Você está na página 1de 7

TEORI AKUNTANSI

“ PSAK 18 dan PSAK 53 ” (SAP 11)


EKA 441 C5
Dosen MK : Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

OLEH :

IDA AYU WAYAN UTTAMAGAN


1607531138
23

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
SEMSETER GANJIL PERIODE 2018/2019
I. PSAK 18: AKUNTANSI DAN PELAPORAN PROGRAM MANFAAT
PURNAKARYA
Program manfaat purnakarya kadang dikenal dengan berbagai istilah, seperti
program pensiun. tunjangan hari tua, atau program manfaat purnakarya. Pernyataan ini
menganggap program manfaat purnakarya sebagai suatu entitas pelaporan yang terpisah
dari pemberi kerja peserta dalam program tersebut. Berikut ini adalah istilah yang
digunakan dalam pernyataan ini:
a. Pendanaan adalah pengalihan aset kepada entitas (dana) yang terpisah dari entitas
pemberi kerja.
b. Program imbalan pasti adalah program manfaat purnakarya dimana jumlah yang
dibayarkan sebagai manfaat purnakarya yang biasanya didasarkan pada penghasilan
karyawan dan/atau masa kerja.
c. Program iuran pasti adalah program manfaat purnakarya yang mana jumlah yang
dibayarkan sebagai manfaat purnakarya dientukan oleh iuran ke suatu dana bersama
pendapatan investasi selanjutnya.
d. Program manfaat purnakarya adalah pengaturan yang mana entitas menyediakan
manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau setelah berhenti bekerja (baik dalam
bentuk iuran bulanan atau lumpsum)
Istilah-istilah berikut ini juga digunakan untuk tujuan Pernyataan ini:
a. Aset neto tersedia
b. Manfaat telah menjadi hak (vested benefits)
c. Nilai kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji

1.1 Program Iuran Pasti


Laporan keuangan program iuran pasti mencakup laporan aset neto
tersedia untuk manfaat purnakarya dan deskripsi mengenai kebijakan pendanaan.
Tujuan pelaporan program iuran pasti adalah memberikan informasi secara
periodik mengenai penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasinya.
Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan, antara lain
terdiri atas:
a. Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama suatu
periode pelaporan dan dampak setiap perubahan yang terkait dengan program,
serta keanggotaan dan syarat dan ketentuannya.
b. Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan
program purnakarya pada akhir periode pelaporan.
c. Deskripsi atas kebijakan investasi.

1.2 Program Manfaat Pasti


Dalam paragraf 17, laporan keuangan program imbalan pasti mencakup:
a. Laporan yang menyajikan: 1) aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya; 2)
nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji yang membedakan antara
manfaat telah menjadi hak (vested benefits) dan manfaat belum menjadi hak
(nonvested benefits); 3) surplus atau defisit.
b. Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya termasuk salah satu dari:
1) catatan yang mengungkapkan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya
terjanji, yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum
menjadi hak; 2) acuan atas informasi aset neto tersedia untuk manfaat
purnakarya disertakan dalam laporan aktuaris jika penilaian aktuaria belum
disajikan pada tanggal pelaporan keuangan, penilaian terakhir digunakan
sebagai dasar penyusunan dan tanggal penilaian diungkapkan.
1.2.1 Nilai Kini Aktuarisasi dari Manfaat Purnakarya Terjanji
Nilai kini dari pembayaran yang diperkirakan oleh program manfaat
purnakarya yang dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan tingkat gaji
kini atau proyek gaji proyeksi sampai dengan waktu purnakarya peserta. \ Hal ini
dimasukkan dalam laporan keuangan atau laporan aktuaris.
1.2.2 Penilaian Aktuaris
Jika penilaian aktuaris belum disajikan pada tanggal pelaporan
keuangan, penilaian terakhir digunakan sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan yang bersangkutan dan tanggal penilaian tersebut diungkapkan.
1.2.3 Isi Laporan Keuangan
Pada program imbalan pasti, informasi disajikan dalam salah satu
format berikut, yang mencerminkan perbedaan praktik pengungkapan dan
penyajian informasi aktuaris:
a. Suatu laporan dimasukkan dalam laporan keuangan yang memperlihatkan aset
neto tersedia untuk manfaat purnakarya
b. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat
purnakarya dan laporan perubahan aset tersedia untuk manfaat purnakarya.
c. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat
purnakarya dan laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
dengan nilai kini aktuaria dari manfaat purnakarya terjanji yang terdapat dalam
laporan aktuaris terpisah.
1.3 Program Purnakarya
1.3.1 Penilaian Aset Program Purnakarya
Investasi program manfaat purnakarya harus diakui pada nilai wajar.
Pada kasus surat berharga yang diperdagangkan, maka nilai wajar adalah nilai
pasar. Pada investasi program purnakarya yang dimiliki seandainya estimasi
nilai wajar tidak mungkin, maka pengungkapan harus dibuat berisi alasan
mengapa nilai wajar tidak dapat digunakan.
1.3.2 Pengungkapan
Laporan keuangan program manfaat purnakarya yang berupa manfaat
pasti atau iuran pasti, berisi informasi berikut ini:
a. Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
b. Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan.
c. Penjelasan mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap
perubahan program manfaat purnakarya selama periode.
1.4 Tanggal Efektif
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.

II. PSAK NO. 53 TENTANG PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM


PSAK 53 (revisi 2010): “Pembayaran Berbasis Saham” secara jelas membagi transaksi
pembayaran berbasis saham, sedangkan PSAK 53 (revisi 1998): “Kompensasi Berbasis
Saham” tidak memberikan batasan yang jelas hanya mengatur tentang transaksi pembayaran
berbasis saham.
2.1 Ruang Lingkup
Entitas harus menerapkan pernyataan ini untuk akuntansi seluruh transaksi
pembayaran berbasis saham, apakah entitas dapat mengidentifikasikan secara khusus
beberapa atau seluruh barang dan jasa yang diterima, termasuk:
a. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas,
b. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, dan
c. Transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan syarat
perjanjiannya memberikan pilihan kepada entitas atau pemasok barang atau jasa
mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau aset lain) atau dengan
penerbitan instrumen ekuitas kecuali seperti yang tercantum dalam paragraf
selanjutnya.
2.2 Pengakuan
Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam
transaksi pembayaran berbasis saham pada saat memperoleh barang atau pada saat jasa
diterima.
2.3 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Ekuitas
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas
terkait, secara langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika
nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal.
2.4 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Kas
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas,
entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul
sebesar nilai wajar liabilitas.
2.5 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Pilihan Kas
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjian
memberikan pilihan kepada entitas atau pihak lawan transaksi untuk menyelesaikan
transaksi.
2.5.1 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Persyaratan Pengaturan yang
Memberikan Pilihan Penyelesaian kepada Pihak Lawan
Jika entitas memberi hak kepada pihak lawan transaksi untuk memilih apakah
transaksi pembayaran berbasis saham akan diselesaikan dengan kas atau dengan
menerbitkan instrumen ekuitas, maka entitas telah memberi instrumen keuangan
majemuk.
2.5.2 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Persyaratan Pengaturan
yang Memberikan Pilihan Penyelesaian kepada Entitas
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjiannya
memberikan entitas dengan pilihan apakah akan diselesaikan dengan kas atau dengan
menerbitkan instrumen ekuitas, entitas harus menentukan apakah entitas memiliki
kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas dan menghitung transaksi pembayaran
berbasis saham secara benar.
2.6 Pembayaran Berbasis Saham antara Kelompok Entitas
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham antara kelompok entitas, dalam
laporan keuangan tersendiri atau individu, entitas yang menerima barang atau jasa harus
mengukur barang atau jasa yang diterima sebagai diselesaikan dengan instrumen
ekuitas atau diselesaikan dengan kas
2.7 Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk memahami bagaimana nilai wajar barang atau jasa yang
diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang
telah ditentukan. Untuk memberi gambaran implementasi tersebut, entitas harus
mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
a. Penjelasan mengenai setiap jenis perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada
pada suatu periode
b. Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi saham untuk setiap kelompok
opsi saham berikut ini: (i) opsi yang beredar pada awal periode; (ii) opsi yang
diberikan dalam suatu periode; (iii) opsi yang hangus dalam suatu periode; (iv) opsi
yang dieksekusi dalam suatu periode; (v) opsi yang telah jatuh tempo dalam suatu
periode; (vi) opsi yang beredar pada akhir periode; dan (vii) opsi yang dapat
dieksekusi pada akhir periode.
c. Untuk opsi saham yang dieksekusi dalam suatu periode, rata-rata tertimbang harga
saham pada tanggal eksekusi. Jika opsi dieksekusi secara berkala selama periode
tersebut, sebagai alternatif, entitas dapat mengungkapkan rata-rata tertimbang
harga saham selama periode tersebut.
d. Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, kisaran harga eksekusi dan
rata-rata tertimbang sisa umur kontrak. Jika kisaran harga eksekusi sangat besar,
opsi yang beredar harus dibagi ke dalam beberapa kisaran yang dapat digunakan
untuk menilai waktu dan jumlah tambahan saham yang dapat diterbitkan dan kas
yang dapat diterima pada saat eksekusi opsi tersebut.
2.8 Tanggal Efektif
Entitas menerapkan PSAK ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan per Efektif 1 Januari 2015.
Jakarta.

Você também pode gostar