Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Muhammadiyah adalah suatu perserikatan yang merupakan “gerakan
islam”. Maksud gerakannya ialah Dakwah Islam dan Amar Makruf Nahi Munkar
yang ditunjukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat.
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah diformulasikan
sebagai butir-butir yang dipelajari di segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan
kemuhammadiyahan, baik di sekolah-sekolah, di kantor-kantor, serta dilapangan.
Matan ini selayaknya ada di setiap tempat tersebut, karena setiap butirnya mesti
ditanamkan di setiap hati para partisipan Muhammadiyah pada khusunya bahkan
setiap muslim pada umumnya. Namun lebih dari kata-kata diatas setiap butir matan
keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah memang berisi segala pedoman-
pedoman yang telah disadur dari ajaran Islam itu sendiri, sehingga dari isinya
diharapkan sejalan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa oleh
Rasulullah pada masanya.
Maka Muhammadiyah telah berpedoman pada Imam segala muslim yaitu
“Al-Qur’an” dalam menyusun setiap butir matan keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah dengan penelaahan dan persetujuan dari segala pihak dalam
lingkup Muhammadiyah diharapkan matan ini menjadi visi dan misi yang dipegang
teguh para masyarakat Muhammadiyah.
Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah merupakan keputusan
tanwir pada tahun 1969 di Ponorogo dan Rumusan Matan tersebut telah mendapat
perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta
2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian MKCHM
2. Bagaimana Sejarah Perumusan MKCHM
3. Apa Isi MKCHM?

1
4. Bagaimana Hakikat MKCHM?
5. Apa Fungsi MKCHM?
6. Bagaimana Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan MKCHM?
7. Bagaimana Memahami MKCHM?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami Pengertian MKCHM
2. Memahami Sejarah Perumusan MKCHM
3. Memahami Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
4. Memahami Hakikat MKCHM
5. Memahami Fungsi MKCHM
6. Memahami Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan MKCHM
7. Memahami MKCHM

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian MKCHM
MKCHM adalah sebuah teks putusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh
sidang Tanwir. Berisi tentang matan atau teks keyakinan dan cita-cita
persyarikatan.
MKCH-M adalah sistem paham (ideologi) Muhammadiyah dalam
memperjuangkan melaksanakan gerakan untuk mencapai tujuan. Atau dengan kata
lain MKCH-M merupakan substansi ideologis yang bersifat atau mengandung
paham agama (Islam) yang fundamental sekaligus pernyataan misi
Muhammadiyah.
B. Sejarah Perumusan MKCHM
Disahkan : Pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta
Kedudukan : Sebagai hasil tajdid di bidang Ideologi
Disempurnakan : Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo
Pada periode : K.H. Faqih Usman dan K.H. A.R. Fakhrudin
Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks cita-cita yang merupakan
sebuah impian yang diiringi dengan sebuah keyakinan. Matan Muhammadiyah
tersebut yaitu:
a. Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Artinya: Para sekutu
Muhammadiyah harus bersih dari penyakit TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll.
b. Menjadikan Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Artinya: Islam adalah
agama untuk semua yang ada di dunia ini, di pelajari oleh siapa saja, dan
diamalkan untuk siapa saja adalah menjadi cita-cita Muhammadiyah
c. Dalam amalan Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits.
d. Melaksanakan ajaran-ajaran Islam meliputi segala bidang, baik Akhlak,
Aqidah, Ibadah dan Muamalah.
C. Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Arti matan adalah sesuatu yang menjulang dan tinggi di atas tanah. Secara
istilah, matan adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Sanad secara bahasa

3
artinya sesuatu yang dijadikan sandaran. Secara istilah, sanad adalah mata rantai
persambungan periwayat yang bersambung bagi matan hadist.
Jadi, Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini
harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula
kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi
belaka. Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam
mengejar cita-cita kita itu. Maka isi dari matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiyah, yakni sebagai berikut:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-
cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang
diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan
menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang:
a. 'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,
bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak

4
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul,
tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan
oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran
Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah SWT.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-
sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia
yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk
berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur
dan diridhoi Allah SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
D. Hakikat MKCHM
MKCHM berhubungan erat dengan pandangan ideologis. Rumusan
ideologi tersebut merupakan hasil Tanwir Ponorogo tahun 1968 sebagai kelanjutan
dan amanat muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Pengertian ideologi di sini
adalah “Keyakinan Hidup” (H.M. Djindar Tamimy, 1968: 6).
Oleh karena itu, ideologi Muhammadiyah dapat disimpulkan sebagai
“seperangkat pemikiran dan sistem perjuangan untuk mewujudkan cita-cita”, atau
“sistem paham dan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita”, yaitu “paham Islam
dan sistem gerakan Muhammadiyah”. Namun demikian, MKCHM sebagai materi
ideologi didukung pula dengan putusan-putusan organisasi lainnya yang menjadi
pedoman resmi dalam Muhammadiyah. Aspek ideologi tersebut contohnya dapat
ditemukan dalam substansi Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah,

5
Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dan
Persyarikatan Pikiran Muhammadiyah Jelang Satu Abad.
E. Fungsi MKCHM
MKCHM berfungsi sebagai petunjuk arah menuju cita-cita yang
diperjuangkan. Fungsi MKCM dari sudut isinya adalah penegasan tentang
kedudukan manusia di hadapan Allah dan diantara manusia sendiri, yaitu:
1. Manusia berfungsi sebagai hamba.
2. Manusia berfungsi sebagai khalifah di muka bumi.
3. MKCHM berfungsi sebagai penunjuk arah yang tepat menuju cita-cita yang
diperjuangkan.
4. MKCHM berkedudukan sebagai penegas sikap Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam dan Gerakan Tajdid, sesuai dengan paham Muhammadiyah
tentang agama Islam.
F. Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan MKCHM
Rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari lima
(5) angka yaitu:
Ayat 1 : Muhammadiyah adalah adalah gerakan berasas Islam, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
di muka bumi.
Ayat 2 : Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para rasul-Nya, sejak Nabi Adam a.s. sampai dengan
Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan
spiritual, duniawi dan ukhrawi.
Ayat 3 : Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a) al-Quran; b)
al-Hadits, dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam.
Ayat 4 : Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang:
1. Aqidah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan;

6
2. Akhlaq, yaitu ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap
mental;
3. Ibadah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tatacara
hubungan manusia dengan Tuhan;
4. Mu’amalah duniawiyah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan
pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat.
Ayat 5 : Muhammadiyah mengajak segala lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunisa Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang
berfalsafah Pancasila untuk berusaha bersama-sama menjadikan negara
Republik Indonesia tercinta ini menjadi “baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur” (negara yang adil makmur dan diridhai Allah SWT).
G. Memahami MKCHM
Uraian singkat mengenai Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
1. Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1
dan 2 dari Matan “Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah”, ialah:
a. Aqidah: Muhammadiyah adalah ber’aqidah Islam.
b. Cita-cita/Tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
c. Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-
cita /tujuan tersebut: Agama Islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.
Nilai-nilai ideologis tersebut haruslah ditanamkan dan disosialisasikan,
yang intinya diinternalisasikan sehingga menjadi darah-daging setiap orang
Muhammadiuyah dalam berpikir dan bertindak. Setelah nilai-nilai ideal itu
terinternalisasi maka secara kolektif kemudian membentuk kesadaran untuk
bertindak bersama yang menunjukan watak, ciri, dan sosok orang
Muhammadiyah sebagaimana yang semestinya. Inilah yang disebut dengan
internalisasi nilai-nilai Ke-Muhammadiyahan

7
2. Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup adalah sebagai
sumber yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri. Aqidah
Islam dirumuskan sebagai konsekuensi logis dari gerakannya. Formulasi aqidah
yang dirumuskan dengan merujuk langsung kepada suber utama ajaran Islam itu
disebut ‘aqidah shahihah, yang menolak segala bentuk campur tangan pemikiran
teologis.
Berdasarkan Islam, artinya ialah Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan
keyakinan dan cita-cita hidupnya. Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa
kepercayaan tauhid membentuk keyakinan dan cita-cita hidup.
Bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah
kepada Allah SWT, demi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidup beribadah
menurut ajaran Islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menu-
naikan amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-
Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya.
Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya di
dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (pengganti)Nya yang
bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan dan memelihara
keamanan dan ketertibannya untuk memakmurkannya.
3. Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-cita hidup ialah sebagai
kelanjutan/konsekuensi dari Aqidah. Hidup yang beraqidah Islam, tidak bisa lain
kecuali menimbulkan kesadaran pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan
dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata-kehidupan masyarakat
yang baik, guna mewujudkan kemak-muran dunia dalam rangka ibadahnya kepada
Allah SWT.
Dalam hubungan ini, Muhammadiyah telah menegaskan cita-cita/tujuan
perjuangannya dengan: “…sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur, yang diridhai Allah SWT”. (AD PS.3) Bagaimana bentuk/wujud
masyarakat uatama yang adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT yang
dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas dan menyeluruh.
4. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah Islam dan dikuatkan
oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis, Muhammadiyah

8
berkeyakinan, bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai
dengan “Aqidahnya” dalam mencapai “cita-cita/tujuan” hidup dan perjuangannya
sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam.
Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara kongkrit, sistematis dan
menyeluruh tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia/masyarakat, sebagai isi dari pada masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
5. Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya
telah diuraikan dengan singkat di atas, adalah dibentuk/ditentukan oleh pengertian
dan fahamnya mengenai agama Islam.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
MKCH-M merupakan substansi ideologis yang bersifat atau mengandung
paham agama (Islam) yang fundamental sekaligus pernyataan misi

9
Muhammadiyah yang disahkan Pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta
yang berisi
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi
Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-
cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang
diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan
menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
4. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
5. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
6. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang: aqidah, akhlak, ibdah, muamalah duniawiyah.

10

Você também pode gostar