Você está na página 1de 17

MAKALAH

AUDITING MANAJEMEN

PENGAWASAN DALAM PEMERINTAHAN (AUDIT PEMERINTAH)

DISUSUN OLEH :

ADE ELMANOVITA C1C016004

ALAN PRATAMA PUTRA C1C016008

PANCA NANDA C1C016066

SUPRIATI C1C016097

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2018

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan
berbagai macam bahan tentang mata kuliah AUDITING MANAJEMEN
yang berjudul “Pengawasan Dalam Pemerintahan (Audit Pemerintah)”.

Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi

Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam


penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.

Jambi, 8 Oktober 2018

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Pengertian Pengawasan.......................................................................3
2.2 Tujuan Pengawasan Dalam Pemerintahan..........................................4
2.3 Subjek Pengawasan Dalam Pemerintahan..........................................5
2.4 Sasaran Pengawasan .........................................................................8
2.5 Tipe-Tipe Pengawasan .......................................................................9
2.6 Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja
Aparatur Pemerintah Daerah ............................................................10
BAB III KESIMPULAN...................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kinerja pemerintah sangat menjadi sorotan publik saat ini, karena


belum menampakkan hasil yang dirasakan oleh rakyat. Rakyat menuntut agar
pemerintah dapat mengelola dan menjalankan tugas pemerintahan dengan
baik, sehingga dapat berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Untuk
mengembalikan dan memulihkan kepercayaan masyarakat, tentunya
diperlukan perubahan di segala bidang, yang tentunya bisa memperbaiki
kualitas kinerja pemerintah itu sendiri. Akuntabilitas kinerja diperlukan
sebagai pertanggung jawaban terhadap kinerja.

Hasil kerja dari pegawai pemerintah dapat diketahui melalui informasi


akuntabilitas dari masing-masing instansi pemerintah tersebut. Informasi
tentang akuntabilitas diperlukan oleh pemerintah, karena berdasarkan
berdasarkan infromasi tersebut menjadi bahan pengambilan keputusan.
Selain akuntabilitas kinerja, untuk menunjang kualitas kinerja pegawai
pemerintah diperlukan pula tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance).

Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan pengaruh globalisasi


menyebabkan banyaknya tuntutan masyarakat terhadap pemerintah mengenai
tata kelola pemerintah yang baik. Konsep good governance ini memiliki
pengaruh dan peranan sangat penting dalam pelaksanaan kinerja pegawai
pemerintahan. Peningkatan kinerja pengawasan di dalam suatu organisasi
tentunya menuntut tersedianya auditor internal/pengawas internal yang baik,
agar tercapai suatu proses pengawasan internal yang baik pula. Dengan
adanya auditor internal/pengawas internal diperoleh hasil audit/pengawasan
yaitu berupa temuan audit/hasil pengawasan, temuan yang dihasilkan dari
proses perbandingan antara apa yang seharusnya terdapat dan apa yang
ternyata terdapat. Singkatnya, temuan audit/hasil pengawasan adalah

1
penyimpangan dari norma atau standar yang telah ditetapkan, sehingga
penyimpangan yang dilakukan dapat terdeteksi dan dapat diungkapkan dalam
temuan audit/hasil pengawasan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pengawasan

2. Apa Tujuan Pengawasan Dalam Pemerintahan

3. Apa Saja Subjek Pengawasan Dalam Pemerintahan

4. Apa Sasaran Pengawasan

5. Apa Saja Tipe-Tipe Pengawasan

6. Bagaimana Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah


Daerah

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Yang Dimaksud Dengan Pengawasan

2. Untuk mengetahui Tujuan Pengawasan Dalam Pemerintahan

3. Untuk mengetahui Subjek Pengawasan Dalam Pemerintahan

4. Untuk mengetahui Sasaran Pengawasan

5. Untuk mengetahui Tipe-Tipe Pengawasan

6. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja


Aparatur Pemerintah Daerah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengawasan

Pengawasan menurut Siagian (2008:112) adalah Proses pengamatan


dari seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
sedang dijalankkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari definisi tersebut pentingnya pengawasan agar sasaran-sasaran


yang hendak dicapai sesuai target dan tidak keluar dari jalar/aturan yang
berlaku. Dengan kata lain, pengawasan merupakan bagian yang integral
dalam sistem pemerintahan. Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau
penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan
dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan,
melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan
penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah
dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan
pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi
dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Konsep pengawasan sebenarnya menunjukkan pengawasan


merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap
sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas

3
kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan
ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi
manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:

“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang


diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan peraturan.” atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan
dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan
adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan
hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat
dilakukan tindakan perbaikannya.”

Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan


dimaknai sebagai :

“proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan,


dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki,
direncanakan, atau diperintahkan.”

pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat


kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan
yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik
yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik),
pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan
berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi
sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan


salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat
terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan
yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan
ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan
masyarakat (social control).

4
2.2 Tujuan Pengawasan Dalam Pemerintahan

Tujuan dari pengawasan dalam organisasi pemerintahan untuk


mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan. Sejalan dengan hal di atas, maka tujuan pengawasan yang
dimaksud dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
1983 tentang Perdoman Pelaksanaan Pengawasan adalah sebagai beriut :

a) Agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara tertib


berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
berdasarkan sendisendi kewajaran penyelenggaraan pemerintahan agar
tercapai daya guna, hasil guna dan tepat guna yang sebaik-baiknya.

b) Agar pelaksnaan pembangunan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan


program pemerintah serta peraturan perundangundangan yang berlaku
sehingga tercapai sasaran yang ditetapkan.

c) Agar hasil-hasil pembangunan dapat dinilai seberapa jauh tercapai untuk


memberi umpan balik berupa pendapatan, kesimpulan dan sarana terhadap
kebijaksanaan, perencanaan, pembinaan, dam pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan.

d) Agar sejauh mungkn mencegah terjadinya pemboroan, kebocoran, dan


penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang dan
perlengkapan milik negara, sehingga dapat terbina aparat yang tertib,
bersih, berwibawa, berhasil guna dan berdaya guna.

2.3 Subjek Pengawasan Dalam Pemerintahan

Dalam pengawasan terhadap organisasi pemerintahan terdiri dari 2


bentuk pengawasan , yaitu pengawasan internal dan pengawasan eksternal.
Sejalan dengan itu Supriyono (1990 : 151) menjelaskan pula bahwa jenis-

5
jenis pengawasan terhadap organisasi pemerintahan dapat digolongkan
menjadi dua yaitu :

1) Pengawasan internal yaitu :

 Pengawsan fungsional.

Pengawasan internal merupakan proses pengawasan yang


dilakukan oleh internal pemerintah, artinya pengawas tidak terpisah
dari instansi pemerintah hanya memiliki badan dan wewenang
tersendiri dalam mengawasi jalannya roda pemerintahan oleh
birokrasi sebagai aparatur pemerintahan.

Pelaksanaan pengawasan interen maupun eksteren dilakukan


oleh aparat fungsional terhadap pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan agar sesuai dengan rencana dan
peraturan perundang-undangan. Dalam perkembangan pasal 58 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara maka dibentuklah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 60 Tahun
2008 yang menjelaskan bahwa untuk memperkuat dan menunjang
efektivitas sistem pengedalian intern dilakukan :

a. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi


instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan
negara

b. pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern


Pemerintah

Adapun Aparat pengawas intern pemerintah terdiri dari :

a. BPKP;

b. Inspektorat Jenderal

6
c. Inspektorat Propinsi;

d. Inspektorat Kabupaten/Kota.

Kegiatan pengawasan intern pemerintah Untuk melakukan


pengawasan seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas
dan fungsi satuan kerja perangkat pusat dan daerah yamg didanai oleh
Angaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah. Demikian pula untuk
lebih memperjelas pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerntahan daerah yang tertuang dalam dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 dapat diikuti ketentuan pasal 218


yang meliputi :

a. Pengawasan atas pelaksanan urusan pemerintahan di


daerah

b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan


kepala daerah pengawanan atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh aparat
Pengawasan intrern pemerintah sesuai dengan
peraturan perundangundangan.

 Pengawasan melekat

keluarnya Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Adapun Pengawasan melekat
dalam pedoman tersebut diterangkan bahwa serangkaian kegiatan
yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh
atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif
agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan
perundangundangan yang berlaku.

2) Pengawasan Eksternal

7
Pengawasan eksternal merupakan proses pengawasan yang
dilakukan oleh instansi/lembaga diluar pemerintah sebagai eksekutor
kebijakan nasional dan daerah. Pengawasan eksternal terdiri atas:

a. BPK (Badan Pemeriksan Keuangan).

b. DPR /DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat/Daerah )

c. KPK (Komisi Pemeberantasan Korupsi)

d. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat

2.4 Sasaran Pengawasan

Adapun yang menjadi sasaran dalam pengawasan adalah sebagai berikut:

a. bahwa melalui pengawasan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ditentukan


sungguh-sungguh sesuai dengan pola yang telah digariskan dalam rencana,

b. bahwa struktur serta hirarki organisasi sesuai dengan pola yang telah
ditentukan dalam rencana,

c. bahwa seseorang sungguh-sungguh ditempatkan sesuai dengan bakat,


keahlian dan pendidikan serta pengalamannya dan bahwa usaha
pengembangan keterampilan bawahan dilaksanakan secara berencana,
kontinu dan sistematis,

d. bahwa penggunaan alat-alat diusahakan agar sehemat mungkin,

e. bahwa sistem dan prosedur kerja tidak menyimpang dari garis-garis


kebijakan yang telah tercermin dalam rencana,

f. bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab didasarkan pada


pertimbangan-pertimbangan yang objektif dan resional, dan tidak atas
dasar personal likes and dislikeks,

g. bahwa tidak terdapat penyimpangan dan atau penyelewengan dalam


penggunaan kekuasaan, kedudukan, maupun dan terutama keuangan.

8
2.5 Tipe-Tipe Pengawasan

Donnelly mengelompokkan pengawasan menjadi 3 (Tiga) tipe pengawasan


yaitu:

a) Pengawasan Pendahuluan (preliminary control). Pengawasan yang terjadi


sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan
penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan
sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan
mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan
bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan
hasil-hasil yang direncanakan. Memusatkan perhatian pada masalah
mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-
sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber
daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh
struktur organisasi yang bersangkutan. Dengan ini, manajemen
menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-
aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil
kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut
prespektif demikian, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan merupakan
pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang.
Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya
manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan
pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya
financial.

9
b) Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control) Pengawasan
yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang
berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai.
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor
yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka. Direction
berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka
berupaya untuk (1) mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara
penerapan metode-metode serta prosedur-prsedur yang tepat, dan (2)
mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

c) Pengawasan Feed Back (feed back control) Pengawasan Feed Back yaitu
mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan, guna mengukur
penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

Peraturan Menteri Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43


Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri.
Kinerja pengawasan haruslah kuat dalam arti dapat berlangsung dan
dilaksanakan secara tertib dan insentif seiring dengan intensitas pelaksanaan
pembangunan diberbagai bidang, dalam hal ini mengandung arti bahwa
lemahnya kinerja pengawasan akan membuka peluang dan kemungkinan
terjadinya kebocoran atau penyimpangan penggunaan dana/anggaran
pembangunan yang akan mengakibatkan kerugian Negara sekaligus
menghambat kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan.

2.6 Pengaruh pengawasan terhadap Kinerja Aparatur pemerintah Daerah

Pengawasan terhadap kinerja aparatur pemerintahan daerah


diperlukan agar organisasi pemerintah bekerja secara efektif, efisien dan
ekonomis. Pengawasan ini merupakan salah satu unsur penting dalam rangka
meningkatkan kinerja aparat pemerintahan terutama bagi aparatur
pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan

10
pembangunan yang bersih dan berwibawa oleh karena itu dipandang perlu
untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasan yang efektif ke dalam tubuh
aparatur pemerimtahan di dalam lingkungan masing-masing secara terus
menerus dan menyeluruh.

Sejalan dengan penjelasan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004


yang menjelaskan bahwa pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan atau gubernur
selaku wakil pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah. Pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin
agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan
peraturan perundangundangan yang berlaku.

Disamping itu pula pengaruh pengawanan melekat adalah


serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendali yang terus menerus ,
dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau
represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Telah dimaklumi diatas bahwa pelaksanaan pengawasan terhadap


kinerja aparatur pemerintah daerah secara fungsional merupakan sasaran
utama dari pengawasan fungsioanal sejalan dengan sasaran pengawasan ayat
3 (a) pasal 11 Keputusan Presiden Republi Indonesia Nomor 74 Tahun 2001
tentang tata cara penyelenggaraan pemerintah Daerah. Salah satu kegiatan
pengawasan fungsional untuk menetapkan tingkat keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan diantaranya:

a. Pemeriksaan berkala, mendetail dan sewaktu-waktu dari unit/ satuan kerja

b. Pengujian terhadap laporan berkala dan atau sewaktu-waktu dariunit/satuan


kerja

11
c. Pengusutan atas kebenaran lapoan mengenai adanya indikasi terjadinya
korupsi, kolusi nepotisme.

d. Penilaian atas menfaat dan keberhasilan kebijakan ,pelaksanaan program,


proyek serta kegiatan

Dilihat dari keterangan tersebut diatas pengaruh yang sangat besar


terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah melalui penilaian kinerja bagi
aparatur karena penilaian adalah salah satu kegiatan pengawasan fungsional
untuk menetapkan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pemerinatahan
daerah dan pembangunan. Penilaian kinerja juga adalah merupakan
pengukuran tingkat pencapaian hasil yang diraih setiap aparat atau unit kerja
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Capaian tersebut
menunjukkan tingkat kesuksesan dari target-target yang telah disepakati
sebelumnya. Selain itu, penilaian kinerja juga digunakan untuk mengukur
perilaku kerja dan kemampuan setiap aparat atau unit kerja dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi. Lebih jauh, penilaian kinerja juga dapat
menumbuhkan pengembangan perilaku dan motivasi.

12
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang sudah di jelaskan dapat di tarik kesimpulan :

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari


adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang
akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta
suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai
sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat
mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai
sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui setiap usaha atau


tindakan, untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dibebankan
dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai, jelasnya
tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang
sebenarnya tentang pelaksanaan tugas atau kinerja aparatur pemerintahan
apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.

Pengawasan terhadap kinerja aparatur pemerintahan daerah


diperlukan agar organisasi pemerintah bekerja secara efektif, efisien dan
ekonomis. Pengawasan ini merupakan salah satu unsur penting dalam rangka

13
meningkatkan kinerja aparat pemerintahan terutama bagi aparatur
pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan
pembangunan yang bersih dan berwibawa oleh karena itu dipandang perlu
untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasan yang efektif ke dalam tubuh
aparatur pemerimtahan di dalam lingkungan masing-masing secara terus
menerus dan menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyono Dan Haryono Yusuf. 1990. Pemeriksaan Manajemen Dan Pengawasan


Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta, BPFE

Widanarto, Agustinus. 2012. Pengawasan Internal, Pengawasan Eksternal Dan


Kinerja Pemerintah. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Vol. 12. No. 1. Juli
2012.1-73

Mutakallim. 2016. Pengawasan, Evaluasi Dan Umpan Balik Stratejik. Volume V,


Nomor 2, Juli - Desember 2016. 351-365

14

Você também pode gostar