Você está na página 1de 3

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Penggunaan terapi tunggal dan dosis tunggal menjadi pilihan utama.

Antikonvulsan Utama

1. Fenobarbital : dosis 2-4 mg/kgBB/hari

2. Phenitoin : 5-8 mg/kgBB/hari

3. Karbamasepin : 20 mg/kgBB/hari

4. Valproate : 30-80 mg/kgBB/hari

Keputusan pemberian pengobatan setelah bangkitan pertama dibagi dalam 3 kategori:

1. Definitely treat (pengobatan perlu dilakukan segera)


Bila terdapat lesi struktural, seperti :
a. Tumor otak
b. AVM
c. Infeksi : seperti abses, ensefalitis herpes
Tanpa lesi struktural :
a. EEG dengan gambaran
b. Riwayat bangkitan simpomatik
c. Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi SSP
d. Status epilepstikus pada awitan kejang
2. Possibly treat (kemungkinan harus dilakukan pengobatan)
Pada bangkitan yang tidak dicetuskan (diprovokasi) atau tanpa disertai faktor resiko diatas
3. Probably not treat (walaupun pengobatan jangka pendek mungkin diperlukan)
a. Kecanduan alkohol
b. Ketergantungan obat obatan
c. Bangkitan dengan penyakit akut (demam tinggi, dehidrasi, hipoglikemia)
d. Bangkitan segera setelah benturan di kepala
e. Sindroma epilepsi spesifik yang ringan, seperti kejang demam, BECT
f. Bangkitan yang diprovokasi oleh kurang tidur
PEMILIHAN OAE BERDASARKAN TIPE BANGKITAN EPILEPSI

Tipe Bangkitan OAE lini pertama OAE lini kedua


Bangkitan parsial (sederhana Fenitoin, karbamasepin Acetazolamide, clobazam,
atau kompleks) (terutama untuk CPS), asam clonazepam, ethosuximide,
valproat felbamate, gabapentin,
lamotrigine, levetiracetam,
oxcarbazepine, tiagabin,
topiramate, vigabatrin,
phenobarbital, pirimidone

Bangkitan lena Asam valproat, ethosuximide Acetazolamide,


(tidak tersedia di Indonesia) clobazam,clonazepam,
lamotrigine,phenobarbital,
pirimidone
Bangkitan mioklonik Asam valproat Clobazam, clonazepam,
ethosuximide, lamotrigine,
phenobarbital, pirimidone,
piracetam

PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS

Stadium Penatalaksanaan
Stadium I (0-10 menit) Memperbaiki fungsi kardio-respiratorik,
Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen,
resusitasi
Stadium II (0-60 menit) Memasang infus pada pembuluh darah besar
Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan
lab
Pemberian emergensi : Diazepam 10-20 mg iv
(kecepatan
pemberian < 2-5 mg/menit atau rectal dapat
diulang 15 menit
kemudian.
Memasukan 50 cc glukosa 40% dengan atau
tanpa thiamin 250 mg
intravena
Menangani asidosis
Stadium III (0-60 - 90 menit) Menentukan etiologi
Bila kejang berlangsung terus 30 menit setelah
pemberian diazepam
pertama, beri phenytoin iv 15-18 mg/kgBB
dengan kecepatan 50
mg/menit
Memulai terapi dengan vasopresor bila
diperlukan
Mengoreksi komplikasi
Stadium IV (30-90 menit) Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60
menit, transfer pasien
ke ICU, beri Propofol (2mg/kgBB bolus iv,
diulang bila perlu) atau
Thiopentone (100-250 mg bolus iv pemberian
dalam 20 menit,
dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3
menit), dilanjutkan
sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau
bangkitan EEG
terakhir, lalu dilakukan tapering off.
Memonitor bangkitan dan EEG, tekanan
intracranial, memulai
Pemberian dosis maintenance

Você também pode gostar