompok:
– Puskesmas Perawatan: rawat jalan dan rawat inap
– Puskesmas Non Perawatan: hanya rawat jalan
• Menurut wilayah kerjanya, dikelompokkan menjadi :
– Kecamatan  Puskesmas Induk
– Kelurahan  Puskesmas Satelit
• Puskesmas Pembantu (pustu)
• Puskesmas Keliling (puskel)
Fungsi Puskesmas
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

• Mendorong dan memantau adanya pembangunan lintas sektor sehingga mendukung


pembangunan kesehatan. Khusus kesehatan: pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit

Pusat pemberdayaan masyarakat

• Berupaya agar masyarakat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan


termasuk pembiayaan kesehatan dan pelaksanaan program kesehatan.

Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan


berkesinambungan, meliputi: perorangan (rawat jalan dan rawat inap) serta masyarakat
(promosi kesehatan, perbaikan gizi, KB, dll)

Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening


Upaya Puskesmas
KEPMENKES RI No 128 tahun 2004, tanggung jawab puskesmas (Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Primer (UKP)):

Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Upaya Promosi Kesehatan a. Upaya Kesehatan Sekolah


b. Upaya Kesehatan Lingkungan b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Keluarga Berencana d. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Perbaikan Gizi e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Upaya Pencegahan dan f. Upaya Kesehatan Jiwa
Pemberantasan Penyakit Menular g. Upaya Kesehatan Mata
f. Upaya Pengobatan h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Syarat Pembangunan Pustu
Kebutuhan

• Desa baru (pemekaran wilayah desa)


• Bencana alam  kerusakan total pada Pustu
• Relokasi Pustu (jalur hijau, dll)

Lokasi

• Di tengah pemukiman penduduk


• Kepadatan penduduk 3.000 – 5.000 penduduk
• Jarak Pustu dengan sarana kesehatan lain = 3 – 5 km
Kriteria Puskesmas Rawat Inap
Letak + 20 km dari RS

Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor

Ada dokter dan tenaga yang memadai

Jumlah kunjungan >100 orang per hari

Penduduk min 20.000 jiwa per Puskesmas


• di wil. kerja Puskesmas dan 3 Puskesmas di sekitarnya

Pemda “bersedia” menyediakan dana rutin yang memadai


Tipe Posyandu
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Cakupan Program Belum MANTAP <<50% >50% >50%
Utama (KIA/KB,
Imunisasi, Gizi)

Jumlah Kader Terbatas >5 orang >5 orang >5 orang

Program Tambahan --- --- Ada, masih sederhana Ada, sudah


terlaksana baik

Dana Sehat --- --- Proses penyelenggaraan Sudah mencakup


awal, <50% KK >50% KK
SKDN
• S: Seluruh. Jumlah total balita di wilayah posyandu
• K: KMS. Yang punya KMS
• D: Ditimbang. Yang ditimbang posyandu
• N: Naik. Yang naik BB nya.

• D/S : Partisipasi masyarakat


• K/S : Cakupan program
• N/D: Penilaian status gizi
• D/K : Kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
• N/S : Keberhasilan Program
Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar
(PONED).
• Puskesmas rawat inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan
obstetri dan neonatal emergensi/komplikasi tingkat dasar dalam
24 jam sehari dan 7 hari seminggu
• Tujuan: Untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk
memutuskan rantai rujukan itu sendiri
• Petugas: dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas
• Tugas:
– Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu
dan Pondok bersalin Desa
– Melakukan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
– Melakukan rujukan kasus secara aman ke RS dengan penanganan pra
hospital
Cara Menekan Angka Kematian
Neonatus Mortality Rate

• Inisiasi Menyusui Dini

Infant Mortality Rate

• Pemberian Imunisasi dasar (Puskesmas)


• Pemberian ASI Eksklusif (Ibu)
• Perbaikan status gizi
• Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
• MTBS

Maternal Mortality Rate

• Persalinan oleh tenaga kesehatan


• PONED dan PONEK
• Cegah unwanted pregnancy
Audit Medis (KEMENKES)
Umum

• Tercapainya pelayanan medis prima

Khusus

• Evaluasi mutu layanan medis


• Mengetahui penerapan standar pelayanan medis
• Melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai
kebutuhan pasien dan standar pelayanan medis
Antar Dokter
Referal
Interval
• Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk
jangka waktu tertentu
Antar Instansi • Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur

Split
Horizontal • Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan
untuk jangka waktu tertentu
• Strata sama; PKM • Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur
APKM B
Collateral
Vertikal • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan
penderita HANYA untuk SATU MASALAH tertentu
• Strata berbeda,
PKMRS tipe D
Cross
• Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada
dokter lain untuk SELAMANYA
Insidensi Prevalensi
Frequently Used Measures of Morbidity
”x/y”
Case Fatality Rate

• CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu,


untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut
Mortality Rate
Crude Death Rate •  kematian/1000  kematian/satuan
penduduk penduduk

•  kematian
kematian anak
anak usia usia <1
<1 tahun x K tahun xK
Infant Mortality Rate •  kelahiran
 kelahiran hidup hidup

Neonatal Mortality •  kematian


kematian anak
anak usia usia <1
<1 bulan x K bulan xK
Rate •  kelahiran
 kelahiran hidup hidup

Maternal Mortality •  kematian ibu xK kematian ibu xK


Rate •  kelahiranhidup
kelahiran hidup
Penyusunan Kegiatan
• Hal-hal yang harus disusun/ditentukan saat penyusunan
kegiatan adalah:
– Tujuan
– Manfaat
– Sasaran
– Acara
– Anggaran
Komponen Fungsi Manajemen
• proses merumuskan tujuan sampai menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya
Planning

• Menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya
Organizing secara efisien untuk mencapai tujuan

• Proses bimbingan kepada staff agar mampu bekerja secara optimal menjalakan tugas-tugas
Actuating pokoknya sesuai keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia

• Mengamati secara kontinyu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
Controlling disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan
METODE ANALISIS MASALAH

Mencari
Menentukan Mencari alternatif
masalah Penyebab jalan keluar

Menentukan Mencari Menentukan


prioritas masalah Prioritas prioritas jalan
penyebab keluar**
Ishigawa Problem Analysis

Menentukan Akar Penyebab Masalah


Menentukan Akar Penyebab Masalah
Menganalisis masing-
Analisa Blum
masing dari determinan
dan derajat kesehatan itu
sendiri serta melihat
hubungan diantaranya

Menentukan Akar Penyebab Masalah


SWOT Analysis

Strength Weakness Faktor Internal

Opportunity Threat Faktor Eksternal


Menentukan Prioritas Masalah

Diagram Pareto
Menentukan Prioritas Masalah
Menentukan Prioritas Masalah

Metode Bryant
• Cara ini menggunakan 4 macam kriteria :
– Community Concern, yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah
tersebut penting.
– Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit
tersebut.
– Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit
tersebut
– Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk
mengatasinya.
• Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi nilai,
kemudian masing-masing nilai dikalikan. Hasil perkalian ini
dibandingkan. Masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat
prioritas yang tinggi pula.
Solving Problem (PDCA)
Teachers open the door, but you must enter by yourself 

Você também pode gostar